Terpaksa Menikah Diusia Belia
Malam itu sekitar pukul 7 malam Ziva pulang diantar sahabat-sahabatnya Keyla, Nara dan Medina. Seringkali bahkan setiap hari Ziva selalu pulang malam dan masih menggunakan seragam sekolahnya. Ziva berharap kakaknya belum pulang kerja kalau sampai kakaknya sudah berada di rumah otomatis dia akan kena omel kakaknya. Terlihat rumah masih gelap membuat Ziva bernafas lega. Perlahan tapi pasti Ziva membuka pintu rumahnya karena terlalu gelap Ziva berjalan sambil merayap-rayap di dinding mencari saklar lampu.
Klaaakk
Lampu menyala. Disaat yang bersamaan terlihat kakaknya sudah duduk mematung di sofa ruang tamu.
Spontan Ziva berlari ke kamarnya mengunci pintunya karena tidak ingin kena omel kakaknya. Zacky langsung mengejarnya.
"Ziva, buka pintunya, Kakak ingin bicara!" Pekik Zacky menggedor pintu.
"Nggak mau, pasti Kakak ingin memarahiku kan," jawab Ziva dari dalam kamar.
Zacky menghela nafas panjang berusaha mengontrol emosinya.
"Baiklah, Kakak janji nggak akan marah.Cepat buka pintunya." Zacky terus membujuk.
Mendengar nada bicara kakaknya yang mulai merendah akhirnya Ziva membuka pintu kamarnya. Kedua kakak beradik itu akhirnya duduk bersama dan berbicara.
"Sampai kapan Ziva kelayapan, pulang malam-malam, nggak malu sama seragam mu ini?" Zacky menunjuk seragam yang masih melekat ditubuh Ziva.
"Ziva hanya merasa kesepian Kak, Ziva-"
"Maafin Kakak, Va. Kakak terlalu sibuk bekerja sampai melupakanmu tapi Kakak melakukannya demi kamu, Ibu dan juga Zahra," sergah Zacky memotong ucapan Ziva.
Zacky benar-benar berharap kali ini Ziva akan mendengarkannya. Selama ini mungkin caranya salah selalu mengutamakan kemarahan diatas segalanya tanpa tahu apa yang sebenarnya diinginkan adiknya itu.
"Kakak tidak akan pernah mengerti kakak selalu melakukan apapun kemauan Kakak. Aku akan melakukan apa saja untuk membuatku senang."
Bukannya menyadari kesalahannya Ziva malah semakin berkata dengan nada tinggi.
"Ziva!"
Plaakk!
Tamparan keras melayang ke wajah Ziva. Air matanya langsung meleleh memegang pipinya yang memerah bekas tamparan tangan Zacky.
"Kakak jahat,nggak sayang Ziva lagi!" Pekik Ziva sambil terisak-isak.
"Maafkan Kakak." Zacky merasa menyesal tangannya dengan kasar telah melukai wajah adik yang selama ini dia lindungi dan kali ini tangannya lah yang malah melukainya.
"Ini semua salahku terlalu memanjakan mu, hingga kini kamu sulit diatur sampai Kakak nggak tahu harus bagaimana mendidik mu," batin Zacky.
Pikirannya benar-benar kacau melihat tingkah adiknya. Zacky kemudian melangkah keluar kamar meninggalkan Ziva yang masih menangis tersedu-sedu.
Zacky duduk lesu di sofa ruang tamu. Matanya fokus menatap foto keluarga yang tergantung di dinding.
"Bagaimana Bu, dimana Zacky harus mencari uang sebanyak itu?gaji Zacky nggak akan pernah cukup untuk membayarnya tapi Zacky nggak mau Ziva menjadi-." batin Zacky.
Air mata Zacky merembes membayangkan hal gila yang akan dijalani Ziva jika semua terjadi.
***
Keesokan paginya
Zacky tengah sarapan dengan sepiring nasi goreng komplit dengan telur ceplok.
Ziva keluar dari kamarnya dengan langkah cuek tanpa menghiraukan kakaknya. Ziva benar-benar terlihat marah karena perlakuan kakaknya semalam.
"Ziva," Teriak Zacky.
Ziva tak menghiraukan dan terus melangkah pergi dengan tas di punggungnya.
Melihat itu Zacky langsung berlari menarik tangan Ziva menghentikan langkahnya.
"Apa kamu masih marah, maafkan Kakak." Zacky menggenggam tangan Ziva dan berusaha meredam kemarahan adiknya itu. Ziva tak menjawab dan malah mengalihkan pandangannya.
"Kenapa sih adik kakak yang cantik ini, Kakak mohon maafin Kakak," pinta Zacky terus memohon. Zacky sampai meminta Ziva menjewer telinganya agar adiknya itu tidak marah lagi.
"Baiklah Aku akan memaafkan Kakak asal Kakak memberiku uang saku lebih," tawar Ziva.
"Ziva!" Pekik Zacky kesal.
"Ya sudah kalau nggak mau nggak masalah." Ziva kembali melangkahkan kakinya.
"Baiklah, ambil ini." Zacky mengambil uang seratus ribu dari dompetnya dan memberikannya pada Ziva.
"Yeay asyik," seru Ziva girang.
"Ayo makan dulu!" Ajak Zacky.
Ziva mengikuti kakaknya dan setelah selesai sarapan Zacky pergi bekerja sekaligus mengantar adiknya sekolah di SMU Harapan.
Setelah 20 menit berkendara akhirnya mereka sampai di depan gerbang sekolah Ziva.
Zacky mengulurkan tangannya agar Ziva mencium tangannya tapi Ziva berlalu pergi dan tak menghiraukan.
Zacky geleng-geleng kepala dengan tingkah Ziva. Zacky pun melajukan mobilnya pergi menuju kantornya.
Ziva berjalan menuju kelasnya, kelas 11 yang letaknya paling ujung.
"Ziva." Teriak sahabat ziva.
"Oh kalian"
"Va kantin yuk, lapar nih," ajak Keyla seraya memegang perutnya yang lapar.
"Gue udah sarapan tadi gaes," tolak Ziva.
"Yah Ziva nggak seru tahu," sahut Medina.
"Nanti aja pas istirahat, biar Gue yang traktir." Ziva berjanji
"Beneran?" Nara tak percaya.
"Beneran lah," sahut Ziva mencubit pipi Nara gemas.
"Auuu sakit Va."
"Hahaha, habis Loe gemesin sih." Ziva tertawa.
"Ya sudah kita ke kantin dulu ya." Pamit Keyla.
Ziva mengacungkan jempolnya dan melanjutkan langkahnya menuju kelasnya.
"Ziva." Seseorang berteriak.
Ziva membalikkan badannya dan melihat siapa yang memanggilnya.
"Kak Rendy, ada apa?"
"Pulang sekolah Kamu ada acara nggak?" tanya Rendy sedikit malu-malu.
"Nggak ada, emang kenapa?" Secara tidak langsung Ziva bisa menebak apa yang ingin Rendy katakan.
"Nonton yuk sama Aku?" tawar Rendy.
Pipi Ziva langsung memerah mendengar ajakan Rendy. Bagaimana tidak cowok yang paling keren di sekolahnya mengajaknya nonton.
"Mm, gimana ya?" Ziva pura-pura berpikir lama agar tidak terlihat dirinya gampangan padahal dirinya sudah menunggu lama untuk ini.
"Aku mohon please?" Rendy terus memohon.
"Mm, Ok." Ziva tersenyum mengiyakan ajakan Rendy.
"Baiklah aku tunggu di depan gerbang," ucap rendy.
Ziva mengangguk menyetujui. Ziva berlari menuju kelasnya karena bel sudah berbunyi.
Pelajaran sudah dimulai pak guru sedang menjelaskan pelajaran matematika. Semua murid memperhatikan kecuali ziva yang asyik melamun. Hatinya begitu bahagia akhirnya cowok incarannya mengajaknya ngedate walaupun cuma nonton film. Ziva sudah membayangkan gimana serunya nanti saat dia duduk berdua dengan Rendy. Rendy akan memeluk dan menciumnya.Semua begitu indah dalam bayangan Ziva.
"Ziva, Ziv!" teriak gurunya. Sedari tadi memanggil namun tidak direspon membuat pria paruh baya itu geram. Namun Ziva masih hanyut dalam lamunannya.
"Ziva!" Keyla menepuk bahu Ziva.
"Ha." Ziva tersentak tersadar dari lamunannya.
"Tuh dipanggil pak guru," sahut keyla.
Ziva pun berdiri dan menghampiri gurunya yang tengah duduk.
"Ada apa Pak?"
"Ziva nanti pas istirahat kamu temui bapak diruang guru!" Perintah pak guru.
"Ya Pak." Ziva menundukkan kepala dan kembali duduk di tempatnya.
Bel istirahat pun berbunyi. Pak guru meninggalkan kelas dan murid-murid bertebaran menuju kantin.
"Va, ayok ke kantin?" Ajak Nara.
"Sorry gaes Gue nggak bisa."
"Lho kok kan Loe dah janji tadi!" ucap Keyla kesal.
"Sorry pak guru memanggil gue, suruh ke ruang guru."
"Pasti Ziva dapat kartu kuning lagi nih." Sahut Medina.
"Bodo amat, pak guru emang ngeselin bisanya selalu ngasih gue kartu kuning!" umpat Ziva kesal.
Ziva pun melangkah pergi menuju ruangan guru.
.....
Zivanna Aysilla Airene : Gadis berusia 17 tahun,Kelas 11 disebuah sekolah,Adik dari Zacky Saputra.
Arshaka Attharazka : Pemuda Usia 25 tahun.Seorang Supervisor di Perusahaan Properti.
Zacky Saputra : Pemuda Usia 25 tahun.Kakak dari Ziva.
Keyla, Nara, Medina : Sahabat Ziva.
...***************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Zacky melindungi dan menyelamatkan adeknya dari hutang keluarga,Tapi salahnya dia gak mau jujur ke Ziva ttg keadaan ekonomi keluarganya,Yg ada Ziva salah paham dan makin kurang ajar ke Zacky..
2024-02-15
0