OG Simpanan Tuan Muda

Roy tak berhenti mengumpat sepanjang perjalanan, bagaimana bisa tuan nya itu menyuruh nya membeli make up wanita? Dan lebih menyebalkan nya lagi, dia di kerubutin emak-emak di toko kosmetik gara-gara berpenampilan rapi.

Emak-emak itu bergantian menggoda nya dengan kalimat-kalimat menyebalkan, ada yang memuji ada juga yang meledek. Bahkan ada yang terang-terangan meminta di belikan make up.

"Tuan muda ku menjadi gila sejak jatuh cinta pada Nona Amel, tolong jangan buat saya menderita seperti ini tuan." Rutuk nya, dia melihat penampilan nya di cermin ruangan nya, pakaian nya berantakan, tatanan rambut nya hancur gara-gara di serbu emak-emak rempong.

"Permisi pak, ini berkas dari ibu Irene." Ucap Rena perlahan, karena pintu ruangan Roy terbuka lebar.

"Masuk dan tutup pintu nya." perintah Roy, dia memasang wajah datar, dia masih merasakan kekesalan pada sang tuan muda yang menyuruh nya membelikan make up tadi yang berujung penganiayaan.

Rena masuk dan menutup kembali pintu nya.

"Duduk, kenapa berdiri disana. Kemari." Roy kembali mengeluarkan suara bass nya.

Rena menurut dan duduk di samping Roy, kening gadis itu mengkerut saat melihat penampilan Roy yang biasa nya tampil rapih kini menjadi acak adul.

"Apa bapak habis di terjang angin putiing beliung? Kenapa berantakan sekali." Tanya Rena.

"Iya, pusaran nya ada di pusat kota."

"Kok gak ada berita nya ya?"

"Kamu pernah di kerubungi pria atau bapak-bapak?" Tanya Roy.

"Ya enggaklah, aku kan bukan dalang kerusuhan."

"Aku baru saja mengalami nya, maklum lah pria tampan seperti aku ini sudah cukup langka jadi nya pas keluar langsung di kerubuti emak-emak, kayak semut nyamperin gula."

"Ckkk, percaya diri sekali anda ini. Saya kesini hanya untuk mengantar berkas, saya permisi." Ketus Rena, tapi baru saja akan membuka pintu Roy menarik tangan nya hingga membuat Rena menabrak dada bidang Roy.

"Maaf pak, ada apa lagi?"

Roy tak bicara, dia menarik tangan Rena dan membawa nya ke sofa dan menindih nya. Rena berontak sekuat tenaga, tapi tenaga nya tak sebanding dengan pria itu.

"Apa yang bapak lakukan, tolong menyingkir dari tubuh saya." Ucap Rena, tangan nya terus bergerak memukuli dada Roy sekuat tenaga, tapi pria itu tak menunjukan reaksi kesakitan.

Roy menarik kedua tangan Rena dan mengunci nya di atas kepala, Roy mencium bibir Rena dengan buas. Rena mengatupkan bibir nya kuat-kuat, dia tak mau terbuai dengan ciuman yang terasa memabukan bagi dirinya yang pertama kali bersentuhan bibir dengan seorang pria.

Roy kesal karena gadis itu menolak ciuman nya, dia menggigit bibir bawah Rena hingga membuat gadis itu memekik, tentu nya kesempatan ini takkan di sia-sia kan oleh Roy, dia menyusupkan lidah nya dan bermain-main di dalam mulut Rena.

Sudah lama Roy tergoda oleh bibir mungil Rena yang berwarna pink alami, tapi pria itu selalu menahan nya karena tak mau gadis itu menjauhi nya. Tapi sekarang dia tak peduli lagi, apalagi saat mendengar ledekan gadis itu yang mengatakan dirinya habis di terjang angin putingg beliung.

Setelah cukup lama, akhirnya Roy merasa puas dan melepaskan bibir Rena yang memerah karena gigitan nya tadi.

Roy mengusap bibir Rena yang basah karena ulah nya dengan jempol nya, dia juga melabuhkan kecupan kecil di kening gadis itu.

"Terimakasih Rena."

"Apa yang bapak lakukan? Bapak mengambil first kiss saya secara paksa." Ucap Rena.

"Jadi itu first kiss mu? Pantas saja kamu tak membalas ku, lain kali balas ciuman ku ya."

"Punya hak apa bapak memerintah saya? Lagi pun saya.."

"Kenapa? Kamu menyukai nya kan? Ya meski kamu tak membalas nya, tapi aku suka rasa bibir mu." Rena bangkit dengan kesal dan pergi ke luar ruangan Roy dengan membanting pintu nya cukup keras.

"Gadis itu merajuk."

Rena terus menggerutu, dia sangat kesal dengan pria yang bernama Roy itu, berani sekali dia mencium nya dengan paksa, apalagi itu adalah first kiss nya.

"Bibir ku sudah tak perawann lagi." Keluh nya, dia mengusap bibir nya yang sedikit bertambah volume nya.

....

Berbeda dengan pasangan yang sedang memadu kasih di kamar rahasia Smith, mereka sudah menyelesaikan permainan nya tapi Smith terlihat enggan meninggalkan gadis itu. Dia terus memeluk tubuh polos gadis nya, sesekali dia menciumi leher gadis nya.

"Tuan, ayolah saya harus bekerja sekarang.."

"Tidak, temani saja aku disini sayang." Jawab Smith.

"Jangan begini tuan, anda harus ke rumah sakit kan? Cepatlah, agar kita bisa bertemu lagi."

"Tapi.."

"Tuan tak mau semua orang curiga dengan kita kan? Jadi pergi lah, saya juga akan bekerja."

"Baiklah, aku akan pergi setelah ronde kedua." Jawab Smith.

"Tidak tuan, jangan. Nanti malam saja ya, saya lelah."

"Huh baiklah, ayo bantu aku berpakaian." Smith bangkit dan duduk di samping Smith.

Amelia memakai pakaian nya dan setelah nya dia memakaikan pakaian pria nya, kemeja nya kusut karena tergeletak sembarangan di lantai tadi.

"Kemeja nya kusut.."

"Tak apa sayang, aku akan merindukan mu. Tunggu aku nanti malam, aku pasti pulang." Ucap Smith, dia memeluk erat tubuh mungil simpanan cantik nya dan menghujani nya dengan kecupan di kepala nya.

"Ya, aku akan menunggu. Sekarang lebih baik tuan segera pergi."

Smith mengangguk lemas dan membiarkan gadis nya keluar lebih dulu, akhirnya gadis itu keluar dari ruangan keramat itu setelah dua jam lama nya.

Para mata menatap gadis itu dengan tatapan tak biasa, mereka pasti bertanya-tanya apa yang gadis itu lakukan di dalam ruangan Direktur Utama selama dua jam?

Tapi Amelia tak terpengaruh dan memilih abai dengan tatapan mereka yang terlihat tak bersahabat.

...

Smith pergi ke rumah sakit di antar oleh Roy, aneh pria itu nampak lebih pendiam.

"Kenapa kau Roy?"

"Boleh saya bertanya tuan?" Tanya balik Roy.

"Bagaimana kau ini, di tanya malah balik tanya."

"Maaf kan saya tuan.."

"Tanya apa?"

"Apa saat tuan pertama kali mencium Nona Amel dia berontak dan merajuk setelahnya?" Tanya Roy pelan, dia tau tuan nya selalu sendiri jika dia membahas tentang Gadis nya.

"Tak ada penolakan karena saat pertama kali aku mencium nya, dia sudah berstatus simpanan ku, mau tak mau itu pasti akan terjadi kan. Bahkan sekarang aku sudah melakukan lebih dari sekedar berciuman, kau tau kan?"

"Memang nya kenapa bertanya begitu? Apa kau mengambil first kiss seorang gadis?" Tanya Smith, mata nya memicing melihat gerak gerik asisten nya. Terlihat seperti salah tingkah, menggaruk tengkuk lalu pindah ke pelipis dan terakhir ke kepala.

"Seperti nya iya, kasihan kau pasti kepanasan kalau aku bermanja dengan Amelia kan?" Sindir Smith dengan tingkah konyol nya.

"Tuan bisa saja." Jawab Roy dengan senyum yang di paksakan.

Mobil terus melaju membelah jalanan kota yang nampak ramai.

Hingga setengah jam kemudian, Smith sampai di rumah sakit dengan di dampingi asisten nya, dia tak mau membuat wanita itu besar kepala saat melihat dirinya datang.

Smith membuka pintu ruang rawat Marissa dengan pelan, sontak saja ketiga orang disana menatap dirinya yang datang dengan wajah datar nya.

"Alex, kamu datang sayang.." Sambut Marissa dengan senyum manis nya, tapi senyum itu seketika surut saat dia melihat seseorang di balik punggung Smith.

....

🌻🌻🌻

Gimana rasa nya ketemu nek lampir, Smith?😝😝

dari samping aja ganteng banget, ya ampunn😍