NovelToon NovelToon
Aku Mengandung Anak Majikanku

Aku Mengandung Anak Majikanku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:21.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yayuk Handayani

Suatu tragedi buruk menyebabkan Adinda mengandung anak majikannya.

Adinda Zilvanya Kanzu, seorang gadis kampung yang demi memenuhi semua kebutuhan hidupnya dan juga sang ayah, mengharuskan ia harus bekerja di ibu kota. Namun siapa sangka, pekerjaan di kota yang begitu ia dambakan dapat memberikan nasib hidup yang lebih baik, tetapi malah justru mengantarkannya pada suatu malam yang sangat kelam.

Akibat dari malam yang kelam itu, Adinda harus kehilangan kesuciannya akibat dari ketidaksadaran majikannya sendiri, dan menyebabkan ia harus mengandung anak dari majikannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Surat Perceraian

Selamat Membaca

🌹🌹🌹🌹🌹

" Tuan Alexander yang terhormat, lepaskan putriku, jika kamu masih tetap melakukannya, maka kamu bukan lagi anakku ". Teriak Devina dengan lantang.

Mendengar kalimat yang begitu tak terduga dari sang mama, seketika itu Al langsung melepas cengkraman nya.

" Uhuk...uhuk... uhuk... ". Sintia terbatuk - batuk dalam posisi tubuh yang sudah luruh tak berdaya.

" Hah... hah... hah... ". Terdengar deru nafas Sintia yang sudah terengah - engah, ia berusaha untuk menghirup pasokan oksigen yang ada di ruangan itu.

" Sintia nak, kamu tidak apa - apa nak hiks... ". Seru bu Nadia tersedu - sedu dan langsung memeluk putrinya.

Setelah melakukan perbuatan brutalnya pada Sintia, Al hanya diam berdiri tanpa merasa kasihan sedikitpun. Hingga tanpa Al sadari.....

Plakk..... Sebuah tamparan yang sangat keras telah mendarat di bagian wajah sebelah kirinya.

Al yang pada saat itu tidak menyadari akan mendapatkan tamparan sekeras itu sama sekali tidak memiliki persiapan untuk menahan. Dan akibatnya tubuh kekarnya pun menjadi jatuh tersungkur.

" Apa yang kamu lakukan Al, kamu pulang dalam keadaan yang tidak karuan seperti ini, dan dengan tanpa sebab kamu langsung menyerang istrimu Sintia, kapan papa pernah mengajari kamu menyakiti seorang wanita? ". Marah Enriko setelah menampar putranya.

Al hanya tersenyum mendengar perkataan papanya, rupanya papanya telah lupa dengan apa yang membuat dirinya seperti ini.

Al kembali menegakkan tubuhnya.

" Al kenapa semakin hari kamu semakin tidak waras seperti ini Al? ". Tanya Devina dengan marahnya.

" Ternyata papa dan mama masih tidak menyadari kalimat Al dari awal, jika memang Al tidak waras, tidak mungkin Al mengembangkan perusahaan Georgino hingga ke semua negeri ". Sahut Al dengan wajah sinisnya.

" Bukankah tadi Al sudah mengatakan bahwa wanita ular itu, mengaku - ngaku jika dialah orang yang sudah Al perk*sa? ".

" Pa, ma, sebenarnya pada malam dimana Al menodai gadis itu, ternyata bukanlah Sintia gadis itu, tetapi Adinda lah gadis itu, tapi dia, wanita ular ini yang sudah memberikan keterangan palsu jika dialah korbannya ".

" Pa, apa papa masih ingat tentang sebuah kalung yang pernah Al tunjukkan pada papa, kalung itu adalah kalung Adinda pa, tetapi dia, wanita ular ini yang sudah mengaku - ngaku jika kalung itu adalah miliknya".

" Jadi wanita di malam itu yang sudah Al renggut secara paksa kesuciannya adalah Adinda bukan Sintia, dan akibat dari perbuatan bejat Al itu, Adinda harus mengandung anak Al ". Seru Al dengan marahnya.

" Tidakkah papa dan mama berpikir, kenapa anak Sintia sama sekali tidak mirip dengan Al, karena anak itu memang bukanlah darah daging Al, dan Al yakin hilangnya anak itu pasti ada sangkut pautnya dengan ayah biologis dari anak itu ". Sahut Al panjang lebar dengan amarahnya.

Seketika itu semua orang tua yang ada di ruangan yang sudah memanas, benar - benar merasa sangat terkejut.

Devina sangat tidak menyangka dengan apa yang di dengarnya baru saja. Apa benar yang dikatakan oleh putranya, jika memang benar, itu artinya selama ini dirinya sudah ditipu.

Tidak jauh berbeda dengan Enriko, seharusnya ia memiliki kecurigaan dari awal dengan semua kejanggalan ini, tetapi kenapa dia malah begitu bodohnya tidak mencurigai kejanggalan itu.

Sementara bu Nadia, wanita paru baya ini sangat jauh lebih terkejut, bagaimana tidak terkejut, ia yang selama ini tidak mengetahui sesuatu apapun harus mendengar semuanya dengan cara yang seperti ini.

Bagi bu Nadia semua yang terjadi di malam yang begitu larut ini bagaikan sebuah dentuman bom yang sudah meluluhlantahkan isi bumi.

Apa maksud dari semua ini, apa benar semua yang dikatakan oleh menantunya Al, jika memang benar, sungguh bu Nadia sangat tidak sanggup harus menerima kenyataan ini.

Adinda, Adinda keponakannya sendiri, yang sangat dirinya jaga dan di cintai telah di nodai oleh majikannya sendiri, dan dia sama sekali tidak tahu akan kejadian itu.

Dan hal yang tak terduga lagi adalah, putrinya sendiri Sintia, telah menjadikan penderitaan Adinda sebagai jalan kebahagiaannya, sungguh bu Nadia sangat tidak bisa menerima semua ini. Hatinya benar - benar sangat hancur.

Kini tatapan wanita paru baya itu, menatap penuh tajam pada putrinya.

" Sintia, jawab dengan jujur pertanyaan ibu, ibu tidak mau ada kebohongan disini, jika kamu sampai membohongi ibu, jangan harap kamu bisa memanggilku dengan sebutan ibu lagi! ". Tanya bu Nadia pada akhirnya, dengan tatapannya yang sudah tak biasa.

Sintia saat ini sudah gemetaran, ia tidak tahu harus beralasan apa lagi, semua kebusukannya sudah diketahui oleh Al, tidak mungkin kan jika dirinya masih mengelak, bisa jadi Al akan menghukumnya dengan hukuman yang sangat mengerikan.

" Jawab pertanyaan ibu Sintia ". Bentak bu Nadia pada putrinya.

" B-b-bu, Sintia, Sintia... m-m-minta maaf S- S-Sintia terpaksa me-lakukan itu bu ". Sahut Sintia dengan tertunduk.

Plak... plak...

Dua kali tamparan keras telah mendarat begitu kuatnya di kedua pipi mulus Sintia.

Bu Nadia benar - benar merasa sangat hancur dan sedih dengan perbuat putrinya, ia sangat tidak menyangka jika putrinya Sintia akan melakukan hal serendah ini.

" Kenapa kamu begitu tega nak, kenapa kamu jahat pada saudaramu sendiri, kenapa kamu menjadi seperti ini nak, padahal ibu tidak pernah mengajari kamu untuk berbuat jahat pada orang ". Ucap bu Nadia histeris dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

" Kurang baik apa selama ini keluarga tuan Al, sampai kamu tega memperalat dan menipu mereka ". Serunya lagi.

Sintia langsung menatap tajam pada sang ibu.

" Ibu bertanya pada Sintia kenapa Sintia bisa jahat?, seharusnya ibu tanyakan hal ini pada diri ibu sendiri, kenapa dari dulu ibu, kakek selalu lebih sayang dan perhatian pada Adinda, aku juga ingin di sayang dan diperhatikan ibu, tetapi apa, selalu saja Adinda yang di nomer satukan, sebenarnya anak kandung ibu itu siapa, Adinda atau aku? ". Sungut Sintia yang juga tidak kalah histeris nya.

Bu Nadia begitu tersentak mendengar ucapan putrinya.

" Bahkan disaat aku dan Adinda sama - sama sakit, tetap saja Adinda yang lebih di utamakan, aku juga ingin mendapatkan itu ibu, lalu sekarang salahkah jika aku mengambil satu kebahagiaan saja dari Adinda, hanya satu ". Seru Sintia lagi dengan tatapannya yang sudah berapi - api.

Mendengar ungkapan dari putrinya, membuat hati bu Nadia semakin hancur, sekarang ia paham mengapa putrinya bisa melakukan perbuatan sejahat ini, ternyata tidak lain dan tidak bukan meski tanpa sengaja dirinyalah penyebabnya.

Seharusnya bu Nadia sebagai seorang ibu juga sadar jika putrinya sangatlah membutuhkan kasih sayangnya. Kehidupan putrinya yang selama ini terlihat baik ternyata dibalik itu semua terdapat sebuah luka yang sangat dalam.

Kini bu Nadia merasa sangat menyesal, ya memang benar, dirinya memang lebih mementingkan Adinda daripada putrinya sendiri, tetapi itu semua bukan tanpa sebab bu Nadia melakukannya.

Bagaimana bisa dirinya membiarkan Adinda yang masih berusia dua belas tahun, yang begitu sangat terguncang jiwanya karena kepergian ibunya. Tentu bu Nadia tidak akan membiarkan hal itu.

Sehingga kasih sayang dan cinta seorang ibu pun, selalu ia limpahkan pada Adinda, agar keponakannya itu tidak haus akan kasih sayang seorang ibu, tetapi dari sikapnya itu membuat bu Nadia lupa, jika masih ada seorang putri yang juga sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayangnya yang berhak untuk di dapat.

Sungguh bu Nadia merasa sangat sedih dan bersalah, karena pengabaiannya lah putrinya menjadi seperti ini.

Dan terjadinya masalah ini, meski tanpa disengaja bu Nadia sendirilah penyabnya.

" Kenapa ibu sekarang diam?, ibu tidak bisa menjawabnya kan, lalu dimana sekarang kejahatan Sintia bu? ". Bentak Sintia lagi tapi kini dengan kedua maniknya yang sudah berkaca - kaca.

Bu Nadia tidak bisa menjawab kalimat putrinya. Dirinya tidak tahu harus menjawab apa.

" Ibu tidak bisa menjawabnya kan? ". Ucap Sintia lagi dengan nada lirih, dan kini air matanya benar - benar terjatuh.

" Ma, maafkan ibu nak hiks... ". Sahut bu Nadia penuh sesal.

Mendengar penuturan Sintia yang begitu tidak disangka - sangka telah membuat hati Al merasa sedikit bersalah. Jika saja dirinya tahu yang menjadi penyebab jahatnya Sintia adalah karena kurang mendapat kasih sayang, tidak akan dirinya berbuat se kejam tadi.

Semua perasaan orang - orang di ruangan mewah itu kini telah dilanda ketikpercaan dan kesedihan.

Devina masih sangat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, ia benar - benar sangat sedih, ternyata selama ini dia sudah memberikan perhatian dan kasih sayang pada orang yang salah, bahkan dirinya begitu sangat menjaga kehamilan Sintia hingga bayi itu lahir.

Devina kali ini benar - benar meneteskan air matanya, seharusnya yang berhak mendapatkan kasih sayang darinya adalah Adinda dan juga anak - anak yang sedang dikandungnya.

Enriko yang menyadari istrinya sedang tidak baik - baik saja karena masih shock, berusaha untuk mendekat dan merengkuh tubuh istrinya.

" Ma, mama baik - baik saja?, ayo sebaiknya kita istirahat di dalam, biarkan Al yang menyelesaikan masalah ini ". Seru Enriko lembut.

Devina memang tidak menyahuti seruan suaminya, namun tubuhnya memberi sinyal akan penolakan.

" Haahh... ". Enriko menghela nafasnya berat.

" A-Al ". Panggil Devina pada putranya dengan nada bergetar.

Al yang merasa mamanya sedang memanggilnya segera menoleh ke arah sang mama. Al sedikit tersentak, ternyata mamanya sudah menangis.

" Ma ". Sahut Al lirih dengan menggengam tangan sang mama.

" Nak, cepat kamu temukan Adinda dan cucu - cucu mama ". Seru Devina dengan penuh harap.

" Pasti ma, Al pasti akan menemukan mereka, dan membawa mereka pulang ke rumah ini ". Sahut Al dengan penuh keyakinan.

*****

Suasana pagi hari begitu memberi semangat dan rasa hangat bagi gadis berhijab yang sebentar lagi akan melahirkan itu.

Sesuai dengan anjuran sang dokter jika dirinya harus memanfaatkan waktu di pagi hari untuk berjalan - jalan santai agar saat proses persalinan nanti menjadi lancar.

Adinda sedang berjalan - jalan santai di halaman kecil rumahnya, sesekali ia juga menghirup oksigen di pagi hari yang masih bersih itu. Beruntung dirinya tinggal di daerah pedesaan, sehingga tidak sulit untuk menemukan udara yang masih bersih.

" Assalamu'alaikum Adinda ". Seru Vita.

" Eh, Waalaikum salam, sampai kaget aku ". Sahut Adinda sedikit mendelik.

" Hihihihi, sorry ". Sahut Vita dengan kekehan.

" Adinda, aku bawa buah sama susu khusus ibu hamil untuk kamu ". Ujar Vita dengan menyodorkan pemberiannya yang dibungkus plastik itu.

" Ya Allah, Vita kamu kenapa repot - repot begini sih ". Sahut Adinda yang merasa tak enak.

" Repot apanya sih Adinda, ini semua tulus aku berikan untuk kamu dan juga keponakan kembar ku ini ". Seru Vita tersenyum dengan mengelus - ngelus perut besar Adinda.

Adinda sangat terharu dengan sahabatnya ini, disaat semua orang memandang rendah dirinya, hanya Vita lah yang tetap bersikap baik padanya.

" Terima kasih banyak ya Vita ". Sahut Adinda.

" He, em, terus ini bagaimana kamu tidak menyuruhku masuk? ". Tanya Vita.

" Eh iya, aku sampai lupa, ayo masuk ". Sahut Adinda.

Dan kedua gadis itupun masuk.

*****

Pagi hari yang cerah terus saja hadir dalam mengganti hari - hari baru. Waktu memang terus akan perputar namun waktu tidak akan pernah berubah, begitupun dengan hari yang tidak akan pernah berubah meski harus berganti masa ketika masa itu telah sampai.

Namun, apa yang terjadi di waktu malam tadi, nyatanya telah mengubah keadaan di waktu pagi yang cerah ini.

Sebuah kertas putih yang telah diberi torehan yang akan mengubah hubungan dua insan yang berbeda jenis ini, telah terpampang nyata di depan mata.

Ya, kertas putih yang dimaksud adalah surat perceraian. Setelah mengetahui kebenaran akan kebohongan Sintia, membuat Al sudah memutuskan untuk menceraikannya.

" Ini, tanda tangani lah surat perceraian ini ". Seru Al langsung pada intinya.

Sintia yang sudah mengetahui jika Al pasti akan menceraikannya tidak bisa berbuat apa - apa.

Ia hanya berpikir, ternyata kebohongannya tidak lah berlangsung lama. Kebahagiaan yang dirinya dapat hanya semasa dirinya hamil saja.

Terbesit dalam pikirannya, jika anak yang di kandungnya itulah yang selama ini bisa memberi keberuntungan.

Dan setelah anaknya lahir dan hilang, maka keberuntungan itupun sepertinya juga ikut pergi.

" Kenapa kamu diam?, aku menyuruhmu untuk menandatangani surat perceraian ini, bukan menyuruhmu untuk diam ". Ujar Al yang sudah sedikit kesal.

" Baik, aku akan menandatangani nya ". Sahut Sintia, dan ia pun langsung menorehkan tanda tangan nya di surat perceraian itu.

Dalam hatinya Sintia masih merasa beruntung, karena Al masih membiarkannya menghirup udara bebas.

Jika bukan karena permohonan dari sang ibu, pastilah dirinya sudah mendekam di penjara sekarang.

Bersambung..........

Jangan lupa beri like, komen, dan hadiahnya ya 🙏❤❤❤❤❤

🌹🌹🌹🌹🌹

1
Sella Anggrainy
Luar biasa
Nafisa Aprilia
Lumayan
Nafisa Aprilia
Biasa
Shuhairi Nafsir
Goblok banget Al. kenapa nga bikini medical check out. Sama sintia
Normila Aspul Anwar
ayo Al, mata2 ai kegiatan sintia
Normila Aspul Anwar
thor buat adinda jdi kuat,,jgn lemah begitu...
Normila Aspul Anwar
peran adinda terlalu lemah min,,,jdi kasian
Normila Aspul Anwar
cari tau lagi Al,,jgn jadi bodoh
Hariaini Har
Lumayan
Wardani Lestari
Luar biasa
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
lah masa dengan mengancam baru bisa mengalahkan David.😏 David aja hanya menyuruh AL ke rumah sakit karena Diandra langsung mau 😌


yg bener" CEO disini adalah David ..dya bisa bermain dengan mengalahkan siapun dengan caranya gak pake ancaman segala. lah yg dikatakan CEO hebat malah sebaliknya ..L E M B E K.

apalagi Al..mending ganti aja pemeran utamanya kalau perlu karakternya. gak cocok.
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
gak bisa diganti lah, kalaupun iya rasanya gak akan sama karena yg kedua itu acara rasa bersalah.


setelah kejadian ketololannya gw gak ada rasa suka dan simpati lagi sama AL..bukan lagi idola gw.

apapun yg dya lakukan baginya dya adalah pria plin plan yg digambarkan. cinta tulus gak ada hanya ucapan saja dan itu terselip kesalahan masa lalunya. dan gw udah gak mood untuk bacanya jadi gw skip aja😪

yg cwnya juga lembek..gak ada tegas"nya . yg satu labil yg satu lembek.
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
idiiiii anak udah mau tiga tahun baru berasa kenyataan?

trus mimpinya dan setelah tau adinda lah yg memperkosanya. bukan kenyataan?

masa hanya vidio dya baru bilang mengetahui kenyataanya. dan lagi apa hubungannya vidio dengan bisa mbuat Al sadar tdk menyakiti istrinya lagi..emng rasa bersalah dan segala maafnya yg mungkin ribuan itu tdk bisa membuatnya gak menyakiti istrinya lagi?

helelehhhh bisa tapi dipaksa gak bisa

kalau cinta ,maka dya akan sadar bahwa dya punya istri. kalau rasa bersalah maka dya sadar bahwa istrinya gak lebih penting dari wanita masa lalu yg dicintainya.
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
elleeeeh gak guna...hanya Karan vidio malah mau pulang. emng gak ada cinta di hati Al buat adinda dari vido dan sadarnya dia adalah bukti kalau dya hanya merasa bersalah pada pada adinda dengan sebagai penebusnya dengan menikahinya.


masa gergara vidio baru mau tegas...astagaaa..
knp CEOnya disini yg katanya di gini ,tegas ,berpendirian sama sekali gak ada pd diri Al.😪
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
apapun alasannya..tetap gak dibenarkan. karena Lo lebih peduli wanita lain ketimbang istri Lo.

bener" dah salah karma. adinda yg gakelakukan apa" malah dikasih karma seperti balasan dari Sintia saat itu dimana Al meninggalkannya.

emng othornya ini gak ada logikanya...masa adinda yang harusembayar perbuatan Al
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
bisa GK Thor..cari alasan yg masuk akal dikit aja. jangan berbelit kalau ujung"nya gak nyambung.


Lo kan sendiri menciptakan karakter Al sebagai orang sangat penting. Lo sendiri yg ceritain gmn Al memanjakan istri dan anak"nya...dengan diajak jalan" keluar rumah. gak mungkin seorang Al kalau sdh diluar rumah gak lepas darinpasang mata bawa anak lagi. mereka punya.mata yg.melihat kecuali orang "buta".

ya kalliiii gak ada yg ngeh itu anaknya apa kagak, secara mereka mirip ..kan Lo sendiri yg nulis.
masa gergara pernikahan belum sah ..ultah anaknya gak dirayain...

ya kaliiiii undang keluarga aja dirumah buat pesta gak bisa....haduewwww🤦
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
emng perlu lah pernikahan dirayakan setiap tahun namanya juga anniversary...bodoh
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
kalau hati baik ,otak pintar bagus...lah ini hati baik tapi otak bodoh. pikirannya hanya tau maafkan tdk tau pake logika buat menjadi wanita kuat dan tegas.

kalau misalnya Al selingkuh..dimaafkan

Al hamilin wanita lain...dimaafkan


sekalian Al bunuh keluargamu...dimaafkan😪
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
kek tdk ada saja pendonor..segtunya mikirin wanita lain drpd istri..astagaaa sdh bagus jalan ceritanya sebelumnya malah dibuat tolol pemainnya .hadeuwwww...gak ada yg bener" menikah dengan lancar. Sintia juga pernah gitukan malah terulang lagi pd adinda. berasa itu karma adinda dari Sintia

aduhhh yg salah siapa yg dikasih karena siapa🤦
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
he? alasan macam apa tuh.😵

TDK MINTA IZIN KARENA TDK MAU KELUARGANYA PANIK? HAHHAHAHHAHAHA BODOH BIN TOLOL

JUSTRU KARENA GAK MINTA IZIN APALAGI DIHATI PENTINGNYA DODOLLLL..MALAH BIKIN PANIK ORANG..ASTAGAAA🤦


bisa gak cari alasan yg masuk akal🤧
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!