Mengisahkan tentang perjuangan seorang gadis kampung yang mencoba mengadu nasib di ibukota, perjalanan hidup membuat dia bertemu dengan seorang pria kaya yang punya sejuta kenangan pahit
Kisah cinta mereka di mulai dengan segudang permasalahan yang hadir, hingga gadis tersebut harus mendapatkan pelecehan di hari pernikahan nya
Apakah gadis tersebut tetap akan menemukan kebahagiaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triana mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memastikan Terlebih Dahulu
Di pagi buta Sekar sudah melakukan semua aktivitas yang selalu dia kerjakan, hari ini dia menyiapkan segala keperluan adik-adiknya untuk pergi ke sekolah. Seperti di hari kemarin setelah mengantarkan adik-adiknya ke sekolah Sekar akan segera pergi ke kampus
Sekar mulai melangkahkan kakinya masuk dan dari kejauhan Alvin menatap Sekar dengan seksama "Sial kenapa gw baru sadar sekarang kalo Sekar itu ternyata cantik banget ya, gw jadi nyesel ga sempat rasain dia dulu "
"Pagi Sekar"
"Pagi kak" tersenyum
"Kamu ada kelas pagi"
"Ya kak"
"Abis itu ada kelas lagi ga?"
"Ga ada kak"
"Aku mau ajak kamu jalan bisa ga" Sekar langsung memasang wajah masam semua kejadian dengan Alvin langsung terbesit di benaknya
"Aku cuma mau ajak makan siang kok, jangan ada pikiran aneh-aneh ya"
"Maaf kak tapi kayaknya aku ga bisa"
"Kenapa? aku janji ga akan berbuat yang aneh-aneh kok"
"Aku harus langsung kerja kak"
" Wow.. Jadi makin suka gw sama cewek ini"
"Terus kapan dong kamu libur kerja?"
"Weekend kak"
"Kalo weekend berarti aku bisa dong ajak kamu jalan"
"Aku harus jaga adik-adik aku kak"
"Kalo gitu ajak aja adik kamu sekalian gimana?"
Sekar benar-benar bingung menolak terus permintaan dari Rendi, tetapi bagaimana pun dia tak ingin terlalu jauh berhubungan dengan seorang pria apalagi orang itu baru dia kenal. Sedangkan Alvin yang sudah lama dia kenal pun bisa melakukan hal seperti itu
"Aku ga janji ya kak"
"Kalo gitu aku minta nomor telpon kamu dulu, jadi bisa atau ga nanti kita bisa saling kasih kabar"
"Kayaknya kalo cuma nomor telpon ga apa kali ya" mereka pun saling bertukar nomor telpon sedangkan dari kejauhan Alvin memandang mereka dengan perasaan kesal
"Sama gw lo sok jual mahal tapi sama laki-laki lain lo bisa segampang itu, liat aja Sekar gw akan balas tamparan dari lo kemarin"
"Ngapain kamu liatin mereka sayang?"
"Ga ada sayang, cuma bukannya itu kakak kamu?" menunjuk ke arah Rendi
"Ya itu kak Rendi"
"Kok dia bisa dekat sama perempuan itu"
"Loh itu bukannya perempuan yang waktu itu ya, walaupun sekarang penampilan dia agak sedikit beda sih" sinis
"Makanya aku liatin mereka sayang, aku ga nyangka ternyata perempuan kampung itu hebat juga ya. Setelah deketin kakak sepupu kamu yang pengusaha itu sekarang dia mau deketin kakak kamu juga" tersenyum jahat
"Aku ga akan biarin itu sayang, kalo kak Nino ga akan bisa aku larang tapi kalo kak Rendi masih bisa aku ajak omong"
"Sekar liat aja gw akan lakuin apapun untuk balas tamparan lo kemarin dan pukulan yang gw terima dari laki-laki kemarin"
Sekar pun di antar hingga ke depan kelasnya dan dia pun masuk lalu duduk di bangku yang kemarin dia tempati, sedangkan Rendi segera memutar badan dan ternyata sang adik yang ternyata adalah Rosa sudah berada tepat di hadapannya
"Ngapain kamu? bikin kaget aja"
"Aku mau ngomong sama kak Rendi sebentar"
"Kenapa lagi sih nih bocah?" Rendi pun mengikuti langkah kaki adiknya
"Apa hubungan kakak sama perempuan tadi?"
"Masa iya harus gw jawab kemarin gw liat cowok lo ganggu cewek itu" bukan urusan kamu juga kali" cuek
"Aku ga suka kak Rendi dekat sama perempuan itu" menaikkan volume suaranya
"Idih.. Kenapa kamu yang atur kak Rendi mau dekat sama siapa?"
"Ya karena perempuan itu bukan perempuan baik-baik"
"Ca kita sering di ajari apa sama mama? kita ga menilai orang sembarangan, semua kita ini sama kita ga boleh menghina orang lain apapun alasannya"
"Tapi perempuan itu memang bukan perempuan baik-baik kak"
"Kenapa kamu bisa bilang begitu?"
"Coba kakak bayangin dia itu satu kampung sama pacar aku dan di kampung dulu dia katanya sering godain pacar aku terus" Rendi mengerutkan keningnya menatap adiknya
"Tapi dari yang gw liat kemarin malah cowoknya Rosa yang ngebet banget sama Sekar, sampe dapat hadiah dari Sekar" tersenyum
"Terus kakak tau ga dia itu cuma office girl di kantor kak Nino"
"Oh jadi bener dugaan gw dia kerja di tempat kak Nino" apa salahnya jadi office girl?" cuek
"Dia juga pasti udah goda kak Nino, apa kakak ga liat penampilan dia kayak gitu? mana ada office girl bisa berpenampilan begitu. Aku juga pernah liat dia.."
"Cukup Ca.. Kak Rendi ga suka kamu ngomongin orang lain seperti itu, mungkin aja apa yang kamu tau itu salah" dengan tegas
"Tapi kak.."
"Kak Rendi ga pernah larang kamu mau dekat sama siapapun, harusnya kamu juga bisa hargai kak Rendi mau dekat dengan siapapun. Kamu ga punya hak buat atur-atur kak Rendi" Rendi pergi dan berlalu meninggalkan Rosa begitu saja
Rendi langsung memutuskan untuk pergi ke kelasnya sendiri, dia duduk di tempat yang biasa dia duduki dan terus memikirkan semua ucapan dari adiknya tersebut
"*Ya memang bener sih kalo Sekar cuma seorang office girl ga mungkin banget dia bisa pake barang-barang yang dia pake, semua barang yang dia pake itu barang mahal semua. Belum lagi dia di antar jemput supir, apa mungkin Sekar orang yang spesial di mata kak Nino? makanya kak Nino sampe datang ke sini cuma untuk liat Sekar doang"
"Tapi kayaknya ga mungkin deh sepintas aja gw liat gw yakin kok kalo Sekar perempuan baik-baik, semua tingkah laku dan bahasanya menunjukkan dia perempuan baik-baik. Dan gw ga bisa bohong kalo gw tertarik sama dia, apa sebaiknya gw cari tau aja semuanya ya? dari pada gw jadi penasaran ga jelas*"
Rendi larut dalam pikirannya hingga teman yang biasa dekat dengannya menghampiri dirinya, dan akhirnya pun Rendi dapat sejenak melupakan semua yang sedang dia pikirkan saat itu. Setelah jam pelajaran selesai Rendi segera mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Sekar
"Kamu di mana?"
"Lagi di jalan kak mau kerja, ada apa ya kak?"
"Ga apa, hati-hati ya di jalan"
"Ya kak, makasih"
"Saatnya gw cari tau tentang dia" Rendi segera membereskan barang-barangnya baru saja hendak meninggalkan kelasnya
"Woi mau ke mana lo tumben buru-buru amat?"
"Gw ada perlu sebentar bro"
"Kita ga jadi nongkrong hari ini?"
"Besok deh ya, gw lagi ada urusan hari ini"
"Ok deh"
Baru saja hendak pergi ada seorang mahasiswa yang memberitahukan kepada Rendi bahwa dia di panggil salah satu dosen, dengan berat hati akhirnya Rendi pun mengurungkan niatnya dann menemui dosen tersebut
"Nanti aja setelah ketemu pak Doni baru aku jalan ke kantor kak Nino, aku jadi makin penasaran sama perempuan itu. Aku ga mau berburuk sangka lebih baik aku pastiin semuanya"