Kisah seorang gadis muda nan lugu yang berprofesi sebagai guru TK ditakdirkan bertemu dengan seorang duda beranak satu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Nyanyi Apa?
Nathan masuk ke dalam kamarnya dan melihat Arga telah tertidur dengan sangat nyenyaknya di dalam pelukannya Kenes.
Nathan kemudian merebahkan diri di sebelahnya Kenes sampai membuat Kenes menggeser tubuhnya. Kenes kemudian protes, mas! Kok nggak tidur di sebelah sana sih? kan masih kosong tuh di sebelahnya Arga.
Alih-alih pindah, Nathan menggelungkan lengannya di pinggang rampingnya Kenes kemudian mendaratkan bibirnya di pundaknya Kenes.
Kenes merinding merasakan hembusan napasnya Nathan di atas pundaknya lalu dengan cepat dia mengangkat lengannya Nathan. memegangnya kemudian dia melompat Nathan lalu memutari tempat tidur kemudian merebahkan diri di sisi yang masih kosong dan longgar.
Nathan mendesah panjang kemudian bangkit dan berkata, "tolong siapkan air hangat di bath-up untukku!"
Kenes bangun dan duduk bersila di atas tempat tidur. Dia menatap Nathan dan berkata, "biasanya juga nyiapin sendiri. Tumben kok nyuruh Kenes kali ini?"
Nathan berpura-pura memijit pelipisnya lalu berkata dengan nada yang dibuat lemas, "aku kan sakit. Pusing nih, kalau membungkuk di kamar mandi terus jatuh terbentur kepalaku dan....."
"Iyaaaa baiklah! aku akan siapkan" Kenes bangkit lalu melangkah lebar ke kamar mandi
"Ikhlas nggak? kalau nggak ikhlas nggak usah" ucap Nathan sambil mengikuti arah perginya Kenes.
"Ikhlas, mas" sahut Kenes.
Selang sepuluh menit kemudian, Kenes keluar dari dalam kamar mandi, "sudah mas. Buruan mandi entar keburu dingin airnya"
"Mandiin ya!?" pinta Nathan dengan santainya.
"Hah?!" Kenes memekik dengan kedua bola mata yang hampir keluar.
"Aku sakit, kalau aku tidak dibantu mandinya terus aku terpeleset dan........"
"Iya baiklah!" Kenes berkata sambil merapatkan gerahamnya.
Nathan tersenyum lebar lalu menggandeng lengannya Kenes.
Kenes menepis lengannya Nathan, "nggak usah pakai peluk lengan kayak gini bisa kan, mas?"
Nathan menggelengkan kepalanya, "aku pusing banget. Kalau nggak menggandeng kamu, aku bisa jatuh saking pusingnya"
Kenes hanya bisa mendesah panjang menahan kedongkolan hatinya.
Setelah sampai di dalam kamar mandi, Nathan mengunci pintunya dan Kenes langsung protes, "mas kenapa dikunci?"
"Kamu mau Arga melihat kita berduaan di sini lalu tiba-tiba Arga terbangun dan ingin ke kamar mandi?"
Kenes menggelengkan kepalanya lalu memutar badan memunggungi Nathan, "lepas baju mas lalu masuk ke bath-up mas, aku akan membantu mas mandi setelah mas masuk ke bath-up" ucap Kenes.
Nathan tersenyum jahil dan dengan keras dia mengaduh membuat Kenes memutar badan dengan cepat untuk melihat keadaanya Nathan, "ada apa mas?"
Nathan memegang keningnya, "aku pusing banget, tolong bantu aku melepas bajuku!"
Kenes mematung dan menatap Nathan dalam keraguan.
"Ayok buruan! keburu dingin airnya!" pekik Nathan.
Kenes segera melangkah mendekati Nathan kemudian dengan memejamkan kedua matanya dia membuka kemeja dan celana panjangnya Nathan. Nathan tersenyum lebar memandang tingkah polosnya Kenes.
Kenes masih memejamkan kedua matanya lalu berkata, "udah mas, sekarang masuklah ke bath-up!"
"Kurang satu lagi yang harus dilepas" ucap Nathan lalu mengulum bibir menahan tawa.
"Apa?" tanya Kenes dengan kedua mata yang masih tertutup rapat.
"Celana dalamku nih, belum kau lepas" ucap Nathan sembari melangkah masuk ke dalam bath-up.
"Mas!" pekik Kenes dengan masih memejamkan kedua matanya. "Ka....kalau yang itu lepas sendiri bisa......kan?" wajah Kenes tanpa dia sadari merona merah dan membuat Nathan menatapnya dengan tawa gemas.
"Buka mata kamu!" ucap Nathan kemudian.
"Nggak mau! mas masuk dulu ke dalam bath-up!" sahut Kenes.
"Makanya buka dulu mata kamu! aku udah masuk nih!"
"Beneran? nggak bohong kan?" Kenes lalu mengerucutkan bibirnya.
Nathan kembali tertawa lepas lalu berkata, "beneran, sueerrr terkewer-kewer!"
Kenes membuka sebelah matanya dan melihat kalau Nathan sudah berada di dalam bath-up yang udah penuh dengan busa sabun. Lalu dengan segera Kenes membuka mata yang sebelah lagi dan bergegas memutar badan hendak keluar dari dalam kamar mandi.
"Eits! mau ke mana? kalau kamu keluar, aku akan mengejar dan mengungungmu. Kamu mau aku kejar? aku berpolos ria nih ini tanpa sehelai kain pun" ucap Nathan sambil mengulas senyum jahil di wajah tampannya.
Kenes segera mengerem langkahnya lalu mendekati Nathan dan duduk di samping bath-up. "Lalu aku mesti ngapain?"
"Aku kan udah bilang tadi, bantuin aku mandi"
"Iya bantuin yang seperti apa, mas? aku kan belum pernah memandikan orang"
"Berarti kamu pernah memandikan yang bukan orang dong?" Nathan tersenyum geli.
Kenes langsung memukul bahunya Nathan, "belum pernah juga!" pekik Kenes kesal dan Nathan segera menggelegarkan tawa renyahnya.
"Malah ketawa. Dasar menyebalkan, aneh, dan ......" gumam Kenes.
"Apa kau bilang?" tanya Nathan.
"Oh! hehehehe, nggak bilang apa-apa kok"
"Kalau gitu buruan gosok punggungku, bahu, lengan dan keramasin rambutku!" perintah Nathan dengan santainya.
Kenes berpindah tempat duduk. Dia duduk di belakangnya Nathan dan mulai mencuci rambutnya Nathan sambil memberikan pijatan-pijatan kecil di sana. Nathan sungguh menikmati pijatan lembut dan menenangkan dari istri manisnya itu dengan senyum lebar dan menyandarkan kepalanya di pinggiran bath-up itu.
Kenes bergumam, "tampangnya dingin, kaku, galak tapi manjanya minta ampun, byuhhhh, melebihi Arga manjanya" Kenes bergumam sembari sesekali memonyongkan bibirnya ke Nathan.
"Kamu ngatain aku, ya?" sahut Nathan secara.tiba-tiba.
Kenes sontak berkata, "nggak! siapa yang ngatain mas"
"Kalau nggak ngatain, kenapa bicaranya bisik-bisik kayak tadi?"
Kenes berkelit dengan berucap, "aku nyanyi, kok" lalu dia mengguyur kepalanya Nathan yang penuh busa shampo dengan keran panjang.
"Kalau nyanyi tuh yang keras. Suara kamu bagus, aku juga ingin menikmatinya" sahut Nathan.
"Lagunya mas nggak suka jadi aku nyanyinya pelan tadi, bisik-bisik aja, hehehehe"
"Kok tahu aku nggak suka? aku kan belum dengar" sahut Nathan.
"Pokoknya mas nggak suka dan aku nggak mau menyanyikannya untuk mas" kata Kenes dengan kesal.
"Coba nyanyikan dulu!"
"Nggak mau!" pekik Kenes dan tanpa Kenes sengaja, Kenes mengguyur wajahnya Nathan sampai Nathan gelagapan. Secara refleks, Nathan menarik tangannya Kenes dan Kenes tertarik masuk ke dalam bath-up.
Kenes segera bangkit dan berusaha keluar dari dalam bath-up namun, terpeleset dan jatuh jongkok memunggungi Nathan.
Nathan mengulum bibir menahan tawa lalu memutar badannya Kenes sehingga mata mereka bertemu pandang. Pikiran sehat mereka berpacu dengan bunyi degup jantung mereka dan untuk sepersekian detik, mereka berkali-kali menelan saliva mereka.
"Kenken, kenapa menatapku terus? apa kamu sudah mencintaiku?"
Kenes masih terpaku dan terus menatap lekat kedua netranya Nathan dengan linglung.
"Kenken" Nathan kembali memanggil Kenes dengan suara serak menahan gairah yang mulai memberontak di dalam dirinya.
Alih-alih menjawab pertanyaannya Nathan, Kenes memejamkan kedua matanya lalu menggelengkan kepalanya dengan cepat untuk mengusir fantasi liar yang singgah dengan manis di dalam benaknya.
Nathan menarik tubuhnya Kenes hingga menempel lekat di atas dada bidangnya yang masih polos. Kenes sontak membuka mata dan membulatkan kedua matanya dengan sempurna lalu berucap lemas, "lepaskan aku, mas!"
"Kalau aku nggak mau?" Nathan menyeringai nakal ke Kenes.
"Aku akan berteriak"
"Kamar mandi ini kedap suara. Kamu berteriak sekencang apapun nggak bakalan ada yang dengar"
"Kalau gitu aku akan menggigitmu" Kenes mulai merapatkan gerahamnya menahan rasa kesal di hatinya.
"Aku akan menggigit balik" Nathan menaikkan kedua alisnya lalu berucap, "aku lebih pandai menggigit daripada kamu, mau aku buktikan?"
"Mas! lepaskan!" Kenes mulai meronta dan berkali-kali dia tergelincir karena, busa sabun yang masih membuncah di dalam bath-up itu.
"Kamu udah basah nih. Lebih baik buka baju kamu dan Kita mandi bareng" ucap Nathan dengan polosnya.
"Mandi bareng kepalamu!" Kenes melotot tajam ke Nathan.
"Hahahahaha. Apa salahnya? kita ini suami istri" ucap Nathan dengan senyum nakalnya.
Tiba-tiba.....tok, tok, tok.....pintu kamar mandi diketuk.
Mampir juga dong di novel aku
"Pernikahan impian"
Makasih
salam dari Sekretaris Pilihan Milik Ceo Tampan
ditunggu feedbacknya 👋
salam dari Sekretaris Pilihan Milik Ceo Tampan
Sehat, bahagia & semakin sukses ya 🥰
Semangaaaatt ⭐❤️❤️❤️❤️❤️⭐
Sehat, bahagia & sukses selalu ya 🥰
Semangaaaatt ⭐❤️⭐❤️⭐❤️⭐