Sidney Catrina terlahir dengan nama Sidney Carlotta Thanos, puteri bangsawan Prancis yang berasal dari kota Marseille.
Sidney terkenal sebagai gadis pembangkang, ia menolak memakai nama belakang keluarga dan memilih kabur dari kastil modern yang menjadi tempat tinggalnya sedari dilahirkan ke dunia ketika mengetahui rencana orangtuanya untuk menikahkannya dengan kolega sang ayah yang terpaut usia sangat jauh darinya guna menyelamatkan penyitaan kastil peninggalan kakek buyut Sidney dari hutang yang membelit ayahnya, Alexeus Thanos. Mengakibatkan keluarga mereka mengalami kebangkrutan finansial.
Setelah kabur dari keluarga selama hampir tiga tahun, Sidney di paksa pulang ke rumah dan akan di jodohkan dengan Edxel Leonard Conte yang terlahir sebagai bangsawan Italia.
Bagaimana kelanjutan kisah ini, apakah kali ini rencana Alexius akan berhasil membuat Sidney menuruti keinginan orang tuanya?
Baca ya 🙏
Tinggalkan komentar dan jejak kalian di setiap bab ya reader's kesayangan 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENANGIS
Edxel memancarkan sorot tajam memandang jauh kedepannya. Netra hitam kelam milik laki-laki itu melihat ke sekelilingnya mencari-cari seseorang yang ia yakini benar nyata dan sempat terlihat oleh netra nya beberapa saat yang lalu.
Memang menjelang malam seperti ini keadaan taman kota ramai pengunjung, akan sulit mencari keberadaan orang di taman yang sangat luas tersebut.
Edxel berdiri sambil berkacak pinggang dengan raut muka dingin.
"Shitt!!
"Aku akan menemukan mu brengsek! Kau harus memberi penjelasan pada ku segera!", ucapnya sambil menahan amarah dalam dirinya yang sejak tadi telah membuncah.
Edxel tidak menemukan orang yang ia cari, semakin membuat dada Edxel bergemuruh memendam amarah yang menumpuk hingga ke ubun-ubun kepalanya.
Detik berikutnya laki-laki itu melihat arloji. Terdengar decah dari mulutnya di sertai umpatan kesal.
"Apa yang sudah aku laku. Membuang waktuku saja. Bahkan aku melupakan Sidney. Meninggalkan istri ku sendirian. Aku akan membuat mu membayar setiap detik, waktu yang terbuang ini, brengsek!", ucapnya pada diri sendiri. Terdengar gemeretak gigi karena amarah yang membuncah menguasai diri.
Dengan setengah berlari Edxel kembali ketempat pemberhentian mobil semula.
Mendadak wajah Edxel pucat pasi dan terdiam, nampak jelas kepanikan menyergapnya kala tidak melihat mobil dan Sidney di tempat semula. Laki-laki itu merogoh saku celananya.
"Sial sekali hidupku". Edxel baru menyadari handphone miliknya pun tertinggal di mobil.
"Bodoh! Semua jadi berantakan begini. Bahkan aku melupakan harus ke bandara. Kau membuatku melupakan istri ku, brengsek!"
"Ya Tuhan, dimana Sidney?", ucapnya nampak panik seraya tergesa-gesa menghentikan taksi yang lewat. Wajah laki-laki itu dingin dengan rahang semakin mengetat.
"Aku harap kau tidak menyakiti diri mu sayang, karena aku yang salah. Maafkan aku".
Begitu tubuhnya masuk ke dalam taxi, tanpa pikir panjang ia memberikan lembaran uang untuk meminjam handphone supir menghubungi Sidney. Namun handphone istrinya tidak aktif, yang terdengar hanya suara operator selular. "Demi Tuhan Sidney kenapa tidak aktif. Kamu membuat ku kuatir sayang", gumam Edxel.
Tanpa berpikir dua kali, laki-laki itu langsung menghubungi orang rumah menanyakan keberadaan Sidney, namun jawaban yang ia dapatkan justru semakin membuatnya panik dan kuatir pada istrinya.
"Demi Tuhan sayang dimana kamu?"
Edxel segera menekan nomor lainnya. "Edgar, kau lacak keberadaan mobil dan istri ku sekarang juga! Jika sudah ditemukan, kau kesana jaga istri ku hingga aku tiba. Aku masih di taman kota".
"Baik tuan Edxel", jawab asistennya itu dari seberang sambungan telepon.
Tidak butuh waktu lama, Edgar kembali menghubungi bosnya tersebut. "Tuan, nona Sidney berada di bandara. Saya sudah menuju bandara sekarang. Kebetulan sekali tadi saya sudah menuju apartemen saya jadi tidak memakan waktu lama sampai bandara", ujarnya memberi informasi yang sangat ingin di dengar Edxel.
"Ya segera temukan istriku, Edgar. Aku mengandalkan mu".
"Iya tuan, saya segera menemukan nona Sidney", jawab Edgar.
Benar saja, mengetahui dimana Sidney membuat perasaan Edxel lega. Laki-laki itu mengusap wajahnya dengan kasar. "Ke bandara", perintahnya pada sopir taxi.
"Baik tuan", jawab supir melajukan kendaraannya dengan kecepatan penuh karena ia mendengar semua pembicaraan Edxel yang sedang panik mencari keberadaan istrinya.
Beberapa menit berlalu...
"Ting.."
Tatapan Edxel beralih kembali ke layar android yang masih ia pegang, melihat notifikasi sebuah video yang di kirim Edgar. Memperlihatkan Sidney duduk di kursi bandara yang letaknya di pojok ruang keberangkatan, menangis sesenggukan dengan wajah tertunduk. Berulangkali mengusap air mata dengan punggung tangannya.
Melihat kondisi Sidney membuat perasaan Edxel hancur seketika. "Apa yang sudah aku lakukan pada mu sayang. Maafkan aku", ucapnya kembali mengusap wajahnya dengan kasar seraya mengalihkan pandangannya jauh ke luar kaca mobil.
*
Bandara Internasional Los Angeles
Sidney duduk di sebuah kursi yang letaknya di pojok ruang keberangkatan di bandara. Hampir tiga jam ia menunggu suaminya di sana dengan perasaan tak menentu dan pikiran yang tidak-tidak berkelebat di dalam kepalanya.
Raut wajah gadis itu semakin tampak memutih, pucat pasi seperti tidak di aliri darah. Kedua netra yang selalu berbinar-binar itu pun sudah sembab karena menangis.
Sementara tubuhnya gemetaran terguncang karena Edxel yang pergi begitu saja meninggalkannya.
Hingga ia memutuskan pergi sendiri ke bandara, menunggu suaminya di sana. Namun detik, menit dan jam berlalu... Edxel tak kunjung datang.
Sidney tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi pada suaminya, bahkan ia tidak menjawab pertanyaannya ketika meninggalkan ia di taman tadi
Sidney langsung berpikiran bahwa Edxel melihat Cassandra atau siapapun itu yang sebenarnya ia sendiri tidak tahu menahu apa yang terjadi pada suaminya tersebut.
Yang pasti Edxel lebih memilih meninggalkannya. Bahkan untuk memberikan sedikit penjelasan pun pada Sidney. Edxel enggan melakukan nya.
Suatu hal yang membuat Sidney sedih seperti sekarang. Hingga sampai waktu keberangkatan tiba, Edxel tak kunjung datang. Membuat ia kembali menunggu laki-laki itu. Laki-laki yang sudah ia cintai dan memberikan relung hati terdalamnya.
Andai saja ia memegang tiket dan surat menyurat lengkap, sudah di pastikan Sidney akan melanjutkan penerbangan, pun meninggalkan Edxel seperti laki-laki itu telah meninggalkannya.
"Kamu membuatku kecewa, Ed. Ternyata kau belum melupakan Cassandra. Aku yakin semua ini ada hubungannya dengan Sandra tunangan mu itu. Hanya karena sesuatu hal penting dan mendesak, sehingga membuat mu seperti itu", isak Sidney dengan bahu berguncang menahan tangisan.
Buliran-buliran bening sedari tadi telah membasahi wajahnya. Berulangkali pula jemari tangan menghapusnya.
Sidney tidak tahu kelanjutan hubungan dengan Edxel, jika apa yang ada di kepalanya kini benar-benar terjadi.
Semisal ternyata Cassandra masih hidup.
Sidney menggelengkan kepalanya. Walaupun Edxel telah menjadi suaminya secara resmi namun tetap saja merasakan denyut sakitnya.
Lalu lalang orang yang akan memasuki pesawat tujuan mereka, nyata-nyata tidak mampu membuat perasaan Sidney tenang, malahan air matanya semakin menganak di pelupuk mata, hingga terjatuh menyentuh pipinya.
Ia duduk bersandar di kursi yang ada di pojok.
"Sayang..
"Sidney mengusap air mata yang membasahi pipinya dengan punggung tangan nya.
Edxel memeluk dan mengecup pucuk kepala istrinya itu. Berusaha menenangkan.
Sejak di dalam taxi, ia mendapatkan kiriman video dari Edgar. Sidney menangis terisak seperti itu membuat perasaan teramat bersalah.
"Maafkan aku..."
Tubuh Sidney diam tak bergeming dari tempat duduknya. Sesekali tangan nya mengusap air mata yang semakin jatuh di pipi.
Edxel duduk berjongkok dihadapan Sidney, yang masih tertunduk. Memeluk kedua paha istrinya itu.
"Maafkan aku tidak menepati janji untuk tidak membuat mu menangis sedih. Nyatanya aku melakukannya", ucap Edxel terdengar bersalah di hadapan Sidney. Kini jemari tangannya menggenggam tangan Sidney yang berada di atas panggung wanita itu.
"A-pa yang harus aku lakukan sekarang, Cassandra telah kembali. Kau pasti menginginkannya. Ternyata kau masih sangat mencintai nya", ucap Sidney lirih.
Perlahan Sidney mengangkat wajahnya, menatap Edxel seakan menyelami isi hati laki-laki yang telah mengisi hari-harinya namun kini harus ia lepaskan.
Karena sang pemilik sebelumnya di yakini Sidney telah kembali..
...***...
To be continue
tetap menyimak☺️
kau Ampe lupa sama istrimu dan meninggalkannya yaa pantes Sidney merasa terluka 😔