NovelToon NovelToon
Perjalan Sang Penakluk: Alam Semesta

Perjalan Sang Penakluk: Alam Semesta

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Perperangan
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: AI. htiar

Bumi, tahun 2120. Di sebuah kota kecil, tepatnya sebuah gang belakang distrik F. Lahirlah seorang anak laki-laki , bernama Arlean yang berarti "Janji". Kedua orang tuanya, merupakan seorang petualang peringkat (E+), bertugas untuk membantu kerajaan dalam menghabisi binatang-binatang buas dan moster yang menyerang ke wilayah kerajaan.

Dunia ini memiliki sejarah baru, yaitu. Adanya gelombang energi yang tidak diketahui menimpa bumi kita. Perluasan wilayah bumi dengan tiba-tiba, yang semula berkisar 1x (510.072.000 km²) menjadi 1.000x lipat luasnya.

Monster-monster perlahan muncul, beserta. Dengan adanya kekuatan sihir dan sistem, Arlean yang seorang anak kecil, bercita-cita menjadi petualang tingkat teratas, seperti kedua orangtuanya. Mampukah dia mencapai mimpinya? Ataukah malah sebaliknya... kegagalan yang tragis! ("Cerita ini, merupakan kisah dari seseorang yang jauh dan sangat berharga bagiku" by; Florina).

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AI. htiar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch (22) Bengkel Johan

 Arlean : "Ini...!" Ucapnya sembari melihat benda tersebut.

[System: Identification]

...∆~{√|π}~∆...

__________________________________________

Nama: Replika Alat Bantu Sihir

Benda : Type (Supportive)

Keadaan : Tidak Sempurna

__________________________________________

...∆~{√|π}~∆...

Johan yang melihat Arlean, mengamati benda yang berada di rak alat mekanik miliknya. Berkata kepada Arlean.

Johan : "Apakah kamu tertarik kepada benda tersebut?" Bertanya dengan melihat seksama benda tersebut.

Arlean yang mendengar Johan bertanya kepadanya, mulai menanyakan sesuatu.

Arlean : "Iya, alat sihir ini. Seperti alat sihir asli di hologram layar di atas Guild petualang, tetapi alat ini lebih kecil".

Johan yang mendengar jawaban dari Arlean, tersenyum. Dan menjawabnya juga.

Johan : " Alat sihir itu, untuk cucuku. Dan orang-orang desa." Melanjutkan sembari melihat cucunya, yang pergi ke dapur.

-"Kebanyakan orang-orang tidak dapat memakai sihir ataupun belajar sihir pertahanan bagi dirinya sendiri". Mengambil alat tersebut dan ia bawa ditangannya.

Johan : "Ayo kita duduk". Berkata kepada Arlean, menawarkan untuk menjelaskan benda tersebut.

Setelah Arlean ditawarkan untuk duduk, ia pun menuruti perkataan kakek tersebut...

Arlean : "Jadi, maksud kakek Jhon? Matanya melihat dengan tegas dan pendengarannya siap mendengar perkataan milik kakek Johan tersebut.

Johan : " Di dunia ini, setiap orang pasti. Diberikan kesempatan untuk menjadi kuat." Melanjutkan

-"Tetapi, bagaimana dengan orang-orang yang terlahir cacat? Apakah mereka bisa menjadi kuat?" Bertanya kepada Arlean.

Arlean : "Tidak kek" Menggelengkan kepalanya.

Johan : "Ya kamu benar, tapi hal itu tidak sepenuhnya benar." Merenungkan sejenak.

-"Ketahuilah, jika kamu percaya kepada Tuhan (Sang Penulis Takdir) ia tidak pernah memainkan dadu, dalam membuat ciptaannya". Berkata dengan penuh keseriusan dan keseksamaan.

Arlean yang mendengar jawaban tersebut, merasa bingung. Dan segera menjawab.

Arlean : "Maksud kakek? Semuanya memiliki tujuan masing-masing?" Berhati-hati dalam menjawab.

Johan yang mendengar jawaban penuh kehati-hatian tersebut. Mengangguk setuju.

Johan : "Iya, memang nya bagaimana lagi? Contoh, seperti Raja kita saat ini. Apakah dia seorang penyihir?" Merujuk pada sang Raja [Eldoria].

Arlean : "Tidak, beliau seorang prajurit dan bukan sebagai penyihir" Menegaskan dengan lembut.

Johan : "Tepat. Ia dapat belajar sihir, berkat ketekunannya dalam mempelajari mana, meskipun tidak secepat seorang penyihir. Tetapi dengan latihan terus-menerus miliknya, ia memperoleh mana tersebut". Menjawab dengan senyuman.

Arlean : " Jadi... T-tujuan kakek membuat benda ini? Sebagai alat bantu, bagi orang-orang biasa, agar menyaingi penyihir dalam mempelajari mana?" Bingung dan menjawab pertanyaan penuh teka-teki tersebut.

Johan : "Ya, tapi. Penyihir juga bisa sebaliknya, ia bisa melatih tubuhnya layaknya prajurit. Menurut penelitian yang kuperoleh 90% dari penyihir, cenderung tidak ingin melatih ototnya." Melanjutkan.

-"Sebaliknya, prajurit juga sama. Mereka tidak ingin membuang waktu mempelajari mana dan hanya mengembangkan Aura". Tersenyum dengan jawaban miliknya.

Arlean yang mendengar jawaban-jawaban tersebut, merasakan perolehan ilmu baru. Yang ia hampir tidak ketahui. "Itulah kenapa, guru Zhen. Membiarkan kelas kita mempraktekkan sihir... " Ujar Arlean.

Selang beberapa waktu, terlihat anak kecil yang sedang membawa makanan dan minuman dari dapur, yang ia bawa menggunakan nampan biasa.

Lupa : "Ini kakek, aku sudah membawa makanan dan minumannya". Berkata kepada kakeknya, sembari memberikan makanan dan minuman kepada Arlean dan Kakeknya.

Tidak sempat Arlean mencoba makanan yang dihidangkan oleh [Lupa]. Gadis tersebur, segera mendadak pingsan dan terjatuh tepat di hadapan mereka berdua.

Johan yang melihat cucunya yang terjatuh segera berdiri dari bangku tempat duduknya. Dan menggendong cucunya tersebut, ke dalam ruang tidur.

Johan : "Nak, bawa kotak tersebut kesini. Cepat!!!" Berkata dengan terburu-buru kepada Arlean sembari membawa cucunya ke ruang tidur.

Lupa yang telah dibaringkan di kasur. Kondisinya sekarang terlihat kesakitan beserta ruam-ruam merah yang muncul di tangannya. Badannya sekarang sangat panas, hampir seperti ia habis terbakar oleh sesuatu yang panas.

Johan yang melihat Arlean, telah membawa kotaknya. Segera ia mengambil kotak tersebut, yang telah Arlean letakkan di sisi kanannya.

Arlean yang melihat kotak tersebut terbuka, system nya segera mengidentifikasi benda tersebut.

[System: Identification]

...∆~{√|π}~∆...

__________________________________________

Nama : Burning Moon Flower

Type : Healing

Description : Kelopak bunga yang memancarkan cahaya biru, diikuti oleh panas di bagian batangnya...

__________________________________________

...∆~{√|π}~∆...

Johan yang telah melihat bunga tersebut, menangis bahagia. Dan ia segera terburu-buru untuk meletakkan nya, di badan [Lupa] cucunya.

Saat bunga tersebut menyentuh badan cucu Johan, ia mulai memancarkan cahaya yang lebih kuat dari biasanya. Seketika, cahaya dari kelopak bunga tersebut. Mulai menguat dan menguat, diikuti oleh aura bara api yang membakar di batangnya bersamaan dengan aura biru dingin yang memancar diantara kelopak bunganya.

Perlahan-lahan dan sedikit demi-sedikit. Panas yang diderita oleh cucu Johan, segera menurun. Dan rasa sakit yang diderita cucunya, mulai mereda.

Berkat bunga tersebut, kini. Cucu Johan dapat tidur nyenyak, ia sekarang tidak lagi merasakan sakit dan panas tiba-tiba.

Johan : "Nak, terimakasih.. " Berkata dengan menangis kepada Arlean, setelah melihat cucunya yang keadaanya mulai membaik.

Johan yang semula tidak memikirkan kata-kata terimakasih. Kini dirinya duduk bersimpuh. Dan menundukkan kepalanya kepada Arlean sembari berterima kasih banyak, karena telah membawa bunga tersebut, tepat waktu.

Arlean yang melihat kakek tersebut, duduk bersimpuh kepadanya. Merasa tidak rela dan ia hanya merasa, membawa benda tersebut. Sebagai bentuk misi dari [Guild Petualang].

Ia segera menarik kedua bahu kakek tersebut dan berkata.

Arlean : "Tidak apa-apa kakek. Yang lebih penting, cucu anda baik-baik saja". Tersenyum kepada kakek tersebut sembari menunjukkan, ia tidak pantas menerima ucapan terimakasih tersebut.

Johan yang mendengar Arlean berkata seperti itu, ia segera menyadari nya. Dan menghapus air matanya.

Johan : "Tunggulah disini". Ia pergi ke depan bengkelnya dan mengambil benda tadi.

Arlean yang melihat kakek tersebut, sedang terburu-buru. Ia mulai melihat sekeliling ruangannya. Tanpa Arlean sadari, ternyata ia melihat sekelilingnya. Penuh rusak dan penuh dengan atap-atap yang bocor.

Sempat melihat beberapa saat. Kakek Johan kembali ke ruangan, sembari membawa benda yang tadi. Sempat ia diskusikan/bicarakan dengan Arlean.

Johan : "Ambillah ini. Sebagai bentuk rasa terimakasih ku". Menatap Arlean dan berharap ia dapat mengambilnya.

Arlean yang enggan dengan tawaran tersebut, terpaksa mengambil nya. Karena rasa kasihan dan dedikasi dari seorang pria tua kepada cucunya.

Arlean " Baiklah, kalau begitu. Terimakasih kakek Jhon". Mengangguk malu sembari berterima kasih.

Selang beberapa waktu, terlihat adanya keributan di luar bengkel Johan.

"Hoii~~. Pria Tua..!!, Keluar kau". Berkata sembari menendang salah satu penyangga luar ruangan bengkelnya.

Johan yang mendengar hal tersebut, berkata kepada Arlean.

Johan : "Tunggulah disini.. " Memegangi Arlean di kedua pundaknya. Sembari segera pergi keluar bengkel.

Lupa : "K-ka.. kek.. " Berbicara dengan lemah sembari melihat kakeknya yang pergi.

Arlean yang melihat Johan pergi dan cucunya yang bangun. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan, tetapi. Ia merasa harus menjaga cucunya tersebut.

___---

(Di Luar Ruangan Bengkel)

Terlihat dua sosok laki-laki layaknya preman dan seorang pria gemuk di belakang, memperhatikan seorang pria tua yang sedang diancam dan dipukuli.

"Hoi..! Kau itu, sudah tua. Mana janjimu, buat bayar hutang mu!!" Salah satu laki-laki yang berambut acak-acakan memegangi kedua kerah baju pria tua tersebut serta mengancam dan membentak seorang pria tua tersebut.

'Bhuk..!" Suara tendangan yang mengenai bagian perut lelaki tua tersebut. Oleh salah satu preman kurus dan tidak memiliki rambut apapun.

'Uh-.. huek...!!" Suara kesakitan dari seorang pria tua yang tersungkur ke tanah. Matanya melihat kedua orang tersebut, untuk memberi ampunan terhadapnya.

Seorang pria gemuk dibelakang berkata. "Hoi, kau memiliki cucu kan?" Tersenyum dengan licik sembari menatap pria tua tersebut yang sedang dipukuli.

Johan : "Tidak, jangan cucuku. Apapun itu, tolong.. Jangan.. " Menangis sembari memegangi kedua orang yang menyerangnya tersebut.

Saat pria gemuk tersebut hendak membuka pintu bengkel tersebut.

Arlean yang kala itu, mendengar penderitaan dari seorang pria tua yaitu kakek Jhon. Segera berkata kepada cucu kakek Jhon tersebut.

Arlean : "Tenanglah, aku akan menolong kakekmu". Melihat [Lupa] yang menangis, sembari berkata untuk menolong kakeknya.

Lupa : " T-to.. long..Kkakek.. ku.." Menangis di tempat tidurnya, dengan memegang erat tangan Arlean. Memohon agar ia menyelamatkan kakeknya satu-satunya. Yaitu keluarga miliknya satu-satunya.

Arlean : "Tentu!" Mengangguk kepada seorang gadis yang terkapar lemah di tempat tidur.

. .

.

(Sesaat)

Arlean segera menendang kepala pria gemuk tersebut, saat pria gemuk itu membuka pintu bengkel.

"!?" Tatapan matanya melihat tendangan yang diarahkan ke kepala miliknya.

'Bhuak..!" Suara seseorang yang terlempar ke belakang.

Dua orang yang semula menghajar Johan, segera memalingkan mukanya, menuju tempat boss nya terlempar.

"Boss..!!" Mereka berdua segera menolong, pria gemuk yang terkapar tersebut.

"Sialan!!". Ucap seorang pria gemuk yang telah ditolong oleh dua bawahannya.

"Bunuh orang itu!!!" Berteriak kepada dua bawahannya untuk membunuh Arlean.

Dua bawahannya yang mendengar perintah bossnya, segera mengambil pisau di balik pakaian mereka. Dan segera, mereka menghampiri Arlean.

"Rasakan ini!" Ucap salah seorang yang berambut acak-acakan tersebut.

Menyadari ada serangan dari arah yang lurus. Arlean segera meluncur ke bawah dan tangannya segera menghadap ke belakang, sembari mendorong tubuhnya ke atas. Untuk menendang dagu milik pria rambut acak-acakan tersebut.

'Dhuagh..!" Suara seseorang yang terkena tendangan di sisi dagunya.

Setelah Arlean menendangnya. Ia telat menyadari, ada salah satu teman pria rambut acak-acakan tersebut. Yang telah menyerang ke samping, menuju perut Arlean.

Arlean : "Ugh.. !! " Melihat pisau yang hendak menusuknya dengan rasa kaget dihatinya.

Johan yang semula masih terkapar, segera bangun. Setelah ia melihat Arlean bertarung dengan kedua orang tersebut. Saat ia melihat Arlean hendak tertusuk, di bagian kiri badannya. Saat Arlean menendang pria rambut acak-acakan tersebut.

Johan pria tua tersebut, segera menyerang dengan memeluk pria kurus tersebut. Agar terjatuh ke tanah.

Arlean yang menyadari ada peluang, yang disiapkan oleh kakek tua tersebut. Segera berlari dan menghampiri pria kurus yang terkapar di tanah itu.

'Uaghh..!" Suara dari seseorang yang terkena pukulan berat di kepalanya.

Setelah Arlean selesai memukul pria kurus tersebut dan membuatnya pingsan. Pria gemuk tadi, segera berlari setelah mengambil sisa-sisa koin emas dan barang-barang yang berjatuhan dari salah satu bawahannya. Yang terkena tendangan Arlean.

Arlean pun, segera melihat kembali. Keadaan kakek tersebut. "Kakek, kamu tidak apa-apa?" Bertanya dengan nada khawatir.

Johan : "Iya, aku tidak apa-apa. Terimakasih banyak nak". Kembali memeluk Arlean kali ini, dengan pelukan hangat dan rasa terimakasih.

Setelah itu. Mereka mulai berdiskusi terkait apa yang terjadi. Hingga Arlean menawarkan kepada mereka berdua, untuk tinggal di rumahnya. Sembari membayar hutang milik kakek tua tersebut. Berkat bujuk rayu Arlean, mereka berdua setuju, untuk mengikuti Arlean. Dan membantunya dalam hal apapun, yang tidak menentang kebaikan itu sendiri.

...

..

.

---___

(Di Guild Petualang)

Arlean yang telah menyelesaikan misinya, segera kembali ke [Guild Petualang] sebelum kembali ke kelas dan rumahnya.

Guru Zhen : "Arlean, sudah selesai dengan misinya? " Bertanya kepada Arlean, yang perlahan-lahan mendekatinya. Saat ia melihat Arlean berbahagia di depan pintu [Guild Petualang].

Arlean : "Sudah Ibu Guru Zhen". Memperlihatkan dan memberikan stampel misi hologram, yang telah disetujui oleh pemilik misi.

Guru Zhen : " Baik, kalau begitu. Ayo ke resepsionis". Membawa Arlean kembali, menuju resepsionis [Guild Petualang].

Arlean : "Ini kak" Memberikan bukti misi yang telah selesai.

Andin (Resepsionis Guild): "Baik, saya cek terlebih dahulu bukti misinya ya". Mengecek stampel dan bukti misi yang telah selesai.

Setelah ia mengecek misi milik Arlean dan mendapatkan bukti bahwa misinya telah selesai secara tuntas. Segera memberitahu Arlean.

Diana (Resepsionis Guild) : "Untuk Misi Pemula, nomer #0005.761 sistem Guild telah mengidentifikasi. Dan benar misi tersebut, telah selesai". Memberikan kepada Arlean sebuah lencana Bronze / Coklat, bintang 0. Melanjutkan.

-"Sekarang, setelah anda menerima misi dalam bentuk apapun. Dan melaporkan nya, kepada sistem [Guild Petualang]. Otomatis, poin kontribusi akan masuk kedalam lencana milik anda". Berbicara dalam bahasa formal, untuk menghormati setiap petualang yang telah resmi menjadi seorang petualang Guild.

Diana (Resepsionis Guild) : "Silahkan dicek dan jika ada kendala. Bisa bertanya kepada kami. Terimakasih". Memberikan hormat dengan membungkuk. Setelah menjelaskan perolehan rangkaian misi dan poin kontribusi.

Arlean yang telah mendapatkan lencana tersebut. Segera mengeceknya, setelah ia mendengar saran dari gurunya.

Guru Zhen : "Arlean coba cek lencana milikmu" Berkata dengan senyum bangga yang lembut.

Arlean : "Hmm... Baik Ibu Guru Zhen". Mengaktifkan sistem lencana dengan [System] miliknya.

[System: Medal, Diperoleh]

[System: +5 Poin Adventure]

[System: Medal]

...---¢{∆∆∆}¢---...

__________________________________________

...[Gambar]...

Rank : Bronze

Contribution Points : 5/100

Star : 0

Benefit : -

__________________________________________

...---¢{∆∆∆}¢---...

Betapa senangnya Arlean, setelah ia melihat lencana miliknya. Setelah itu, ia pun segera berpamitan kepada gurunya, untuk menuju sekolah. Sembari mengisi absensi kepada departemen petualang di sekolah.

Setelah ia selesai menyelesaikan urusan di sekolah. Arlean segera pergi pulang, untuk memberitahukan kepada kakaknya, ayah dan ibunya. Terkait anggota baru yang ingin bergabung ke dalam keluarga [Britan].

...

..

.

_____

...~√π|-(_6_) -|π√~...

__________________________________________

...Alat Bantu Sihir...

Sama dengan alat bantu kekuatan, milik prajurit. Yang membuat mereka bisa lebih berfokus kepada kekuatan.

Alat bantu Sihir, dapat membuat prajurit ataupun seseorang yang tidak memiliki kelas penyihir. Dapat merasakan mana dan membuat mereka bisa belajar sihir.

Meskipun perbedaan seorang prajurit dengan penyihir dalam mempelajari dan merasakan mana 1/1000. Itu tidaklah memungkiri, bahwa setiap orang dapat menjadi apapun. Selama ia berusaha sekeras mungkin.

Berlaku juga, dengan alat bantu kekuatan. Yang membuat penyihir dapat memiliki fisik seperti seorang prajurit tangguh dan gagah. Konon, katanya alat bantu Sihir yang sesungguhnya, mampu membuat seseorang belajar sihir seperti penyihir biasa. Dengan menghilangkan 1/1000 menjadi 1/1.

...

__________________________________________

...~√π|-(_6_) -|π√~...

_____

Bersambung : {Ch (23) Alat Bantu Sihir} > [Next]

1
Azαzel
mampir juga thor😁
Jinki
keren bngt kak ... jgn lupa mampir ya
elica
wihh keren🤩
aku udah like dan komen ya kak, jangan lupa balasannya di ceritaku🙃✨🙏
elica: di tunggu ya kak😁✨
LION QUEEN: oke aku Thor aku bantu like... jangan lupa balas like juga di karya ku ya ' penguasa bulan yang turun ke bumi '
total 2 replies
elica
bagus banget🤩
semangat terus nulisnya✨😁
elica
kecee😁✨
jangan lupa mampir buat like dan komen di cerita ku ya kak🥺🙏
elica
wihh ceritanya bagus bangettt😁✨
elica
ihh keren bangettt🤩🤩🤩
Tyra A.S
semangat ka , jangan lupa mampir di cerita ku makasih
Reaz
semangat terus Thor .../Ok/
mampir juga ya ../Coffee//Coffee/
Proposal
BINTANG 5 DEHH🌟💫, Ditunggu balasan likenya yaa 🥰🙂‍↔️
M.ARK
lanjut ya kak, aku tunggu ceritanya🤍😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!