NovelToon NovelToon
Nikah Dulu Pacaran Kemudian

Nikah Dulu Pacaran Kemudian

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Cintapertama / Cintamanis / Tamat
Popularitas:321.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rifky Adek

Gema adalah seorang Manajer Pemasaran pada salah satu perusahaan di Jakarta. Kerja keras dan semangatnya untuk meniti masa depan melupakannya untuk mencari pasangan.

Beberapa kali ia bertemu wanita, tetapi selalu saja ia tolak. Standar yang terlalu tinggi untuk mencari wanita yang sempurna, membuat dirinya belum bisa menikah.

Sampai akhirnya mama Gema menjodohkannya dengan seorang gadis desa bernama Ratih. Ratih sendiri merupakan gadis polos dan cantik, yang baru saja pindah ke Jakarta beberapa bulan lalu karena berhasil diangkat menjadi PNS di Tanggerang Selatan.

Awalnya hubungan mereka selalu dihiasi dengan adu mulut dan saling benci satu sama lain. Perilaku tidak senonoh Gema kepada Ratih juga membuat Ratih semakin tidak menyukainya.

Namun siapa sangka, mereka seperti menjilat ludah sendiri, ketika sebuah rasa hadir dalam hubungan mereka. Membuat mereka sadar bahwa menikah dahulu dan pacaran setelahnya adalah jalan terbaik yang Tuhan berikan kepada mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifky Adek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permulaan

Lamunan dan senyuman Gema kini sirna dari wajahnya. Ia menatap jam yang digunakan pada tangan. Seketika ia melotot dan tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Seakan kehilangan semangat, dirinya bersandar pada setir mobil yang saat ini sedang ia kendarai. Memang benar ketika kita memilih sesuatu hal, akan ada hal lain yang akan dikorbankan. Kali ini berlaku pada Gema.

"Telat nih gue!" Lirih Gema dengan tetap menyandarkan diri pada setir mobil.

Tapi perasaan kecewanya dapat teredam ketika melihat istrinya masuk ke kantor dengan senyuman yang hangat. Menyapa setiap kolega yang berpapasan dengan wanita itu.

"Lo ga boleh sedih Gem, bini lo aja seneng gitu." Gumam Gema sambil menancap pedal gas kemudian berlalu meninggalkan kantor istrinya.

Dalam perjalanan menuju kantor perasaan Gema gelisah. Ia tak bisa membayangkan bagaimana wajah bos saat murka. Pasti kumisnya naik turun pada wajahnya. Membayangkannya saja membuat bulu kuduk berdiri.

Gema memacu mobilnya secepat mungkin. Walau iya yakin takkan bisa sampai tepat waktu, setidaknya jangan terlambat lebih lama. Akhirnya ia sampai dengan wajah yang tegang.

"Astaga gua telat setengah jam, mana harus nyetor laporan yang dari Malang kemaren lagi," ucap Gema pelan. Mulutnya berkomat-kamit saat sampai di parkiran.

Tanpa pikir panjang, ia melesat seperti atlet lari marathon. Menuju ruangan direktur untuk menyampaikan hasil perjalanannya di Malang. Semua orang yang Gema lewati menatap heran, kenapa seorang manager berlari-lari di lorong perusahaan.

"Woi Gem!" Teriak Adam yang baru saja keluar dari pantry.

Namun Gema tidak peduli. Ia tetap melesat dengan kecepatan penuh. Sampai akhirnya matanya melihat jelas ruangan direktur yang menjadi tempat tujuannya.

"Pak, maaf saya terlambat. Sebelumnya bolehkah saya masuk pak?" Kata Gema sambil mengetok pintu.

Keringat sebesar jagung kini terlihat pada dahinya. Dengan tersengal-sengal ia tetap mengetuk pintu, berharap ada jawaban dari atasannya tersebut. Namun, beberapa kali ia mengetuk, belum ada jawaban yang ia dapat. Membuat perasaan Gema semakin resah dan gelisah.

"Ngapain lo?" cetus Adam.

"Sumpah ngagetin aja lo Dam, tiba-tiba muncul dari belakang." Balas Gema seraya memegangi dada.

"Ya mau ngasih laporan, mau ngapain lagi. Laporan lo udah dikasih belum?" lanjut Gema.

"Belum, laporannya ada di ruangan gue."

"Lo, kok belum lo kasih Dam?"

"Iya pak bos sakit, dia ga masuk kantor hari ini. Barusan sekretarisnya ngabarin."

"Aduh, gua capek banget." Gema mengeluh dan menyandarkan diri pada dinding.

"Habisnya lo ngapain lari-lari segala sih?" Tanya Adam lagi menyeruput secangkir kopi sambil berdiri.

"Gua kira telat, tapi gapapa deh. Gua selamat hari ini."

"Tumben banget lo telat Gem, biasanya lo selalu datang lebih awal." Adam mengerutkan dahi.

"Iya tadi gua habis antar bini gue dulu, makanya nyampe sini telat." Papar Gema yang masih mengatur ritme napas.

"Buset! itu jauh, gila lo ye. Oh...sekarang Gema udah bucin, ahahaha." Adam beraksi meledek Gema yang dimulai dengan tawa yang cukup besar.

"Apaan sih lo!" Gema berteriak mencoba menyanggah pernyataan Adam, namun bedanya sekarang ia merasa senang saat mendapat ledekan Adam. Terlihat dari wajahnya yang memerah.

"Udah ah, gua mau kerja," cetus Gema.

Ia berlalu meninggalkan Adam yang masih tertawa sumbing. Mencoba menyembunyikan rasa bahagia untuk tidak dapat dilihat oleh siapapun yang ada di sana.

...****************...

Beralih kepada Ratih yang terlihat sibuk dengan layar komputernya. Ia terlalu fokus sampai Nina yang berada di sebelah Ratih, enggan untuk mengganggu, walaupun ada satu hal yang ingin Nina tanyakan.

"Gas ae lah." Gumam Nina kemudian menghampiri Ratih.

"Aduh aduh sakit," lirih Ratih.

Seperti biasa, pipi mulusnya menjadi incaran cubitan Nina. Ratih yang menjadi korban hanya berusaha mengusap pipinya sambil kembali fokus bekerja.

"Dek, aku mau nanya sesuatu deh."

"Nanya apa mbak?" Balas Ratih yang kembali menatap layar untuk bekerja.

"Yang nganter kamu tadi pagi, suami mu ya dek?" tanya Nina penasaran.

"Iya mbak, emang kenapa?"

"Aku penasaran sama suamimu dek. Nyesal aku ga datang ke pernikahanmu kemaren."

"Haha, kok ngomong gitu sih mbak? Kemaren mbak kan nemenin orang tua mbak berobat. Kalau aku jadi mbak, pasti aku bakal ngelakuin hal yang sama."

"Iya sih, aku penasaran soalnya orang di kantor pada ngomongin kamu dek."

"Maksudnya mbak?" Ratih menghentikan pekerjaannya sementara, dan fokus kepada Nina. Kalau menyangkut tentang dirinya bisa saja ini hal yang serius.

"Gini lho Ratih sayang. Mbak tadi denger, bisik-bisik yang bilang suami Ratih ganteng banget ya. Suami Ratih ganteng banget ya. Gitu dek." Kata Nina mencoba menirukan yang ia dengar.

"Masa iya mbak?" Ratih mengernyitkan alis.

"Iya dek, ga satu dua orang yang ngomong, tapi banyak, terutama cewek dan ibu-ibu. Kamu tahu sendiri kan, gimana gosip di kantor ini menyebar dengan cepat?"

"Duh mbak, gimana ni?" Ratih mengigit bibir karena gugup.

"Ya mau gimana, paling jadi artis kantor sementara dek, sampai ada topik lain. Kamu sabar aja ya." Menepuk pundak Ratih.

Bukannya bagaimana, tapi Ratih hanya malu jika dirinya menjadi pusat perhatian. Dalam hatinya, ia berharap bisa melalui gosip ini dengan aman.

"Jadi sekarang udah cinta nih ceritanya? Tuh abangnya ngirim pesan." Nina tersenyum sambil menunjuk ponsel dengan mulutnya.

Sebuah notifikasi pesan muncul di layar ponsel Ratih. Ia terdiam dan mengambil ponselnya dengan cepat. Nina yang sudah melihatnya melirik dengan tatapan dan senyuman seribu makna. Lalu Nina berlalu pergi melambaikan tangan untuk kembali ke mejanya.

Sebuah kontak bernama kemusuhan mengirim pesan. Ratih lupa, ia belum mengubah nama suaminya itu.

Gema : Dek...

Sebuah pesan singkat memanggil istrinya. Entah apa maksud pria itu, lalu Ratih membalas pesan sambil menggelengkan kepala.

Ratih : Assalamualaikum

Gema : Waalaikumsalam

Ratih mengusap jidatnya. Sebenarnya suaminya ini paham atau tidak, bahwa ia sedang disindir halus oleh istrinya sendiri.

Ratih : Mas, lain kali sebelum ngirim pesan. Mas tolong kasih salam dulu :)

Gema : Hehe, iya dek, maaf.

Ratih tersenyum karena Gema menerima sarannya dengan baik. Kemudian jari-jarinya mengetik kembali layar ponsel yang datar itu. Belum selesai Ratih mengetik, sebuah pesan kembali masuk ke ponselnya.

Gema : Nanti aku jemput ya, kita pulang bareng

Ratih : Eh gausah mas, jauhh. Nanti mas repot.

Gema : Gapapa dek, mas mau jadi suami yang bertanggung jawab aja. Lagian nanti pulangnya juga cepet kok, oke ya dek?

Ratih : Ya udah mas, nanti hati-hati ya.

Gema : Iya dek (emote love)

Sebuah benda seperti menghujam jantung Ratih. Sejak kapan suaminya bisa sebaik ini? Sejak kapan dia bisa mengirim pesan dengan emoticon hati kepada wanita.

Hal sederhana namun membuat Ratih berbunga-bunga. Ia mendekap ponselnya ke dada. Nina yang melihat dari kejauhan hanya tersenyum melihat Ratih bahagia.

1
Ilmara
Harus sabar2 Gema ngadepin temen kayar erick
Ilmara
gema, gema
Abdy Mensuk
bagus
abdan syakura
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh
hi kak Rifky
salken yaa..
Neng Win
br nyimak
Kartika Rika
lanjut Thor
Yessyka June
mantaappp thorrrr....
salam buat urang minang, salam utk urang kampuang awak...
urang minang nihh.. othor orng mana nih??
jd kangen main ka taplau😄
Wiwit Wilowati
lanjut Thor ceritanya bagus banget
dite
😹😹😹😹😹😹😹😹
astaga
Cahaya
Ni othornya cewek/cowok y..
soalnya jarang bgt Nemu novel othornya cowok..ceritanya mnarik, rapih lg,,ga tw dh slanjutnya..
lanjut ja dh,,smangat KK othornya y..
gia anggi🌷
ga ditamatin disini ya?
waduuuh nanggung amat yaa
gia anggi🌷
ya wanita jantan❎
IYA wanita jantan ✅
gia anggi🌷
kirain yg disiapin sarapan special,, rau nya roti susu doank😅
gia anggi🌷
aga aneh yaa...biasanya kan cewe tuh yg ngerasa ketakutan dinikahin pria yg ga dikenalnya
gia anggi🌷
eh ini authornya laki2 yaa...
salken yaa
gia anggi🌷
buahahahah...ga bisa ngebedain apah antara chocochip dan tombol lift🤣🤣🤣
gia anggi🌷
tanya Gema...mestinya
Phi Nindy
hobby banget ya itu jari pencet yang sensitif 😀😂😂
Sutiah
kenapa Thor, kok blm up jg 😯
Cici moci
tenang masih bnyak wktu wt bikin ratih...smgat..😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!