NovelToon NovelToon
Jodoh Di Tangan Semesta

Jodoh Di Tangan Semesta

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Konflik etika / Aliansi Pernikahan / Beda Usia / Keluarga / Karir
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Anindya Semesta hanyalah gadis ingusan yang baru saja menyelesaikan kuliah. Daripada buru-buru mencari kerja atau lanjut S2, dia lebih memilih untuk menikmati hari-harinya dengan bermalasan setelah beberapa bulan berkutat dengan skripsi dan bimbingan.

Sayangnya, keinginan itu tak mendapatkan dukungan dari orang tua, terutama ayahnya. Julian Theo Xander ingin putri tunggalnya segera menikah! Dia ingin segera menimang cucu, supaya tidak kalah saing dengan koleganya yang lain.

"Menikah sama siapa? Anin nggak punya pacar!"

"Ada anak kolega Papi, besok kalian ketemu!"

Tetapi Anindya tidak mau. Menyerahkan hidupnya untuk dimiliki oleh laki-laki asing adalah mimpi buruk. Jadi, dia segera putar otak mencari solusi. Dan tak ada yang lebih baik daripada meminta bantuan Malik, tetangga sebelah yang baru pindah enam bulan lalu.

Malik tampan, mapan, terlihat misterius dan menawan, Anindya suka!

Tapi masalahnya, apakah Malik mau membantu secara cuma-cuma?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semesta 24.

Tapi sebelum sempat melakukan apa pun, Malik sudah lebih dulu membuat gebrakan dengan berbisik pelan di telinganya.

Katanya, "Karena kamu udah melompat dari kapal kamu untuk membajak kapal saya, tugas kamu sekarang adalah memastikan kapal kita aman." Malik menjeda sejenak, menjauhkan wajahnya sampai Anindya perlahan-lahan membuka mata. "Jangan bertindak ceroboh yang bisa bikin kapal kita karam. Mengerti?"

Anindya menelan ludah susah payah. Jantungnya hampir saja bergedebuk di tanah. Bukannya fokus pada apa yang Malik sampaikan, dia malah terpaku pada wajah tampan Malik yang sampai beberapa detik lalu berada begitu dekat dengan wajahnya.

Ah, sialan... Dia mendesah kecewa. Apa-apaan pula otaknya ini. Bisa-bisanya memikirkan sesuatu yang tidak pantas terhadap Malik. Ini kalau Malik bisa baca pikiran, sudah habis keningnya disentil oleh lelaki itu sampai merah kebiruan.

Eh, tapi bukan sepenuhnya salahnya. Siapa suruh Malik tahu-tahu mendekat begitu? Kalau di drama-drama romantis kan, itu pertanda akan munculnya adegan kissing penuh rasa yang menggebu-gebu.

"Malah bengong. Ngerti, nggak?"

"Ngerti, ngerti," sahutnya sambil manggut-manggut. Nggak tahu deh beneran ngerti apa yang Malik maksud atau asbun saja biar cepat.

Toh Malik tampaknya percaya saja. Lelaki itu tidak mengulangi ucapannya, tak pula berusaha mencari kepastian apakah Anindya benar-benar paham atau tidak. Malahan, Malik dengan cepat beralih pada Caca. Dia berjongkok hingga wajahnya sejajar sang anjing.

"Dan kamu," katanya, "tugas kamu adalah sebagai pengawas. Awasin dia, jangan sampai berbuat ceroboh. Kalau ada apa-apa, atau kamu merasa gerak-gerik dia mulai aneh, langsung kasih tahu saya. Ngerti?"

"Wooofff! Wooofff!"

Malik tersenyum tipis. "Good boy," pujinya seraya mengusap kepala Caca dengan sayang.

Perlakuan Malik itu membuat Caca kegirangan. Ekornya sampai terus bergerak-gerak antusias. Mungkin di kepalanya kini, Malik sudah menempati ruang kosong dengan gelar orang kedua yang sayang aku setelah Papa. Karena kalau dengan Anindya, hubungannya lebih kepada love hate relationship yang love-nya cuma kadang-kadang.

Anindya sendiri hanya menyaksikan adegan tersebut dengan ekspresi julid yang perlahan-lahan muncul. Dia masih ingat Malik meragukan ucapannya soal akan membuat Tamtam minta maaf karena si gendut itu cuma hewan. Tapi lihatlah sekarang siapa yang lebih gila. Mana sambil senyum-senyum pula tuh orangnya.

"Ekhem!" Anindya berhedam keras. Jiwa irinya meronta-ronta melihat Caca masih diusap dan disenyumi begitu oleh Malik. Dia kan juga mau! Eh...

"Udah mau gelap, sana pulang." Adalah kalimat pertama yang Malik ucapkan setelah bangkit.

Anindya makin sebal dibuatnya. Sudah asem saja mukanya sekarang.

"Iya, ini juga mau pulang!" ketusnya. "Caca, ayo balik!"

Sempat-sempatnya Caca memandangi Malik dulu begitu lama, sedangkan Anindya sudah mulai muncul tanduk di sisi kepalanya. Amarahnya sampai membuat telinganya perlahan memerah.

"Caca! Kupingnya denger nggak kalau diajak ngomong? Ayo buruan pulang!" Sudah seperti ada masalah besar saja tone suara Anindya itu mengudara.

Saking cempreng dan ributnya, ART tetangga sebelah yang sedang membuang sampah ke bak penampungan depan sampai melongokkan kepala kepo. Aura tukang gosipnya kencang sekali. Sampai Anindya bisa dengan mudah membaca beberapa skenario yang mungkin saja sudah tersusun rapi di kepala wanita itu.

Anindya memang friendly dan cenderung chill, tapi paling tidak suka dijadikan bahan gosip. Maka ketika si ART tetangga tidak kunjung pergi dan malah semakin kelihatan kepo, Anindya tidak ragu-ragu memelototi. Andai dalam adegan film superhero, sudah muncul sinar laser tuh dari kedua matanya.

Ngeri-ngeri sedap dipelototi anak gadis yang sedang sensi, si ART lari terbirit-birit.

Anindya menebak sehabis ini akan muncul gosip baru di kalangan ART kompleks. Antara dirinya dikatai judes atau lebih parah dikira kesurupan kunti bogel penghuni pohon ketapang di taman. Bodo amat ah, yang penting Anindya tidak dengar sendiri orang-orang itu menggosip. Kalau sampai kepergok sendiri olehnya, akan Anindya pastikan mulut mereka sobek-sobek.

"Anin."

"Iya!" Tanpa menoleh, Anindya meneruskan langkahnya pulang. Caca yang berjalan di sebelahnya tak luput dari sasaran kekesalan. Apa juga dia omelkan.

"Jangan genit sama Mas Malik!"

"Kamu itu anjing, mana laki-laki pula. Jangan coba-coba godain Mas Malik, ngerti?!"

"Sampai rumah nanti aku aduin kamu ke Papa, biar jatah snack kamu dikurangi karena kamu udah centil sama Mas Malik aku!"

"Heh, denger nggak?"

Dan masih banyak lagi. Sepanjang perjalanan pulang yang cuma beberapa meter itu, Anindya terus saja mengoceh dengan suara yang tidak coba dipelankan barang sedikit. Alhasil, Malik bisa mendengar semuanya. Ia hanya bisa geleng-geleng kepala, tapi senyumnya tak urung terkembang juga.

"Dasar bocah."

...🌲🌲🌲🌲🌲...

Ting!

Ting!

Ting!

Ting! Ting! Ting!

Berondongan pesan itu datang bertubi-tubi hingga membuat Malik harus lari-larian dari ruang kerja ke kamarnya. Hanya untuk menghampiri ponselnya yang sedang dicharge untuk mengecek siapa pelaku di balik bisingnya suara notifikasi tersebut. Sejak insiden Oma pingsan selagi dirinya menyibukkan diri dengan pekerjaan, Malik jadi lebih sering parno pada suara telepon dan notifikasi pesan yang datangnya keroyokan. Takut isinya adalah kabar buruk.

Ting!

Notifikasi terakhir berbunyi, tepat ketika Malik sampai di dekat nakas tempatnya mencharge ponsel.

Anindya Tetangga

Mas Malik.

Mas.

Mas Malik.

Masssssssss.

Mas Malik. Mas Malik. Mas Malik.

Mas Malik jawab dong.

Mas Maliikkkk jawabbbb Anin butuh pendapat Mas Malik nih.

"Astaga...." Malik mendesah panjang membaca rentetan pesan yang tidak ada maksudnya itu. Dia heran, kenapa Anindya tidak langsung to the point saja tentang hal yang ingin dia tanyakan? Kenapa harus spam? Dan lagi, INI SUDAH TENGAH MALAM! Apa pula yang sedang dikerjakan gadis itu, alih-alih tidur supaya tidak bangun kesiangan.

Malik penyabar hanya untuk hal-hal tertentu. Yang seperti ini tidak, jadi dia langsung mendial nomor Anindya begitu ponselnya berhasil dia lepaskan dari wireless charger.

"Mas Malik!"

"Ada apa? Langsung aja to the point."

"Bantuin!"

Malik menjauhkan ponsel dari telinga sambil memejamkan sebelah mata. Gila. Anindya memang bocah gila. Sudah malam begini kenapa energinya masih luar biasa? Kan bisa ngomongnya biasa saja, tidak usah pakai teriak-teriak. Malik tidak budek. Tidak juga lola.

"Ngomongnya jangan kenceng-kenceng, udah malam." Kata Malik habis menempelkan lagi ponselnya ke telinga. "Mau dibantu apa?"

"Bantu pilihin profil picture. Anin mau pasang di semua sosmed."

Malik memutar bola mata malas sambil mendesah pelan. Bukan hanya karena permintaan Anindya yang tidak penting-penting amat, tapi juga karena gadis itu malah bicaranya bisik-bisik seperti sedang menspill rahasia negara.

"Kamu spam chat tengah malam cuma buat ini?"

"Bukan cuma. Ini penting banget." Anindya masih bisik-bisik.

Malik mulai kesal. Tangannya terkepal, gigi-giginya merapat. Ingin rasanya menggigit pipi Anindya sampai bolong supaya gadis itu kapok.

"Mas Malik...."

"Iya," ketusnya. "Kirim aja fotonya, nanti saya pilihin."

"Yes! Makasih, Mas Malik!"

"Cepetan, kerjaan saya masih banyak."

"Iya, iya. On the way kirim semua foto tercantik Anin. Tungguin ya!"

Begitu telepon ditutup, ponsel Malik kembali berisik. Anindya betulan mengirimkan banyak foto. Lebih dari sepuluh.

Namun, ketika Malik mengklik salah satunya, dia malah seakan terseret ke dimensi lain. Rohnya ditarik keluar dari tubuh. Dibawa melayang-layang dengan kepala nyaris kosong. Hanya tersisa satu kata yang terus-menerus berulang: cantik...

Bersambung....

1
Zenun
Lebih dulu mengunci😁
Zenun: mengunci pintu
nowitsrain: Mengunci apa tuchh
total 2 replies
Zenun
mending jujur aja lebih bagus
nowitsrain: Oraittttt
nowitsrain: Oraittttt
total 2 replies
kalea rizuky
lanjut donk seruu
nowitsrain: Syap /Scream//Scream/
total 1 replies
kalea rizuky
astaga pasti ngamuk malik/Curse//Curse//Curse/
kalea rizuky
/Curse//Curse//Curse/ astaga Dragon Ball ngakak liat kelakuan anin/Curse//Curse/ setiap novel yg namannya anin pasti kelakuan nya random
nowitsrain: Hmmm sebuah teori konspirasi
total 1 replies
kalea rizuky
Malik abis di cakar meoww/Curse/
nowitsrain: Meow ndutt
total 1 replies
kalea rizuky
caca di anggap abang kayaknya papa anin pengen anak cwok/Curse//Curse/
nowitsrain: Bisa jadii
total 1 replies
Zenun
udah diceramahin duluan sama Malik, auto tercekat
nowitsrain: Mengkicep
total 1 replies
Zenun
mau pura-pura keguguran ya
Zenun
mamam tuh malah mandi di sini 😁
Zenun
Hng.. tak semudah itu
Zenun
Oma takut kamu sakit Anin
Zenun
sekarang kamu bikin Anin minta maaf sama bocil yang dibikin nangis coba😁
nowitsrain: Nggak deh, nggak mau coba-coba.
total 1 replies
Zenun
nyari oren centil
nowitsrain: Oyen bahenoyy
total 1 replies
Zenun
keadilan apa ni yang tegak? 🙊
nowitsrain: Apa ya....
total 1 replies
Zenun
ayo minta maap ndut
Zenun
tuh kan, dia menemukan mbul
Zenun
mungkin ketemu si mbul
Zenun
Bilang aja, Anin balik yik, kasihan dedek bayinya
nowitsrain: Wkwkwk
total 1 replies
Zenun
Abis diserang sama si ndut yang lagi kejar ular😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!