NovelToon NovelToon
Jodoh Di Tangan Semesta

Jodoh Di Tangan Semesta

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Aliansi Pernikahan / Beda Usia / Keluarga / Karir
Popularitas:21.3k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Anindya Semesta hanyalah gadis ingusan yang baru saja menyelesaikan kuliah. Daripada buru-buru mencari kerja atau lanjut S2, dia lebih memilih untuk menikmati hari-harinya dengan bermalasan setelah beberapa bulan berkutat dengan skripsi dan bimbingan.

Sayangnya, keinginan itu tak mendapatkan dukungan dari orang tua, terutama ayahnya. Julian Theo Xander ingin putri tunggalnya segera menikah! Dia ingin segera menimang cucu, supaya tidak kalah saing dengan koleganya yang lain.

"Menikah sama siapa? Anin nggak punya pacar!"

"Ada anak kolega Papi, besok kalian ketemu!"

Tetapi Anindya tidak mau. Menyerahkan hidupnya untuk dimiliki oleh laki-laki asing adalah mimpi buruk. Jadi, dia segera putar otak mencari solusi. Dan tak ada yang lebih baik daripada meminta bantuan Malik, tetangga sebelah yang baru pindah enam bulan lalu.

Malik tampan, mapan, terlihat misterius dan menawan, Anindya suka!

Tapi masalahnya, apakah Malik mau membantu secara cuma-cuma?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semesta 31.

Anindya memang kurang ajar. Setelah mengobrak-abrik hati Malik, ia seenak jidat menghilang bak ditelan kegelapan. Tidak ada chat random. Tidak ada telepon iseng. Tidak pula menyatroni rumah Malik tiga kali sehari seperti dosis minum obat. Dengar-dengar sih, gadis itu sedang sibuk di kantor papanya. Entah apa yang dikerjakan, Malik hanya tahu Anindya mendadak tertarik dengan pekerjaan korporat.

Selama tidak berkontak, Malik kelimpungan. Bukan karena rindu atau bagaimana, tapi hatinya mendadak dibayang gelisah atas kalimat terakhir Anindya. Perihal sang gadis yang mempersilakan dirinya untuk mengekspresikan diri sebebas mungkin, ia tangkap sebagai sebuah janji. Sebab itu Malik khawatir.

Bagaimana jika janji itu hanyalah bualan, semacam pancingan, lalu hilang begitu saja begitu sisi dirinya benar-benar keluar? Bagaimana jika Anindya tidak benar-benar siap menerima limpahan perasaan yang selama ini Malik simpan sendirian? Bagaimana jika Anindya juga akan pergi, setelah Malik terlalu jauh menyelam ke dalam dirinya?

Untuk seseorang yang terlalu lama berkonflik dengan diri sendiri, Malik masih terlalu ragu untuk meruntuhkan dinding pertahanannya sedikit demi sedikit.

Tetapi waktu terus berjalan, dan Malik tidak bisa berhenti di tengah-tengah. Pada akhirnya semua rencana harus tetap dijalankan. Tanpa peduli apakah dirinya siap atau tidak.

Maka di sinilah Malik sekarang. Berdiri cemas di altar, menanti Anindya muncul bersama papanya setelah pintu besar gereja terbuka perlahan.

Ketika sosok yang tak ditemuinya selama lima hari kemarin akhirnya muncul, waktu seakan berhenti sejenak. Malik memandang jauh pada setiap sisi Anindya. Veil yang menutup wajah ayunya, gaun putih dengan potongan sederhana dan ekor panjang yang menyapu lantai gereja, buket mawar putih di tangan kanan, serta tangan kirinya yang menggamit lengan papanya.

Di bangku tamu barisan paling depan, Malik temukan Oma duduk bersebelahan dengan mamanya Anindya. Matanya berbinar haru. Kedua tangan bertaut di depan dada. Bibirnya bergetar samar, seperti sedang melantunkan doa dengan segenap perasaan.

Malik mengalihkan lagi perhatiannya saat Anindya dan papanya tiba di altar. Pria paruh baya berjas hitam itu tampak berkaca-kaca kala menyerahkan tangan putri kesayangannya. Sehingga Malik menerimanya dengan perasaan berat pula.

Mengambil anak perempuan seseorang, terlebih yang sangat disayang, adalah sebuah langkah berani yang penuh pertanggungjawaban. Tidak pernah dalam bayangan Malik terlintas untuk melakukannya. Tetapi sore ini, ia menerima tangan Anindya dan menggenggamnya erat. Membawa gadis itu berdiri di sampingnya, berhadapan dengan pastor yang akan memimpin jalannya prosesi pernikahan.

Misa pun dimulai. Pastor mengawalinya dengan membaca doa, diamini oleh para tamu yang hadir menyaksikan penyatuan dua anak manusia.

Malik berusaha fokus, tetapi keadaan tangan Anindya yang mulai terasa basah di genggamannya membuatnya terusik. Ia melirik calon istrinya itu. Mencoba membaca isi kepalanya dari raut wajah yang samar tertutup veil. Karena tidak ingin memecahkan doa yang masih dipanjatkan dengan khidmat, Malik akhirnya hanya bisa menggenggam tangan Anindya lebih erat sambil mengusapkan ibu jarinya. Berharap gestur kecil itu membantu Anindya lebih tenang. Meski dirinya sendiri pun tidak kalah berantakan.

Selesai doa, pastor meminta mereka mengucap janji pernikahan. Anindya ditunjuk lebih dulu. Suara gadis itu terdengar sedikit bergetar ketika mulai membuka mulut.

“Saya, Anindya Semesta, memilih engkau, Malik Dirgantara, menjadi suami. Saya berjanji setia kepadamu, dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit, saya mau mencintai dan menghormati engkau seumur hidup saya.”

Kini giliran Malik. Lelaki itu menarik napas panjang, mengumpulkan seluruh keberanian. Tatapannya tidak berpaling dari Anindya bahkan ketika suaranya mulai terdengar.

“Saya, Malik Dirgantara, memilih engkau, Anindya Semesta, menjadi istri. Saya berjanji setia kepadamu, dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit, saya mau mencintai dan menghormati engkau seumur hidup saya.”

Pastor kemudian memberkati cincin mereka yang sudah diletakkan di atas nampan kecil. Kilau emasnya tampak berharga terlepas seberapa pun nilainya, sebab itu adalah simbol janji yang akan mengikat dua anak manusia seumur hidup mereka.

Malik lebih dulu mengambil cincin, menyelipkannya di jari manis Anindya. Sensasi dingin yang ditimbulkan membuat tubuh Anindya bergetar pelan. Sekuat tenaga ia mencoba untuk tidak menangis ketika melakukan hal yang sama kepada Malik.

“Demi nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus,” ucap sang Pastor, “aku nyatakan bahwa kalian kini telah sah menjadi suami istri. Apa yang telah dipersatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”

Tepat pada kalimat itu, lonceng gereja berdentang. Jemaat berdiri, tepuk tangan riuh menggema memenuhi ruang kudus.

Tetapi prosesi belum selesai sampai di sana. Mereka masih harus mendengar janji personal yang akan Anindya dan Malik ucapkan. Janji yang datangnya dari masing-masing lubuk hati terdalam, alih-alih sebuah prosesi wajib.

Kembali, Anindya memulainya lebih dulu.

“Saya memilihmu, Malik Dirgantara. Saya memilih kamu untuk menjadi suami saya. Saya berjanji akan mencintaimu dalam kata dan perbuatan. Saya akan tertawa, menangis, berteriak, dan menua bersamamu. Menjadi keluarga dan pasanganmu. Mencintai sisi dirimu yang sudah dan akan kamu tunjukkan nanti. Saya akan memberikan seluruh cinta dan hidup saya hanya untukmu. Saya akan menjadi teman, menjadi telinga, menjadi bahu untukmu bersandar. Saya akan mencintai dan berada di sisimu selamanya.”

Meski hatinya berkecamuk sehabis mendengar janji Anindya, Malik tetap berusaha tegar untuk mengucap janjinya sendiri. Pertama, ditatapnya lekat wajah istrinya, dan kembali ia menarik napas dalam-dalam mempersiapkan diri.

“Saya berjanji untuk selalu melindungimu dari segala bahaya. Untuk berdiri bersamamu menghadapi setiap masalah. Dan mencari hadirmu ketika saya membutuhkan perlindungan. Saya berjanji tidak hanya akan mendengarkan, tetapi juga benar-benar memahami dirimu dan semua yang engkau sampaikan. Bukan hanya untuk jujur, tetapi juga untuk percaya padamu. Bukan hanya untuk mencintai kamu, tapi juga untuk menerima cinta darimu. Saya akan mencintai dan berada di sisimu selamanya.”

Perlu diketahui, mereka membuat janji atas kemauan sendiri. Tidak ada diskusi apalagi bocoran soal apa yang akan mereka ucapkan dalam janji personal, sehingga tidak satu pun di antara keduanya yang pernah menduga bahwa kalimat terakhir yang mereka pilih akan sama persis. Seperti sebuah pertanda dari Tuhan bahwa mereka memang seharusnya berjalan di jalur yang sama.

Pastor menutup doa dengan senyum teduh, menatap kedua mempelai yang kini resmi dipersatukan. Malik memandang Anindya lama, seakan waktu kembali berhenti hanya untuk mereka berdua. Di tengah hiruk tepuk tangan dan derai haru yang meliputi seisi gereja, Malik tahu ia harus meneguhkan segalanya dengan caranya sendiri.

Perlahan, ia menggenggam kedua tangan Anindya, lalu mendekat. Ia menundukkan kepala dan mengecup lembut kening gadis itu, hangat dan penuh khidmat.

Hening sejenak menyelimuti, para jemaat ikut menahan napas. Lalu beberapa isak haru pecah di barisan depan. Oma menyeka air matanya, mama Anindya pun tak kuasa menahan senyum dan tangis bersamaan.

Sorak-sorai jemaat yang kembali pecah, menutup prosesi sakral yang baru saja berlangsung. Dan di balik tirai veil, Anindya tersenyum dengan mata yang berembun.

Bersambung....

1
Zenun
Sekarang sudah jadi istri orang Ma🥲
Zenun
awas nek, nanti encok
Zenun
Anin gak gila, emang begitu apa adanya seorang istri ke suami tu😄
Zenun
Lalu, bagaimana peperangan itu detailnya?😁
Zenun
Buar kedengeran urgent
Zenun
udah dong, tapi malu lah kalau diceritain, eheummmp🙃
Zenun: siapa ya
total 2 replies
Zenun
emangnya kalau ada Anin, semvak mas Malik di umpetin?😁
nowitsrain: Takut kebablasan maksudnya
total 3 replies
Zenun
Dan gak mungkin kamu menghindar terus Malik, buat Anindya mati kutu😁
nowitsrain: Takut bocahnya lebih gragas 😭😭
total 1 replies
Zenun
diladeni mah tackut
Zenun
hadiahnya tolong bikinin dedek bayi dong😁
nowitsrain: Alamak
total 1 replies
Zenun
bocahnya udah ngadu duluan 😁
nowitsrain: Cari aman...
total 1 replies
Zenun
Sepertinya bapake hanya kaget bentar, terus biasa lagi, mengingat waktu dibohongi kehamilan Anin, beliau cepat berdamai dengan masalah 😁
nowitsrain: Hihihi
total 1 replies
Zenun
Jadi pengen perkaos ya
nowitsrain: Astaghfirullah Kakak 😭😭
total 1 replies
Zenun
sebentar lagi jreng.. jreng.. jreng
Zenun
si om udah mateng banget pasti
Zenun
akhirnya jadi suami istri, penisirin Anindya bijimana menjalani irt😁
Zenun
jangan memupuk rasa takut, Bang
netizen nyinyir
akhirnya nikah juga tu si malik
Zenun
Biar gak kaku, sekali-kali random kaya Anin
Zenun
heleh, kau pun acc😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!