Meski telah menikah puluhan tahun Dara tidak mampu merebut hati sang suami Hadi Prayoga.
karena mereka menikah karena perjodohan yang diatur oleh keluarga mereka atas usulan dari Dara.
Dara mencintai Hadi sejak pertemuan pertama mereka yang membuat Dara meminta pada orang tuanya untuk mengatur perjodohan mereka.
waktu perjalan selama 14 tahun pernikahan mereka sudah dikaruniai anak yang menginjak usia remaja. tapi cinta yang Dara harapkan tak kunjung datang.
Dara terus mengejar cinta suaminya hingga melupakan kewajibannya sebagai orang ibu yang membuat anak Dara, Davin membencinya.
Bagaimana kisah rumah tangga antara Dara dan Hadi apakah ada keajaiban sehingga Hadi dapat mencintai istrinya? atau Dara menyerah karena Hadi tak dapat membuka hatinya untuk Dara?
saksikan kelanjutan ceritanya dan mohon support untuk karya pertamaku Terima Kasih 🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biokunai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27.
Semua berkumpul di rumah mama Alina seperti rencana. Bahkan Jihan yang baru pulang dari rumah sakit berada disana karena anak-anaknya ada disana.
"Dara kamu istirahat saja biar mbok yang siapkan makan malamnya."ucap Alina saat Dara membantu menyiapkan makan malam.
"baik ma."jawab Dara langsung pergi ke kamarnya.
"mbok tolong buat bubur ya untuk Jihan karena dia baru saja keluar dari rumah sakit. Jadi biar makan yang lembut-lembut dulu."ucap Alina oada mbok yang sedang memasak.
"baik, nyah-"setelah memastikan makan malam sudah dibuat Alina mengarah ke ruang tengah dimana cucu-cucunya tengah bermain.
.
Saat makan malam suasana ramai dengan celotehan ketiga anak kecil dan sesekali davin juga ikut menggoda adik-adik sepupunya. Membuat acara makan mereka menjadi ramai.
"io ngga suka makan sayur oma,-" ucap si kecil Rio menolak saat Alina menyendokan sayur ke piringnya.
"coba dulu sayang, sayurnya enak kok. Lagian sayur baik untuk tubuh lho."rayu Alina pada cucunya.
"tapi io ndak suka oma."Rio tetap menolak dengan menggelengkan kepalanya saat oma-nya berusaha menyuapinya sayur.
"engga apa-apa Rio, kakak juga awalnya engga suka sekarang jadi suka sayur. Jadi dicoba dulu."ucap Davin membantu oma-nya merayu rio.
"iya Aura juga suka sayur, sayurnya enak."timpal Aura.
"coba sedikit dulu rio."si sulung lily.
Karena paksaan dari semuanya membuat Rio mencicipi sayur yang sedang oma-nya berikan padanya.
"gimana? Enak kan? Engga pahit kok!"ucap Alina menunggu reaksi cucunya.
"enak kan?"ucap Davin.
Rio mengunyah lamat-lamat sayur itu di dalam mulutnya mencoba meresapi rasa sayur yang ternyata tidak seperti dugaannya.
"emm..."Rio menganggukan kepala kepada mereka semua saat telah menelan makannya.
"tuh kan enak!"ucap Alina lega cucunya yang kini menyukai sayur.
"udah dibilang enak engga percaya sih."ejek Davin pada sepupu mungilnya itu.
"enak tuh."ejeknya lagi.
"oma ka Davin nakal!" ucap Rio tak senang Davin terus mengejeknya.
"tak apa kakak hanya bercanda saja."ucap Alina menengahi.
Tapi suasana makin ramai saat Davin dan Rio terus saja mengejek dan ditambah dengan Lily dan Aura yang ikut menimpali jadilah suasana makin ramai.
Ditengah keseruan anak-anak melempar ejekan dan candaan. Suasana terbalik justru dirasakan ketiga orang dewasa yang juga ikut makan di meja yang sama.
Dara,Jihan dan Hadi hanya diam menyaksikan kehebohan anak-anak mereka. Dara melirik perut Jihan yang masih rata.
"ku dengar kau dirawat, Jihan?"Dara membuka suara.
Atensi Jihan beralih ke arah pada Dara yang bertanya padanya.
"ehm.. Iya."jawab Jihan.
"sakit apa?"pancing Dara padahal ia sudah tau tentang kondisi Jihan yang sedang hamil.
"hanya kelelahan dan kurang istirahat."ucap Jihan.
"oh begitu."jawab Dara singkat.
"lalu dimana Liam kenapa tak ada untuk menemanimu?"Dara kembali bertanya.
Mendengar pertanyaan dari Dara yang menanyakan keberadaan suaminya membuat suasana hati Jihan yang tadi sempat membaik karena melihat tingkah anak-anaknya kembali murung.
Semua perubahan ekspresi wajah Jihan tak lepas dari penglihatan Hadi yang duduk diantara mereka berdua.
"berhenti bicara dan habiskan makanmu."ucap Hadi pada istrinya yang karena pertanyaan darinya Jihan jadi bersedih mengingat Liam.
"lho kenapa? Aku sedang bertanya pada Jihan, apa salahnya?!"ucap Dara tak terima diperingatkan oleh Hadi.
"benarkan Jihan?"tanya Dara tak merasa bersalah.
Jihan menundukan kepalanya mencoba menguasai perasaanya. "hmm.. Tak apa."cicit Jihan yang masih bisa didengar oleh Dara dan Hadi.
"tuh! Kau dengar sendiri, Jihan saja tak keberatan kenapa kau yang repot!" ucap Dara yang tak memperhatikan dan tak memperdulikan ekspresi Hadi yang kesal padanya dan Jihan yang sedih.
"aku dengar juga dari mama, kalau kau hamil? Sudah berapa bulan?"Dara kembali bertanya tanpa beban.
"sudah 12 minggu."jawab Jihan dengan perasaan tak menentu dan hal itu diperhatikan oleh Hadi.
Hadi kesal dan menatap Dara tajam yang tak diperdulikan oleh Dara. Wanita itu memilih menatap Jihan yang terlihat gelisah tak nyaman dengan semua pertanyaan yang ia lontarkan.
"hebat ya Liam, walaupun sibuk dan sering berpergian tapi tetap harmonis dengan istrinya. Buktinya kau hamil anak ke empat."ucapan Dara menohok Jihan sekaligus menyindir Hadi.
"kau beruntung Jihan kau dapat kehangatan dari suamimu dan perhatian dari kakak iparmu."ucapan Dara terang-terangan menyinggung Hadi yang menjaga Jihan selama dirawat kemarin.
Jihan kaget mendengar ucapan Dara yang menyinggung kedekatannya dengan Hadi.
Sedangkan Hadi sudah meremat tangannya kuat mendengar sindiran terang-terangan yang Dara ucapkan.
Sedangkan Dara tersenyum senang dalam hati melihat kedua orang di depannya merasa tertekan dan kesal karena ucapannya.
"kalian pikir aku akan diam saja setelah tau yang sebenarnya. Tidak akan! kau salah mencari lawan Jihan, kau sembunyikan sifat licikmu dibalik sikap lembutmu. Sedangkan kau mas, kau akan menyesal karena membuangku dan lebih memilih wanita licik itu."gumam Dara dalam hati.
.
Setelah makan malam selesai mereka berkumpul sebentar diruang keluarga dan kembali ke kamar masing-masing karena sudah malam.
Adara sibuk dengan ponselnya bertukar pesan dengan Selly membahas banyak hal. Terutama sahabatnya Mia yang akhir-akhir ini tak ada kabar.
Saat tengah malam Dara terjaga karena haus dan melihat diatas meja tidak ada air. Maka dara memutuskan ke dapur untuk minum. Saat selesai minum Dara melihat pintu samping yang menuju ke taman terbuka.
Dara merasa dejavu mengingat hal ini pernah terjadi dan saat itu ia melihat Jihan dan Hadi ada ditaman belakang beduaan.
Kali ini juga Dara memastikan jika hal itu kembali terjadi, apalagi Hadi yang tidak berada di kamar bersamanya karena beralasan mengerjakan pekerjaan diruang kerjanya. Semua ini sama persis seperti kejadian sebelumnya.
Saat Dara sudah tiba di taman belakang ia menajamkan penglihatannya mencari keberadaan Jihan dan Hadi. Dan benar saja setelah beberapa saat mencari Dara melihat mereka berdua tengah duduk bersisian di gazebo taman sedang mengobrol dengan pandangan mengarah ke langit malam yang terang karena sinar rembulan.
Melihat pemandangan di depannya Dara menyeringai menarik ujung bibirnya. "ternyata memang benar kalian ada disini seperti perkiraan. Kalian memang benar-benar tak mengecewakanku."gumam Dara melihat kedua orang itu yang tengah menikmati malam.
"walaupun tau kalau Jihan tak bisa didapatkan tapi kau tetap berharap padanya mas. Hingga rela melepas pernikahan mu sendiri bahkan melawan adikmu sendiri demi wanita itu."walaupun sudah bertekat membalas tapi tetap saja hatinya sakit mengetahui orang yang sangat ia cintai dan pernikahan yang mati-matian ia pertahankan harus hancur karena cinta suaminya yang tak pernah bisa berpaling dari Jihan cinta pertamanya.
...----------------...
Lanjut? Jangan lupa berikan vote, like, point, dan komennya dulu, ya.
.
.
.
.
.
Tbc
Sekarang ya nikmati saja kekalahanmu. mau Berubah mnyesal wes terlambat anak dah besar dan gk pernh di perhatikan ya sdh wasalam.
aku lbih suka wanita pinter tau lakinya gk bner bangkit bawa anaknya trus bls dendam dng elegant.
anak egois semoga di masa depan lo punya anak anak lo juga masa depan nya lebih mengerikan dari pada ibu lo