NovelToon NovelToon
Mafioso In Action

Mafioso In Action

Status: tamat
Genre:Teen / Action / Romantis / Contest / Mafia / Kriminal / Tamat
Popularitas:234.6k
Nilai: 4.4
Nama Author: WiraBP

16+ Bijaklah dalam membaca!!!

Apa jadinya jika harus menghadapi banyak masalah yang berasal dari masa lalu, namun tanpa ingatan masa lalu tersebut?

Itulah yang terjadi dan dialami oleh seorang laki-laki berusia 23 tahun bernama Berlin G Axel. Dirinya tidak dapat mengingat semua tentang masa lalunya sendiri, dan harus menghadapi semua masalah yang berasal dari masa lalu.

Banyak sekali ancaman dan bahaya yang mengincar Berlin, termasuk orang-orang berharganya dan termasuk juga dengan kekasihnya yaitu Nadia. Itu cukup membuat Berlin harus bisa melindungi apa yang ingin ia lindungi, dan sekaligus harus bisa menyelesaikan masalah-masalah itu.

Di sisi lain Berlin juga harus mencari kejelasan soal ingatan masa kecilnya, dan soal keluarga besarnya yang tidak dapat ia ingat sama sekali.

Apakah ia berhasil mendapatkan ingatan-ingatannya kembali? Dan ingatan-ingatan apa saja yang telah hilang atau ia lupakan?

source cover: Pinterest

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WiraBP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah Ramalan #23

Kekacauan dan kepanikan sempat terjadi dimana-mana, bahkan belum selesai hingga siang menjelang. Selain itu Prawira juga dicari oleh banyak wartawan guna mewawancarainya. Namun dirinya sedang tidak ingin bertemu dengan banyak orang, termasuk para jurnalis yang siap menghujaninya dengan pertanyaan-pertanyaan.

Tidak hanya itu, banyak paparazi yang tengah sibuk memotret lokasi kejadian ledakkan. Berita tentang sembilan ledakkan yang terjadi diwaktu yang bersamaan juga sudah mulai tersebar luas.

Prawira tidak ingin membiarkan kasus ini terbengkalai begitu saja. Karena menurutnya semua ledakkan yang telah terjadi sudah termasuk dalam tindakan terorisme. Banyak orang-orang tidak bersalah yang menjadi korban dari tindakan para pelaku.

Namun semua kekacauan sudah sedikit mereda saat pagi menjelang siang. Tetapi ketakutan akan serangan-serangan selanjutnya, tetap menyelimuti hampir semua orang yang ingin melakukan aktivitas sehari-hari mereka.

...

Situasi di Rumah Sakit Kota sangatlah ramai dengan pasien dari korban semua ledakkan yang terjadi, termasuk banyak anggota polisi juga yang menjadi korban.

Pada saat Prawira duduk dengan Netty di lobi ruang tunggu dari Rumah Sakit Kota, tiba-tiba satu dokter bersama dengan perawat wanita menghampirinya serta memberinya daftar yang berisikan banyak nama yang tercantum.

"Kami sangat meminta maaf, karena ... nama-nama dalam daftar ini ... tidak dapat kami selamatkan. Kami sudah berusaha semampu kami," tutur dokter itu dengan memberikan daftar nama tersebut kepada Prawira.

.

Mendengar pernyataan dokter tersebut, Prawira sangat menyesalinya. Karena pada saat ia menerima serta membaca semua isi dari daftar nama tersebut, telah tertulis lebih dari dua puluh nama yang tercantum dalam daftar ini. Termasuk sahabatnya sendiri yaitu Aldi, yang sempat ia temukan dalam keadaan luka parah dengan pendarahan cukup hebat akibat ledakkan yang terjadi di Kantor Polisi Pusat.

.

Dirinya sempat menghela nafas sejenak, dan mengatakan, "Terima kasih banyak atas usahanya ..., setidaknya masih banyak korban yang selamat ...," cetusnya.

Setelah menerima daftar nama tersebut, Prawira bangkit dari duduknya dan lalu berjalan melangkah keluar dari Rumah Sakit dengan terus menggenggam secarik kertas berisikan semua nama dari anggotanya itu.

"Prawira ...," gumam Netty yang melihat rekan atasannya berjalan perlahan keluar melewati keramaian di sekelilingnya.

Netty pun mengikuti kemana Prawira berjalan. Dirinya sangat bisa merasakan perasaan dari rekannya itu, saat mengetahui banyak dari anggotanya yang gugur dalam bertugas.

Setelah membaca semua nama-nama yang telah tercantum di secarik kertas yang ia genggam, Prawira sangat menyesal dan bersedih. Karena saat dirinya membaca semua nama yang telah tercantum dalam daftar tersebut, ia mendapati banyaknya nama dari anggota terbaiknya gugur dalam bertugas. Bahkan hampir semua dari anggotanya yang gugur adalah Perwira terbaik yang dimiliki oleh Kepolisian, dan dirinya kehilangan hampir semua Perwira terbaiknya akibat aksi teror yang telah terjadi.

Prawira benar-benar tidak kuat menerima semua kenyataan itu, karena banyak Perwira terbaiknya yang gugur akibat aksi teror tersebut. Dirinya merasa telah gagal menjadi pemimpin dari semua anggotanya, dan membawa hampir semua anggotanya kepada kegagalan.

"Garwig, aku tidak tahan dengan semua ini, aku ... tidak bisa memimpin mereka semua ...," gumam Prawira yang duduk di sebuah bangku di halaman parkir belakang dari Rumah Sakit, dan tertunduk lesu.

Netty pun perlahan melangkah menghampiri Prawira dengan mengatakan, "Anda sudah berusaha yang terbaik, sembilan kasus itu terjadi dalam waktu yang bersamaan, dan ... tentu ... kita akan kewalahan."

.

"Masih ingat dengan suatu ramalan ... yang dahulu sempat dipercaya oleh keluarga besar Gates ...?" lanjutnya

Prawira merasa bingung saat mendengar apa yang diucapkan oleh Netty kepadanya. Entah dirinya tidak tahu atau bahkan lupa, tetapi ia tidak ingat kalau ada suatu ramalan yang sempat dipercaya oleh keluarga besar kepolisan.

"Ramalan tentang apa ..?" sahutnya.

"Ramalan tentang ... konflik antara kedua anak laki-laki ... yang seharusnya telah menjadi bahan pertukaran itu," jawab Netty yang lalu duduk tepat di sebelah dari Prawira.

Saat mendengar hal tersebut, dirinya merasa tidak asing dan pernah mendengar ramalan tersebut. Namun Prawira benar-benar lupa dimana dan dari siapa dirinya mendengar ramalan tersebut. Tetapi dirinya tidak begitu percaya, karena itu hanyalah sebuah ramalan yang belum tentu nyata.

Karena melihat Prawira yang tampak kebingungan dan tidak ingat dengan ramalan yang ia maksud. Netty pun sedikit menjelaskan tentang ramalan dari salah satu tetua dalam keluarga besar kepolisan, atau lebih terkenal dengan nama sebutan Keluarga Gates.

.

"Semua pertanda dari ramalan itu sebenarnya sudah terlihat sejak dulu, bahkan ... hingga sekarang terus bertambah. Jika benar ramalan tersebut nyata, maka ... hanya 'dia' keturunan terakhir ... yang dapat menghentikan langkah dari saudaranya sendiri."

.

"Apakah Anda lupa ...? Anda sendiri yang menculik serta mengamankan anak laki-laki itu, tepat pada malam sebelum hari pertukaran terjadi," lanjutnya.

Mendengar sedikit penjelasan tersebut, Prawira akhirnya ingat tentang penculikan dan hari pertukaran yang ia gagalkan sendiri. Serta anak laki-laki yang dimaksud oleh Netty sebenarnya adalah anak yang ia didik serta besarkan sendiri.

.

...

Tepat pada 13 tahun yang lalu, keluarga besar kepolisan yaitu Gates, telah mendapatkan malapetaka mereka. Karena terlilit oleh banyak masalah yang bersangkutan dengan sebuah kelompok bernama Matrix. Nama kelompok tersebut sangat ditakuti oleh semua orang-orang yang pernah bertemu, atau bahkan hanya mendengarnya.

Kelompok tersebut mengancam pihak kepolisian dengan akan membuat banyak isu tidak benar, dan bahkan sampai kudeta pemerintahan. Jika permintaan mereka tidak dipenuhi oleh keluarga besar kepolisan.

Karena pihak kepolisian juga mempertimbangkan kepentingan dan kenyamanan masyarakat. Dengan secara terpaksa, keluarga besar kepolisan harus mengabulkan permintaan dari mereka sesuai dengan perjanjian dan perundingan.

Namun setelah diselenggarakannya perundingan dari kedua belah pihak, sempat banyak terjadi pertentangan dari para anggota keluarga besar kepolisan. Tetapi semua penolakan atau pertentangan tersebut sangat tidak berpengaruh dengan hasil dari perundingan yang mereka selenggarakan.

Akhirnya dengan secara terpaksa dari pihak keluarga besar kepolisan pun sepakat untuk menuruti permintaan dari kelompok atau keluarga tersebut. Akan tetapi pada saat malam sebelum hari pertukaran dilakukan, secara tiba-tiba telah terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh seseorang dari salah satu anggota keluarga kepolisian. Yaitu terjadinya penculikan terhadap salah satu dari kedua anak laki-laki yang akan dijadikan bahan pertukaran.

Penculikan tersebut dengan sengaja dilakukan oleh Prawira sendiri, karena menurutnya jangan sampai kedua anak laki-laki tersebut jatuh ke tangan yang salah. Jika hal tersebut sampai terjadi, maka semua ancaman yang mereka buat akan tetap terjadi dalam waktu yang sangat dekat, bahkan tidak dapat dicegah atau diatasi lagi. Tidak hanya itu, situasi dari ketiga wilayah akan sangat kacau serta keributan akan terjadi dimana-mana, dan itu tidak dapat terhindarkan lagi.

Karena Prawira tidak ingin hal semacam itu terjadi kepada kota tercintanya. Maka dari itu dirinya secara diam-diam menculik salah satu dari kedua anak laki-laki itu, dan membawanya ke suatu tempat untuk mengamankannya. Dirinya pun juga melakukan sesuatu terhadap ingatan dari anak laki-laki tersebut, dengan maksud agar anak itu bisa menjalani hidupnya seperti dan selayaknya seorang anak biasa.

...

13 tahun tersebut pun telah berlalu, dan anak laki-laki tersebut telah tumbuh dewasa serta tetap memiliki hubungan baik dengan Prawira. Tanpa sepengetahuan banyak orang, termasuk orang-orang yang memiliki keterkaitan dengan Matrix. Kelompok kejahatan tersebut juga sudah tidak terlihat, seakan menghilang begitu saja tanpa meninggalkan jejak.

"Jika ramalan itu benar, mungkin ... kita bisa kerjasama dengannya, bagaimana ...?" celetuk Netty secara tiba-tiba.

.

"Namun ... kalau memang benar, semua ledakan yang terjadi ... disebabkan oleh saudara dari anak laki-laki itu," lanjutnya.

Mendengar perkataan Netty tersebut, Prawira langsung terpikirkan untuk melakukan pengecekan terhadap semua kamera pengawas yang terpasang di beberapa lokasi kejadian. Dirinya berniat untuk segera mengetahui semua informasi tentang kelompok kejahatan yang telah melakukan aksi teror tersebut.

"Kamu ikut aku sebentar ...!" titah Prawira dengan secara tiba-tiba menggenggam serta menarik tangan milik Netty.

"Eh~" Netty kaget saat Prawira tiba-tiba menarik tangannya.

"Oh, maaf ...," cetus Prawira yang lalu melepas genggaman tersebut.

Saat Prawira berjalan menuju mobilnya bersama Netty, tiba-tiba Prime menghampiri dan memberi informasi data diri tentang satu korban yang diduga pelaku.

"Ternyata benar, satu pelaku di Lounge Caffe ... meledakkan dirinya sendiri, Pak."

Prawira pun menerima laporan dan beberapa data diri dari pelaku tersebut, serta segera menindak lanjuti kasus teror yang sedang terjadi.

"Silahkan hubungi orang terdekatnya ... siapapun itu, dan ... perdalam informasi tentangnya !"

.

"Dimengerti, Pak !" sahut Prime yang lalu berjalan kembali memasuki lobi dari Rumah Sakit.

Prawira pun mengendarai mobil dinasnya menuju Kantor Polisi Pusat, untuk melihat semua data informasi tentang pelaku dari sembilan pengeboman yang telah terjadi.

.

~

.

Dengan mengambil dan menyeruput secangkir teh yang terletak di meja sebelahnya, Berlin membaca sebuah berita dari ponsel genggamnya. Nadia menghampiri dan duduk, serta membiarkan kekasihnya itu bersandar di bahunya.

Dirinya membaca sebuah berita tentang aksi teror yang terjadi tadi malam. Aksi teror yang sangat mengerikan, bahkan kengerian itu masih terasa hingga siang yang sangat cerah dan hangat ini.

"Membacanya saja ... sudah menakutkan ...," celetuk Nadia yang ikut membaca berita tersebut dari ponsel yang Berlin genggam.

"Kamu takut 'kah ...?" ucap Berlin dengan pelan sambil membelai rambut milik Nadia yang sedikit terurai menutupi wajahnya.

.

"Ya ... pasti banyak orang yang merasa takut, untuk ... melakukan aktivitas sehari-hari mereka."

"Jadi gimana ..., kamu masih mau aku antar pulang ...?" tanya Berlin kembali.

Mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut lelakinya itu, Nadia sedikit mencurahkan keluh kesahnya yang ia rasakan pada saat kembali ke rumahnya.

"Terkadang ... aku rindu untuk pulang ke rumah, tapi ... setelah 'ku ingat ... itu sangat membosankan. Tidak ada siapapun di rumah, dan ... tidak ada yang menantikan kedatangan 'ku untuk pulang."

Nadia terlihat sangat kesepian pada saat dirinya kembali pulang, di sisi lain dirinya juga rindu untuk kembali pulang ke rumah. Berlin sendiri sangat mengerti apa yang dirasakan oleh kekasihnya itu, karena dirinya juga merasakannya pada saat ia kembali pulang ke rumah pertamanya yang berada di kompleks dekat dengan Balaikota.

Maka dari itu terkadang Berlin lebih sering menghabiskan seluruh waktunya seharian bersama dengan teman-temannya. Berlin sangat merasa bersalah jika mengingat kembali tentang hilangnya pekerjaan milik kekasihnya, yang sebenarnya disebabkan oleh dirinya sendiri. Namun Nadia bahkan terlihat tidak ingin dan tidak pernah menyalahkan dirinya. Dia justru terlihat percaya kalau semua yang telah terjadi kepada dirinya adalah jalan terbaik baginya, dan itu adalah jalan yang ia pilih.

...

Di tengah dirinya sedang asik berbincang dengan kekasihnya. Tiba-tiba Kimmy menaiki tangga dengan sangat tergesa-gesa.

"Ada apa, Kim ?" cetus Berlin yang melihat Kimmy tergesa-gesa pada saat menghampirinya.

"Maaf mengganggu, Bos. Kita ... ada sedikit masalah di bawah," jawab Kimmy karena melihat Berlin yang sedang sibuk berduaan dengan Nadia.

.

"Baik, aku akan segera ke sana ...."

Kimmy pun kembali menuruni tangga menuju lantai dasar. Berlin sendiri tidak tahu masalah apa yang dimaksudkan oleh temannya itu, namun dirinya ingin segera mengetahui masalah tersebut.

"Ayo, sekalian kita ke bawah ..." ujar Berlin dengan menarik tangan milik Nadia.

"Nanti aja, aku takut mengganggu ...," sahutnya.

"Tenang saja, nggak menganggu kok ...."

Berlin bersama dengan kekasihnya itu pun melangkah berjalan menuruni tangga, dan menemui Kimmy yang sudah menunggu di lantai satu.

Saat dirinya bertemu dengan Kimmy, Berlin mendapati temannya yaitu Vhalen yang terlihat sedang menangis histeris. Dirinya pun menghampiri temannya itu, dan menanyakan masalahnya.

"Eh, kenapa ..?!"

Vhalen tiba-tiba memeluk Berlin dengan erat, bercampur dengan isak tangisnya yang sangat tidak beraturan. Berlin terkejut saat temannya memeluknya, dengan spontan ia mencoba melepaskan pelukan tersebut.

"Eh, tunggu ... kau kenapa, hey ...?!"

"Adiknya ... menjadi salah satu korban ... dari pengeboman yang terjadi di Lounge Caffe, Bos." Sasha memberitahu Berlin tentang apa yang membuat Vhalen sampai bisa menangis histeris seperti itu.

Nadia yang melihatnya pun ikut mendekati serta merangkul Vhalen untuk membantu menenangkannya. Ia tahu apa yang dirasakan oleh temannya itu, walau dirinya belum pernah dan tidak ingin merasakannya.

"Sekarang ... kondisi dari saudaramu bagaimana ?" cetus Berlin dengan terus mencoba menenangkan temannya.

"Aku mendapatkan kabar, dia ... di Rumah Sakit, dengan kondisi ... kritis," jawabnya.

"Siapa yang mengabarimu ...?" sahut Berlin kembali.

"Polisi ...," jawabnya kembali dengan terus mengusap air mata yang membanjiri pipinya.

Bersambung.

1
kzqrzbz
lucu bangetttt/Scowl/
kzqrzbz
S
anan
hadiri k
anan: iya masma ☺️ kita sesama punya karya kita salai dukung sesama author 👏👏 semangat k
WiraBP: makasih banyak kak! 🙏😊😊
total 2 replies
Arsha Nadya
besttt😍😍😍
WiraBP: 😍😍🙏☺️
total 1 replies
Lee
Maaf boomlike y kak..
main jg ktmptq..
Lee
Mampir lgi ya kak..
jgn bosan..
Yukity
Yeee....ada kelanjutannya👍🏼😁
WiraBP: ada dong ...😁
total 1 replies
R.F
kmn aja
R.F: oh pantesan aja
WiraBP: gak kemana-mana kok, cuma lg sibuk real aja😁
total 2 replies
Lee
Mampir jg ke novelku y kak.
makasih..
WiraBP: siap, makasih sudah mampir 🙏😊
total 1 replies
Lee
My ice girl saranghae mampir lg kak..
CHEESE CAKE.
Mampir sekaligus promosi, karya baru» [klik profil].
senja
wah akan ada penyerangan ya
senja
arti Kamerad apa?
Irma Kirana
next kak Wira 😂😘😘
WiraBP: baiklah, nanti next di season berikutnya 😆🤭✌️
total 1 replies
Irma Kirana
semangat kak Wira
Yukity
Kok Nggantung ya🤔
kirain masih ada chapter bonus lagi✌️😁
Yukity: sama2😍
WiraBP: iya nggantung euy 😁
btw makasih banyak atas dukungan kak 🙏😊
total 2 replies
Taki
nah klo chapter yg ini aku kurang puas Thor, karena cukup menggantung endingnya😁
seolah bikin aku bertanya-tanya gimana kelanjutannya?🥺
WiraBP: makasih 🙏😁
Taki: siap! semangat terus pokoknya 🔥
total 3 replies
Suya
Thor lanjut dong! season 2 atau apa gitu, masih penasaran aku😭
sumpah dah bagiku di chapter bonus ini menggantung🥺 butuh kelanjutannya 😭
WiraBP: makasih kak 🙏😁
Suya: aku tunggu ya Thor 😁
semangat terus berkarya ❤️💪
total 3 replies
Yukity
eh..ketinggalan 4 bab🙈

lha..serius Tamat🤔😱

Yuk buat karya baru lagi Thor..
semangaat👍🏼😍
Yukity: Wokey...😍😍
WiraBP: siap! ditunggu aja karya barunya😁 makasih 🙏
total 2 replies
Taki
kalaupun ini ending, aku sih cukup puas dgn pernikahan mereka berdua😍

tapi rasanya masih ada yg ganjal meski udh end gitu Thor. Aku ngarep klo ini cerita masih ada kelanjutannya 🥺

yah pokoknya semangat terus deh buat Author yg udh hadirkan cerita yg menghibur ini 💪🔥
WiraBP: siap makasih supportnya 🙏😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!