NovelToon NovelToon
Rahasia Kelam Di Balik Sutra

Rahasia Kelam Di Balik Sutra

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Rebirth For Love / Cinta Terlarang / Romansa / Cintapertama / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Novianti

Seorang putri Adipati menikahi putra mahkota melalui dekrit pernikahan, namun kebahagiaan yang diharapkan berubah menjadi luka dan pengkhianatan. Rahasia demi rahasia terungkap, membuatnya mempertanyakan siapa yang bisa dipercaya. Di tengah kekacauan, ia mengambil langkah berani dengan meminta dekrit perceraian untuk membebaskan diri dari takdir yang mengikatnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 23

Zhou Mei tiba-tiba muncul di Paviliun Awan dengan langkah angkuh, gaun brokatnya yang berwarna merah menyala berkibar saat ia menghampiri Cheng Xiao yang tengah berdiam seorang diri di taman. Aroma parfumnya yang menyengat memenuhi udara, mengganggu ketenangan Cheng Xiao. "Yo, lihat siapa ini? Wanita pengkhianat?" ujar Zhou Mei dengan nada sinis, matanya memandang Cheng Xiao dengan jijik.

Cheng Xiao tak menanggapi ucapan Zhou Mei, wanita itu sibuk menyesap tehnya dengan tenang, matanya menatap pemandangan bunga-bunga yang bermekaran di depannya. Ia berusaha mengabaikan kehadiran Zhou Mei, meskipun hatinya terasa sakit mendengar hinaan itu. "Cih, masih bersikap sombong?" ujar Zhou Mei dengan nada merendahkan, karena tak mendapatkan respon dari Cheng Xiao. Ia merasa kesal karena Cheng Xiao tidak terpengaruh dengan provokasinya.

"Bagaimana rasanya diusir dari Paviliun Phoenix?" ujar Zhou Mei dengan nada mengejek, mencoba memancing emosi Cheng Xiao. Ia tahu, Paviliun Phoenix adalah tempat yang sangat istimewa bagi Cheng Xiao, dan diusir dari sana pasti sangat menyakitkan baginya.

Kini Cheng Xiao menoleh perlahan ke arah selir suaminya itu, matanya menatap Zhou Mei dengan tatapan dingin dan datar. Namun, lagi-lagi wanita itu tidak bersuara, hanya ada kesedihan yang terpancar dari matanya.

"Hah... Kau berharap menjadi Permaisuri di istana putra mahkota dengan cara memaksanya menikahimu dengan dekrit kekaisaran. Kau telah menghancurkan hidup Putra Mahkota dengan menikahimu, lalu sekarang? Kau melahirkan anak dari pria lain? Kau pikir, kau akan selamat?" ujar Zhou Mei dengan nada menghina, matanya memancarkan kebencian yang mendalam.

Cheng Xiao hanya tersenyum tipis dan pahit mendengar hinaan itu. Bahkan seorang selir pun kini menghinanya karena melahirkan anak dari pria lain, sungguh ironis. "Kau mendengar kabar dari mana, jika aku diusir dari Paviliun Phoenix, dan bukan aku sendiri yang sukarela keluar dari Paviliun Phoenix?" ujar Cheng Xiao dengan nada datar tanpa emosi, namun ada sedikit getaran dalam suaranya.

Lalu Cheng Xiao terkekeh pelan, namun tawa itu terdengar hambar dan menyedihkan. "Jika pada akhirnya aku akan mengkhianati putra mahkota, untuk apa aku meminta dekrit pernikahan yang membuat harga diriku jatuh karena dinilai budak cinta oleh masyarakat kekaisaran?"

"Apakah kau pikir, rasa cintaku pada Putra Mahkota hanyalah sebuah bualan semata? Selama pernikahan, aku bahkan rela menjadi yang kedua. Aku bahkan rela merubah semua kesukaanku, seperti wanita yang dicintai putra mahkota," lanjut Cheng Xiao dengan nada lirih, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.

"Jika pada akhirnya aku berselingkuh dari putra mahkota, untuk apa aku merubah kebiasaanku, merubah semua kesukaanku hanya demi menyenangkan nya?" ujar Cheng Xiao, matanya memerah menahan tangis. Ia merasa sakit hati karena pengorbanannya selama ini tidak dihargai.

Cheng Xiao menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. "Kau menilaiku egois karena memaksanya menikahiku dengan dekrit. Maka aku menerima nya. Tapi, jika kau mengatakan aku menghancurkan hidupnya karena menikah denganku, maka cari tahu lebih dalam apa yang terjadi. Dan mengenai putraku," ujar Cheng Xiao dengan nada tegas, "Kau tidak sepantasnya membawa-bawa putraku untuk merendahkanku."

Cheng Xiao bangkit dari duduknya dengan anggun, lalu berlalu meninggalkan Zhou Mei yang terpaku di tempatnya. Ia tidak ingin berlama-lama lagi di sana, ia merasa muak dengan hinaan dan cemoohan yang terus menerus ia terima.

"Hei, tunggu.... Mengapa aku merasakan perasaan bersalah?" gumam Zhou Mei dengan bingung, saat melihat punggung Cheng Xiao yang semakin menjauh. Ia merasa ada sesuatu yang salah dengan penilaiannya terhadap Cheng Xiao, dan ia mulai meragukan kebenaran dari apa yang ia dengar selama ini.

Zhou Mei terdiam, pikirannya berkecamuk. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan situasinya. Selama ini, ia selalu mendengar desas-desus negatif tentang Cheng Xiao, tentang bagaimana wanita itu memaksa Putra Mahkota menikahinya, tentang bagaimana ia menghancurkan hidup Putra Mahkota, dan tentang bagaimana ia berselingkuh dengan pria lain. Namun, kata-kata Cheng Xiao tadi membuatnya meragukan semua itu.

"Mungkin... mungkin aku salah menilai nya," gumam Zhou Mei pelan. Ia mulai mempertimbangkan kemungkinan bahwa Cheng Xiao tidak seburuk yang ia kira. Mungkin ada alasan di balik semua tindakannya.

Zhou Mei menatap teh yang masih mengepul di cangkir Cheng Xiao. Ia membayangkan bagaimana perasaan Cheng Xiao saat ini. Diusir dari Paviliun Phoenix, dihina oleh selir lain, dan dituduh mengkhianati suaminya. Pasti sangat menyakitkan.

"Aku harus mencari tahu kebenaran nya," tekad Zhou Mei dalam hati. Ia memutuskan untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi antara Cheng Xiao dan Putra Mahkota. Ia ingin tahu, apakah Cheng Xiao benar-benar bersalah, ataukah ia hanya menjadi korban dari keadaan.

Zhou Mei berbalik dan berjalan meninggalkan taman. Ia menuju ke perpustakaan istana, tempat ia bisa mencari informasi tentang masa lalu Cheng Xiao dan Putra Mahkota. Ia bertekad untuk mengungkap kebenaran, meskipun itu akan membuatnya berhadapan dengan orang-orang yang berkuasa.

Sementara itu, Cheng Xiao berjalan dengan langkah gontai menuju Paviliun Awan. Air mata terus mengalir di pipinya, membasahi wajahnya yang pucat. Ia merasa lelah dengan semua drama dan intrik di istana ini. Ia ingin melarikan diri, ingin pergi jauh dari tempat ini.

Namun, ia tidak bisa. Ia memiliki seorang putra yang harus ia lindungi. Ia harus bertahan, demi putranya. Ia akan melakukan apapun untuk memastikan putranya aman dan bahagia.

Cheng Xiao tiba di Paviliun Awan dan langsung menuju ke kamar putranya. Ia melihat putranya sedang tertidur pulas di ranjangnya. Wajahnya yang polos dan damai membuat hati Cheng Xiao menghangat.

Cheng Xiao duduk di samping ranjang putranya dan mengusap rambutnya dengan lembut. "Aku akan melindungimu, Nak," bisik Cheng Xiao pelan. "Aku akan melakukan apapun untukmu."

Cheng Xiao kemudian mencium kening putranya dan beranjak pergi. Ia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi hari esok. Ia tahu, hari-hari ke depan tidak akan mudah. Tapi ia tidak akan menyerah. Ia akan terus berjuang, demi dirinya dan demi putranya.

Di tempat lain, Putra Mahkota Wang Yuwen sedang duduk di ruang kerjanya yang megah, namun terasa dingin dan sunyi. Wajahnya muram, dahinya berkerut dalam saat ia membaca laporan tentang pemberontakan yang semakin meluas di wilayah selatan. Ia merasa frustrasi dan tidak berdaya karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan kekacauan itu.

"Sialan!" umpat Wang Yuwen dengan geram, suaranya menggema di seluruh ruangan. Ia melempar laporan itu ke lantai dengan kasar, melampiaskan amarahnya.

Tiba-tiba, pintu ruang kerjanya terbuka perlahan, dan masuklah seorang pria berjubah hitam yang misterius. Pria itu adalah penasihat Wang Yuwen, seorang ahli strategi yang sangat cerdas dan berpengaruh, namun selalu menyembunyikan wajahnya di balik jubah.

"Yang Mulia," sapa pria itu dengan hormat, membungkuk sedikit.

"Ada apa?" tanya Wang Yuwen dengan nada ketus, tidak suka diganggu saat sedang marah.

"Saya memiliki informasi penting untuk anda," jawab pria itu dengan tenang, tidak terpengaruh dengan amarah Wang Yuwen.

Wang Yuwen langsung menoleh dengan tatapan tertarik. "Informasi apa?" tanyanya, penasaran dengan apa yang akan dikatakan penasihatnya.

"Saya melihat Tuan Adipati Cheng datang ke istana untuk bertemu dengan Kaisar," jawabnya dengan nada datar.

. . .

Di istana Kaisar, Adipati Cheng berdiri dengan tegap di hadapan Kaisar. Pria yang biasanya terlihat gagah dan berwibawa, kini terlihat rapuh dan penuh kesedihan. Masalah yang menimpa putrinya, Cheng Xiao, benar-benar menghancurkan hati pria paruh baya itu.

"Adipati Cheng, apakah kau sudah mengetahui kabar tentang Cheng Xiao?" tanya Kaisar dengan nada prihatin, menatap Adipati Cheng dengan tatapan simpati.

Adipati Cheng mengangguk dengan lesu. "Hamba mengetahui nya, Yang Mulia," jawabnya dengan suara serak.

Kaisar terlihat menghela napas berat. "Beberapa hari lalu, Cheng Xiao mendatangi ku untuk meminta dekrit perceraian," ujar Kaisar dengan nada menyesal.

"Tapi aku tidak ingin memberikan nya. Aku ingin Cheng Xiao tetap menjadi menantu ku, menantu kekaisaran," lanjut Kaisar dengan nada tegas, menunjukkan bahwa ia tidak ingin melepaskan Cheng Xiao begitu saja.

Lalu tiba-tiba, Adipati Cheng bersujud di hadapan Kaisar, kepalanya menyentuh lantai. "Yang Mulia, hamba akan memberikan seluruh tentara militer keluarga Cheng, dan mundur dari jabatan kekaisaran," ujar Adipati Cheng dengan nada putus asa, rela mengorbankan segalanya demi kebahagiaan putrinya.

Kaisar semakin terkejut dengan pernyataan Adipati Cheng. Demi melepaskan putrinya dari penderitaan, pria itu bahkan menyerahkan seluruh kekuasaan dan pengaruh keluarganya. "Apakah kau ingin memutuskan hubungan dengan kami, Adipati Cheng?" tanya Kaisar dengan nada tidak percaya, menatap Adipati Cheng dengan tatapan terkejut dan kecewa.

1
Natasya
👍
Nurhasanah
dari bab awal sampe bab ini ... fl nya cuma bisa nangis doang nggak ada gebrakan apapun😏😏
yumin kwan
ish.... kok kaisar ga langsung aja kasih dekrit perceraian....
semangat up nya 💪
Ani_Sudrajat
Cerita nya bagus ..
Marini Dewi
semangat thor biar bnyk up Nya. hehehe
Ani_Sudrajat
Orang tua mana yg tidak sedih melihat putri kesayangannya di perlakukan seperti itu??
yumin kwan
kasian sekali cheng xiao.....
semangat up lagi 💪💪💪
echa purin
👍🏻👍🏻
Ani_Sudrajat
Bagus ceritanya.
Semangat thor 💪
Marini Dewi
alur cerita y sangat menarik, semangat thor 💪💪💪
Ani_Sudrajat
Up nya tambah lagi thor 😄
Marini Dewi
bikin gregetan. up lagi Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!