NovelToon NovelToon
HUJAN DI REL KERETA

HUJAN DI REL KERETA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Romantis
Popularitas:788
Nilai: 5
Nama Author: Toekidjo

Hujan deras membasahi batu kerikil dan kayu bantalan rel kereta, sesekali kilatan petir merambat di gelapnya awan.

Senja yang biasanya tampak indah dengan matahari jingganya tergantikan oleh pekatnya awan hitam.

Eris berdiri ditengah rel kereta tanpa mantel hujan, tanpa payung, seluruh pakaiannya basah kuyup sedikit menggigil menahan dingin.

Di Hadapannya berdiri seorang gadis memakai gaun kasual berwarna coklat.

Pakaiannya basah, rambutnya basah, dan dari sorot matanya seperti menyimpan kesedihan yang mendalam, seolah menggambarkan suasana hatinya saat ini.

Wajahnya tertunduk lesu, matanya sembab samar terlihat air mata mengalir di pipi bercampur dengan air hujan yang membasahinya.

“Eris, apapun yang terjadi aku tidak ingin kehilangan kamu” ucap Fatia

Bagaimana kisah lengkapnya?
Selamat membaca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Toekidjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ngobrol Di Teras

“Kapan rencana paman mau bangun gudangnya” tanya Eris

“Rencananya hari ini tadi, tapi karena hujan tidak jadi. Semoga besok tidak hujan jadi ayah bisa memulainya” jawab ayah Fatia

“Apakah paman sudah ngasih tau tukang atau pekerja” tanya Eris

“Belum, rencana mau kasih taunya sekalian dikerjain jadi biar gak bolak-balik” jawab ayah Fatia

“Besok saya libur paman, kebetulan banyak temen-temen juga bisa bantuin. Kalau paman bersedia tidak perlu panggil tukang” ucap Eris meminta persetujuan

“Memangnya kalian bisa?” Tanya ayah Fatia

“Selama tidak sampai bikin cor, dan bangun tembok, harusnya kami bisa paman. Sudah terbiasa bangun tapi ya sebatas kandang kambing atau gubuk di ladang” jawab Eris mencoba meyakinkan

"Gak ada bikin cor, gak ada bikin tembok. Paling yang penting ada atapnya saja biar tidak kehujanan” jawab ayah Fatia

“Apakah paman sudah ada denahnya” tanya Eris

“Bikin begituan aja apa perlu gambar denah?” Tanya ayah Fatia

“Tetap perlu paman, karena nantinya kan yang mengerjakan lebih dari satu orang. Dengan adanya gambar biar cuman sekedar coretan tangan pastinya akan lebih mudah untuk dipahami. Nanti malam akan saya coba buatkan denahnya” ucap Eris

“Terserah nak Eris saja kalau begitu, ngomong-ngomong untuk biaya nya bagaimana? Tanya ayah Fatia

“untuk urusan itu tenang saja paman, nanti akan ditagihkan ke Fatia”  ucap Eris dengan nada bercanda

“Ih kok ke aku, kan itu urusan ayah, ayah lah yang harus bayar” Fatia berkata dengan nada mengelak

sebelum ayah Fatia sempat berbicara, Eris berinisiatif ngomong terlebih dahulu,

“Tidak bisa, karena aku sudah ditunjuk oleh paman sebagai kepala proyek jadi tender ini aku yang menentukan kemana ditagihnya” ucap Eris tetap dengan nada bercanda

Ayah Fatia hanya terdiam karena sudah memahami arah pembicaraan kekasih anak gadisnya itu.

“ih, kenapa ke aku” ucap Fatia dengan nada kesal seakan belum memahami arah pembicaraan Eris

“Iya memang harus kamu, karena paman tidak mungkin bisa membayarnya, proyek ini bukan semata berupa sebuah bangunan, tapi lebih ke ikatan hati” jawab Eris

Fatia yang mulai memahami, hanya tersenyum malu. Sedangkan ayah Fatia seperti sedang menyelidiki dalam hati.

“Eris ini, bisa berkata dengan blak-blakan seperti ini, seolah tidak ada hal yang ingin ditutupi” ucap ayah Fatia dalam hati

“Sudah ih, kamu itu ngapelin ayah atau ngapelin aku sih? Dari tadi ngobrolnya sama ayah melulu” ucap Fatia sembari bangun dari duduknya kemudian melangkah ke teras.

“Baiklah paman, besok pagi saya usahakan kesini bersama teman-teman saya” ucap Eris kemudian bangun dari duduknya untuk menyusul Fatia

“Iya nak Eris, ayah hanya bisa bilang terima kasih sebelumnya” jawab ayah Fatia

“Sama-sama paman” ucap Eris kemudian melangkah ke teras

Di Teras Fatia yang sudah lebih dulu duduk, sambil tersenyum menyambut Eris dengan cara meraih kedua tanganya kemudian mengarahkan Eris untuk duduk dibangku samping.

“Duduk sini, emang kamu bisa bikin gituan” tanya Fatia dengan nada ragu

“Eit, kamu meragukan kemampuan suamimu ini. Hal begitu mah kecil” ucap Eris sambil tangan kanan nya maju kedepan jari jempol disatukan dengan jari kelingking kemudian di jentikan.

“Suami?? mana cincinnya mana?” Jawab Fatia sembari jari telunjuk tangan kanan menunjuk ke arah jari manis tangan kirinya

Eris hanya membalas pertanyaan itu dengan senyum menyeringai menampakan dua gigi kelincinya.

“Kamu besok bangun pagi ya. Sekitar jam tujuan aku kesini, tolong siapin sarapan, teh dan kopi. Aku kemungkinan bawa temen enam orang” ucap Eris

“Iya, besok aku siapin. Ntar minta tolong Alfiah buat bantuin” jawab Fatia

“Kamu cantik deh malam ini” ucap Eris 

“Bohong” jawab Fatia

“Emm, ya udah klo gitu aku bilang cantiknya ke pohon ini aja. Biar gak dijawab bohong. “ Ucap Eris sambil mendekatkan mulutnya ke arah tanaman hias yang ada disampingnya

“Fatia cantik malam ini” ucap Eris ke arah tanaman hias tersebut

“Tuh kan diem dia, artinya setuju dengan yang aku katakan” ucap Eris lagi

Fatia yang menyaksikan itu kemudian tertawa

“Hahahha, kamu ini ada-ada aja” ucap Fatia

“Orang beneran cantik kok” ucap Eris

“Iya, iya aku percaya. Kalau gak cantik mana mungkin tuan muda ini mau berada disini” jawab Fatia

“Tuan muda dari hongkong” ucap Eris menimpali

“Hahaha” ucapan Eris membuat keduanya tertawa

“Kamu juga ganteng banget malam ini, rapi banget emangnya mau kondangan” ucap Fatia setelah baru menyadari apa yang Eris kenakan.

Pakaian yang Eris kenakan saat ini memang kelihatan sangat formal, dengan atasan kemeja lengan panjang berwarna biru muda dibagian lengannya dilipat satu lipatan, kemudian bawahan celana bahan berwarna coklat.

“Siapa tahu aja langsung disuruh ijab Kabul, jadi tinggal pake jas sama peci” jawab Eris membuat mereka berdua kembali tertawa

Hahahha… 

“Beneran kok, kenapa mutusin pake baju formal? Kan uda tau tujuannya mo ngapel” tanya Fatia kelihatan serius

“Nggak gitu juga, ini kan awal pertemuan resmi aku dengan ayahmu, aku gak pengen muncul kesan buruk tentang aku dimata ayahmu nantinya. Ngapel berikutnya aku pakai pakaian biasa deh” jawab Eris

“Kamu sampai mikir segitunya” ucap Fatia manja

“Ayahku, terserah sama aku kok, kalau aku bilang baik ya pasti baik kalau aku bilang gak baik ya pasti gak baik” ucap Fatia menambahkan

“Gak bisa gitu juga, biar bagaimanapun tampilan luar itu sedikit banyak menampilkan apa yang ada didalam. Walau gak sepenuhnya benar, yang perlu aku lakukan selanjutnya adalah membuktikan dengan tindakan nyata” ucap Eris

“Iya, iya serius banget ngomongnya” ucap Fatia

"Hehehe" Eris menyahutnya dengan ketawa kecil

“ngomong -ngomong badan kamu gak gimana-gimana, setelah tadi pagi mandi hujan” tanya Eris

“Gak apa-apa kok, malah terasa segar” jawab Fatia

“Ingat gak kapan terakhir mandi hujan?” Tanya Eris

“Emm, uda lupa mungkin sewaktu kecil” jawab Fatia

“Malu ya, kalau uda gede dilihat orang” tanya Eris

“emm, lebih karena gak ada temen yang ngajakin” jawab Fatia

“Oh iya, kamu kenapa bisa ngelakuin semua itu?” Tanya Fatia

“Ngelakuin apa?” Tanya Eris

“Ya gitu, hal-hal yang uda kamu lakuin ke aku. Tempat-tempat indah, terus kok bisaa momennya pas banget gitu” ucap Fatia

"Sepertinya aku ragu kalau kamu belum pernah pacaran. Itu semua itu kayak dilakukan oleh seorang yang sudah profesional alias playboy” ucap Fatia lagi

“Emmm… belum pernah pacaran beneran kok, tapi kalau untuk momen nya aku sendiri kadang juga mikir bisa pas gitu. Seolah semesta mendukung.. hehehe..” jawab Eris

“Iya juga sih, pernah aku punya pikiran kamu itu bukan manusia tau.. karena yang kamu lakukan itu uda kayak perbuatan dewa” ucap Fatia sambil tersenyum

Sebelum Eris menjawab Fatia kembali bicara

“Ngomong-ngomong soal dewa, mumpung aku ingat keburu lupa. Dimana, kamu sembunyikan sayap, baju zirah, sama busur panah mu?” Fatia bertanya sambil memegangi pundak Eris kemudian menggoyangkan kekanan ke kiri seolah sedang mencari sesuatu

“Kayaknya pernah nanyain ini deh” jawab Eris 

“Iya aku pernah nanyain ini waktu itu, cuman lupa nanya lagi” jawab Fatia

“Jadi maksudnya apa, aku masih gak paham juga apa yang kamu tanyain” ucap Eris

“Gini sayangku, aku tuh pernah bermimpi, kamu turun dari langit, pake baju zirah ada sayapnya gitu di punggungmu, pegang busur panah semuanya warna emas. Pas nyampe bawah kamu panah aku tepat di jantung tapi gak sakit. Awal-awal aku gak liat jelas wajahmu pas uda deket ternyata itu kamu” ucap Fatia menjelaskan

“Seriusan??” Tanya Eris

“Iya, pas uda hadap-hadapan semua panah, sayap, ama baju zirah ilang kayak terbawa angin gitu” ucap Fatia dengan ekspresi lucu

“Wow,, sayangnya itu cuman ada di mimpi, kalau beneran kamu pasti malah takut sendiri” jawab Eris meledek

“Nggak lah, malah aku maunya dipeluk trus diajak terbang” jawab Fatia

Malam itu seperti malam-malam pada umumnya, suasana gelap dengan langit penuh bintang.

Udara dingin membuat kebanyakan orang memilih berdiam diri didalam rumah, untuk sekedar menonton tv atau berkumpul dengan keluarga.

Di teras sebuah rumah, dua sejoli tampak asyik berbincang diselingi tawa canda riang seolah tak menghiraukan gelapnya malam dan dinginnya udara yang seakan menusuk tulang

Fatia dan Eris masih duduk disana, diteras itu seakan tidak menyadari bahwa sudah menunjukkan jam sepuluh malam.

“Ehem… sudah jam sepuluh malam, ngobrolnya dilanjutkan lain waktu ya” ucap ayah Fatia dari arah pintu

“Eh ayah, sudah berapa lama ayah disitu” ucap Fatia

“Baru kok” jawab ayah Fatia

“Udah malem, sepertinya aku harus segera pamit” ucap eris kearah Fatia

“Iya, sampai ketemu besok ya” jawab Fatia

“Kalau begitu, saya pamit dulu paman” ucap Eris bangun dari duduknya kemudian melangkah ke arah ayah Fatia yang berdiri di pintu setelah itu mencium tangan calon mertuanya tersebut.

“Iya, hati-hati dijalan” jawab ayah Fatia

Setelah berpamitan Eris melangkah kearah motor diikuti Fatia mengantarkan

“Sayang aku pulang dulu” ucap Eris kemudian mengecup kening kekasihnya tersebut

Fatia hanya tersenyum

“Jangan lupa besok pagi kesini” jawab Fatia

“Iya, bye..” ucap Eris kemudian memacu motornya.

1
Astarestya
/Sob/
Astarestya
/Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!