NovelToon NovelToon
Anak Pembawa Berkat

Anak Pembawa Berkat

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita / Cintapertama
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rachel Imelda

Gracia Natahania seorang gadis cantik berusia 17 tahun memiliki tinggi badan 160cm, berkulit putih, berambut hitam lurus sepinggang. Lahir dalam keluarga sederhana di sebuah desa yang asri jauh dari keramaian kota. Bertekad untuk bisa membahagiakan kedua orang tua dan kedua orang adiknya. Karena itu segala daya upaya ia lakukan untuk bisa mewujudkan mimpinya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rachel Imelda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gak Romantis

Cia mengeluarkan uang 10.000 yen yang ia tukarkan di bandara. Ia menyerahkan uang itu dengan kedua tangan dan membungkuk. Kasir seorang wanita paruh baya yang sangat cekatan, menerima uang itu dan mulai memindahkan barang.

"Total belanjaannya 770 yen". Cia terkesiap.

"Murah banget" batinnya. Wanita itu menyerahkan kembalian dan tas plastik transparan. Cia membungkuk dalam lagi

"Arigatou gozaimasu" kata Cia.

Keluar dari Daiso, Cia menghirup udara Tokyo yang semakin ramai. Ia sudah mendapat sabun, makanan ringan dan air mineral. Sedangkan selimut tebal belum. Cia melihat di ponselnya dimana toko yang menjual selimut tebal yang disebut karyawan Daiso tadi. Ternyata tokonya jauh. karena itu Cia memutuskan untuk membeli dua selimut tipis saja.

Kemudian Cia menyeberangi jalan dan masuk ke Family Mart. Berbeda dengan kedai ramen dan Daiso, toko ini terasa familiar seperti toko serba ada yang lebih kecil-lebih terorganisir.

Ia menuju lorong pakaian dan perlengkapan kecil. Di sana ia menemukan selimut tipis yang dilipat rapi, dijual dalam kemasan vakum. Selimut itu memiliki label "Travel blanket" harganya sedikit lebih mahal 1.500 yen per lembar. Cia mengambil dua lembar selimut, lebih baik berlapis daripada kedinginan.

Di dekat kasir matanya tertuju pada bagian minuman hangat, sebuah mesin kopi besar dan di sebelahnya kulkas berisi sandwich yang dibungkus dengan plastik.

"Tadi aku cuma makan Ramen, beli ah sandwichnya" batin Cia. Tapi kemudian dia berubah pikiran, dia mengambil dua onigiri, satu dengan salmon dan satu dengan tuna. Ia memasukkannya ke keranjang, dan membayar semuanya dengan lancar serta tersenyum pada kasir yang membungkuk padanya.

Pukul 07.45 pagi dengan barang belanjaan di tas combini dan ranselnya, Cia merasa lebih siap menghadapi hari. Ia sudah berinteraksi, memesan makanan dan berbelanja sendirian.

Setelah itu Cia pun kembali ke asrama, mengatur barang belanjaannya di tempatnya masing-masing lalu ia duduk di meja belajarnya yang baru. Kamarnya terasa lebih hangat, ia mengeluarkan buku catatan kecilnya menulis semua kosakata kata baru yang ia dapatkan hari ini dan menulis sebuah rencana harian.

Setelah itu ia tersenyum. Ia tidak lagi melihat Tokyo sebagai labirin yang menakutkan, tetapi sebagai tantangan yang menunggu untuk dia taklukkan. Ia adalah gadis desa dengan tekad baja. dan ia baru saja memenangkan tantangan pertamanya.

Ketika Cia sedang menulis, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Cia melihat siapa yang menelponnya. Ia pikir ayahnya yang menelpon, ternyata ia salah. Nomor baru yang tidak dikenalnya yang menelpon Karena nomor baru, Cia tidak memperdulikannya.

Setelah beberapa kali di telpon dan Cia tidak menanggapinya, akhirnya ada chatnya yang masuk dari nomor yang sama.

"Sombong banget sih, gak mau jawab panggilan aku. Mentang-mentang udah jadi orang Jepang" kata orang itu. Cia bingung

"siapa ini" tanya Cia.

"Makanya dijawab dong biar tahu siapa yang nelpon. Atau lagi sibuk ya?' Tanya orang itu lagi.

Belum sempat ia membalas, nomor itu kembali memanggil. Kali ini Cia menjawabnya

"Hallo...siapa ini?" tanya Cia.

"Selamat siang orang Jepang. Apa kabar? Kemaren tiba di Tokyo jam berapa?" tanya orang itu lagi.

Cia pun mengenal suara orang itu dan dia tersenyum manis seolah-olah orang itu bisa melihatnya.

"Hai...Mas Juna. Kabarku baik Mas. Aku tiba jam 18 an. Mas kok tahu nomor ponselnya aku? tanya sama siapa?" tanya Cia. Dia bahagia sekali ditelpon Juna.

"Syukurlah. Gak nyasar kan?' Tanya Juna.

"Gak Mas, ada yang jemput aku di bandara dan diantar sampai ke asrama" kata Cia.

"Oh baguslah. Cowo apa cewe nih yang jemput?" tanya Juna.

"Cewe lah Mas" jawab Cia.

"Oh...oke. Terus sekarang kamu lagi ngapain?" tanya Juna lagi.

"Sekarang aku lagi terima telpon" kata Cia dan membuat Juna gregetan.

"Hmmm sebelum nerima telpon kamu lagi apa? tanya Juna lagi.

"Oh tadi aku lagi beres-beresin barang-barang yang baru aku beli Mas" kata Cia.

"Wah kamu belanja sama siapa?" tanya Juna.

"Sendirian lah Mas. Emangnya mau ama siapa?' kata Cia.

"Wah kamu hebat baru nyampe udah berani belanja sendirian." kata Juna.

"Ya kalo gak di paksain untuk bisa, ya kapan lagi. Sedangkan barang-barangnya aku butuh sekarang. Eh tahu gak Mas?" tanya Cia

"Gak tahu" jawab Juna.

"Ih Mas Juna jangan dijawab dulu aku kan belom selesai ngomong" kata Cia.

"Oh Maaf hehehe" kata Juna.

"Barang-barang di sini murah banget lho. Masa aku belanja sabun, makanan ringan sama air minum mineral cuma 770 Rupiah. Kalo di Indonesia udah berapa itu" kata Cia antusias.

"Baguslah kalo gitu" Kata Juna. Dia sangat bahagia bisa mendengarkan suara Cia.

"Trus tadi ada kejadian lucu lho Mas" kata Cia lagi.

"Apa tuh" tanya Juna.

"Hahahaha tadi pagi waktu aku mau beli ramen, Aku hampir salah pesan karena aku gak ngerti tulisan yang ada di mesin pesanannya. Aku minta bantuan sama kokinya malah diketawainya. Malu banget deh, tapi aku terus berusaha dan akhirnya aku berhasil memesan ramen pertamaku. Senang banget" kata Cia dengan suara ceritanya.

Juna bisa membayangkan wajah Cia saat ini pasti cantik banget. "Syukurlah kamu bisa lewati tantangan di hari pertamanya kamu di Jepang. Aku senang dengarnya" kata Juna.

"Iya Mas, aku senang banget" kata Cia.

"Kamu udah nelpon Ayah dan Ibu kamu?" tanya Juna lagi.

"Udah Mas. Semalam aku udah kabarin Ayah sama Ibu. Ayah juga udah bales Chat aku" kata Cia.

"Baiklah kalo gitu. Kamu hati-hati yah disana. Harus jaga diri dan jaga hati kamu untuk aku" Kata Juna.

"Maksudnya jaga hati kamu untuk aku, apa Mas?" tanya. Cia polos.

Juna menarik napas panjang "Cia boleh gak aku jujur sama kamu?" tanya Juna.

"Ya sangat boleh Mas. Jujur itu bagus. Aku gak suka pembohong soalnya" jawab Cia. Juna terdiam beberapa saat.

"Mas, kok diam? katanya mau jujur" tanya Cia.

"Sebenarnya Aku...sayang banget sama kamu Cia. Sejak pertama kita bertemu" kata Juna.

Cia terdiam memikirkan perkataan Juna. "Cia, apa kamu mendengarkan aku?" tanya Juna.

"Eh...i..iya Mas. Aku dengar kok" kata Cia.

"Lalu kenapa kamu diam aja? gimana tanggapan kamu?" tanya Juna.

Jantung Cia rasanya berdegub lebih kencang dari biasanya. Dan sepertinya ada ribuan kupu-kupu yang beterbangan di dadanya.

"Mas, serius?" tanya Cia.

"Aku serius Cia. Aku gak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelum-sebelumnya" kata Juna lagi.

"Masa sih Mas? Itu artinya kamu belum pernah pacaran?" tanya Cia gak yakin.

"Iya Gracia Nathania, Aku belum pernah sejatuh cinta ini, dan belum pernah pacaran" jawab Juna.

"Mas Yakin belum pernah pacaran? Aku pernah lho dengerin Mas telponan sama pacarnya waktu Mas di rumah aku" kata Cia.

"Kapan? Mana ada aku telponan sama pacar. Pacar yang mana? Aku aja gak punya pacar?" tanya Juna bingung.

"Pokoknya pernah aku gak sengaja dengerin Mas bilang 'Love U' sama seseorang yang ditelpon itu" kata Cia.

Juna pun mengingat-ingat selama dia di desanya Cia dia cuma telponan sama Maminya aja. Juna tertawa.

"Hahaha oh itu, Itu sih aku telponan sama Mami Aku, Cia, bukan pacar aku" kata Juna menjelaskan.

"Mami kamu ya?" tanya Cia. Dia malu karena ketahuan pernah nguping saat Juna telponan.

"Iya Sayang itu Mami Aku" kata Juna.

Deghh...

"Apa tadi Mas Juna manggil aku 'Sayang'?" gumam Cia.

"Sayang kok diam" tanya Juna lagi.

"Eh...iya Mas. Mas bilang apa?" kata Cia. Jantungnya semakin kencang berdebar.

"Aku Arjuna Arsyan sayang banget sama kamu Gracia Nathania. Apa kamu mau jadi pacar aku?" tembak Juna.

Deghh..

Lagi-lagi jantung Cia rasanya gak aman.

"Eh....kok gak romantis banget sih? Masa aku ditembak lewat ponsel?" Kata Cia.

"Hehhehe ...maaf sayang abisnya kamu jauh di sana sih? Apa kamu mau aku susulin kamu ke Jepang?" tanya Juna.

"Eh ngapain pake acara susulin segala?" tanya Cia.

"Biar bisa secara romantis nembak kamu" kata Juna.

"Apaan, emang mau di tembak berapa kali. Tadi kan udah ditembak kamu, Mas" kata Cia lagi.

"Oh oke. Jadi apa jawaban kamu?" tanya Juna.

"Aku....Aku....emmmmm...." jawab Cia menggantung dan hal itu membuat jantung Juna juga gak aman.

Bersambung....

1
Afifah Aliana
lanjutkan semangat tor
Professor Ochanomizu
Asik banget!
Rachel Imelda: Makasih....
total 1 replies
Rachel Imelda
Makasih loh🙏. Sabar ya...
AteneaRU.
Gua setia nungguin update lo, thor! jangan bikin gua kecewa 😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!