NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Pacar Pura-Pura

Menikah Dengan Pacar Pura-Pura

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:202
Nilai: 5
Nama Author: arfour

Andini kesal karena sang ayah tidak menghadiri acara kelulusannya, ia memilih jalan sendiri dari pada naik mobil jemputannya
sialnya lagi karena keisengannya dia menendang sebuah kaleng minuman kosong dan tepat mengenai kening Levin.
"matamu kau taruh dimana?" omel Levin yang sejak tadi kesal karena dia dijebak kedua orang tua dan adik kembarnya agar mau dijodohkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arfour, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

rumah penuh kenangan

“Non, makan malam sudah siap, Bapak sudah menunggu dimeja makan,” Isah mengetuk pelan pintu yang tak tertutup itu.

“memangnya sudah jam berapa?” tanyanya karena sepertinya dia baru sadar kalau senja sudah berlalu.

“Sudah jam 7,” ujar Isah lalu ia berpamitan untuk kembali ke bawah.

“Perasaan kita baru saja selesai sholat magrib,” uja4 Andini sambil menatap Levin.

“Iya saking asyiknya ngobrol masa depan,” ujar Levin sambil terkekeh.

“Ya sudah ayo kita makan malam dulu, Papi sudah menunggu dibawah,” ujar Levin lagi sambil menggenggam tangan Andini.

“Tapi aku masih kesal sama Papi,” ujarnya merajuk manja.

“Gak boleh gitu sayang, lagian Papi juga cuma bercanda, lagian yang salah kan emang kamu. Apa Mas bilang tadi kalau kita salah, harus akui jangan jadi orang red flag sudah tau salah masih bertahan,” ujar Levin sambil me atap Andini dengan tatapan sayang.

“Ih serem aja, iya deh Andini bakalan minta maaf sama Papi,” ujarnya sambil menunduk.

“Nah gitu donk sportif.” kali ini Levin mengecup bibir Andini sebentar.

Mereka lalu menuruni anak tangga dan. Berjalan ke ruang makan dimana Papinya sudah menunggu mereka untuk makan malam.

“Akhirnya kalian turun juga, ayo Papi dah lapar.” Ujar Benni membuat Levin tersenyum.

“Papi,” panggil aku Andini lalu ia menarik kursi disamping Beni dan duduk.

“Ada apa sayang, tadi diatas kalian gak buat cucu untuk Papi kan, sabar ya An,” perkataan Benni membuat Levin terbatuk.

“Ih Papi ini, emang Papi udah ijabin aku sama mas Levin,” ujar Andini sambil cemberut.

“Ya siapa tau aja gitu kamu sudah di Dp in,” ujar Benni sambil tertawa terbahak-bahak.

“ memangnya aku barang harus pakai DP, " ujar Andini lalu mencubit pinggang ayahnya

"Sakit Andini, ujarnya sambil meringis dan mengelus-elus pinggang yang dicubit oleh Andini.

"Rasakan, karena Ayah sudah berbicara sembarangan kami ini orang-orang bermoral tidak akan melakukan hal-hal yang di luar norma Memangnya Ayah mau seperti itu ujar Andini sambil melipat tangannya di dada membuat Levine hanya bisa tersenyum melihat kelakuan ayah dan anak itu.

Kalau begitu tanyakan pada dia kapan kau akan dilamar katanya kau takut berbuat dosa dan menambah dosaku ujar Beni mengingatkan perkataan Andini waktu itu

Serius Ayah mengijinkan kami menikah aku masih muda loh ya 20 tahun saja belum ujar Andini sambil menatap wajah ayahnya dengan serius.

Nggak apa-apa asalkan kalian bertanggung jawab dengan keputusan yang kalian ambil jangan baru setahun 2 tahun menikah langsung bubar Aku tidak mau itu dan aku tidak ingin mendengar itu dalam rumah tangga pertengkaran memang selalu ada itu hal wajar tapi bukan berarti pertengkaran kecil kalian besarkan harusnya pertengkaran besar kalian kecilkan yang kecil dianggap tidak ada jadi kuping kalian akan dingin dan hati kalian juga akan tenang ini malah kebanyakan masalah kecil dibesar-besarkan hanya karena suaminya lembur istrinya nggak mau kamu atau sebaliknya hanya karena istrinya tidak pandai memasak langsung dibesar-besarkan ujar Beni membuat Levin tersenyum bagaimanapun juga tanpa disadari itu adalah nasehat untuk mereka berdua.

“Lami berjanji akan menjaga komitmen dan keputusan yang sudah kami ambil dengan baik, paling tidak aku akan bersikap dewasa,” ujar Andini menanggapi kekhawatiran ayahnya itu. “Apapun yang terjadi dalam rumah tangga kami nantinya, aku tidak akan mengambil keputusan secara gegabah, aku akan memikirkan dengan matang-matang, aku rasa semua masalah ada jalan keluarnya,” ujar Levin dengan sangat yakin dia berbicara kepada Beni.

“Tapi Ingat kalian itu berbeda usia cukup jauh, jadi kau tahu kan kau menikahi seorang Bocil yang artinya kau harus bisa menerima resikonya, kau harus menjaga dan bersikap untuk tidak terlalu egois, karena kau Imam harus bisa mengatur dengan baik l rumah tanggamu nanti dan kau sebagai makmum harus turut apa kata suami, ingat ya Semua perkataan suami harus diturut ibaratnya kalau dia melarang kamu untuk datang ke sini saja kau harus turuti tapi harus ada alasan jelas mengapa dia melarangmu ke sini,” sambil menatap putrinya lalu merangkul pundak Andini dan memeluknya.

“Papi, tapi aku sudah bilang pada Mas Levin, bawa kami akan tinggal di sini aku tidak ingin meninggalkanmu sendirian kecuali Papi sudah memiliki istri baru yang baik, bukan istri yang memoroti harta kekayaan Papi,” ujar Andini dengan wajah serius.

“Kalau Levin tidak keberatan Ayah sih malah bersyukur karena tambah anak satu yang tadinya cuma kamu sekarang ada anak laki-laki yaitu menantu Papi, dan nanti jika memiliki cucu tapi bisa bermain dengan mereka. Selain itu Papi tidak ada kepikiran tapi untuk menikah lagi, lebih baik Papi fokus saja dengan cucu Papi Nanti,” ujar Beni yang memang sejak istrinya meninggal dia tidak menginginkan untuk menikah lagi. Padahal wanita cantik dan muda ataupun wanita kaya raya banyak yang mendekati dan menggodanya, tapi sepertinya dia masih belum bisa melupakan sosok istrinya yang begitu dicintai olehnya.

“Tidak Pi Aku tidak keberatan, dari pada harus membeli rumah baru lebih baik uangnya disimpan untuk kebutuhan kami masa depan, berbeda jika Andini memiliki saudara adik atau Kakak, Papi.masih punya teman,” ujar Levin menjelaskan alasannya dia setuju tinggal bersama Benni.

“Syukurlah kalau begitu Papi senang mendengarnya, lagi pula jika Papi sudah tidak ada ini akan menjadi milik Andini dan keturunan kalian, “ ucap Benni dengan suara sangat yakin.

“Papi gak boleh begitu, Papi itu masih muda, gagah, sehat ya walau umurnya gak ada yang tau, tapi yang pasti kita harus semangat, berbuat baik seolah besok kita akan meninggal, hidup sehat seolah kita akan berumur hingga 100 tahun lebih okey Pi?” Ujar Andini mengacungkan jempolnya.

“Wah sepertinya anak Papi sudah tumbuh dewasa, ia bahkan bisa memberi motivasi pada diriku. Jadi papi tidak tidak ragu lagi jika kamu ingin menikah muda. Tapi Ingat kewajibanmu dan janjimu untuk menyelesaikan perkuliahan mu sehingga sarjana sehingga bisa meneruskan perusahaan Papi karena itu akan menjadi tanggung jawabmu kau mengerti kan? dan sekarang kau beruntung karena calon suamimu ini adalah seorang pengusaha muda yang hebat, sehingga dia nanti bisa membantu mengurus perusahaan Papi dan Papi sangat yakin kalau perusahaan. itu akan semakin maju dan berkembang,” ujar Beni yang bangga dengan putrinya ya makin hari semakin bijak dan berpikir dewasa.

“ Ya Pi semoga aku bisa mewujudkan semua cita-cita ku,” ujar Andini sangat yakin.

"Saya yang akan menjadi orang paling depan untuk mensuport Andini dalam mencapai cita-citanya" ujar Levin dengan nada sangat yakin.

"Baguslah kalau begitu, kau harus bertanggung jawab untuk semua yang Andini inginkan, " ujar Benny yang sangat bangga dengan sikap putrinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!