Luka hati yang begitu dalam dan bahkan hampir saja membunuh dirinya, membuat seorang wanita hampir saja menyerah, namun sebuah kenyataan di dapati, dimana dirinya akan membalaskan dendamnya dengan Cinta lama yang datang kembali.
Bagaimana seorang wanita bernama Victoria akan menjalani kehidupan selanjutnya, sanggupkah dia memberikan hatinya kembali setelah menerima pengkhianatan dari suaminya sendiri.
Victoria dengan semua luka dan putus asa, merubah takdirnya bersama dengan identitas baru sebagian Rosanda.
Salam sehat dan jangan lupa bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VicRos 23
Malam hari yang dingin, keduanya tiba dan segera menuju hotel tempat yang sudah disiapkan oleh sekretaris nya. Berada di kepulauan Sumatra, para pegawai hotel yang mengantar kan sudah menata barang bawaan Regan di dalam hotel yang sangat luas.
"Pemandangan laut yang indah, aku suka" ucap lirih Rosanda, setelah membuka tirai jendela kaca yang lebar.
"Kita akan berada di sini dua hari, dan aku sengaja memesan kamar yang cukup luas untuk kita leluasa berlatih di malam hari, atau kalau perlu, kita melatih kekuatan otot tubuh di dalam air laut dengan ombak yang menantang tentunya"
"Hem, lumayan, butuh tenaga ekstra untuk itu" jawab Rosanda.
"Tapi hasilnya juga akan lebih cepat, kita memanfaatkan alam disekitar, lumayan untuk menajamkan insting" sahut Regan.
"Aku setuju" Rosanda sependapat.
Ada senyuman dari bibir Regan, sejenak memberi kesempatan istrinya lebih dulu masuk ke dalam bathroom untuk membersihkan diri.
Rosanda keluar dengan memakai badhrob putih yang lumayan tebal, memperhatikan Regan yang terlihat terlentang di atas tempat tidur, lalu mendekati dan membangunkannya.
"Regan, aku sudah selesai, bangunlah" ucap Rosanda, awalnya lirih, namun karena lama tak ada respon, akhirnya memberikan goncangan.
"Sudah selesai?" Akhirnya Regan terbangun dan duduk.
"Hem, mandilah, jangan tidur dengan kondisi yang masih kotor, nanti tubuhmu akan terasa sakit semua" ucap Rosanda.
Terdiam, Regan seolah kembali ke masa lalu, dimana seorang wanita selalu mengurusnya sampai ke hal-hal kecil yang dianggap sepele olehnya, kemudian ada senyuman yang terbit dari sana.
"Okey honey, thanks" ucap Regan lalu menoel hidung Rosanda yang terkejut akan kelakuannya.
Regan membersihkan diri, berendam air hangat saat menyadari di dalam bathtub rupanya Rosanda sudah menyiapkan aroma terapi untuk dinikmati saat berendam.
Sedikit demi sedikit, Regan semakin yakin, jika sebenarnya ada cinta yang mulai tumbuh kembali di hati Rosanda untuknya.
"Mungkin tinggal sebentar lagi, kesabaranku akhirnya akan membuahkan hasil" gumamnya lirih sambil menenggelamkan seluruh tubuhnya untuk sesaat.
Sementara itu, ponsel milik Regan berbunyi hingga tiga kali, dan akhirnya Rosanda mendekati pintu dan berteriak untuk bertanya pada Regan.
"Ada panggilan di ponselmu, apa perlu aku berikan padamu?" tanya Rosanda.
"Tidak, angkat saja, katakan kamu istriku dan tanya ada perlu apa"
Deg!
Rosanda terdiam, tak percaya dengan apa yang diucapkan Regan, kenapa dia bisa sangat percaya begitu saja oleh nya, padahal jelas sekali jika selama ini dirinya masih meminta waktu untuk di sentuh.
"Apa tidak masalah?" tanya Rosanda untuk memastikan.
"Tentu saja, angkat saja!" teriak Regan dari dalam.
"Ba baiklah"
Rosanda segera menerima panggilan, rupanya dari Wilen yang menanyakan tentang perjalanan dan keadaannya saat ini, Rosanda lalu menjelaskan semuanya, dan membuat Willen dan juga Roxi akhirnya merasa lega.
Regan keluar dari bathroom tepat setelah Rosanda meletakkan ponselnya kembali di tas meja.
"Siapa?" tanya Regan.
"Wilen"
"Ada apa?"
"Menanyakan keadaan kita dan perjalanan tadi, ada masalah apa tidak" jawab Rosanda.
"Hanya itu?"
"Iya"
"Syukurlah, berarti kondisi perusahaan tak ada masalah" ucap Regan.
Regan menatap Rosanda yang sudah rapi dan wajah yang segar dengan sentuhan makeup natural, penampilannya nampak lebih muda.
"Sudah siap makan malam?" tanya Regan yang kini mengibaskan rambut basahnya.
"Hem, aku akan menunggu di luar"
"Jangan, disini saja, di luar tidak aman jika kamu sendirian, jangan pernah kemanapun tanpa ada aku" Regan segera mencegahnya.
Rosanda hanya mengangguk, lalu berbalik saat Regan mulai membuka bathrobe untuk berganti pakaian.
Seksi?, jelas sekali, tubuh Regan tak pernah berubah, selalu menjaga kebugaran dan nampak seksi di mata wanita manapun di dunia ini, tubuh yang tegap dan dada kotak nya cukup membuat siapapun ketar-ketir saat menatap nya.
"Aku tidak keberadaan jika kamu ingin melihat, lagi pula sah-sah saja, kita sudah menjadi pasangan halal sekarang ini" Regan seolah tau isi kepala Istrinya.
"Aku tidak berminat" jawab Rosanda.
"Wah, istriku menolak ku?" tiba-tiba saja Regan menampakkan diri di depan Rosanda.
"Regan!" teriaknya panik dan menutupi matanya dengan menyambar bantal sofa yang ada di dekatnya.
Tertawa, Regan melihat tingkah lucu Rosanda, lalu kemudian memakai bajunya dengan cepat dan berteriak jika keadaan sudah aman.
"Kau ini, selalu saja bercanda" kesal Rosanda yang kini sudah mau melangkah kan kaki di samping Regan yang sudah berpakaian santai untuk makan malam di restoran.
"Kamu saja yang terlalu tegang, hidup harus dinikmati"
"Dengan kekonyolan mu?"
"Memangnya salah?" sahut Regan.
Tak menjawab, Rosanda hanya membiarkan Regan menangkap tangannya dan menggenggamnya erat sambil berjalan menuju lift.
Sampai di Restoran yang terletak di lantai bawah, suasana di sana cukup ramai juga, rupanya jam makan malam sudah di mulai, dan banyak orang yang menikmati.
"Regan mendapatkan tempat duduk di tengah, tidak ada lagi kursi kosong yang terlihat, hingga kemudian sang pelayan datang menyodorkan menu pilihan.
"Makanan berat?" tanya Regan meminta persetujuan.
"Boleh, untuk mengisi tenaga" jawab Rosanda.
"Untuk pertarungan kita nanti malam?" Regan bertanya sambil menaikkan alisnya.
"Yah, tentu saja" Rosanda terpaksa menanggapi keusilan dari perkataan suaminya.
Pelayan itu hanya tersenyum malu, lalu menerima pesanan makanan dan minuman yang diinginkan
"Baiklah, silahkan di tunggu dulu Tuan" ucapnya sebelum pergi dengan mengedipkan satu matanya.
Rosanda terkejut melihat hal itu, apalagi Regan nampak santai dan tertawa lirih melihat apa yang dilakukan pelayan wanita itu.
"Dia menggoda mu di hadapanku?" Tanya Rosanda dengan heran.
"Tentu saja, mungkin dia mencium keanehan dengan hubungan kita"
"Apa?"
"Iya, aneh saja kan, kita menikah tapi kamu masih tetap memanggil ku dengan sebutan nama, sebaiknya jangan dilanjutkan kebiasaan buruk itu okey?"
"lalu, aku harus memanggilmu apa?" malah Rosanda menjadi bingung sendiri dengan keadaannya.
"Honey paling tidak, jadi kita sama, bagaimana?"
"Oh my God, oke-oke, Honey" seperti terpaksa, tapi lucu juga, dan seketika Regan memberikan senyumnya.
Makan malam datang, dan Regan memulai aksinya untuk meyakinkan Rosanda dengan mencium tangannya.
"Thanks honey" seolah Rusanda tau akan apa yang di harapkan Regan.
Ada wajah terkejut dari pelayan wanita itu, dan kali ini tak berani menatap dan bermain mata dengan Regan tentunya.
"Dasar!" ucap Rosanda sambil menggelengkan kepala, kelakuan wanita semakin lama semakin berani saja, dan mungkin dia yang selama ini terlalu sibuk dengan dunianya hingga tak menyadari apa yang terjadi di luar sana.
Cukup satu jam saja mereka menikmati makan malam di Resto itu, lalu keduanya memilih untuk kembali ke dalam kamar, bukan beristirahat tapi menyiapkan untuk berlatih lebih awal.
"Siap?" tanya Regan yang sudah berganti pakaian.
Rosanda mengangguk, lalu kemudian mulai menyerang saat mendapat tanda dari Regan.
Jangan lupa like Vote Komen dan tonton iklannya.
Bersambung.