Arkendra Zivan Mahendra seorang laki-laki yang berhati dingin dan terkenal dengan sikapnya yang anti perempuan. Bukan tanpa alasan laki-laki sukses dan kaya raya itu di juluki anti perempuan. Hal itu karena di masalalu, dia pernah di kecewakan oleh seorang perempuan yang berstatus calon istrinya.
Di hari pernikahan Kendra harus menelan pil pahit jika calon istrinya memilih meninggalkan dirinya dengan pria lain. Hal itu menjadikan Kendra trauma akan pernikahan dan malas berdekatan dengan perempuan.
Sampai di mana dia bertemu dengan seorang seorang perempuan yang menarik hatinya. Siapakah perempuan yang berhasil membuat Kendra berani untuk mengambil hatinya?
ikuti kisahnya ...
Happy Reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menginap di Apartemen.
"Sayang, kamu yakin mau makan disini?" Kendra merasa tidak percaya jika Dania mengajak makan di pedagang kaki lima di pinggir jalan.
Apalagi terlihat banyaknya orang-orang yang berlalu lalang disana seolah tak ada privasi.
Dania mendengar panggilan yang baru saja Kendra layangkan untuk dirinya membuat dia terdiam sejenak. " Sayang...heiii..lebih baik kita...
"Aku mau makan disini mas. Kamu malu makan di tempat seperti ini? Kan aku sudah bilang, kita itu nggak setara. Aku suka dengan makanan kaki lima sementara kamu pasti nggak biasa makan makanan di tempat seperti ini, iya kan?"
"Kamu ngomong apa sih, sayang...aku memilih kamu itu berarti aku harus siap dengan semua yang kamu suka dan kamu nggak sukai. Sama juga kan kamu pasti seperti aku?"
"Tapi memang mas itu nggak harus melakukan ini. Kalau gitu kita lebih baik pulang biar aku masak..
"Nggak perlu. Kita makan disini,oke? sekarang kita mau makan dimana aku ikut mau kamu." Dania menatap wajah Kendra meyakinkan diri nya bahwa Kendra benar-benar mau ikut dengannya. Walaupun sedikit ragu Dania pun menunjuk ke salah satu pedagang Gultik disana.
"Yakin?" Kendra mengangguk cepat. "Aku mau kita makan disana." Kendra menatap ke arah dimana telunjuk Dania dia arahkan.
"Oke, no problem. Ayo..!" Kendra menarik tangan Dania dengan lembut dan kemudian merapatkan tubuh nya lalu merangkul nya berjalan beriringan ke tempat yang Dania inginkan.
Walaupun merasa canggung, Dania mencoba untuk bersikap biasa. Kendra tahu kalau Dania tak biasa tapi Kendra tak peduli. Dia ingin Dania lebih dekat dengannya.
"Kamu duduk dulu mas, aku pesan dulu." Kendra duduk di salah satu kursi plastik yang ada di depan sebuah gerobak penjual gultik.
Dania mendekati penjual Gultik dan menyebutkan pesanannya. Tak lama Dania duduk di hadapan Kendra yang terlihat menatap sekeliling tempat itu.
" Kamu sering ketempat seperti ini?" Dania menggelengkan kepalanya.
"Hanya beberapa kali sama temanku. Mas baru pertama kali kesini?" Kendra mengangguk.
"Iya, aku terbiasa kalau nongkrong kebanyakan di Caffe atau di club punya temanku." Dania mengangguk-anggukan kepalanya.
"Berarti mas kalau ngajak kencan pacar pasti ke tempat-tempat mewah kan? Maaf ya, aku nggak biasa ketempat seperti itu. Aku rasa nggak pantas untuk berada di tempat mewah yang biasa kamu datangi." Kendra baru saja ingin menanggapi ucapan Dania tapi, seorang laki-laki mengantarkan pesanan mereka.
"Permisi, maaf pesanannya mba.."
"Terimakasih bang.." si laki-laki itu hanya mengangguk sembari tersenyum ramah.
"Ini makanan apa namanya?"

"Ini namanya Gultik, Gulai tikungan. Mas Kendra benar-benar nggak tahu ya? Coba deh mas, porsinya memang sedikit, kalau mas mau nambah bisa pean lagi. Ini ada pelengkapnya seperti sate-satean." Kendra perlahan menyuapkan sesendok gultik ke dalam mulutnya.
Perlahan mengunyahnya dan merasakannya perlahan. "Gimana, suka?" Kendra mengangguk mendengar pertanyaan Dania.
"Ternyata nggak buruk makan makanan di tempat seperti ini. Semua teman-teman ku nggak terbiasa makan di pinggir jalan seperti ini. Makanya aku belum pernah ngerasain sekedar nongkrong seperti ini. Ternyata asyik juga." Dania tersenyum mendengar ucapan Kendra.
"Alhamdulillah kalau mas suka dengan makanannya."
"Aku lebih suka kamu bukan gultiknya. Aku lebih suka dengan kebersamaan kita.Mau makan apapun yang terpenting sama kamu aku suka."
"CK..gombal.Sudahlah, makan..habiskan." dengan wajah yang bersemu merah Dania malu mendengar gombalan Kendra yang semakin membuat hatinya jedag jedug.
...****************...
"Kita ini dimana mas?" Dania menatap ke arah gedung tinggi yang ada di hadapannya.
"Kita ke apartemen ku. Kita akan tidur disini." Dania menoleh ke arah Kendra penuh curiga.
"Jangan menatapku seperti itu sayang, aku nggak akan macam-macam. Aku cuma ingin satu macam saja dari kamu kok.." Kendra tersenyum miring melihat ekspresi wajah Dania yang terlihat berubah.
"Mas, kamu jangan pernah berpikir...
Tuk..
Sebuah sentilan mendarat di kening Dania. Pelakunya tak lain adalah Kendra. "Kamu sendiri yang pikir macam-macam. Ayo turun! Aku cuma ingin lihat apartemen ku yang sudah lama nggak aku tempati. Aku ingin besok kita bersih-bersih. Jadi malam ini kita tidur disini. Lagi pula mama sama papa lagi liburan sama Oma, Kak Gita sama suaminya sedang ke rumah orang tua Bang Angga. Jadi, kita tidur di sini malam ini." Kendra keluar dari mobil nya dan disusul oleh Dania yang juga turun dari mobil yang sama.
Kendra mendekat ke arah Dania dan menggandeng tangan Dania masuk ke gedung tinggi itu. Mereka masuk ke dalam sebuah lift dan di lantai 20 lift itu terbuka dan masuk langsung ke unit apartemen milik Kendra.
Yah, lift itu khusus terhubung dengan unit apartemen miliknya.
"Ayo!!" Kendra menarik pelan tangan Dania dan langsung masuk ke unit apartemen milik Kendra.
Kendra meminta Dania duduk di sebuah sofa dan Kendra menyalakan lampu apartemen agar lebih terlihat terang.
"Ini apartemen milik ku. Sudah lama sekali aku nggak kesini." Dania beranjak dari tempat duduknya dan perlahan menyusuri berbagai sisi apartemen milik Kendra.
Kendra membuka pintu sebuah kamar. Ternyata kamar itu milik Kendra. "Sayang, kamu mau mandi duluan atau aku?"
Dania yang sibuk mengamati seisi apartemen itu, dia pun menoleh ke arah sang kekasih yang berdiri diambang pintu kamar dengan menyandarkan tubuhnya di kusen pintu kamar. "Aku kan nggak bawa baju ganti mas.." Kendra tersenyum.Lalu melambaikan tangannya meminta Dania mendekat.
Dania mendekati Kendra perlahan." Masuklah, ada kaos atau baju tidur milik ku disini, ayo !" Dania masuk ke dalam kamar dan membuka salah satu lemari yang ada di dalam kamar itu. Terlihat tumpukan baju-baju milik Kendra disana.
"Ini milik kamu semua mas? Dulu kamu tinggal disini?" Kendra yang berdiri tak jauh dari Dania perlahan mendekat dan memeluk tubuh kekasihnya itu dari belakang.
Dania terkejut dengan tindakan Kendra. Tangan kekar Kendra melingkar di pinggang ramping Dania. Hal itu membuat porak poranda hati Dania. Benar-benar Dania lama-lama bisa gil* kalau Kendra membuat gerakan yang membuat jantung Dania merasa tak aman. "Mas.." Dania memanggil Kendra dengan lirih.
"Hemm?" terdengar suara gumaman Kendra yang masih memelukku erat tubuh Dania. Bahkan saat ini wajah Kendra sudah ada di ceruk leher Dania yang membuat dirinya begitu nyaman. "Biar begini dulu sayang, aku butuh energi lebih banyak. Rasanya sudah lama aku nggak merasakan kenyamanan seperti ini."
Geli, itu yang di rasakan Dania saat ini. Apalagi dengan jelas Dania bisa merasakan hembusan nafas Kendra yang berhembus menyapu ceruk leher miliknya.
Bersambung
Tunduk deh...