"Kenapa kau menciumku?" pekik Liora panik, apalagi ini adalah ciuman pertamanya.
"Kau yang menggodaku duluan!" balas Daichi menyeringai sembari menunjukkan foto Liora yang seksi dan pesan-pesan menggatal.
Liora mengumpat dalam hati, awalnya dia diminta oleh sahabatnya untuk menggoda calon pacarnya. Tapi siapa sangka Elvara malah salah memberikan nomor kakaknya sendiri. Yang selama ini katanya kalem dan pemalu tapi ternyata adalah cowok brengsek dan psikopat.
Hingga suatu saat tanpa sengaja Liora memergoki Daichi membunuh orang, diapun terjerat oleh lelaki tersebut yang ternyata adalah seorang Mafia.
Visual cek di Instagram Masatha2022
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Masatha., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Pukul 11 siang Daichi sudah sampai di Jakarta, dan menyebalkannya Alana masih mengikutinya tidak mau kembali ke Italia sendiri.
Hingga saat ini dia masih belum bisa menghubungi Liora, rasa rindu bercampur kesal membuatnya tidak memiliki mood yang baik. Makanya sesampainya di rumah dia hanya uring-uringan tak jelas.
"Daichi, aku lapar. Aku rindu masakan kamu," cicit Alana sembari membuka pintu kamar Daichi sedikit.
"Aku ada urusan, kau bisa pesan makanan online!" tolak Daichi.
"Kau ada urusan apa? Katamu lagi libur kerja dan tidak menerima tugas apapun dari Bos?" sela Alana lagi.
"Tolong—jangan ikut campur urusan pribadiku!" pinta Daichi menatap dingin.
Diapun segera ke luar dari kamar melewati Alana yang manyun, dia tak peduli jika Alana marah. Daichi sadar jika dia terlalu memanjakan Alana maka gadis itu bisa ngelunjak. Karena selama ini dia benar-benar memperlakukan Alana seperti adiknya sendiri.
Daichi pun mengendarai mobilnya menuju ke supermarket untuk berbelanja lalu setelah itu dia ke apartemen sang kekasih. Sesampainya di sana dia langsung memasak makanan kesukaan Liora, Daichi tentu tidak lupa akan janjinya. Hanya saja waktu itu keadaan darurat, dia diminta untuk membantu Alana ke Bali menyelesaikan tugas.
Tepat waktunya pulang kuliah, Daichi menjemput Liora ke kampusnya. Tapi sesampainya di sana Liora justru tengah bersama Elvara. Sehingga Daichi harus bersikap baik—dia tidak ingin adiknya tahu kalau dia memaksa sahabatnya. Jika sampai ketahuan—Elvara bisa marah dan kecewa padanya.
"Kak Daichi? Kapan kamu kembali ke Jakarta?" pekik Elvara antusias.
"Tadi siang," jawab Daichi tersenyum tipis, matanya melirik sekilas ke arah Liora hanya saja gadis itu tengah fokus dengan ponselnya sembari senyum-senyum sendiri.
Daichi penasaran, dengan siapa Liora berkirim pesan hingga membuat gadis itu tersenyum senang.
"Kak, kamu datang menjemput aku ya? Ehm, tapi maaf hari ini aku ingin menginap di rumah Liora," pinta Elvara.
Biasanya Daichi pernah berkata tidak untuk adiknya. Tapi jika Elvara menginap bersama Liora maka malam ini dia tidak akan bisa menyusup menemui Liora. Karena jika mereka bilang tidur bersama maka benar-benar tidur bersama dalam satu ranjang.
"El, aku tidak lama akan kembali ke Itali. Masa iya kamu malah ingin menginap di rumah teman kamu, bukannya aku tidak boleh. Tapi kapan lagi kamu bisa menghabiskan waktu dengan kakakmu ini?" tutur Daichi dengan lembut.
Elvara menundukkan kepala, sementara Liora nampak memutar bola matanya sinis karena tahu kenapa permintaan Elvara ditolak.
Daichi menyeringai, dia curi-curi pandang pada kekasih kecilnya. Ternyata menggodanya seperti ini sangat menyenangkan.
"Lio—maaf ya. Aku ingin sekali tidur di rumahmu dan kita curhat sepanjang malam, tapi benar kata Kak Daichi. Dia sebentar lagi akan berangkat kerja," cicit Elvara meminta pengertian.
Daichi mengulum bibirnya, yakin jika Liora pasti kesal setengah mati. Tapi siapa sangka, jika Liora tiba-tiba tersenyum manis. Kelewat manis yang hampir membuat Daichi sesak nafas.
"Nggak apa, Elvara. Aku paham kok. Kalau kamu tidak bisa menginap di rumah aku, bagaimana jika aku saja yang menginap di rumah kamu?" timpal Liora dengan santai.
"Wah, ide bagus itu!" Pekik Elvara antusias sembari memeluk Liora." Kamu kan belum pernah menginap di kamar aku kan? Memang sebaiknya gantian biar kamu tahu betapa nyamannya kamar masa kecilku."
Kini giliran Liora yang menyeringai ke arah Daichi, ah sial. Gadis itu seolah menantangnya dan berkata : Apakah kamu berani menerobos kamar Elvara?
Daichi terkekeh, dia menyerah. Ternyata pacar kecilnya terlalu cerdik.
"Elvara, sebelum ke rumah sebaiknya kamu temenin aku ke kantor Papa dulu ya? Sekalian minta izin padanya kalau malam ini aku menginap ke rumah kamu," ajak Liora.
"Oke," jawab Liora.
"Sesudah minta izin, kalian harus segera pulang. Aku sudah masak spesial, kita makan malam bersama!" tutur Daichi.
"Wah, Kak Daichi memang baik!" balas Elvara begitu riang.
Daichi hanya tersenyum tipis, mau tak mau dia harus memindahkan makanan di apartemen ke rumahnya dari pada tidak ada yang memakannya. Apalagi dia sudah seeffort itu memasak demi Liora.
*
Liora merasa puas mengingat bagaimana ekspresi Daichi tadi. Melalui ponselnya dia bisa melihat video Daichi yang membereskan makanan di apartemen.
Dalam hati Liora berkata : Syukurin, memangnya enak diabaikan?
Liora tidak akan lupa bagaimana Daichi mengingkari janji dan malah pergi bersama wanita lain.
Usai meminta izin papanya, Liora pulang ke rumah Elvara. Di sana sudah ada Daichi dan Alana yang duduk manis di ruang makan. Melihat hal itu membuat Liora tidak nafsu makan.
"Wah, Lio—semua ini makanan kesukaan kamu. Ayo kita makan dulu!" ajak Elvara antusias.
"Emh, kamu aja yang makan. Aku—sedang diet. Aku mau mandi dulu di kamar kamu ya?" tolak Liora secara lembut. Belum sempat Elvara menjawab Liora langsung nyelonong pergi ke kamar Elvara.
Sesampainya di kamar Elvara, Liora tertawa terbahak-bahak. Dia benar-benar puas melihat ekpresi Daichi tadi yang tidak bisa berkata-kata.
Liora merasa menang, karena Daichi tidak bisa berbuat apa-apa.
Tapi efek dari Liora tidak makan terasa di malam harinya. Dia tidak bisa tidur karena kelaparan.
Tadi siang Liora tidak makan saat dikampus karena fokus menyelesaikan tugas, tadi juga tidak makan malam tak heran jika sekarang perutnya melilit perih.
"Lio, aku dengar suara perut kamu. Ngapain diet segala sih? Kalau lapar ya makan saja. Biasanya kamu juga nggak diet-diet," bujuk Elvara khawatir.
"Nggak papa, aku nggak lapar kok," tegas Liora.
Dia berpikir jika tidur maka semua akan baik-baik saja, nyatanya hingga larut malam dia masih belum bisa terlelap dan perutnya justru semakin sakit.
Dia ingin meminta tolong Elvara untuk mengantar mengambil makanan, tapi sahabatnya itu sudah terlelap. Liora tidak tega membangunkannya.
Dia sudah tidak tahan lagi, makanya Liora dengan terpaksa keluar dari kamar. Berjalan sepelan mungkin agar tidak membangunkan orang lain dari tidurnya.
Sesampainya di dapur, Liora membuka kulkas. Dia mengambil buah apel dan pisang lalu memilih bergegas kembali ke kamar Elvara.
Hingga saat dia ingin membuka gagang pintu, ada tangan yang mendekap mulutnya. Dia tahu siapa pelakunya karena Liora hafal dengan aroma parfum khas milik Daichi.
Liora mencoba meronta, tapi dengan satu lengan Daichi mengangkatnya menuju ke kamarnya. Buah apel dan buah pisang yang tadi Liora ambil sampai terjatuh ke lantai.
Liora sudah seperti karung beras yang dihempaskan ke ranjang. Jantungnya berdebar-debar tidak karuan. Panik dan takut—apalagi wajah Daichi nampak begitu garang.
"Aku akan teriak! Kira-kira bagaimana reaksi Elvara jika tahu abangnya yang seperti malaikat menyekap sahabatnya ke kamar di tengah malam!" ancam Liora.
"Kamar ini kedap suara, jadi malam ini aku akan membantumu agar bisa berteriak—sepanjang malam," balas Daichi menyeringai.
Aku si berharapnya anak yg di kandung Nayshila itu anak dari lelaki lain kyk di drakor-drakor 😂, biar menyesal itu Yudistira sdh meninggalkan mamanya Liora🤣