Peringatan! Harap bijak dalam membaca. Ini karya dipersembahkan untuk hiburan emak yang sudah berusia 21+ dan sudah menikah! Dibawa 21 harap jangan baca! Dosa tangung sendiri!
Sequel dari Dipaksa menikahi tuan muda duda
Ashanum Ananda Wijaya terpaksa menerima perjodohan dengan pria yang sama sekali tak ia kenal setelah pergaulan bebasnya diketahui sang papa yaitu Raka Wijaya. Asha harus mengorbankan cintanya menikahi pria sederhana yang bukan tipenya yang tak ada daya tarik sama sekali yang hanya berkerja sebagai guru ngaji di pondok pesantren dan sebagai ob di rumah sakit ternama dikota Malang.
Dibalik kesederhanaannya Asegaf Albramata adalah seorang pengusaha muda yang sukses disegala bidang, namun ia menyembunyikan semuanya karena berbagai alasan.
Asha sangat membenci Ega karena adanya dia, ia harus kehilangan cinta pertamanya.
Nb : Jangan lupa follow ig:Duwi Sukema author ya, agar tahu visual juga novel author lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon duwi sukema, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Sudah halal jadi milikmu
"Ya, aku mengerti tapi tolong kurangi sedikit saja jam kerja mas, dan sedikitlah ada waktu untukku. Aku ingin mas mengajariku mencintai mas," mohon Asha.
Apa yang barusan di ucapkan Asha itu benar? Apa pendengaranku tak berfungsi dengan benar hingga aku sedikit berhalusinasi berbagai pertanyaan tergiang di dalam benak pikiran Ega.
"Mas, ada masalah ya? Aku perhatikan sedikit melamun," ucap Asha.
"Tidak, aku hanya memikirkan ucapan kamu barusan. Apa aku tak salah dengar?"
"Ucapan mana?" kata Asha menautkan alisnya.
"Lupakan saja! Mungkin ucapan kamu tadi tak penting," kesal Ega yang ternyata ucapan Asha hanya bahan pembicaraan tak ada keseriusan.
"Mas Ega mau aku buatkan minum apa?"
"Minum apa saja yang kamu buat akan aku minum," jawab Ega. "Sha, nanti kamu shift apa? Berangkat sama aku sekalian mau ngak?" tawar Ega.
"Boleh mas, aku shift pagi. Mas sendiri gimana?" jawab Asha sambil membuatkan kopi.
Apa benaran dia bilang tadi? Dia mau berangkat denganku, dia tak malu jalan bersamaku. Alhamdulilah dia mau mencoba memberiku kesempatan batin Ega.
"Aku juga pagi. Sha nanti sore kamu ada acara tidak? Jika kamu tak ada acara juga tak lelah aku ingin mengajakmu ke acara pondok pesantren untuk mengikuti pengajian disana," ajak Ega.
"Boleh mas, disana kata bunda dan papa ada acara haul wafatnya abah Shodiq."
"Kamu kok tahu! Bunda dan papa kapan bilang ke kamu?" tanya Ega menautkan alisnya.
"Kemarin sore mas, mereka sebelum kesana mampir dulu kesini," jelas Asha sambil mengambil piring kosong Ega.
"Lalu apa mereka menanyakan aku! Pasti papa dan bunda membenciku karena tak pernah ada waktu untukmu."
"Tidak mas, malah mereka bangga pada kamu karena mas suami yang bertanggung jawab, yang rela bekerja siang malam untuk aku," ucap Asha. "Mas kamu mau pakai lauk apa biar aku ambilkan," tanya Asha setelah mengambil nasi di piring Ega.
"Aku pakai itu aja, sepertinya sangat menggoda selera makanku. Pasti aku akan tambah berisi jika kamu setiap hari memasakkan aku Sha," ucap Ega menuju rica-rica ayam.
Ega segera masukkan nasi dan sedikit rica-rica ayam ke dalam mulutnya, mengunyah dengan pelan untuk menikmati rasa masakan yang di hidangkan oleh Asha untuk pertama kali suapan dalam mulutnya.
"Wah, kamu pintar sekali Sha masak, sungguh ini sangat nikmat. Aku mau setiap hari kamu buatkan beginian ya," pinta Ega sambil memakan dengan lahap apa yang ada di depannya.
Melihat kamu makan dengan sangat lahap aku merasa sangat senang. Kamu sangat menghargai susah payahku mas. Beda dengan Dion yang tak pernah menghargai masakkanku saat ia main ke kostan dia selalu membiarkan apa yang aku masak tak tersentuh sama sekali.
Kenapa sich aku selalu membedakan mereka berdua? Ya jelas berbeda meraka juga orang yang berbeda pikir Asha dengan menggelengkan kepalanya.
"Sha kenapa? Kamu sakit kepalanya?" tanya Ega melihat sikap aneh pada Asha.
"Tidak, aku hanya malu saja mas. Itu yang masak bunda, aku tadi hanya masak yang urap-urap dan lele bakar saus kecap," kekeh Asha sambil menutup wajahnya.
"Benaran! Aku juga mau tambah lagi ya, aku masih lapar. Aku mau dengan lele bakar itu, itu kan makanan kesukaanku," ucap Ega yang sebenarnya ia sudah sangat kenyang. Ia ingin membuat istrinya senang jika hasil masakannya itu tak sia-sia.
Asha segera mengambilkan lagi kedalam piring kosong Ega.
"Makasih istriku tercinta, aku makin cinta padamu," puji Ega sambil tersenyum smirk.
Blush
Wajah Asha yang mendapatkan pujian di pagi hari ini, wajahnya seketika menjadi merah merona bagaikan menggunakan blush on pada kedua pipinya. Kini detak jatungnya memacu dengan sangat cepat entah apa penyebabnya.
Ega yang melihat sikap malu-malu Asha hanya bisa tersenyum di dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Semoga pemandangan indah seperti ini akan terus berlanjut hingga kita menutup mata dan maut yang memisahkan kita kelak.
"Mas, kamu lanjut makan sendiri ya, aku akan bersiap dulu. Tak apa kan aku biarkan sendiri," izin Asha untuk pergi meninggalkan Ega yang masih dengan lahap mengunyah makanannya.
"Iya tak apa, bersiaplah! Agar kamu nanti tak telat."
Selepas kepergian Asha menuju kamarnya, ia segera membersihkan sisa makanannya lalu mencuci piring bekas makanan mereka.
"Sungguh bahagianya aku bisa dengan perlahan membuat kamu jatuh cinta padaku dengan semua kekuranganku," lirih Ega.
Ega segera duduk disofa melihat ponselnya sambil menunggu Asha selesai berdandan.
Asha yang telah bersiap dengan mengenakan celana kainnya serta mengenakan jaket pada tubuhnya dengan memakai tas ransel dibelakang punggungnya segera keluar dari kamar.
Ega yang melihat wajah cantik Asha hanya bisa menelan salvinanya.
"Sha, kamu kok ngak pakai jas magang kamu?"
"Oh jasku, aku taruh di loket rumah sakit mas. Sudah ayo kita berangkat, nanti keburu siang," ajak Asha dengan segera keluar rumah.
Saat mereka di depan teras rumahnya, Ega segera mendekati wajah Asha. Ia sudah tak tahan lagi ingin merasakan kedua kalinya bibir ranum sang istri yang semakin membuatnya tergoda dan sudah tak tahan lagi menahan birahi jiwa laki-lakinya.
"Sha, apa aku boleh mencium keningmu?" Ega meminta izin kepada sang pemiliknya sebelum ia meluncurkan aksinya.
Asha hanya menundukkan kepalanya dengan malu-malu.
"Boleh Sha?" tanya Ega kembali untuk memastikannya.
"Lakukan mas, ini juga sudah jadi milikmu. Aku juga sudah halal jadi milikmu seutuhnya," jawab Asha yang teringat berita hebo di manca negara gara istrinya tak mau di sentuh hingga diceraikan di usia pernikahannya memasuki dua bulan ia tak mau bernasib sama dengannya menjadi janda muda.
Cup
Satu kecupan mendarat di kening Asha.
Ehem
Suara deheman membuyarkan aksi romantis mereka yang akan di mulai.
"Wah yang pengantin baru, rasanya tadi malam masih kurang ya mas Ega jatahnya hingga pagi-pagi sudah mau memintanya lagi," goda bu Amin yang ada di depan teras rumahnya.
Asha dan Ega menjadi tersenyum kikuk menanggapi perkataan tetangganya.
Kenapa aku bodoh sekali? Harusnya aku tadi memintanya saat kami masih di dalam, jadinya kan begini pasti Asha akan marah denganku karena merasa di malukan batin Ega menyelasi sikapnya yang begitu ceroboh.
"Tak apa jangan malu-malu begitu, ibu juga pernah muda kok. Jadi pemandangan tadi itu sudah jadi hal biasa saat pengantin baru," kekeh ibu Amin sambil menyiram bunganya.
"Begitu ya bu, habis aku jarang ketemu dengan istriku yang cantik ini, jadi aku sangat merindukannya, maklum bu Amin aku harus kerja keras mencari uang agar kelak punya anak sudah punya banyak tabungan," jelas Ega kikuk karena malu.
Bersambung.. jangn lupa beri vote lagi biar up lagi 😘😘
kemarin yang meminta visual Ega dan Asha ini ya semoga bisa membuat halu kalian makin menghayati
Ashanum Ananda Wijaya berusia 20 Tahun
Asegaf Albramata berusia 26 tahun