NovelToon NovelToon
Ocean, Rain At The Midnight

Ocean, Rain At The Midnight

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Dark Romance
Popularitas:644
Nilai: 5
Nama Author: Yulyanee

Katanya satu yang hilang dapat diganti dengan seribu yang datang. Tapi jika yang hilang adalah ibu, siapa yang mampu menggantikannya?
Meskipun begitu, aku memiliki seseorang yang mendampingiku. Merekapun menyayangiku tanpa syarat. Namun sayangnya, mereka malah saling memperebutkan aku. Hal inilah yang membuatku ditempatkan pada situasi yang sulit untuk memilih salah satu diantara mereka. Aku harus memilih antara menetap dengan kakak tiriku yang sejak kecil menemaniku ataukah pergi bersama kekasihku yang sangat aku cintai. Keputusan akhir yang kuambil adalah memilih untuk menetap. Tapi takdir punya rencana lain, ia malah mendatangkan kembali orang baru ke hidupku. Aku kembali di tempatkan di situasi yang sama yaitu dipaksa untuk memilih lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulyanee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tentang Dia

"Hari ini sepertinya alam sedang berkabung ya? Hujannya tidak kunjung surut dari tadi sore. Bagaimana aku bisa pulang?" tanya Karissa.

"Menginap saja di sini," cetus Daffin dengan santai. Saat ini ia sedang memasak makan malam untuk Karissa yang tertahan di rumahnya sejak tadi sore.

Karissa mendelik tajam ke arah Daffin yang sibuk dengan makanannya. Daffin lalu melirik Karissa yang tiba-tiba diam, "Aku tidak akan melakukan apa-apa ... mungkin?" lalu lanjut memasak.

Untuk menelan ludah pun rasanya sulit untuk Karissa lakukan saat ini, "Sex before married is not my thing."

"I knew that."

Setelah makanan siap disajikan, Karissa makan dengan sangat lahap. Daffin memang punya bakat di bidang ini, Daffin menyebutnya dengan "Survival Mode". Setelah selesai, mereka pun memutuskan untuk berpindah tempat ke ruang tengah untuk menonton televisi bersama ditemani dengan suara rinai hujan.

Awalnya tidak ada yang aneh di antara percakapan keduanya. Sampai Daffin mengungkit sesuatu, "Sayang, kenapa kau tidak pernah bertanya tentang orang tuaku? Kemanakah mereka atau kenapa aku tinggal sendiri?"

Karissa sedikit tertegun karena Daffin tiba-tiba membahas hal sensitif seperti itu, "Banyak sebenarnya yang ingin ku tanyakan tentang dirimu. Aku hanya berusaha untuk menghargaimu, saat kau ingin mengatakannya maka kau akan mengatakannya," timpal Karissa.

"Aku tidak tahu siapa ibuku dan siapa ayahku. Tidak tahu apakah mereka masih hidup atau sudah tidak, karena tidak ada rekam jejak apapun tentang mereka."

Karissa tidak membuka suara, ia mempersilahkan Daffin untuk menyelesaikan ceritanya terlebih dahulu.

"Seseorang menyimpan ku di sebuah Panti Asuhan. Aku dibesarkan di sana," lirih Daffin.

Di malam itu, seorang wanita muda dengan keadaan yang berantakan bersimbah darah berlari tanpa alas kaki menghampiri sebuah panti asuhan di tengah malam. Ia menggendong bayi yang baru ia lahirkan tanpa terbalut sehelai benang pun. Tanpa berpikir panjang ia ketakkan bayinya di depan pintu masuk Panti Asuhan lalu melenggang pergi secepat mungkin.

Daffin kecil yang kedinginan menangis sejadi-jadinya sampai membangunkan pengurus Panti Asuhan yang diklaim sebagai "ibu" oleh semua anak-anak yang kehilangan Ibu mereka.

"Ya Tuhan, siapa gerangan ibu yang sampai tega menelantarkan anak semungil ini. Tidak apa-apa sayang, tidak apa-apa. Ibu tidak akan membiarkanmu kedinginan lagi," lirihnya sambil berderai air mata.

Keesokan harinya, Panti Asuhan mendapat kunjungan dari pemilik Panti Asuhan. Ia juga menyadari kehadiran bayi mungil yang sebelumnya tidak ada, "Renata, kapan bayi ini datang? Dia masih sangat kecil, apakah ibunya meninggal saat melahirkannya?"

"Tidak Nyonya, bukan seperti itu. Anak ini telah ditelantarkan oleh ibunya. Saya menemukannya setelah ia menangis dengan keras. Anak Malang ini sudah tergeletak tanpa busana diambang pintu masuk utama."

"Dasar perempuan yang hati nuraninya mati. Berani sekali dia main-main dengan hidup orang lain, ... Dia sepertinya anak laki-laki ya? melihatnya membuatku teringat dengan putraku."

"Nyonya Kalista? Bagaimana jika anda memberinya nama, ia belum memiliki nama. Saya sengaja menunggu kedatangan anda."

"Aku boleh memberinya nama?" tunjuknya pada dirinya.

Renata yang merupakan pengurus Panti Asuhan sekaligus teman karib dari orang yang dipanggilnya nyonya hanya mengangguk dengan antusias. Kalista berpikir sejenak sambil memperhatikan Renata yang tampak mengemong bayi yang baru lahir itu di dalam dekapannya.

"Renata berhak untuk menjadi seorang ibu. Jika saja ia dikaruniai anak, ia akan menjadi ibu terbaik di dunia. Tuhan justru berkehendak lain, seorang wanita yang paling menginginkan seorang anak justru tidak akan pernah bisa memilikinya. Tapi lihatlah Tuhan, ada wanita lain yang tega menelantarkan anaknya. Tidaklah dapat kubayangkan sesakit apa hati wanita yang rahimnya telah diangkat saat melihat ini."

"Bagaimana kalau begini, kubuatkan nama depannya dan kita berikan nama belakangmu untuknya?"

Renata tersenyum ke arah kalista, ia terenyuh dengan usulan dari temannya itu. Ia memang paling bisa mengerti perasaan orang lain. Wanita semulia ini harus berkelahi dengan kebejadan suaminya. Suami yang paling menantikan kehancuran istrinya sendiri. Setiap harinya ia selalu bersumpah serapah kepada sang istri agar segera pergi ke tempat yang paling jauh, yaitu ke sisi Tuhan.

Begitulah asal-usul dari nama "Daffin Davana" tercipta, perpaduan dari cinta 2 wanita yang terluka. Jika Daffin kehilangan kasih sayang dari ibunya, maka dua wanita itulah yang akan memberikan kasih sayang yang setara dengan kasih sayang yang berhak didapatkan oleh setiap anak di dunia.

"Bagaimana kisahku cinta? menantang seperti Larry bukan?" lontarnya dengan sedikit tertawa miris.

"Be better? Oh my baby, it's alright. I'm here for you."

Setelah obrolan itu selesai, waktu sudah sangat larut. Mereka pun akhirnya tertidur di sofa dengan posisi saling memeluk manja. Tapi Di keesokan harinya, Daffin menghilang.

"Apa?"

"He's gone ... He is gone Ettan, He's gone ...," teriak Karissa.

"Wait, who's gone?" tanya Findra.

Karissa tidak dapat menahan tangisnya, ini sudah seminggu dari semenjak waktu. Daffin sudah menghilang tanpa kabar selama 7 hari lamanya. Karissa pun kemudian meninggalkan Ettan dan Findra yang masih mencerna apa yang barusan dikatakannya.

Setelah mengerti dengan maksud Karissa, Findra kemudian bertanya pada Ettan, "Kau bilang Daffin menelponmu untuk bilang dia akan pergi untuk menemui ibu asuhnya kan? Apakah dia menghubungimu lagi setelah itu?"

"Tidak ada lagi kabar darinya setelah itu. Aku tidak menghubinginya lagi karena merasa tidak ingin mengganggu waktunya bersama ibunya"

Hilangnya Daffin benar-benar merepotkan Ettan dan Findra. Mereka juga menyadari bahwa tidak banyak yang mereka tahu tentang Daffin. Ini menyebabkan proses pencarian jadi semakin sulit, mereka tidak dapat menemukan jejaknya Daffin. Dimana rumah ibu asuhnya saja mereka tidak tahu karena memang Daffin yang tidak pernah menceritakannya.

Satu-satunya hal yang dapat dilakukan mereka hanyalah menunggunya untuk kembali.

Sementara itu di tempat lain, "Apa katamu? Kau tidak ingin melakukannya lagi? ... Apa yang membuatmu berubah pikiran?" selidiknya.

Daffin tampak menghela nafasnya sebelum menjawab, "Karena aku sudah tidak ingin lagi melakukannya. Aku akan mengembalikan semua yang pernah kau berikan padaku."

"Kau akan mengembalikan semuanya? apakah dapat terhitung? Jika pun ia dapat terhitung dan dapat dikembalikan. Tapi bagaimana dengan janjimu pada ibumu?"

"Apa?"

"Jangan bilang kau sudah melupakan janji sucimu itu Daffin?"

"Bagaimana kau bisa berkata seperti itu? Tahu apa memangnya kau?"

"Aku tahu segalanya tentangmu."

Daffin tampak sedikit bingung, bagaimana ia bisa tahu kalau dirinya pernah membuat janji dengan ibunya. Daffin yakin kalau orang itu tidak ada di sana. Lalu bagaimana dia bisa tahu?

"Pikirkanlah lagi keputusanmu atau kau akan menyesalinya."

"Jika aku terus melakukannya apa yang akan kudapatkan?"

"Segalanya, apapun yang kau inginkan."

"Bagaimana jika aku tidak melakukannya lagi?"

"Aku akan menggali tiga kuburan, ... satu untukmu dan dua lagi untuk ibu dan pacarmu."

"Apa yang harus kulakukan untuk bisa mengecualikan ibu dan pacarku?"

"Pertanyaan bagus."

1
Yulyanee
Terima kasih yaa untuk supportnya(*^-^)
Nami/Namiko
Thor, jangan diam aja, kasih kabar kalo ada kendala, kami akan terus menunggu!
(^~^)Ara~Ara_sempai
Buat yang belum baca, jangan nyesel ketinggalan! 👍🏻
Kaworu Nagisa
Mantap tenan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!