Apakah pengasuh hanya berlaku untuk bayi dan anak-anak?
Ariana, gadis berusia 22 tahun di janjikan upah cukup besar hanya untuk mengasuh putra dari seorang duda kaya raya.
Kenakalannya sudah tak bisa di tolerir, namun sang ayah yakin jika Ariana mampu mengubah sifat anak remajanya itu.
Akankah Ariana berhasil menaklukkan anak remaja itu? Atau justru timbul konflik yang rumit di antara mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemuda Nakal
Arga menjelaskan bagaimana sistem pekerjaan yang akan di tekuni Ariana. Lulus tes lapangan seminggu, dia akan mendapatkan bonus yang langsung di bayarkan.
Tawaran Arga membuat Ariana tergiur, apalagi dirinya hanya diminta mengasuh seorang anak saja.
”Kamu yakin bisa mengasuh anak?” Tanya Arga memastikan.
”Yakin Tuan, saya dulu pernah merawat adik saya yang masih kecil karena ibu saya bekerja. Saya bisa ganti popok, bisa bikin susu, dan juga menggendongnya sampai bobo.”
Kalimat panjang yang di ucapkan Ariana membuat Wildan tak tahan ingin tertawa, apa yang di pikirkan gadis itu mungkin mengasuh anak bayi?
”Tapi kamu gak perlu repot melakukan itu, saya hanya mau kamu mengubah sedikit sifat dari anak saya. Jika ada satu sifat yang berubah jadi lebih baik, maka kamu akan saya beri bonus.”
”Bonus, bonus, bonus,” Ariana seperti di mabuk tawaran Arga dengan banyaknya bonus yang akan di dapat. Sementara Arga akan menyerahkan sebuah kertas yang berisi catatan kenakalan dari Arkana, putra semata wayangnya.
”Ini maksudnya apa tuan?” Wajah Ariana mendadak berubah melihat catatan kenakalan yang begitu banyak. Setiap harinya ada saja kelakuan putra dari Tuan Arga yang ada di hadapannya.
”Pa, aku mau minta uang untuk—”
Belum selesai Arkana bicara, pemuda itu melihat gadis cantik yang kini di hadapan papanya sedang melamar untuk jadi pengasuhnya.
”Apa? Kamu mau menjahili lagi calon pekerja disini?” Tanya Arga dengan raut wajah marah. Sementara Ariana masih terkejut melihat pemuda yang saat itu pernah mengantarnya.
”Jadi yang akan di asuh tuh bukan anak bayi tapi anak ba—”
Ariana tak bisa melanjutkan kalimatnya, dia tahu itu sangat kasar. Apalagi melihat anak yang akan di asuhnya, ternyata pemuda yang saat itu ada di malam tawuran dan mengantarnya pulang.
”Kalau lihat catatan kenakalannya sih, bakal di persulit bikin SKCK. Untung aja tuh anak orang kaya,” gumam Ariana dalam hatinya.
”Ya sudah besok dia jadi pengasuh aku,” terdengar persetujuan dari Arkana yang langsung di sambut senyuman oleh papanya. Harapan memiliki anak yang akan berubah menjadi lebih baik kini di depan mata.
”Bilang aja kalau yang melamar sekarang cewek cantik,” Wildan meledek Arkana yang membuat Tuan Mudanya ingin memukul mulut lemes asisten ayahnya.
”Wil, kamu segera perintah juru jahit kita untuk buatkan seragam bagi Ariana. Dan perlihatkan foto gadis itu agar di berikan seragam yang cocok baginya,” titah Arga pada asisten setianya. Dengan lembut Wildan meminta Ariana untuk memberikan fotonya.
”Kalau begitu om foto saya aja langsung disini,” ucap Ariana yang membuat Wildan bete.
”Setua itukah aku sampai di panggil om oleh gadis cantik ini,” gumam Wildan meratapi nasibnya.
”Terus setelah ini apa om? Saya langsung kerja atau bagaimana?” Tanya Ariana yang masih kebingungan, apalagi Arga pergi tanpa mengatakan sepatah katapun.
”Besok kamu datang kesini, tapi harus subuh sebelum tuan Arkana bangun.”
Ariana menganggukan kepalanya, lalu berpamitan pada Wildan yang menyuruhnya untuk pulang.
”Cakep amat, semoga saya bisa tahan iman melihat gadis secantik ini.”
Wildan terus mengamati gadis itu dari jauh yang sedang menaiki angkot. Lalu bergegas membawa mobil menuju kantor milik keluarga Arga.
...~~~...
Ariana begitu gemas melihat seragam baru yang di terimanya dari Wildan. Warna soft blue yang mendominasi seragam tersebut memberikan kesan cute.
”Kamu bisa ganti pakain di kamar kamu, ini kuncinya. Saya antar,” jelas Wildan sembari mengantarkan gadis itu ke kamarnya.
”Maksudnya saya tidur di sini?” Tanya Ariana yang masih tak mengerti.
”Betul, memangnya kemarin Pak Arga tidak memberi tahu?”
Ariana menggelengkan kepalanya, tak disangka jika dia harus tinggal di rumah majikannya.
Gadis itu pun masuk ke dalam sebuah kamar berukuran 3x2 meter. Lumayan rapi dengan kasur dan juga lemari yang sudah ada tersedia.
Ariana segera membuka seragamnya dan memakainya. Seragam berjenis mini dress panjang selutut itu terlihat sangat cocok di pakainya. Dengan variasi empat kancing di bagian dadanya, lalu bagian pinggang yang pas membentuk tubuh langsing Ariana.
Dia pun melihat kerah yang berbentuk bulat berwarna putih dengan detail bordir yang membentuk huruf W dan B di ujung kerah.
”WB. Apa Windah Basudara? Atau Warner Bros?” Ucap gadis itu sambil terkekeh. Dia begitu gemas dengan seragam yang dia pakai, sangat cantik tak seperti seorang pengasuh biasanya.
Ariana pun keluar dari kamarnya, Wildan yang menunggunya hanya menatap gadis itu tanpa berkedip.
”Pak Wildan, setelah ini tugas saya apa lagi?” Tanya Ariana yang menyadarkan Wildan.
”Ikut saya ke mari,” titah Wildan yang langsung di ikuti Ariana menuju ruang kantor Arga.
”Tuan Besar, nona Ariana sudah siap.”
Arga pun memberikan kode agar Ariana masuk, gadis itu pun duduk di kursi depan meja kerja Arga.
”Nona Ariana, ini hari pertama anda bekerja. Jadi sebelum memulai, anda harus tahu karakter putra saya.”
Ariana dengan seksama mendengarkan penjelasan Tuannya, sembari menatap wajah indah dan mata biru yang yang ternyata dia turunkan pada putranya itu.
”Siap bekerja hari ini?” Tanya Arga sambil mengulurkan tangannya.
Ariana menganggukan kepalanya sambil menerima jabatan tangan dari Arga.
Gadis itu pun di antar masuk menuju kamar Arkana di lantai dua. Ariana takjub melihat rumah yang jadi tempat bekerjanya begitu luas dan mewah.
”Masuk saja,” ucap Wildan yang menunggu Ariana untuk masuk ke kamar tuan mudanya.
Ariana masuk perlahan ke kamar Arkana dan berharap pekerjaan hari ini lancar.
”Selamat pagi tuan muda, hari ini anda sudah harus siap bersekolah. Seperti biasa anda harus pergi untuk mandi dulu.”
Arkana hanya mengerang, tubuhnya menggeliat sembari merenggangkan otot-ototnya.
”Nanti, masih ngantuk,” ucap pemuda sambil menarik kembali selimutnya.
”Ini sudah jam 6, nanti anda terlambat sekolah.”
Arkana menghela nafas panjang, rasanya suara gadis itu mengganggu walau dia berwajah cantik.
Diapun terduduk sembari berusaha membuka matanya. Saat seluruh matanya terbuka, Ariana terpesona dengan mata biru yang di miliki tuan mudanya.
”Silakan untuk segera ke kamar mandi, saya akan menyiapkan seragam tuan,” ucap Ariana sembari bergegas menuju lemari pakaian tuannya.
Tiba-tiba langkah terhenti saat tuan muda menarik tangan pengasuhnya.
”Kalau begitu mandikan aku,” ucap Arkana dengan tatapan sayu dan senyum nakalnya.
Ariana sontak terkejut mendengar ucapan nakal tuan mudanya, dan langsung menarik tangannya yang di genggam kuat oleh Arkana.
Arkana pun melepaskan genggamannya dan membebaskan pengasuh cantiknya itu. Pemuda itu melangkah pergi menuju kamar mandi, sembari tersenyum memikirkan rencana selanjutnya untuk bermain-main dengan Ariana.
”Dasar pemuda nakal, kasar, dan—,”
Tampan, itulah yang tidak bisa Ariana pungkiri. Walau tangannya sakit, dia tetap menyiapkan seragam untuk tuan mudanya dan segera keluar dari kamar itu.
”Bonus, bonus, bonus,” kata-kata itu terus menjadikannya sugesti agar bisa betah bekerja di rumah ini. Walau harus berhadapan setiap hari dengan Arkana, si pemuda nakal.