Sofia Ariadne seorang wanita cantik, mandiri dan kuat, terjebak dalam permainan taruhan yang dibuat oleh Alessandro Calvin Del Piero, seorang mafia playboy, tampan dan berkuasa.
Ketika Sofia mengetahui dirinya hamil benih dari Alessandro, dia harus menghadapi ancaman dari musuh Alessandro yang ingin menggunakan bayi itu sebagai alat untuk menghancurkan Alessandro.
Namun, Sofia yang tidak ingin terlibat lagi dengan Alessandro memilih untuk melarikan diri sejauh mungkin. Meskipun harus menjalani susahnya hidup dengan kehamilan tanpa adanya pasangan.
Bagaimana kelanjutan kisah percintaan antara Sofia dan Alessandro yang penuh dengan intrik serta konflik etika. Yuk, kepoin terus ceritanya hanya di Noveltoon. Update setiap hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadikan Sofia Tumbal
Di sebuah markas besar milik Klan Cosa Nostra, seorang pria bernama Enrico Javier sedang termenung menatap kosong langit-langit kamarnya. Masih sangat siang, tapi hatinya sudah terasa sepi. Pria yang kerap disapa Javer itu tengah merasakan patah hati yang menyiksa. Hampir sepuluh tahun memendam rasa cinta yang tak pernah kesampaian.
Ya, Javer mencintai Sofia jauh sebelum gadis cantik berkulit coklat dengan rambut hitam yang panjang itu menjalin kasih dengan Alessandro.
Tapi karena rasa rendah diri akibat status sosial yang hanya anak yatim piatu, membuat Javer harus rela mengubur rasa cintanya. Hanya bisa memandang dari jauh saja sudah membuat Javer bahagia.
Saat mendengar kabar kehamilan Sofia, ada rasa ngilu di hatinya. Javer tidak menyangka jika hubungan Sofia dan Alessandro yang sudah pernah kandas justru kembali bersama. Meskipun lazim berhubungan intim sebelum pernikahan di negara ini, tapi Javer tidak mengira Sofia dan Alessandro sudah sejauh itu hubungannya. Mengingat Sofia yang terlihat lugu.
"Ternyata kamu tidak sepolos yang aku lihat Sofia. Ber cinta dengan pria yang bukan suami sepertinya hal yang biasa untukmu. Meskipun aku kecewa, tapi aku tak berhak bersuara bukan? Lagipula apa urusanku, iya kan?" Gumamnya.
"Kadang aku merasa kamu naif, Sofia Mau kembali pada pria yang sudah dinikmati banyak wanita."
"Tapi bukankah cinta itu buta, dan saat ini kamu sedang dibutakan oleh cinta. Apa mungkin suatu hari nanti aku bisa merebutmu dari tangan Alessandro." Ucap lirih Javer pada dirinya sendiri.
"Jika itu aku lakukan, bukankah aku akan disebut sebagai pengkhianat? Apalagi Tuan Dario juga terlihat menginginkanmu menjadi pendamping hidup cucunya."
"Jujur saja aku mengetahui sebuah rahasia besar Sofia, dan apa jadinya jika kamu aku beritahu. Kamu akan percaya denganku atau percaya dengan mereka yang terlihat menyayangimu. Tapi untuk saat ini, biarlah aku diam dan mengalah. Mungkin memang kamu bukan untukku." Javer menghela nafas panjang, menahan sesak yang dia pendam sendiri.
Saat Javer ingin keluar dari kamar, tiba-tiba ponselnya berdering.
Tut
"Halo Tuan Dario, ada yang bisa saya bantu." Seperti itulah sikap Javer terhadap orang lain, tegas tanpa basa-basi.
"Javer, susul aku secepat kamu bisa di hutan terlarang Pegunungan Pyrenees. Sofia hilang, kemungkinan dibawa oleh Alfonso untuk menjadi tumbal."
Deg
"Sofia..." Gumam Javer mengepalkan satu tangannya. Baru saja dia membicarakan wanita yang dicintainya itu, sekarang terdengar kabar buruk tentangnya.
"Baik, tunggu sebentar. Lima menit aku pasti tiba di hadapanmu." Ucap Javer tegas, dia pasti akan membebaskan Sofia dari tangan pengikut ilmu hitam. Bahkan jika Javer harus mengorbankan nyawanya sendiri.
Hanya dengan memejamkan mata dan membayangkan tempat yang dituju, hitungan menit Javer sudah berada di hutang terlarang Pegunungan Pyrenees. Javer melakukan teleportasi sehingga tidak perlu memakan waktu lama untuk sampai tujuan. Sebagai keturunan campuran antara Yunani dan Spanyol, membuat Javer memiliki kekuatan supranatural meskipun tidak sehebat keturunan murni seperti Sofia.
"Tuan Dario." Sapa Javer pada orang yang telah berjasa dalam hidupnya. Javer memang terlihat tunduk di depan Dario. Tapi ada beberapa hal yang dilakukan Dario bertentangan dengan hati nurani Javer.
Sekedar menghormati karena menghargai, bukan berarti seumur hidup Javer harus mengabdi, bukan? Akan ada waktu untuk Javer berani melepaskan diri.
"Sofia sedang menjadi tawanan Alfonso, aku menduga jika dia akan dijadikan tumbal sebagai persembahan ritual malam bulan purnama. Dan yang lebih mengerikan lagi, nanti malam itu waktunya gerhana bulan total."
"Aku memintamu datang membantu, karena aku tidak punya kekuatan supranatural untuk melawan Alfonso yang memiliki ilmu hitam dari Raja Iblis."
"Maaf Tuan jika saya lancang, mengapa Sofia yang sedang hamil justru diincar nyawanya. Bukankah menurut yang biasanya kita tahu, jika ritual seperti itu hanya menginginkan darah gadis yang masih perawan."
"Aku tidak tahu pastinya seperti apa, tapi dugaanku karena Sofia adalah keturunan murni bangsawan Yunani. Sehingga darahnya lebih disukai Iblis."
"Apalagi dengan adanya bayi dalam kandungan Sofia, kemungkinan itu juga permintaan dari sang Raja Iblis."
"Mengerikan sekali, saya akan membantu dengan sekuat tenaga. Tapi maaf jika kekuatanku tidak sehebat Sofia."
"Tak masalah Javer, yang terpenting kita berusaha semaksimal mungkin. Aku tidak mungkin membiarkan calon cicitku terbunuh bahkan sebelum dia dilahirkan."
Setelah mengatur strategi, Javer pun membawa tubuh Dario menghilang. Mereka akan menerobos masuk ke Istana Hitam melalui teleportasi. Sengaja memilih tempat mendarat di atas sebuah pohon besar di depan Istana. Karena Javer harus mempelajari sistem pertahanan dari anak buah Alfonso.
"Kita di sini dulu, menunggu sambil menganalisa keadaan." Ucap Javer.
Sementara itu di dalam sebuah ruangan tertutup lebih seperti goa, nampak Sofia tengah dibaringkan di atas sebuah papan kayu dengan kondisi tanpa pakaian. Rambut yang tergerai menjuntai hingga tanah. Kedua kaki dan tangan diikat dengan rantai dari neraka. Perut yang membuncit merupakan bonus yang dijanjikan Alfonso untuk sang Raja Iblis.
"Felix, apakah persiapan untuk ritual malam nanti sudah kamu atur?"
"Sudah Tuan, semua sudah ada di dalam wadahnya masing-masing. Darah ayam hitam serta pedang iblis sudah saya siapkan semua." Ucap Felix dengan kepala menunduk.
"Sekarang pergilah! Tutup pintunya, jaga dari luar. Jangan ada yang mengganggu selama aku melakukan ritual."
Felix pun mengikuti semua perintah dari Alfonso, dia meminta pada teman-temanya untuk menjaga ruangan.
Sedangkan Alfonso mulai melakukan ritual awal, melepas seluruh pakaiannya beserta topeng yang biasa menutupi wajahnya. Pria tua yang masih mempunyai tubuh gagah itu sudah tidak sabar mencicipi hidangan seorang wanita cantik yang sedang berbadan dua.
Kurang dari 1 jam lagi, gerhana bulan total akan terjadi tepat pukul 00:00. Rasanya Alfonso sudah tidak sabar menyatu dengan tubuh molek milik Sofia.
"Sofia... Sayang sekali, kamu harus berakhir di meja persembahan. Andai saja kamu tidak sedang mengandung keturunan Dario, pasti aku akan membiarkanmu tetap hidup." Ucap Alfonso.
"Lagi pula dengan berse tubuh denganmu di malam gerhana bulan akan membuatku bisa menyerap semua kekuatan yang ada dalam tubuhmu itu. Dan aku akan menjadi sang penguasa yang abadi... Hahaha."
Dengan penuh nafsu dan ambisi yang kuat, Alfonso mulai menggerayangi tubuh Sofia yang terlentang dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Hingga tangan tua itu diam pada satu titik yaitu pusat inti tubuh Sofia. Perlahan tapi pasti satu jari mulai masuk, menjelajah dan mengobrak abrik sesuatu yang terasa hangat dan kering.
Saat fokus Alfonso hanya tertuju pada Sofia, tiba-tiba mata wanita hamil itu terbuka dengan tatapan tajam penuh bara api.
Kekuatan Sofia mendadak semakin besar, hingga rantai neraka yang membelenggunya patah berkeping-keping. Amarah membara dari dalam diri Sofia membuat tubuh itu dipenuhi aura yang sangat kuat. Bahkan Alfonso terkejut.
"Apa yang ingin kamu lakukan terhadapku, manusia busuk." Ucap Sofia.
"Kurang ajar, siapa sebenarnya dirimu? Kenapa memiliki kekuatan begitu kuat."
"Tidak perlu banyak bicara, aku tidak akan memaafkan siapapun yang ingin memanfaatkan hidupku. Tanpa terkecuali."
"Hahaha... Aku pikir wanita hebat seperti dirimu punya otak pintar. Tapi kenyataannya, kamu masih juga bisa dibodohi oleh orang yang kamu anggap menyayangimu dengan tulus."
"Apa maksudmu pak tua?" Tanyanya.
"Hentikan, Sofia jangan dengarkan Alfonso."
ayo lanjut lagi, thor.