Celine, seorang wanita pekerja keras, terpaksa menikah dengan Arjuna—pria yang bekerja sebagai tukang sapu jalanan untuk menghindari perjodohan. Selama pernikahan, Arjuna sering diremehkan dan dihina, bahkan oleh keluarga istrinya sendiri. Tapi siapa sangka, di balik penampilan sederhananya, Galang menyimpan identitas dan kekayaan yang luar biasa. Saat rahasia itu terbongkar, kehidupan mereka pun berubah drastis, dan mulailah babak balas dendam yang elegan dan penuh drama.
Bersama istrinya, Celine, Arjuna melawan kejahatan bersama-sama dan mencapai keberhasilan bersama.
Siapakah Arjuna sebenarnya? dan apa yang akan terjadi jika semua orang mengetahui identitas Aslinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rafizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23
Rapat akhirnya ditutup dengan tepuk tangan yang ringan dari para peserta. Beberapa mulai mengemasi berkas dan meninggalkan ruangan, sementara Bagas dan Laura masih tampak terpaku di tempat duduk mereka, seolah belum menerima kenyataan.
Celine berdiri dengan tenang, lalu menghampiri Direktur Utama, Pak Mario, yang masih berada di ujung meja rapat sambil mengecek beberapa dokumen.
“Pak Arman,” ucapnya lembut namun penuh ketegasan.
Pria paruh baya itu menoleh, lalu tersenyum hangat saat melihat Celine menghampirinya.
“Selamat, Celine. Kamu dan timmu memang pantas mendapatkannya. Proposal kalian sangat solid dan visioner.”
Celine mengangguk sopan, lalu berkata dengan tulus, “Terima kasih banyak, Pak. Saya tahu banyak tim hebat yang bersaing. Tapi kepercayaan ini tidak akan saya sia-siakan.”
Ia mengulurkan tangan, dan Pak Mario menyambutnya dengan jabat tangan yang hangat.
“Saya percaya kamu akan menepati kata-katamu, seperti biasa. Kamu bekerja dengan kepala dingin dan hasilnya selalu bicara. Terus pertahankan itu.”
"Terimakasih banyak Pak,"
Celine tersenyum, namun dalam matanya terselip rasa haru dan bangga. Bukan hanya karena memenangkan tender, tapi karena membuktikan bahwa dirinya bisa berhasil tanpa harus menjatuhkan siapa pun.
Saat ia berbalik hendak pergi, ia sempat melirik ke arah Bagas yang masih duduk terpaku dengan rahang mengeras. Namun Celine tidak berkata apa-apa. Diamnya adalah kemenangan yang paling elegan.
Celine berpamitan pergi, sementara Kakek Mario masih menatap Celine dengan senyuman tipis.
"Tidak hanya cantik, dia juga sangat pintar dan baik hati. Arjuna sangat beruntung memiliki istri seperti dia" lirih Mario pelan. Menatap kepergian Celine penuh bangga.
"Tuan Arjuna tidak salah memilih istri. Selain cantik, tender yang nona Celine ajukan juga sangat menakjubkan. Nona Celine adalah wanita yang mandiri, tidak memiliki koneksi dari tuan Arjuna pun, dia masih bisa memenangkan proyek ini. Sungguh wanita luar biasa" jawab Marvin, orang kepercayaan Mario.
"Walaupun Arjuna belum memperkenalkan istrinya kepadaku, tapi sekarang aku sudah melihatnya dan aku menyukainya" Mario nampak sangat senang.
"Tuan Arjuna menyuruh anda untuk menghadiri kompetisi ini dan mengumumkan pemenangnya, pasti memiliki tujuan. Dia ingin tuan melihat calon istrinya secara langsung. Jika tidak, Tuan Arjuna tidak akan menyuruh Tuan kesini" jawab Marvi menerka.
"Kamu benar. Walaupun dia tidak mengatakannya, tapi aku tau maksudnya" jawab Mario masih dengan senyuman lebarnya.
Sementara itu, di sisi lain, di luar ruangan. Bagas menghentikan Celine.
"Kau sengaja, kan? Menyabotase proposalku supaya tender itu jatuh ke tanganmu!" tudungnya segera.
"Berhenti menuduh tanpa bukti, Bagas. Aku hanya mengajukan yang terbaik. Kalau milikmu kalah, mungkin karena memang tidak cukup matang" jawab Celine dengan tenang.
"Omong kosong! Kau tahu aku sudah siapkan ini berbulan-bulan! Tapi tiba-tiba perusahaan klien lebih tertarik pada milikmu? Terlalu kebetulan!" Bagas masih menuduh.
Celine menatap adik tirinya tersebut, "Ini bukan soal keberuntungan, tapi kualitas. Kalau kau mau main bersih, belajarlah menerima kekalahan dengan kepala dingin."
"Lagipula, jika proposal ku yang dipilih, bearti proposal milikmu belum cukup bagus untuk menandingi milikku" lanjutnya.
Bagas menggeram, "Jadi begitu caramu sekarang? Menginjak adikmu sendiri demi jadi pemenang? Bahkan dalam bisnis keluarga, kau tega juga ya..."
"Kau adikku, Bagas. Tapi dunia bisnis bukan tempat untuk manja. Aku bersaing secara profesional. Kau sendiri yang menantangku waktu itu. Berkata bahwa kamu mampu melakukan ini. Kalau kau ingin diakui, buktikan di lapangan, bukan dengan menyalahkan orang lain" ujar Celine tajam.
"Satu hari nanti, aku akan kalahkan kau, Kak. Bukan cuma soal tender—tapi semuanya. Lihat saja." Balas Bagas dengan penuh kemarahan.
Celine masih tenang, "Kalau hari itu datang, aku akan bangga. Tapi pastikan kau mencapainya dengan cara yang benar."
"Awas saja, aku akan mengalahkan mu. Lihat saja nanti" Bagas kesal dan langsung pergi setelah mengatakan itu.
Di mobil. Bagas sangat kesal sampai memukul stir mobil dengan kasar.
Laura terkejut dan terlihat takut, "Kak, tenanglah. Jangan luapkan emosi mu disini. ini belum berakhir" ujar Laura.
"Belum berakhir apanya. Hah? Celine sudah menang dan aku kalah. Semua orang akan menertawakan aku. Selain itu, Papa akan memberikan hak pewaris perusahaan kepada Celine, dan kita? kita akan menjadi orang miskin dan di usir oleh Celine" Ucap Bagas dengan segala emosinya.
"Aku ada cara agar hak waris perusahaan jatuh ketangan kakak." Laura menatap penuh arti.
Bagas diam sejenak, menatap adiknya, lalu bertanya, "Apa?"
Laura pun berbisik ketelinga Bagas. seketika Bagas menyunggingkan senyuman liciknya dan mengangguk mengerti.
.
.
.
Bersambung.