Ayuna begitu mencintai suaminya, meskipun selama pernikahan ia tak pernah menikmati hasil kerja suaminya. Seiring berjalannya waktu, Ayuna akhirnya menggugat cerai suaminya. Mampukah Ayuna jauh dari pria yang sangat dicintainya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian Keduapuluhtiga
Keduanya sudah berada di bengkel mobil, niat hati Ayuna ingin bertemu Rere malah mendapatkan masalah rumit dengan kurir makanan yang menurutnya beda dari yang lainnya. Biasanya pengantar makanan atau apapun pasti akan bersikap sabar. Ya, karena seumur hidup Ayuna dirinya baru menemukan sosok kurir begitu.
Keduanya duduk di bangku panjang yang sama. Tak ada obrolan, sibuk dengan ponselnya masing-masing.
Beberapa menit kemudian, Ayuna beranjak berdiri sehingga reflek Affandi memegang tangan Ayuna.
Ayuna menoleh dan melihat tangannya digenggam.
"Mau ke mana?" Affandi perlahan melepaskan genggamannya.
"Saya mau ke toilet, apa anda ingin ikut juga?" ketus Ayuna.
"Jangan mencoba kabur!"
"Bagaimana mungkin saya kabur? Mobil saya mau dikemanakan?" Ayuna tampak kesal dengan Affandi.
"Ya sudah sana pergi!" ucap Affandi.
Ayuna pun melangkah pergi.
Beberapa menit kemudian, Ayuna kembali ia tak menuju bangku yang diduduki Affandi. Ia melangkah ke arah gerbang bengkel. Affandi melihatnya dari kejauhan ternyata Ayuna menemui Rere.
"Kenapa kalian bisa bertemu?" tanya Rere.
"Entahlah, aku juga tidak tahu," jawab Ayuna. "Apa kamu sudah membawa uangnya?" lanjutnya bertanya.
"Sudah, ini!" Rere memberikan sebuah amplop berwarna coklat.
"Terima kasih. Aku akan segera mentransfernya jika ponselku menyala," kata Ayuna.
"Baiklah," ucap Rere. "Aku berangkat kerja dulu, ya!" lanjutnya pamit.
Ayuna mengiyakan, Rere pun berlalu. Ayuna terpaksa meminjam uang Rere karena ponsel yang memiliki aplikasi uang elektronik sedang mati sebab kehabisan baterai.
Ayuna kemudian menghampiri Affandi, ia menyodorkan amplop tersebut. "Ini uangnya, saya sudah bisa meninggalkan bengkel, 'kan?"
Affandi mendongakkan kepalanya karena dirinya sibuk dengan ponselnya. Ia melihat amplop dan Ayuna secara bergantian.
"Lunas, 'kan?"
"Kamu meninggalkan aku sendirian di sini?" Affandi menatap Ayuna. "Dasar tidak bertanggung jawab!" gerutunya.
"Hei, saya sudah bertanggung jawab. Ini uang sebagai ganti rugi!" kata Ayuna.
"Aku mau kamu juga menunggu di sini!"
"Saya masih banyak urusan bukan hanya menunggu mobil anda diperbaiki!" kesal Ayuna.
"Memangnya kamu saja yang punya urusan? Aku juga!" Affandi tak mau kalah.
"Dasar egois!" Ayuna meletakkan amplop coklat dipangkuan Affandi. Ia lalu duduk di samping pria itu dengan memanyunkan wajahnya.
Affandi yang melihat Ayuna cemberut mengulum senyumnya.
Sejam berlalu, mobil Affandi telah selesai diperbaiki. Ayuna lalu membayar tagihannya tanpa berkata-kata apapun kepada Affandi, ia kemudian buru-buru meninggalkan tempat.
***
Seminggu kemudian....
Ayuna berkeliling tokonya memperhatikan pakaian-pakaian yang terpajang dan tergantung. Ia juga memperhatikan para karyawannya melayani pembeli.
"Mbak... bisa tolong bantu saya?"
Ayuna yang merasa dipanggil membalikkan badannya. Matanya melebar melihat sosok dihadapannya.
"Kamu lagi?"
"Astaga, kenapa aku harus ketemu dia lagi?" batin Ayuna kesal.
"Oh, jadi kamu kerja di sini?" Affandi melihat pakaian seragam yang dikenakan Ayuna sama seperti karyawan lainnya.
Ayuna terpaksa tersenyum lalu bertanya, "Apa yang bisa saya bantu, Pak?"
"Aku ingin membelikan pakaian untuk kedua orang tuaku. Tolong cari yang paling bagus kualitas bahan kainnya!"
"Seluruh produk kami mempunyai bahan berkualitas. Saya akan bantu memilih pakaian yang cocok dengan kedua orang tua Bapak. Bisakah tolong jelaskan ciri-ciri mereka agar saya mudah mencarinya!" Ayuna berkata begitu sopan dan ramah.
Affandi lalu menjelaskan bentuk badan kedua orang tuanya serta warna kesukaan.
Ayuna pun memilih pakaian sesuai yang disebutkan oleh Affandi.
"Selera kamu tidak terlalu buruk juga!" kata Affandi memuji, ia cukup puas dengan pilihan Ayuna.
Ayuna hanya tersenyum tipis.
"Berapa semua?" tanya Affandi.
"Silahkan bayar ke kasir!" jawab Ayuna.
"Hmm... baiklah!" Affandi lalu mengikuti langkah Ayuna menuju kasir.
Ayuna kemudian pergi meninggalkan Affandi setelah meletakkan beberapa potong pakaian di meja kasir.
Saat Affandi sedang melakukan pembayaran, Ayuna lantas ke luar toko. Ia tak mau bertemu atau pun berbicara kepada pria itu. Namun, karena tak ingin mendapatkan penilaian buruk mengenai pelayanan Ayuna terpaksa mengakui dirinya adalah karyawan toko.
Meskipun, beberapa karyawan mencoba mengganti posisi ketika melayani Affandi dirinya menolaknya. Apalagi Affandi selalu bilang pada karyawan yang menawarkan diri bahwasanya dia tetap ingin Ayuna yang melayaninya.
Ayuna lalu pergi ke sebuah warung makanan yang berada di seberang toko pakaian miliknya. Ia mau memesan soto ayam buat makan siang dirinya di dalam kantornya.
Setelah memesan soto ayam, Ayuna kembali ke toko sembari menenteng satu kantong plastik. Ia sempat berpapasan dengan Affandi, lagi-lagi ia terpaksa melemparkan senyuman.
Ketika langkah kaki Ayuna hendak memasuki toko terdengar suara memanggil namanya. Ia bergegas menoleh, ia begitu terkejut melihat sosok yang menyebut namanya. "Mau apa lagi ke sini?"
"Kamu harus ganti rugi!"
"Ganti rugi apa?" tanya Ayuna lantang.
"Kembalikan uang mahar yang aku berikan!" jawab Romi.
"Jangan ngaco!" sentak Ayuna.
"Kamu sudah menipuku!" tuding Romi.
"Astaghfirullah, apa yang aku tipu darimu, hah??" Ayuna meninggikan suaranya.
"Kamu sudah berselingkuh, 'kan?" tuding Romi lagi.
"Pikiran apa yang di kepala kamu seenaknya menuduhku?" kesal Ayuna.
"Baru beberapa bulan bercerai kamu jalan dengan pria lain yang lebih muda!!!"
Ayuna mengernyitkan keningnya, ia mencerna ucapan suaminya.
"Dasar wanita murahan!!" maki Romi.
Tak senang mendengarnya, Ayuna lantas mengayunkan telapak tangannya ke wajah mantan suaminya.
Romi begitu terkejut mendapatkan tamparan dari Ayuna yang biasanya bersikap lembut dan sopan kepadanya.
"Pergi dari sini!!" usir Ayuna "Atau aku laporkan kamu ke pihak berwajib!" lanjutnya mengancam.
Romi yang malu ditampar Ayuna di depan orang-orang hendak membalas Ayuna namun tangan yang terlayang terasa berat.
Affandi yang belum beranjak pergi, melihat pertikaian kedua mantan sepasang suami istri itu dari dalam kendaraannya. Tetapi, saat Ayuna menampar Romi dengan cepat Affandi segera keluar dari mobil.
Affandi mendorong tubuh Romi dengan kasar. "Jangan buat kerusuhan di sini!"
lanjutttt terus Mam 🤩💪💪