Sinopsis Singkat "Cinta yang Terlambat"
Maya, seorang wanita karier dari masa depan, terbangun di tubuh Riani, seorang wanita yang dijodohkan dengan Dimas, pria dingin dari tahun 1970-an. Dengan pengetahuan modern yang dimilikinya, Maya berusaha mengubah hidupnya dan memperbaiki pernikahan yang penuh tekanan ini. Sementara itu, Dimas yang awalnya menolak perubahan, perlahan mulai tertarik pada keberanian dan kecerdasan Maya. Namun, mereka harus menghadapi konflik keluarga dan perbedaan budaya yang menguji hubungan mereka. Dalam perjalanan ini, Maya harus memilih antara kembali ke dunianya atau membangun masa depan bersama Dimas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon carat18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 – Serangan yang Tidak Terduga
selamat membaca guys ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ 🐸 ❤️
*******
Riani masih terpaku menatap layar ponselnya. Kata-kata dalam pesan yang baru saja ia terima seperti pisau tajam yang menusuk langsung ke dalam hatinya.
"Jaga suamimu baik-baik. Karena sebentar lagi, dia akan menjadi milikku."
Tangannya mengepal, dadanya naik turun menahan amarah yang membara dalam dirinya. Sinta benar-benar tidak tahu malu! Sudah cukup ia mengabaikan perempuan itu selama ini, tetapi kali ini, Riani tidak bisa lagi hanya diam dan membiarkan wanita itu terus mengganggunya.
Pikirannya kalut. Apa maksud Sinta? Apakah ini hanya sekadar ancaman kosong atau ada sesuatu yang benar-benar direncanakan?
Tidak ingin gegabah, Riani mengambil napas dalam-dalam, lalu menghapus pesan itu dari ponselnya. Ia tidak ingin Dimas melihatnya dan berpikir bahwa ia mulai curiga. Bagaimanapun juga, kepercayaan adalah hal yang paling penting dalam rumah tangga mereka, dan Riani ingin mempertahankan kepercayaan itu.
Namun, belum sempat ia menenangkan diri, suara ketukan di pintu membuatnya tersentak.
Tok! Tok! Tok!
Jantungnya berdegup lebih cepat. Siapa yang datang di malam selarut ini? Ia melirik jam dinding. Sudah hampir tengah malam.
Dengan hati-hati, ia berjalan ke arah jendela dan mengintip dari celah tirai. Jantungnya hampir melompat dari dada ketika melihat seorang pria berdiri di depan rumahnya.
Itu Reza—mantan kekasihnya.
Riani mengerutkan kening. Untuk apa pria itu datang ke rumahnya di jam segini?
Perasaan waspada muncul di hatinya, tetapi rasa ingin tahunya lebih besar. Dengan sedikit ragu, ia membuka pintu.
"Reza?" tanyanya dengan nada heran. "Ngapain kamu di sini?"
Reza menatapnya dengan ekspresi serius. "Aku harus bicara sama kamu, Riani. Ini penting."
Riani menimbang sejenak. Sejujurnya, ia enggan berbicara dengan Reza, tetapi melihat keseriusan di wajah pria itu, ia akhirnya mengalah.
"Baiklah," katanya. Ia keluar rumah, menutup pintu di belakangnya, dan berdiri di teras.
"Apa yang mau kamu bicarakan?"
Reza menatapnya dalam-dalam. "Aku dengar tentang Sinta."
Riani terkejut. "Dari siapa?"
Reza menghela napas. "Aku punya sumber sendiri. Aku tahu dia sedang merencanakan sesuatu untuk menghancurkan rumah tanggamu dengan Dimas."
Riani mengepalkan tangannya, berusaha meredam amarahnya.
"Aku juga sudah tahu itu," jawabnya dingin. "Tapi kenapa kamu peduli?"
Reza terdiam sejenak sebelum menjawab, "Karena aku nggak mau kamu terluka lagi, Riani. Aku tahu kita punya masa lalu, dan aku mungkin bukan orang terbaik buat kamu, tapi aku tetap peduli."
Riani terdiam. Ia tidak menyangka Reza akan mengatakan hal seperti itu.
"Jadi, apa rencana Sinta?" tanyanya akhirnya.
Reza menghela napas panjang. "Aku dengar dia berusaha menjebak Dimas dalam skandal. Dia ingin menciptakan situasi di mana seolah-olah Dimas berselingkuh."
Darah Riani berdesir. Jadi itu rencana Sinta? Menghancurkan kepercayaan antara dia dan Dimas?
Riani mengepalkan tangannya lebih erat. "Aku harus kasih tahu Dimas."
Reza mengangguk. "Itu yang terbaik. Tapi hati-hati, Riani. Jangan biarkan dia menang."
Riani menatap Reza sejenak. Matanya menyelidik, mencari kejujuran dalam sorot mata pria itu. Setelah beberapa saat, ia mengangguk pelan.
"Terima kasih sudah peduli," katanya lirih.
Tanpa berkata apa-apa lagi, Reza berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Riani yang masih berdiri di teras dengan pikiran berkecamuk.
Malam ini, ia tahu ia tidak akan bisa tidur nyenyak.
Sinta sudah memulai serangannya. Dan Riani tidak akan tinggal diam.
******
Terima kasih sudah membaca guys ❤️❤️🐸❤️❤️❤️❤️