NovelToon NovelToon
PENDEKAR IBLIS

PENDEKAR IBLIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Spiritual / Balas Dendam / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: zhar

"Dendam bukan jalan keluar. Tapi bagiku, itu satu-satunya jalan pulang"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zhar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

"Ayo, anak manis… kalau ingin mencoba lagi…" ledek Raka dengan nada mengejek, membuat wajah Aji Mahendra memerah karena amarah yang membuncah.

"Akan kubunuh kau, Iblis!!" teriaknya sambil melesat cepat ke arah Raka, melepaskan rentetan pukulan dan tendangan serampang yang berbahaya.

Raka sudah merasakan kedahsyatan serangan itu sebelumnya. Kini, dengan tenang dan penuh perhitungan, ia mengubah kuda-kudanya ke bentuk yang berbeda mengejutkan Aji Mahendra.

Silat Raka terus berubah, mengaburkan pola dan aliran hingga tak bisa ditebak. Aji Mahendra sontak teringat penjelasan orang-orang di Bukit Batu, bahwa Arya memiliki banyak guru dari berbagai aliran. Pantas saja, gaya dan jurusnya begitu beragam dan tak terduga.

Namun bagi Aji Mahendra, yang telah lama melanglang buana di dunia persilatan dan bertemu banyak pendekar dari berbagai mazhab silat, hal itu bukan alasan untuk mundur. Ia tetap melanjutkan serangan dengan penuh keyakinan.

Ketika satu hantamannya hampir mengenai tubuh Raka, Raka menangkis dengan lengan kirinya, lalu dengan cepat menyikut ke arah kepala Aji Mahendra. Terkejut, Aji segera memiringkan kepala untuk menghindar dan membalas dengan pukulan tangan kiri.

Raka kembali menangkis, lalu dengan gerakan memutar, menyodorkan sikunya ke dada Aji Mahendra, memaksanya mundur selangkah. Namun keterkejutan Aji belum usai, karena Raka kembali menangkis dan menyerang nyaris tanpa jeda…

Aji menyerang dengan siku, mencoba mengirim serangan lanjutan berupa tendangan. Namun, Raka menangkisnya dengan betis. Dalam satu gerakan cepat, kakinya menekuk, dan lututnya menderu, siap menghantam perut Aji. Refleks, Aji melompat ke belakang, menghindari benturan maut itu.

Napas Aji Mahendra memburu. Matanya semakin nanar menatap Raka. Dialah yang menyerang, tapi justru dirinya yang terdesak. Keringat dingin mulai membasahi pelipisnya.

Di hadapannya, Raka berdiri dengan tenang. Kedua tangan diletakkan menutupi dada, tubuhnya mulai memantul-mantul ringan dengan kaki kanan di depan. Aji tahu betul gaya itu. Jurus Belalang Sembah. Gerakan mematikan yang pernah ia lihat dalam kitab-kitab tua, dan kini muncul di hadapannya dalam wujud hidup.

Itulah jurus yang diwariskan oleh Tokoh Sesat Garda Neraka seseorang yang pernah ditakuti di dunia persilatan, sebelum akhirnya binasa di tangan Raka sendiri. Tokoh itu dihukum mati oleh Raka karena kejahatannya: memperkosa dan membunuh muridnya sendiri yang tak lain adalah saudara seperguruan Raka. Dan ketika para murid Garda Neraka mencoba menuntut balas, mereka pun turut dilenyapkan. Mereka dianggap sebagai penghalang dalam perjalanan Raka untuk membunuh Datuk Pengemis Nyawa.

Kini, hanya Raka yang menjadi satu-satunya pewaris Jurus Belalang Sembah. Dan dia tidak menebarkannya untuk kehormatan, tapi untuk tujuan—tujuan yang tidak dimengerti banyak orang.

Aji menggertakkan gigi. Rasa tidak puas menyelimuti dadanya. Ia melompat maju, meluncurkan serangan tangan kosong dengan sepenuh tenaga. Namun, lagi-lagi ia dipaksa melompat mundur, menghindari ancaman siku dan lutut Raka yang seperti kilat menyambar.

Raka hanya tersenyum. Sebuah senyum mengejek, tenang, dan mematikan. Dia tidak merasa perlu menyerang lebih dulu. Wajahnya seakan berkata: Kau boleh mencoba, tapi tak akan pernah menyentuhku.

“Kurang ajar... laki-laki ini benar-benar tangguh…” geram Aji Mahendra.

“Ayo, lagi!” tantang Raka.

Aji Mahendra membuka kuda-kudanya lebar dan merentangkan kedua tangan. Ini adalah salah satu kombinasi dari jurus Pedang Naga jurus pamungkas yang biasanya hanya ia keluarkan saat benar-benar terdesak. Namun kali ini, ia harus menggunakannya lebih awal. Lawannya terlalu kuat untuk disepelekan.

“Hiaaatttt…!”

Pukulan dan tendangan Aji Mahendra menderu cepat, membuat Raka terkejut. Begitu deras dan tajamnya serangan itu hingga Raka tak sempat menekuk siku atau lututnya; ia hanya bisa menangkis serangan demi serangan yang datang bertubi-tubi.

Pertarungan kembali seimbang. Mereka saling menyerang dan menangkis dengan kecepatan luar biasa begitu cepat hingga mata orang biasa hanya akan menangkap bayangan-bayangan yang berkelebat.

Merasa tangan kosong tak lagi cukup, Aji tiba-tiba mengambil keputusan. Saat serangan mereka saling beradu, secepat kilat ia menarik pedangnya dan membabat ke arah Raka.

Raka nyaris tak menyadarinya. Ia reflek menarik seluruh tubuhnya dan melompat ke belakang. Sedikit saja ia terlambat, pedang itu pasti sudah membelah dadanya. Terlihat jelas bajunya robek lebar di bagian dada, menganga oleh sabetan pedang.

Bukan hanya Raka yang terkejut Aji pun demikian.

jarang sekali ada orang yang mampu selamat dari serangan mautnya itu.

“Hmm, ternyata kau hebat juga!” puji Aji Mahendra.

“Bagus… sejak tadi aku memang ingin melihat pedang mainanmu itu,” sahut Raka, yang kini telah mengubah posisi kuda-kudanya. Kedua tangannya terangkat ke depan, dengan telapak menghadap ke atas seolah sedang berdoa. Namun, tangan kanannya lebih maju ke depan. Salah satu kakinya berada di belakang sebagai tumpuan kuat, sementara kaki depan hanya berjinjit ringan. Itulah jurus Putri Bulan, yang diwarisinya dari Kakek Kambangan.

Berbeda dengan jurus milik Aji Mahendra yang tersusun rapi dan sistematis, jurus Raka lebih luwes dan terus berubah-ubah. Ia memang tidak pernah menamatkan pelajaran pada satu guru, sehingga dalam menghadapi lawan yang beraneka ragam, ia menggabungkan berbagai aliran ilmu silat. Jurus Belalang Sembah sangat hebat untuk pertarungan tangan kosong, tapi tidak efektif melawan lawan bersenjata. Untuk pertarungan jarak dekat menghadapi senjata, ia harus menggunakan jurus yang lebih fleksibel dan Putri Bulan adalah pilihan paling tepat.

“Ayo ke mari, anak manis...” ledek Raka sambil tersenyum tenang.

1
Hendra Yana
terimakasih
Hendra Yana
up lagi dong
Hendra Yana
lanjut
Hendra Yana
lanjut up nya
Hendra Yana
lanjut
Hendra Yana
mantap
Hendra Yana
di tunggu up selanjutnya
Hendra Yana
up
Hendra Yana
di tunggu up selanjutnya
Hendra Yana
mantap
Hendra Yana
kaya bkl seru nih
lanjut dong
Hendra Yana
semangat
Das ril
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!