Liam, seorang DJ tampan di sebuah diskotik mewah, terperangkap dalam lingkaran setan. Ia dipaksa menjadi "pria bayaran" oleh Mr. Ricardo, pemilik diskotik yang kejam. Liam terpaksa menerima tip dari para wanita kaya, meski hatinya menolak. Ia berusaha bebas, namun ancaman Mr. Ricardo dan desakan teman-temannya membuatnya terjebak. Suatu malam, Amanda, seorang wanita muda kaya raya yang sering berkunjung ke diskotik tersebut, tertarik pada Liam. Amanda terbiasa mendapatkan apa saja yang diinginkannya dengan uangnya, namun Liam berbeda. Liam tidak tertarik pada uang Amanda, dan ini justru membuat Amanda semakin tertarik padanya. Amanda menawarkan Liam uang sebesar dua miliar rupiah untuk menjadi miliknya. Tawaran ini menjadi titik balik dalam hidup Liam. Apakah Liam akan menerima tawaran Amanda dan bebas dari jeratan Mr. Ricardo? Atau akan ada konflik yang akan terjadi? Akankah cinta mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Fox_wdyrskwt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
༺ ༻ BAB 30 ༺ ༻
...✧༺♥༻✧...
Ricardo menggertakkan giginya, marah dan kecewa. Ia menggeram keras melihat Septian yang masih bingung.
"Sial! Padahal sedikit lagi dia membunuh Liam! Tapi… malah ingat segalanya!" Umpat Ricardo, suaranya penuh dengan kemarahan.
"Jika dia ingat… pasti anak buahnya akan melacak kita!"
Septian masih bingung. Ia tidak mengerti bagaimana Amanda bisa ingat segalanya.
"Bagaimana bisa Amanda ingat semua?" tanya Septian, suaranya penuh dengan kebingungan.
Ricardo menjelaskan semuanya kepada Septian, dari awal hingga akhir. Ia menceritakan bagaimana Amanda menyerang Liam, bagaimana Amanda akhirnya ingat akan Liam, dan bagaimana semua itu merusak rencananya. Ia menjelaskan dengan detail bagaimana ia mencuci otak Amanda, tapi akhirnya gagal.
Ricardo mengeram kembali. Ia tidak percaya bahwa rencananya gagal. Ia sudah merencanakan semuanya dengan cermat, tapi Amanda akhirnya ingat juga.
Sekarang, ia harus memikirkan langkah selanjutnya. Ia harus menghindari Amanda dan anak buahnya. Ia harus melarikan diri.
Di penthouse mewah Ricardo di luar negeri, Septian duduk di sofa sambil menghirup minuman keras. Ia tampak putus asa, tatapannya kosong dan penuh dengan kekecewaan. Kemewahan di sekitarnya tak berarti apa-apa lagi baginya.
"Aku… sudah mencintai Amanda… selangkah lagi… aku akan menikah dengannya…" kata Septian, suaranya penuh dengan penyesalan.
"Tapi… Liam… Liam membuatnya ingat…"
Ia meneguk minuman kerasnya sampai habis, kemudian melemparkan gelasnya ke meja dengan keras. Suara dentuman itu menunjukkan kemarahan dan kekecewaannya.
Semua rencana dan mimpi indah bersama Amanda hancur berantakan karena Liam. Ia merasa dibohongi, dikhianati, dan dikalahkan.
Septian merasa terluka dan dikhianati. Ia telah melakukan segala sesuatu untuk mendapatkan Amanda, tapi akhirnya Liam yang mendapatkannya. Ia merasa tidak adil.
Septian terduduk lemas di sofa, pandangannya kosong. Ia merasa dunianya hancur berantakan. Semua usaha dan rencananya untuk mendapatkan Amanda berakhir sia-sia. Liam, saingannya, telah mengalahkannya.
Ia merasa dihina, dikalahkan oleh seseorang yang dianggapnya lebih lemah. Kecemburuan dan kemarahan memuncak di dalam hatinya. Ia tidak bisa menerima kenyataan ini.
...✧༺♥༻✧...
Tiba-tiba, ide jahat terlintas di benaknya. Ia akan membalas dendam kepada Liam dan Amanda. Ia akan membuat mereka menyesal. Ia akan membuat mereka merasakan rasa sakit yang sama seperti yang ia rasakan sekarang.
Septian bangun dari duduknya, matanya berkilat dengan api kemarahan. Ia akan mencari cara untuk membalas dendam.
Ia akan melakukan apa saja untuk menghancurkan Liam dan Amanda. Ia tidak akan berhenti sebelum ia mendapatkan balasan yang setimpal.
Septian menatap ranjang mewah di penthouse-nya. Senyum licik terukir di bibirnya. Ia memikirkan rencana jahatnya.
Ia akan merebut Amanda dengan paksa. Ia tidak peduli dengan cara apapun, yang penting Amanda menjadi miliknya.
"Bagus… aku akan membuat seluruh jiwa Amanda menjadi milikku… nanti," gumam Septian, suaranya penuh dengan kelicikan.
"Jiwa dan raganya… akan menjadi milikku."
Ia mengoyangkan gelasnya lagi, minuman keras itu tampak seperti lambang kegelapan dan kejahatan yang ia rencanakan.
Ia akan melakukan apa saja untuk mendapatkan Amanda, meskipun harus dengan cara yang kejam dan tidak manusiawi.
Septian memegang foto Liam yang ditempel di meja. Ia menatap foto itu dengan tatapan penuh dengan kemarahan dan kebencian.
Liam… orang yang telah merampas Amanda darinya. Orang yang telah menghancurkan semua rencananya.
"Amanda… tunggu aku… kembali," gumam Septian, suaranya penuh dengan ancaman.
Ia memegang sebuah panah kecil yang tajam. Dengan gerak cepat dan tegas, ia menancapkan panah itu ke foto Liam.
Itu adalah lambang dari ancaman dan kemarahannya. Ia akan membalas dendam kepada Liam. Ia akan membuat Liam menyesal.
Septian mengepalkan tangannya, urat-urat nadi di tangannya tampak menonjol. Ia mengetahui bahwa Liam adalah cinta pertama Amanda. Itu yang membuat kemarahannya semakin memuncak.
Ia tidak bisa menerima kenyataan itu. Ia telah merencanakan segalanya dengan cermat, tapi akhirnya Liam yang mendapatkan Amanda.
"Liam… cinta pertama…" gumam Septian, suaranya penuh dengan kebencian.
"Tapi… aku akan merebutnya… dengan paksa!"
Ia memikirkan rencana jahatnya. Ia akan melakukan apa saja untuk mendapatkan Amanda, meskipun harus dengan cara yang kejam dan tidak manusiawi.
Ia tidak akan berhenti sebelum Amanda menjadi miliknya. Ia akan memperlihatkan kepada Liam bahwa dialah yang paling berhak mendapatkan Amanda.
Septian menatap gelas minuman kerasnya, suaranya penuh dengan rasa sakit dan kecewa.
"Aku… telah jatuh cinta padanya… seharusnya… aku… yang di sana… bukan kau… Liam," gumam Septian, suaranya penuh dengan penyesalan dan kebencian.
"Saat itu… saat itu Amanda hampir menjadi milikku… dia hampir mencintaiku… namun… sial… dia mengingatmu…"
...✧༺♥༻✧...
Tiba-tiba, Ricardo mendekati Septian. Ia meletakkan tangannya di bahu Septian, suaranya penuh dengan godaan dan provokasi.
"Liam… sahabatmu…"
"dan Liam juga yang telah merampas Amanda darimu," bisik Ricardo, suaranya rendah dan mengancam.
"Hancurkan dia… Septian… hancurkan dia… dan ambil kembali Amanda…"
Ricardo terus memprovokasi Septian, menanamkan benih-benih kemarahan dan kebencian di hati Septian.
Ia ingin Septian menghancurkan Liam, sahabatnya sendiri. Dengan begitu, ia bisa memperoleh keuntungan dari situasi tersebut.
Ricardo tersenyum licik, mendekati Septian dengan langkah perlahan tapi pasti. Ia mengetahui kelemahan Septian, yaitu cintanya pada Amanda.
"Aku tahu… Amanda… yang dulu… memilih Liam," bisik Ricardo, suaranya penuh dengan godaan. "Dan… Amanda… membeli Liam… dariku… 2M…"
Ricardo menekankan kata-kata itu, mencoba untuk memicu kemarahan dan kebencian Septian terhadap Liam. Ia tahu bahwa Septian tidak akan bisa menerima kenyataan bahwa Amanda membeli Liam darinya.
"Tapi… kau… telah jatuh cinta padanya… jika begitu… rebut paksa Amanda… dari Liam!" seru Ricardo, suaranya penuh dengan dorongan.
Ricardo menghentikan kata-katanya sejenak, matanya berkilat dengan kelicikan. Ia memberikan peringatan kepada Septian.
"Tapi… kau harus berhati-hati… Amanda… itu… sungguh licik," kata Ricardo, suaranya sedikit melembut.
"Dia… bukan perempuan lemah… kau tahu… dia… menjadi lemah… saat itu… karena amnesia… dan tak ingat jati dirinya… sekarang… dia ingat semua… pasti… dia… bertambah licik…"
Septian menatap Ricardo dengan tatapan yang penuh dengan kemarahan dan kebencian. Ia mengepalkan tangannya erat-erat, urat-urat nadi di tangannya tampak menonjol.
Kata-kata Ricardo telah mencurahkan api kemarahan di dalam hatinya. Ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa Amanda memilih Liam, bahkan membeli Liam darinya.
"Aku… tidak akan membiarkan Liam mendapatkan Amanda," gumam Septian, suaranya penuh dengan tekad.
"Aku… akan merebutnya… dengan cara apapun…"
Ia mengingat peringatan Ricardo tentang kelicikan Amanda. Ia tahu bahwa Amanda bukan perempuan lemah. Ia harus berhati-hati dalam merencanakan langkah selanjutnya. Ia tidak boleh gegabah.
Septian berpikir keras. Ia harus memikirkan strategi yang tepat untuk merebut Amanda dari Liam. Ia harus mempertimbangkan semua kemungkinan dan resiko. Ia tidak boleh sampai kalah lagi.
Septian berdiri di depan kaca besar penthouse-nya, menatap bayangannya dengan tatapan yang penuh dengan tekad. Ia memegang rahangnya, merasakan garis rahangnya yang tajam.
"Wajah ini… Amanda ingat…" gumam Septian, suaranya penuh dengan keputusan.
"Aku… akan merubahnya… dan… aku… akan mengubah identitas baru…"
Ia menatap bayangannya dengan tatapan yang tajam dan bertekad. Ia akan merubah penampilannya, agar Amanda tidak mengenalinya.
Ia akan membuat identitas baru, agar ia bisa mendekat kepada Amanda tanpa diketahui oleh Liam.
Septian mulai merencanakan perubahan identitasnya dengan detail. Ia mencari informasi tentang bedah plastik dan perubahan identitas di internet.
Ia menemukan beberapa klinik bedah plastik ternama yang bisa merubah penampilan seseorang secara drastis.
Ia juga mencari informasi tentang cara mengubah identitas secara legal, seperti mengurus dokumen-dokumen palsu dan mengubah nama.
Ia juga memikirkan identitas barunya. Ia ingin memilih identitas yang sangat berbeda dari identitas aslinya, agar Amanda tidak mengenalinya. Ia memikirkan nama baru, profesi baru, dan riwayat hidup baru.
Ia ingin membuat identitas yang sempurna, agar ia bisa mendekat kepada Amanda tanpa diketahui oleh Liam.
Septian mengetahui bahwa ini adalah rencana yang berisiko tinggi. Ia bisa tertangkap oleh pihak berwajib jika ia tertangkap sedang mengubah identitasnya. Tapi, ia tidak peduli. Ia akan melakukan apa saja untuk mendapatkan Amanda.
...✧༺♥༻✧...
...Bersambung…...
terima kasih sudah mampir karyaku yaaa