Karena menghindari perjodohan yang dilakukan orang tuanya, Khavi Zean Rakhayasha terpaksa harus kabur dari rumah dan mengganti identitasnya.
Namun di tengah pelarian nya, Khavi harus terjebak menjadi bodyguard seorang Nona muda arogan bernama Shena Athalia Sarfaraz.
Seiring berjalannya waktu, benih-benih cinta mulai tumbuh diantara keduanya. Namun, ada satu fakta yang menjadi penghalang cinta keduanya. Mereka sama-sama telah dijodohkan oleh orang tuanya masing-masing.
Akankah cinta mereka bersatu?
Atau justru harus gagal sebelum berkembang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Stop Memikirkan Hal Yang Tidak Mungkin!
Shena duduk termenung sambil menatap wajahnya dipantulan cermin. Wajah cantiknya tidak menunjukkan kebahagiaan seperti biasanya, wanita cantik itu terlihat murung, fikiran nya dipenuhi kegelisahan.
"𝘉𝘢𝘳𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪𝘯𝘺𝘢, 𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳-𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳, 𝘡𝘦?"
Keluarga calon suami Shena, akan datang malam ini untuk makan malam bersama, sekaligus membicarakan tentang perjodohan Shena dan putra teman orang tuanya.
"Princess, di luar ada seseorang yang mencarimu!"
Lamunan Shena buyar karena Shaga masuk ke kamar adik kembarnya itu tanpa mengetuk pintu.
"Kakak, bisa gak sih ketuk pintu dulu? Kebiasaan!" Shena menatap tajam Kakaknya.
Shaga menyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Maaf," ucapnya tidak tau malu.
Tanpa bertanya lebih lanjut, Shena pun langsung menemui orang yang dimaksud kakak kembar nya itu.
Deg
Shena melebarkan bola matanya saat melihat orang yang dimaksud kakak kembarnya. "Kenapa kamu di sini?" Tanya Shena. Wanita cantik itu menggandeng tangan seseorang yang datang menemuinya, lalu membawanya ke halaman belakang rumah untuk berbicara berdua.
"Kenapa kamu di sini?" Shena kembali mengulang pertanyaannya. Wanita cantik itu menatap sendu seseorang di depannya.
"Aku akan bilang pada Tuan Kaisar yang sebenarnya. Tentang perasaan kita juga."
Seseorang itu adalah Khavi. Pria tampan itu memberanikan diri untuk menemui Daddy Kaisar. Tidak peduli jika Daddy Princess nya itu akan marah ataupun menghajarnya. Khavi tidak akan mundur selangkah pun, dia akan memperjuangkan cintanya sampai titik darah penghabisan.
"Kamu jangan gila, Zean!"
Shena menekankan kata-katanya. Wanita cantik itu berbicara setengah berbisik, Shena tidak ingin Mommy dan Daddy nya mendengar pembicaraan mereka.
"Karena aku tidak ingin gila, makanya aku nekad. Justru aku akan gila jika aku tidak berbuat apa-apa!"
Shena menghela napasnya kasar, wanita cantik itu merasa gelisah. Disatu sisi dia bahagia karena Khavi benar-benar memperjuangkannya. Di sisi lain, Shena tidak ingin membuat orang tuanya malu. Wanita cantik itu tidak sanggup jika melihat orang tuanya di permalukan akibat dirinya.
Daddy Kaisar dan Mommy Jingga sudah pasti lebih memilih kebahagiaan Princess nya. Yang Shena takutkan adalah, selain orang tuanya dipermalukan akibat dirinya, hubungan orang tuanya dan temannya itu pun bisa rusak karena pembatalan perjodohan secara sepihak yang dilakukan pihaknya.
Belum juga selesai pembicaraan mereka, tiba-tiba saja panggilan Daddy Kaisar mengagetkan mereka berdua.
"Princess, sedang apa di sini?" Tanya Daddy Kaisar. Tatapan Daddy Kaisar beralih pada seseorang yang berada di depan Princess nya. "Bukankah kamu Zean?" Tanya nya lagi.
Khavi menunduk hormat pada mantan Tuan nya itu. "Apa kabar, Tuan?"
Daddy Kaisar tersenyum tipis menatap Khavi. "Saya baik, bagaimana keadaan mu?" Tanya Daddy Kaisar.
"Saya juga baik, Tuan. Sebenarnya... ada yang mau saya sampaikan."
Daddy Kaisar menganggukan kepalanya. Lalu mengajak Khavi untuk berbicara di ruang tamu. Karena kebetulan Daddy Kaisar juga sedang menunggu tamu nya.
"𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘪𝘯𝘪?"
Shena semakin khawatir, wanita cantik itu tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi kedepannya.
"𝘠𝘢𝘢... 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯, 𝘴𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘢𝘪𝘬-𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘴𝘢𝘫𝘢."
...----------------...
"Ava, Abang mana? Kenapa pulang sendiri?"
Khava baru saja pulang dari kantor. Namun baru saja keluar dari mobilnya, Mommy Vyora sudah memberondong nya dengan banyak pertanyaan tentang Abang nya.
"Nanti Mommy tanya sama Abang nya aja langsung. Ava tidak mau berbohong."
Cup
Khava mengecup sekilas pipi Mommy nya, kemudian berlalu dari hadapan Mommy nya. Tanpa Khava sadari ada seseorang yang menatapnya tajam, dia tidak suka melihat Khava mencium pipi Mommy Vyora.
"Beraninya kamu mencium istriku, Khava Rakhayasha!" Teriaknya.
Daddy Kafka tidak suka jika anak-anaknya bergelayut manja dengan istrinya, kecuali Khavya. Entah kenapa rasa cemburunya tidak masuk akal, padahal Daddy Kafka sendiri sadar Khavi dan Khava adalah putra nya sendiri.
Khava tertawa mendengar teriakan Daddy nya. Putra bungsu Daddy Kafka itu menggelengkan kepalanya, Khava tidak habis fikir dengan sifat Daddy nya yang sangat posesif itu. "Dasar posesif," gumamnya.
Di ruang tamu, Mommy Vyora nampak menggerutu pada putra sulungnya, wanita paruh baya itu sangat yakin, putra nya itu sengaja tidak pulang karena tidak ingin ikut ke acara makan malam bersamanya.
"Dia pasti sengaja," kesalnya.
Daddy Kafka tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Istrinya itu sangat terobsesi untuk menjodohkan putra sulungnya dengan putra temannya.
"Sudahlah, Mom. Mungkin Abang memang sibuk."
Mommy Vyora mendelik tidak suka menatap suaminya. Suaminya itu selalu saja membela anak-anaknya. "Daddy selalu saja membela Abang!"
Daddy Kafka menghembuskan napasnya kasar, bukan maksudnya untuk membela Khavi. Hanya saja, apa yang terjadi pada putra sulungnya itu pernah dirinya alami dulu. Dijodohkan dan di paksa menikah dengan orang yang tidak dia cintai, rasanya menyakitkan.
Walaupun pada akhirnya perjodohan membuatnya sangat mencintai istrinya kini, namun tetap saja, Daddy Kafka tidak ingin hal itu terulang dan terjadi pada putra sulungnya. Daddy Kafka hanya ingin anak-anaknya memilih jodohnya sendiri dan sebagai orang tua, dia hanya perlu mendoakan yang terbaik untuk anak-anak nya.
"Maksud Daddy---"
"Hmmm... Mommy tau maksud Daddy." Mommy Vyora menyela ucapan suaminya. "Mommy pun sama seperti Daddy, ingin yang terbaik untuk Abang. Hanya saja, Mommy sangat menyukai putrinya Jingga. Mommy merasa dia sangat cocok untuk Abang."
Sama halnya dengan Daddy Kafka, sejatinya tidak ada seorang ibu yang ingin menjerumuskan anaknya pada keburukan. Mommy Vyora pun ingin semua anak-anaknya bahagia tanpa paksaan. Hanya saja feelingnya sebagai seorang ibu sangat yakin bahwa putra sulungnya itu akan menyukai putri temannya.
"Biarkan Abang yang memutuskannya sendiri. Sebagai orang tua, kita hanya perlu mendoakan yang terbaik untuk semua anak-anak kita.
Daddy Kafka membawa istrinya itu ke dalam pelukannya. Mengusap punggungnya pelan, mencoba membuat istrinya ikhlas dan menerima apa yang akan diputuskan oleh pura sulungnya nanti.
Khavya yang baru saja pulang dari kantor mencebikkan bibirnya. Lagi-lagi orang tuanya bermesraan tidak tahu tempat, fikirnya.
"Kalian bisa nggak sih kalau mau berpelukan itu di kamar saja," protes Khavya. Wanita cantik itu menatap jengah pada orang tuanya.
Daddy Kafka dan Mommy Vyora terbahak menertawakan putrinya. Entah kenapa, selalu saja Khavya yang memergoki Mommy dan Daddy nya bermesraan.
"Makanya, Kakak cari cowok. Biar cepat nikah dan bermesraan seperti ini." Daddy Kafka sengaja memeluk Mommy Vyora kembali untuk memanasi putri kesayangannya itu.
"Cih!! Kenapa Daddy tidak menikahkan Kakak dengan Om Kula saja?"
"Itu tidak akan terjadi. Stop memikirkan hal yang tidak mungkin, Vya! Sampai kapanpun Daddy tidak akan mengijinkan kamu berhubungan dengan pria tua itu."
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦
Jangan lupa tinggalkan jejak😘
