Selena mengalami penindasan baik di rumah maupun di sekolah. Semua orang menganggapnya sebagai beban yang tidak berguna. Namun, sebenarnya Selena adalah serigala berbulu domba yang telah menipu semua orang. Dia selalu membalas dendam berkali-kali lipat dan tak ada satupun yang menyadarinya.
Ares Kairos, seorang jenderal yang bertempur gagah berani di garis depan. Namun, dia hampir berubah menjadi monster gila yang kehilangan akal karena tidak bisa menemukan partner yang cocok. Suatu hari ada gadis aneh yang jatuh ke pelukannya dan dengan kurang ajar meraba tubuhnya.
Selena : Hei tampan, tubuhmu terlihat bagus. *hampir meneteskan air liur*
Ares : Siapa kau?
Selena : Belahan jiwamu. *mengulurkan cakar serigala*
Pangkalan militer.
Tentara : Lapor jenderal! Istrimu kabur lagi!!!
Ares : Kemana dia?
Tentara : Lapangan latihan, dia memerintahkan kami untuk melepaskan pakaian atas.
Ares : *menggebrak meja hingga hancur* SELENA!!!
Selena : Otot yang bagus~~~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Destiyana Cindy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23 - Melarikan Diri
Lampu merah menyala di seluruh pangkalan militer pertanda bahwa mereka harus bersiap bertempur. Seluruh tentara yang tidak bertugas patroli berkumpul di lapangan latihan untuk mendengar instruksi dari petinggi militer.
“Kami baru saja mendapatkan berita buruk.” Wajah Jenderal Ares terlihat dingin ketika menyampaikan kepada seluruh pasukan.
“Ditemukan sejumlah besar zerg muncul di Planet Orchid dan jejaknya tidak bisa dideteksi oleh militer.”
Semua tentara sangat terkejut karena meskipun Planet Orchid bukanlah planet berpenghuni, penjagaan di sana sangat ketat karena dekat dengan Planet Atlas. Militer selalu rutin mengirim patroli untuk memastikan tidak ada penyusup.
“Kami tidak tahu dari mana mereka berasal dan ditemukan zerg dengan penampilan baru.” Jenderal Ares mengetahui berbagai jenis zerg karena sering bertempur melawan mereka. “Sepertinya itu spesies baru atau hasil evolusi mereka.”
Jika asumsi pertama, mereka akan menangkap zerg itu kemudian mengirimnya ke laboratorium untuk dipelajari sehingga bisa menemukan kelemahannya. Namun jika itu asumsi kedua, mereka harus memahami bentuk
evolusinya dan berusaha mencari cara untuk mengalahkannya.
Akan buruk jika itu asumsi kedua.
Militer selalu kalah saat bertarung dengan ratu zerg, bentuk tertinggi evolusi alien itu.
Jika ratu zerg tidak dibunuh dia akan terus melahirkan zerg tanpa batas.
“Kirim semua informasi yang kalian dapatkan meskipun itu hanya sepele, kita harus memastikan jenis zerg apa itu,” kata Jenderal Ares
tegas.
“Siap Jenderal!”
Jawab seluruh prajurit serentak.
“Bagi pasukan menjadi dua untuk pergi ke Planet Orchid dan menjaga Planet Atlas. Perkuat keamanan di tempat tinggal Guide!”
Jenderal Ares mengakhiri instruksinya dan pergi bersama ahli strategi untuk menyusun rencana menaklukan zerg di Planet Orchid. Dia sangat sibuk sehingga tidak sempat pulang dan mengirim pesan pada Selena supaya kembali ke tempat tinggal Guide.
Tempat itu paling aman di seluruh Planet Atlas.
oOo
Selena menerima pesan dari Ares kemudian mengemasi barang-barangnya. Terlalu bahaya tinggal di sini karena Selena tidak yakin bisa mengalahkan zerg. Dia bisa mengalahkan Sentinel tapi zerg itu cerita yang berbeda, kulitnya sangat keras dan sifat mereka agresif sehingga pergerakannya sulit terbaca.
Ketika mencapai pintu tiba-tiba Maomao muncul di hadapannya.
“Aku menemukannya,” lapor Maomao. “Ada pergerakan aneh dibawah tanah yang bisa memicu gempa kapan saja.”
Selena menguatkan genggamannya pada gagang pintu. “Kita pergi hari ini.”
“Secepat itu,” seru Maomao terkejut.
“Saat ini adalah kesempatan yang bagus karena Ares akan pergi melawan zerg. Kita tidak bisa melewatkan kesempatan langka ini,” tegas Selena.
“Lalu bagaimana kau akan memanfaatkan kesempatan ini?” tanya Maomao penasaran.
“Maomao, pergilah ke sumber gempa dan buatlah kekacauan di sana, aku akan mendekati tempat itu lalu terjatuh ke retakan tanah,” ujar Selena menjelaskan rencananya.
“Tapi kita memerlukan saksi.” Selena membutuhkan orang yang bisa menjadi saksi sehingga tidak dicurigai oleh militer.
“Dan aku tahu orang yang cocok.” Selena menyeringai kejam sambil tertawa.
“Aku merasa kasihan dengan orang itu,” guman Maomao.
oOo
“Dokter Althea!”
Dokter Althea merasa kesal ketika mendengar suara menyebalkan ini. “Selena, kenapa kau masih ada di sini?”
“Militer memerintahkan kita kembali ke tempat tinggal Guide,” hardiknya marah.
Tubuh Selena bergetar dan air matanya menetes. “Ares sangat marah dan mengurungku.”
Dokter Althea terlihat gembira karena sepertinya Selena mengikuti sarannya. “Apakah dia marah karena hal itu?” tanyanya memastikan.
Selena menganggukkan kepalanya lalu memeluk tubuh Dokter Althea. “Dia mengurungku dan tidak membiarkanku turun dari ranjang.”
Dokter Althea menahan diri supaya tidak mendorong Selena apalagi mendengar kalimat terakhirnya. “Ini sudah keterlaluan, aku tidak menyangka jenderal akan bersikap seperti itu,” katanya pura-pura khawatir.
“Aku tidak ingin tinggal di sini lagi,” ujar Selena sambil menangis tersedu-sedu dan mengusap ingusnya di pakaian Dokter Althea.
Dokter Althea akhirnya tidak tahan dan melepas pelukan Selena. “Jangan khawatir aku akan membantumu melepaskan diri dari Jenderal Ares.”
“Benarkah?” Selena mengedipkan matanya dan menghirup ingusnya.
“Ya, aku akan memastikan bahwa kau tidak bisa bertemu lagi dengannya.” Dokter Althea menyeringai dan merutuki kebodohan Selena yang mudah ditipu.
“Ayo ikut aku! Kita harus meninggalkan tempat ini.” Mereka harus meninggalkan tempat ini secepatnya sebelum zerg menerobos Planet Atlas.
Mereka berlari meninggalkan rumah sakit dan jaraknya cukup jauh dari tempat tinggal Guide. Mereka tidak bisa memanggil skuter terbang karena alat itu sudah digunakan seluruhnya oleh Guide lain.
“Dokter, aku tahu jalan pintas yang bisa membawa kita ke sana.” Selena tiba-tiba menghentikan langkahnya.
“Di mana?” Dokter Althea jarang menjelajahi Planet Atlas karena dia terlalu sibuk bekerja di rumah sakit.
“Lewat sini!” tunjuknya pada jalan di sebelah kanan. “Ikuti aku!”
Dokter Althea mengikutinya sambil mengutuk di dalam hati karena Selena terlalu lambat. Meskipun dia bekerja sebagai dokter Althea rutin berolahraga sehingga meningkatan stamina dan kekuatan fisiknya.
Lagipula bekerja sebagai dokter militer bukan hal yang mudah.
Tiba-tiba tanah berguncang hingga membuat tubuh mereka tidak stabil, mata Dokter Althea terbelalak lebar ketika menyadari apa yang sedang terjadi. Dia sering mengalami hal seperti ini tapi selalu berlindung di rumah sakit atau tempat tinggal Guide.
“Kita harus pergi!” serunya panik sambil menarik tangan Selena.
“Dokter, pelan-pelan aku tidak bisa berlari lagi.” Napas Selena terengah-engah dan berusaha mengimbangi langkah kaki Dokter
Althea.
“Kita harus meninggalkan tempat ini karena sebentar lagi akan terjadi gempa,” jelas Dokter Althea.
“Ka- kakiku sakit.” Selena tiba-tiba melepaskan tangan Dokter Althea dan terduduk di atas tanah.
“Cih sial!” Dokter Althea membalikan tubuhnya lalu mengecek kondisi Selena.
“Kakimu terkilir.” Dokter Althea mengeluarkan selep pereda rasa sakit dari saku jas putihnya.
“Tahan! Kita harus meninggal tempat ini.” Dokter Althea mengoleskan salep pada kaki Selena kemudian meraih lengannya supaya berdiri.
“Dokter, tinggalkan aku saja.” Selena merasa putus asa dan menolak bantuannya. “Aku hanyalah beban bagimu.”
“Omong kosong!” seru Dokter Althea marah. “Tidak ada orang yang menjadi beban, hanya ada orang yang tidak mampu.”
Selena terteguh sambil menatapnya.
“Bukankah kau ingin aku menghilang?”
Dokter Althea mengepalkan tangannya dengan kuat. “Benar, aku tidak menyukaimu karena berada di sisi Ares.”
“Mengapa?” tanya Selena penasaran.
“Kau tidak layak baginya karena Ares membutuhkan Guide kuat untuk menstabilkan kekuatannya. Dia tidak boleh berubah menjadi monster tak berakal.” Dokter Althea sangat menghormati Jenderal Ares yang telah melindungi umat manusia.
Bahkan kakeknya sering memujinya.
“Bukankah kau menyukainya?”
“Aku memang menyukainya tapi aku lebih mengaguminya.” Baru kali ini Althea mengukapkan perasaannya pada orang lain dan orang itu malah orang yang dibencinya.
“Dokter, kau adalah orang yang baik.” Kebencian di hati Selena menghilang setelah mendengar perkataannya.
“Jangan mengatakan omong kosong dan cepat berdiri!” desak Dokter Althea.
Selena akhirnya berdiri lalu mendorong Dokter Althea. “Maafkan aku.”
Retakan tanah tiba-tiba muncul dan semakin membesar hingga menyebabkan munculnya jurang hitam. Selena mendorong Dokter Althea supaya tidak terjatuh bersamanya kemudian menghilang di dalam jurang hitam.
“SELENA!!!”
-TBC-