WAR TO THE LAST PLANET

"Hei, bangun Syafa!"

Aku membuka mataku perlahan, masih mengantuk.

"Kita sudah tiba di Planet Quartan!"

Aku membuka mataku lebih lebar lagi, benarkah? aku melangkah ke jendela kapal, bergabung bersama yang lainya.

Ternyata benar, didepanku terlihat sebuah planet berwarna biru kehijauan, bersama dengan kapal-kapal yang terlihat berlalu lalang.

Selain tempat proses produksi pembuatan kapal luar angkasa, planet quartan juga merupakan planet pusat perdagangan ekspor dan impor, dimana para pedagang dari seluruh wilayah ZSAL berkumpul di planet ini.

Selain kapal dagang, terlihat juga kapal-kapal milik Dirtz Otroii yang sedang melakukan patroli dan pengawasan terhadap planet quartan.

WUSHH!

Kapal kami mulai memasuki atmosfer dari planet quartan.

WUSHH!

Kapal kami mulai menembus awan-awan, terlihat sebuah kota yang sangat besar dan megah, ibu kota dari planet quartan, Ceuros.

Berbeda dengan zona primitif, planet-planet di wilayah ZSAL biasanya hanya memiliki 1 ibukota dan 1 negara, penduduk tidak ingin terjadi konflik-konflik yang tidak berguna.

WUSHH!

Kapal kami mulai mendarat di tempat pendaratan kapal, lantas berhenti dengan sempurna, akhirnya setelah 3 bulan, aku bisa menginjakkan kaki di planet lagi. Terlihat beberapa prajurit menuju ke arah kami.

"Salam, tuan putri March, akhirnya anda kembali."

"Salam juga Zao-dang, bagaimana keadaan planet ini sekarang?"

"Keadaan planet ini baik-baik saja tuan putri, tidak ada masalah apapun, hanya saja beberapa waktu yang lalu Dirtz Otroii meminta tambahan kapal tempur yang lebih banyak." Jawab Zao-dang.

"Bukan masalah, berikan saja. Bagaimana dengan Fartz? dia masih ada disini? Aku tidak bisa menghubunginya, ponselku rusak saat sedang menjelajah zona primitif (saat bertarung dengan Syafa)."

"Pangeran Fartz masih ada disini, dia sudah menunggu anda." Jawab Zao-dang.

"Baiklah kalau begitu, kamu tidak perlu mengawalku, aku akan pergi sendiri. Lakukan pekerjaanmu seperti biasa." Ujar March.

"Baik tuan putri, kalau begitu saya pamit undur diri."

Zao-dang membungkukkan badan, hormat. Lalu pergi meninggalkan kami.

"Siapa dia?" Aku bertanya.

"Bisa dibilang tangan kananku." Jawab March singkat.

"Kemana kita selanjutnya, March?" Aku bertanya kembali.

"Kita akan ke istanaku, aku harus menemui Fartz, Kamu harus ikut denganku Syafa, kamu masih harus menjadi muridku." Jawab March.

"Lah, yang lain?" Tanyaku tidak terima.

"Robert dan Aai akan mengumpulkan teman-teman kita yang sudah tiba disini, lalu membawanya ke istana." Jawab March.

"Lah, buat apa aku ikut kesana?" Tanyaku.

"Temani aku." Jawab March singkat.

Aku hendak protes lagi, tapi March dan yang lain keburu turun. Aai dan Robert dibelakang hanya cekikikan, tidak mau membantu.

'dasar menyebalkan!'

Tapi baiklah, aku akan menurut, toh juga aku tidak punya ide lain.

Kami keluar dari tempat pendaratan kapal, lantas aku dan March berpisah dengan Aai dan Robert, kami menuju tujuan masing-masing sesuai rencana.

Aku dan March terbang menuju istana kerajaan planet quartan yang berada tepat ditengah ibukota. Istana yang terlihat sangat besar dan megah.

WUSHH!

Tidak memerlukan waktu yang lama, kami sudah tiba didepan pintu masuk istana. Terlihat banyak sekali orang yang menyambut kedatangan March.

Para prajurit dan penduduk dengan jumlah yang banyak terlihat, mereka menyambut March dengan antusias, dia sepertinya memerintah planet quartan dengan cukup baik, banyak orang senang kepadanya.

Dia sepertinya juga bukan putri yang ribet dan manja, March tidak pernah dikawal dan dijaga ketat oleh siapapun. Wajar sih, dia juga orang yang kuat.

"Selamat datang kembali, tuan putri March!"

"Selamat datang kembali!"

Terdengar seru-seruan dari para prajurit dan penduduk. March membalasnya dengan melambaikan tangan.

Dia lalu melangkah hingga sampai tepat didepan pintu istana, lalu dia membalikan badan, terlihat ingin menyampaikan semacam pidato singkat.

"Para penduduk dan para prajurit yang saya cintai, saya mengucapkan terimakasih banyak atas sambutan yang ramai dan meriah ini."

"Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya karena meninggalkan planet ini terlalu lama, sekali lagi saya meminta maaf."

March membukukan sedikit badanya, meminta maaf. Aku yang berada di belakang March merasa heran.

'Sejak kapan wanita ini jadi berwibawa banget'

'mana pula ini kekasihnya, katanya sangat merindukannya'

Terdengar suara-suara dari para prajurit dan penduduk, mereka merasa March tidak perlu meminta maaf, apalagi sampai membungkukkan badan.

"Saya berjanji akan membawa planet ini menjadi lebih baik lagi, dan tentunya saya akan terus berusaha yang terbaik untuk rakyat saya."

"Dan sedikit informasi agar tidak terjadi kesalahpahaman, yang dibelakang saya saat ini adalah seseorang yang saya ambil dari suatu planet di zona primitif, saya melihat orang ini sangat berbakat."

"Saya ingin menjadikanya murid disini, semoga dia bisa berguna di masa depan. Tidak pada keberatan kan?"

March melirik ke arahku. Dia mengisyaratkan suruh maju, memberi hormat.

'Bajingan, kenapa pula aku yang kena'

'aku ga suka mbungkukin badan ke orang tahu!'

'awas saja kau'

Aku terpaksa melangkah maju, membungkukan diri.

Terdengar seru-seruan dari para prajurit dan penduduk, mereka sepertinya tidak keberatan.

"Terimakasih atas pengertian dan perhatiannya, juga untuk sambutan yang meriah ini."

March sekali lagi membungkukan badan, lalu melambaikan tangan. Terdengar seru-seruan meriah.

Setelah beberapa saat, March pun melangkah ke depan pintu istana, lalu membukanya.

KREET!

Pintu istana terbuka, terlihat sebuah ruangan yang sangat luas, megah dan mewah. Aku melangkah bersama March ke dalam.

Aku melihat sekeliling, sudah lama sekali aku tidak melihat ruangan semewah ini, tapi tiba-tiba mataku tertuju pada seseorang yang sedang tidur di sebuah sofa.

"March, apakah di-"

March sudah berlari menuju orang itu.

"SAYANGGG, AKU KEMBALI!!"

Dia berlari seperti anak kecil.

Seketika aku langsung menatap aneh, bagaimana mungkin March yang tadinya berwibawa bisa berubah menjadi seperti ini. Dia memang berbakat menjadi aktor.

Dan sekarang aku harus ngapain? Melihat mereka berdua bermesraan?

Najis!