Terpaksa Menikah Adik Angkat (My Love Wahyudi)

Setelah resepsi pernikahan Wahyudi tidak mau mengambil jatah kamar yang diberikan oleh pihak hotel. Ia memilih langsung pulang ke rumahnya bersama dengan Lely yang sudah resmi menjadi istrinya. Marlina dan juga Rudi berada di mobil terpisah dengan nya.

Lely dan juga Wahyudi masuk ke dalam kamar, Mereka memakai kamar yang biasa dipakai oleh wahyudi. Kamar itu lebih besar dari pada kamar yang ditempati Lely. kamar Wahyudi sudah di dekorasi dengan nuansa yang romantis dan juga menyegarkan mata.

Furniture di dalam nya, semuanya sudah di ganti dengan yang baru.

setelah hampir satu Minggu Ia tidak masuk ke dalam kamarnya nya karena sedang di renovasi Marlina, dan ini untuk pertama kalinya Ia masuk ke dalam kamar tersebut.

"Mas mau mandi nggak?" tanya Lely ketika Ia sudah berada di dalam kamar bersama dengan Wahyudi. Ia binggung untuk memulai berbicara dengan pria yang saat ini menjadi suaminya. Untuk pertama kalinya Ia hanya berdua di dalam kamar pria tersebut.

" Nanti aja," jawab Wahyudi.

" Ly mandi duluan ya," ucapnya yang tidak dijawab oleh wahyudi. Lely melepaskan riasan yang ada di rambutnya dan melepaskan semua perhiasan yang menempel di tubuhnya. Ia kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Lely mulai menyiram tubuhnya di dalam kamar mandi tersebut, Ia membasahi rambutnya dan memakai sampo dirambutnya yang hitam dan cukup panjang tersebut. Ia juga menyabuni tubuhnya dengan sabun, Ia mengusap kulit nya dengan sangat lembut, Ia ingin terlihat sangat bersih dan gawangi di malam pertama nya bersama dengan suaminya. Malam pertamanya bersama dengan Wahyudi Lely ingin memberikan kesan yang terbaik untuk suaminya tersebut. Lely memegang dadanya, Ia menyemprotkan parfum yang wanginya sangat lembut di baju tidur yang terlihat terlihat seksi itu. Lely mengusap kan handbody ke seluruh kulit nya. Ia juga mengoleskan lipstik tipis di bibirnya yang kecil dan tipis.

Beberapa menit di dalam kamar mandi Ia kemudian keluar dengan melilitkan handuk di atas kepalanya. Lely sangat malu saat Ia keluar dari dalam kamar mandi dengan baju tidur yang seksi tersebut. Ia melepaskan handuk di kepala nya dan kemudian menyisir rambutnya yang panjang.

" Mas makannya mau di kamar atau di luar, kalau mau di dalam kamar biar dibawa ke kamar," ucap Lely yang hanya berdiri di dekatnya tanpa berani untuk lebih dekat lagi.

Wahyudi tidak memandangnya, Ia hanya diam dan sibuk dengan ponsel yang ada di tangannya. Lely masih diam berdiri di tempat yang sama. Ia masih menunggu Wahyudi untuk menjawab nya. " Di luar," ucap Wahyudi tanpa memandang nya.

Lely bingung harus berbuat apa, Ia juga tidak tau Ia harus tidur di mana?

Lely merangkak naik ke atas tempat tidur, Ia moncoba untuk sedikit nekat, bila nanti suaminya marah dan menyuruh Ia untuk tidur di atas sofa. Maka Ia akan menurutinya. pikirnya.

Wahyudi tidak memandang nya sama sekali, Ia juga tidak melarang Lely untuk tidur di sebelah nya.

Lely meletakkan beberapa bantal di punggungnya dengan sangat berhati-hati, Ia tidak ingin mengangguk kenyamanan Wahyudi yang saat ini berbaring di sebelah nya. Rasanya Ia sangat lelah sekali selesai melakukan resepsi pernikahan tadi.

Ia sangat canggung berada bersama dengan Wahyudi ditambah lagi sikap Wahyudi yang tidak melihatnya sama sekali. Lely mengambil selimut yang ada di tempat tidur Ia membungkus seluruh tubuhnya dengan selimut. Ia begitu malu saat memakai baju tidur yang seksi tersebut. Iya tidak tahu apa yang saat ini yang di pikirkan Wahyudi tentang dirinya.

Wahyudi tidak menanggapi, Seperti nya Ia benar-benar menganggap Lely tidak ada di dalam kamar tersebut. Lely memandang punggung peria itu, Ketika Wahyudi masuk ke kamar mandi . Lely turun dari atas tempat tidur, Ia membuka pintu lemari pakaian Wahyudi. Ia melihat deretan baju pria tersebut yang sudah tersusun dengan sangat rapi. Lely mengambil pakaian untuk di rumah, baju kaos dan juga celana pendek yang biasa dipakai Wahyudi di dalam rumah. Ia juga mengambil pakaian dalam untuk suaminya tersebut. Lely meletakkan pakaian Wahyudi di atas tempat tidur, Ia kemudian naik keatas tempat tidur dan kembali duduk dengan menyandarkan punggungnya di atas tumpukan bantal, seperti posisi nya sebelum nya.

Wahyudi mulai mandi dan membersihkan dirinya selepas Ia mandi wahyudi keluar dari dalam kamar mandi.

Leli melihat Wahyudi yang keluar dari kamar mandi tubuh pria itu masih basah oleh butir-butiran air yang masih menempel di tubuhnya. Ia hanya melingkarkan handuk di pinggangnya. Melihat Wahyudi yang seperti itu Dada Lely berdetak sangat kencang wajahnya tampak malu saat memandang tubuh kekar dan berotot pria tersebut.

" Mas Ini bajunya," ucap Lely sambil menunjukkan baju yang sudah di letaknya di atas tempat tidur.

Wahyudi tidak mengambil baju yang sudah disiapkan istrinya Ia membuka pintu lemarinya dan mengambil baju yang diinginkannya sendiri.

Lely hanya tersenyum saat melihat sikap suaminya.

Setelah memakai pakaiannya Wahyudi pergi keluar dari kamar, Lely memandang Wahyudi yang pergi begitu saja tanpa ada berbicara dengannya. lagi-lagi Ia hanya memandangi punggung lebar suaminya tersebut.

Setelah dilihatnya Wahyudi Sud pergi dari dalam kamar nya. Ia mengambil buku diary yang disimpannya dengan sangat rapi. Lely mulai menulis kembali di buku diary miliknya. Begitu banyak Ia menulis di buku diary nya. begitu banyak curahan hatinya yang dituangkan nya di dalam buku diary tersebut.

Leli mulai menulis di lembaran kosong dari buku diary tersebut.

Hai diary, Hai sobat, Hai temanku.

Apakah kamu tahu teman sehari saja tidak bisa menulis di atas lembaran kertas mu, Ly sangat rindu. Hari ini Ly resmi menjadi istrinya Mas Wahyudi. Ly gak nyangka kalau Mas Wahyudi bisa mengucapkan ijab kabulnya sekali lafaz atas nama Ly. Rasanya Ly benar-benar senang saat para saksi mengatakan sah. Tadi Mas wahyudi juga mencium kening Ly dengan sangat lembut. Ly kirain mas sikap mas Wahyudin sudah berubah. Tapi ternyata tidak, sampai saat ini sikap masuk Mas Wahyudi masih sama seperti yang biasa. Mas Wahyudi masih sangat dingin kepada ly. Tapi tidak apa, Ly sudah biasa menghadapinya dan Lee nggak akan merasa sedih. Ly akan selalu bahagia bila bersama dengannya.

Ly akan selalu berdoa, agar mas Wahyudi mencintai Ly dan Ly bisa mendapatkan cinta dan hati Mas Wahyudi. 20 tahun Ly bersamanya Sampai detik ini lagi belum bisa mendapatkannya.

Okelah teman, Ly lagi nggak pengen banyak-banyak nulis karena Ly saat ini sedang senang.

kemudian Lely menulis namanya di pojok bawah Lely Asmira dan kemudian tanda tangannya.

Pintu kamarnya diketuk dari luar. " Iya sebentar," ucapnya. Lely langsung mengganti baju tidurnya dengan piama yang biasa dipakainya.

Lely melihat Art di rumahnya datang memanggilnya untuk mengajak makan malam.

Lely langsung turun ke bawah Ia melihat hidangan di atas meja yang begitu banyak namun Marlina dan juga Rudi tidak terlihat duduk di sana.

" Mama sama Papa ke mana Bik?" tanya Laly.

" Tuan besar dan nyonya besar pergi keluar katanya masih ada pertemuan dengan kerabat mereka," ucap art tersebut menjelaskan.

Lely duduk di meja makan tersebut bersama dengan Wahyudi. Semua nya masih sama, hanya status mereka yang sudah berada. Wahyudi masih tidak berbicara dengan nya sama sekali. Wahyudi sedang mengisi piringnya dengan nasi dan juga lauknya. Lely juga mengisi piringnya bersama dengan lauknya. Ini makan malam pertamanya bersama dengan suaminya.

Mas mau minum apa Ly buatin," ucapnya setelah mereka makan tanpa ada suara.

" Tidak usah," jawab Wahyudi.

Setelah makan malam bersama, Mereka kembali ke kamarnya.

Lily tidur di samping Wahyudin, suaminya itu tidak memandangnya sama sekali. Pria itu tidur dengan memandang kelain arah. Wahyudi tidur membelakangi istrinya. Lely memandang pria itu yang sekarang sudah resmi menjadi suami nya. walaupun Ia sudah resmi menjadi istri Wahyudi, namun ia masih tidak berani untuk dekat dan juga menyentuh suaminya sendiri.

Lely memejamkan matanya namun ia tidak bisa tidur, ada rasa perih di hatinya saat Ia harus melewati malam pertama dengan sikap dingin suaminya jangankan untuk menyentuh untuk memandang nya saja suaminya tidak mau.

Tampa terasa air matanya menetes begitu saja Lely berusaha agar Isak tangisnya tidak terdengar oleh Wahyudi bahunya Tampak bergetar. ia berusaha untuk meredam suara tangisnya.

Lely tidak bisa memejamkan matanya hingga subuh Semalaman ia tidak tidur. Di saat ia mendengar adzan subuh Ia langsung masuk ke kamar mandi untuk berwudhu.

Setelah Lely berwudhu, Ia melihat pantulan wajahnya di cermin. Matanya tampak sembab. Ia kemudian keluar dari dalam kamar mandi.

" Mas bangun salat dulu," ucapnya membangunkan wahyudi. Namun suaminya itu tidak bergerak sama sekali.

" Mas bangun," ucap Lely sedikit mengguncang tubuhnya.

Wahyudi menarik tangan nya dan kemudian memeluknya. " Maafin mas sa," ucapnya dan kemudian mencium bibir Lely. Air matanya kembali menetes saat ia mendengar suaminya tidak memanggil namanya, namun memanggil nama wanita lain yang Ia tidak tahu siapa itu.

" Mas ini Ly. Ini udah subuh salat dulu," ucap Lely yang membuat Wahyudi langsung tersentak dari tidurnya. Dengan sangat terkejut ia memandang Lely ada di pelukannya. Wahyudi langsung menolak tubuh Lely cukup kuat hingga terjatuh ke lantai.

Lely duduk di lantai saat ia didorong suaminya cukup keras. Rasanya pinggang dan pantat nya cukup sakit.

Leli berusaha untuk berdiri dan ia kembali dekat ke Wahyudi Mas udah subuh sholat dulu ucapnya kembali. Ia masuk ke kamar mandi untuk berwudhu ulang.

Di dalam kamar mandi ya kembali menangis saat mendengar suaminya manggil nama sa. Apa karena itu suaminya tidak bisa mencintainya karena ada wanita lain di hatinya. Lely tidak pernah tahu tentang kepribadian ataupun urusan pribadi Wahyudi. Apalagi dia yang baru kembali dari dari. Kanada.

Pinggangnya terasa sangat sakti saat terjatuh. Namun hatinya lebih sakit lagi saat ini. Berulang kali Lely mengusap air matanya dan kemudian ia keluar dari kamar mandi setelah air matanya itu rasanya sudah tidak menetes lagi. Ia melihat Wahyudi yang masih berada di atas tempat tidur air mata itu kembali menetes.

Wahyudi berdiri dari tempat tidur ia masuk ke kamar mandi dan berwudhu. Lely sudah berdiri di di atas sajadahnya menunggu Wahyudi untuk salat namun saat Wahyudi sudah selesai berwudhu dan pria itu sholat sendiri.

Leli yang melihat sikap suaminya tersebut sudah tidak mampu lagi untuk menahan tangisnya Ia kemudian melipat sejarahnya dan pergi ke kamarnya. Lely membuka pintu kamarnya. Ia membentangkan sajadah nya dan kemudian Ia sholat sendiri. Ia menangis sejadi-jadinya setelah ia menyelesaikan sholat nya Ia kemudian berdoa, begitu banyak doanya diucapkannya. Lely merebahkan tubuhnya di atas sajadahnya tersebut. Ia meringkuk seperti seorang bayi di dalam perut sambil menangis hingga Ia tertidur di atas sajadahnya.

******

Like komen dan votenya ya reader.

terimakasih atas dukungan nya

😊😊🙏🙏