NovelToon NovelToon
Dewi Mimpi

Dewi Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / cintapertama
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Wulan241299

Dewi mimpi, yang memiliki gelar Alkasia yaitu taun putri dari alam langit menyelamatkan seorang laki-laki yang terjebak di alam hampa. Perkenalan yang secara kebetulan membuat ikatan keduanya menjadi tidak bisa di lepaskan. Dia memberi nama Yun Xi, ikatan cinta yang penuh gejolak dan perubahan. Membuat keduanya harus berpisah dan memulai kembali kisah di pertemuan keduanya.
Nantikan kisah cinta Dewi mimpi yang akan selalu update setiap hari.

(Cerita ini murni karangan yang saya buat berdasarkan imajinasi semata. Jika ada nama, tempat, waktu memiliki kesamaan semua murni ketidaksengajaan)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wulan241299, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tuan dan Nyonya

"Ahahh, tangkap aku. Aku hanya terbang sangat rendah, bagaimana kamu masih tidak bisa menangkap ku."

"Tunggu setelah aku sembuh, aku pasti bisa menangkap mu dengan mudah," berlarian kecil mengelilingi halaman pondok. Tawa terus membuatnya terlihat bahagia.

"Apa kemampuan mu hanya seperti ini?" dia terus terbang mengelilingi tubuh Zui Yuan. Eci terlihat bahagia saat menggoda laki-laki itu. Hingga dia menendang ringan ke punggung Zui Yuan. "Hahah, tangkap aku." tawa riang itu terdengar bahagia.

Meski tubuhnya di tendang Eci, tapi Zui Yuan tampak lebih bahagia dan mengejar Eci dengan perlahan. "Aku akan menangkap mu," dia mencoba menangkap hewan seperitual yang terus mengganggunya. Tapi tubuhnya masih cukup lemah untuk terus bergerak.

"Eci, dia masih lemah biarkan dia istirahat."

Perempuan dengan baju berwarna merah muda keluar dari pondok. Dia berjalan dengan membawa dua piring kue. Dia berjalan mendekat ke arah Yun Xi yang terlihat sangat tenang berselonjor di kursi goyang. Laki-laki itu terlihat sangat tenang saat memejamkan matanya, menikmati matahari di pagi hari.

Matahari di pagi hari benar-benar membuat nyaman. Saat dia membuka kedua matanya, dan berkata. "Baunya sangat harum," bangkit dan duduk dengan nyaman. Dia mengambil satu sepotong kue berwarna merah dengan warna putih di atasnya. Seperti taburan serbuk sari pada bunga. "Ini enak. Kapan kamu membelinya?"

"Saat aku kembali dari dunia siluman," dia mengambil sepotong kue dan memakannya, rasa lembut langsung terasa di lidahnya. Manis dan harum menyebar keseluruh mulutnya. "Benar ini sangat enak. Zui Yuan, Eci, kue ini sangat enak kalian pasti suka." Melambaikan tangan kearah Zui Yuan dan Eci yang masih asik bermain di halaman. Eci terlihat sangat senang, setelah dia mendapati ada orang yang bisa menanggapi kejahilannya. Meski terkadang dia sangat jahil kepada Yun Xi tapi Yun Xi tidak terlalu menanggapi. Dan lama kelamaan dia tentu menjadi malas untuk menjahilinya lagi. "Jika lukanya tidak cepat sembuh kamu yang harus mencari obatnya."

Mendengar perkataan Dewi Alkasia Eci terbang mendekat dan duduk di kursi sebelah Dewi Alkasia. Bebarengan dengan Zui Yuan berjalan mengikuti dirinya dari belakang. "Wah, ini sangat harum." Pandangan Eci tertuju pada kue yang ada di meja. Dengan cepat dia mengambil dan memakannya.

"Zui Yaun, kamu juga harus memakannya. Ini sangat enak," mengambilkan sepotong kue kepada Zui Yuan. Tapi terlihat jelas saat Dewi Alkasia mulai memberikan kue itu, Yun Xi terlihat tidak terlalu senang.

"Baik," mengambil dan memakan kue yang Dewi Alkasia berikan. "Ini enak."

Kehangatan ini terasa cukup nyata. Seperti sebuah keluarga kecil yang mendiami tempat terpencil. Sangat nyaman dan tenang.

"Aku kenyang," Eci membaringkan tubuh mungilnya di kursi yang cukup besar untuk dirinya.

Dewi Alkasia tersenyum ringan melihat tingkah Eci, sudah cukup lama dia tidak melihat Eci seaktif ini. "Zui Yuan, meski luka mu sudah lumayan membaik. Tapi kamu harus lebih banyak beristirahat, tidak bisa terlalu banyak bergerak."

"Iya, terima kasih Tuan dan Nyonya sudah mau menampung dan merawat luka ku. Aku tidak akan pernah melupakan jasa ini," memandang kearah kedua orang yang duduk tidak jauh dari dirinya.

"Tuan, Nyonya?" Dewi Alkasia cukup terkejut mendengar itu. Tapi dia tidak ingin meluruskan masalah ini. Dia cukup senang mendengar perkataan itu. Dia menatap kearah Yun Xi, laki-laki itu juga terlihat gelagapan setelah mendengar kata-kata yang baru saja di ucapkan Zui Yuan.

"Tidak masalah, dia memang selalu suka membantu," ujar Yun Xi dengan sedikit malu. Dia tidak pernah mengira jika kata 'Tuan dan Nyonya' terdengar sangat merdu. Dengan demikian dia tidak perlu lagi merasa tersaingi.

"Aku sangat iri melihat kehidupan kalian yang terlihat sangat nyaman. Meski saat ini aku tidak memiliki apa-apa, untuk membayar jasa besar ini." mengeluarkan kotak kecil berwarna coklat dengan ukiran yang indah. "Ini akan sangat membantu untuk mempercepat mendapatkan momongan."

Yun Xi menelan ludah kecut dalam tenggorokannya setelah mendengar perkataan Yun Xi. "Tidak perlu."

"Aku akan menerimanya," Dewi Alkasia langsung mengambil dengan cepat kotak yang di berikan Zui Yuan. "Terima kasih atas niat baik mu."

Melihat tingkah Dewi Alkasia, Yun Xi semakin salah tingkah. Keringat di dahinya terlihat mulai menetes satu persatu.

Melihat itu Dewi Alkasia langsung mendekat, mengeluarkan sapu tangan dan mengusap keringat Yun Xi. Yun Xi terkejut ingin menghindar tapi tubuhnya di tahan dengan kuat, tangan lembut perempuan di sebelahnya. Dewi Alkasia duduk di samping dirinya, lebih tepatnya duduk di satu kursi saling berhimpitan. Jantungnya semakin terpompa dengan kencang. Dia tidak pernah melihat perempuan seagresif ini. Sepertinya dia tidak mengharapkan penolakan, dari ungkapan hatinya beberapa waktu lalu saat di istana langit.

Melihat tingkah aneh dari kedua orang itu Eci, sampai lupa untuk bergerak. Tatapan matanya tertuju kearah dua orang yang terlihat kasmaran. "Aku tidak pernah tahu jika Dewi akan mencintai orang seperti ini," ujarnya dalam hati dengan tatapan masih tidak percaya. Dia dulu selalu mengira jika perempuan seperti tuannya akan menyukai seorang kesatria dan seseorang yang memiliki kekuatan jauh dia atas dirinya. Tapi siapa sangka jika semua prasangkanya salah.

"Setelah aku sembuh aku akan segera pergi," ujar Zui Yuan. Dia sangat iri dengan kedua pasangan di depannya. Mereka terlihat sangat bahagia meski hidup sederhana.

"Tidak usah terburu-buru, kamu bisa menyembuhkan luka mu hingga benar-benar sembuh. Baru memutuskan untuk pergi," Dewi Alkasia mencoba menahan Zui Yuan agar dia bisa lebih lama berpura-pura menjadi suami istri dengan Yun Xi. Jika Zui Yuan pergi dengan cepat dia tidak akan pernah bisa mendapatkan momen untuk lebih dekat dengan laki-laki yang ia cintai. Yun Xi terlalu dingin dengan dirinya. Meski mereka tinggal bersama cukup lama.

"Benar. Jika kamu pergi aku akan kesepian. Kamu bisa tinggal di sini saja," Eci terbang mendekat kearah Zui Yuan.

Zui Yuan tersenyum, mencoba mendekatkan tangannya kearah Eci. Elusan lembut tangannya membelai setiap bulu halus itu. Eci terlihat nyaman. Zui Yuan lebih memberanikan diri, membawa Eci dalam pangkuannya dan terus membelainya.

"Sepertinya dia menyukai laki-laki itu," berbisik ketelinga Yun Xi. Dengan posisi yang masih sama, dia ada di sebelah Yun Xi dan masih memeluk pundaknya.

Hembusan nafas pelan itu membuat telinga Yun Xi mengembang. Dia menelan ludah kecut dari tenggorokannya. "Em."

Melihat Yun Xi semakin salah tingkah, Dewi Alkasia hanya tersenyum. Dia sangat menikmati perasaan menggoda laki-laki di sebelahnya.

"Dia sangat lucu," Zui Yuan terus membelai Eci dengan nyaman. sesekali dia menatap kearah pasangan di depannya. Meski terkadang dia binggung kepada suami istri ini, yang tidur di kamar berbeda. Tapi dia tidak ingin mengurusi masalah rumah tangga orang lain. Mungkin kedua pasangan itu tengah bertengkar, atau memang mereka cukup nyaman hidup berdua dengan tidur di kamar berbeda.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!