NovelToon NovelToon
Rahasia Keluarga Suami

Rahasia Keluarga Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Perperangan / Keluarga / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:34.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lia Nur Safitri

Dimana kehidupan sebuah keluarga yang semula hangat, nyaman dan tentram berubah menjadi medan perang.

Virani Kavita. Panggil saja Vira, dia sudah menjadi istri seorang pemuda kaya selama tiga tahun. Dahulu Vira tak menemukan adanya hal aneh saat beberapa kali berkunjung ke rumah ibu mertunya. Namun, seiring berjalannya waktu banyak hal yang membuat Vira bertanya-tanya sebenarnya apa yang disembunyikan Panji, suaminya itu.

Keanehan demi keanehan yang ada membuat Vira semakin muak, membangkitkan naluri kecurigaannya. Perlahan tapi pasti, sedikit demi sedikit rahasia keluarga suaminya itu pasti akan terbongkar.

Ternyata banyak hal yang tidak Vira tahu mengenai bisnis rahasia keluarga suaminya. Berbagai dugaan muncul, satu per satu fakta terkuak.

Vira merasa bingung bagaimana harus bersikap. Mempertahankan rumah tangganya dengan tertawa diatas penderitaan orang lain atau memilih melarikan diri.

Sebenarnya apa rahasia yang ditutupi keluarga suaminya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lia Nur Safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nama Samaran

"Aku tidak akan marah padamu, karena aku pun sudah muak dengan laki-laki itu. Jika kamu mau, ambil saja dan jangan pikirkan harga dirimu!" ucap Vira lalu melangkah pergi meninggalkannya.

Baru beberapa langkah Vira berjalan, Anisa menyusul dan menghalangi langkahnya. Ia menatap Vira dengan raut wajah sedih.

"Nona, tolong jangan salah faham. Dengarkan penjelasan saya dulu, saya tidak seperti yang Nona kira," ujarnya dengan suara pelan.

Vira menghirup nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya dengan kasar.

"Ohh ya, tapi kamu menikmatinya kan, Mbak? Kamu senang kan bisa bercocok tanam dengan suamiku?" ucap Vira dengan penuh penekanan.

Wanita itu menggelengkan kepalanya menatap Vira dengan mata yang berlinang air mata.

"Asal Nona tahu, semua laki-laki di rumah ini bebas menikmati tubuhku termasuk Tuan Panji dan Tuan Jodi," ucapnya dengan suara bergetar.

Vira menatap Anisa dengan mata melotot. Untuk beberapa saat dirinya tidak dapat berkata-kata, ia sangat terkejut setelah mendengar pengakuan Anisa. Vira tak melihat raut kebohongan di matanya, apakah mungkin selama ini Anisa begitu tersiksa dan tak berdaya?

Ya Tuhan, apakah yang Vira dengar itu nyata? Ataukah Anisa juga pintar bersandiwara dan bersilat lidah seperti Sinta?

Vira menatap wajah Anisa tanpa berkedip, wanita itu menangis pilu seolah sedang terhimpit beban yang begitu berat.

"Saya tidak bisa melawan Nona, saya hanya bisa pasrah diperlakukan dengan semena-mena oleh para lelaki itu. Saya tidak seperti Nona yang masih memiliki keluarga, saya ini sebatang kara!" ucapnya lagi.

Tangisan yang tertahan cukup mengguncang tubuh dan bahunya, apakah mungkin ia sedang bersandiwara?

"Kamu tidak berbohong kan, Mbak?" tanya Vira lagi dengan tatapan nyalang.

Air mata terus mengalir membasahi pipinya, ia ingin bicara tetapi tertahan karena isaknya. Sebesar itukah penderitaan Anisa selama ini? sementara Vira dengan jahatnya masih menuduhnya yang tidak-tidak.

"Saya mengatakan yang sebenarnya, Nona. Saya ingin bebas dari sini dan menjalani hidup normal, tapi jangankan untuk bebas keluar satu langkah dari rumah ini saja saya selalu diawasi," ujarnya lagi dengan suara bergetar.

Anisa terduduk di lantai lalu memeluk lututnya dengan keadaan yang masih menangis.

"Kalau Nona tidak percaya, ya sudah. Tetapi Tuan Panji itu tidak sebaik yang Nona kira, saya tidak berjanji tapi saya akan berusaha memberikan bukti nyata pada Nona."

Vira benar-benar terjebak dalam situasi rumit ini. Disatu sisi ia merasa benci karena melihat Panji keluar dari kamarnya, tapi disatu sisi ia juga merasa kasihan dengan Anisa. Vira bisa merasakan penderitaannya tetapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa.

"Jika Mbak ingin bebas, kenapa tidak kabur saja? Kemarin aku bisa loh keluar dari rumah ini secara diam-diam?"

"Saya mau kabur kemana, Nona? Saya ini sebatang kara, sedangkan pengawal Nyonya itu ada di setiap perbatasan desa ini," ucap Anisa.

Anisa tampak putus asa, jika begitu bagaimana dengan nasib Vira ? Apakah ia juga akan bernasib sama seperti mereka jika Panji sudah mulai bosan padanya?

"Satu kali saja kita mencoba kabur mereka tak segan menghukum kami, hingga mati pun bisa mereka lakukan."

Benarkah keluarga Panji sekejam itu? Jika ya, berarti mereka tidak memiliki hati selayaknya manusia, tetapi mereka sudah menjelma menjadi iblis.

Tanpa berkata apa-apa lagi Vira masuk kedalam kamar, meninggalkan Anisa yang masih tergugu di dapur. Bukan bermaksud tega padanya, hanya saja ia merasa terkejut dengan apa yang terjadi saat ini hingga membuatnya tak bisa lagi berpikir jernih.

Sekarang Vira sudah benar-benar terjebak dalam situasi ini. Panji pasti tidak akan mengizinkan Vira mengunjungi Mamanya dalam waktu dekat ini, tetapi bagaimana pun juga ia harus kuat, agar ia bisa melawan mereka dan membalaskan rasa sakit para korbannya. Karena secara tidak langsung Vira pun sudah menjadi korban keluarga ini.

Terlihat Panji sudah terlelap di atas ranjang dengan selimut yang menutupi setengah tubuhnya.

Vira ingin sekali membunuh pria itu saat ini juga, tetapi ia sadar jika sekarang belum saatnya.

"Lihat saja, suatu saat nanti kamu juga akan merasakan rasa sakit itu, Mas. Rasa sakit yang sudah kamu torehkan padaku dan para wanita yang menjadi korbanmu itu."

Pukul tujuh pagi Panji masih terlelap, entah berapa ronde yang ia lakukan dengan Anisa semalam hingga jam segini ia belum tersadar.

Vira merasa suntuk, lalu ia berjalan keluar menuju halaman depan rumah. Di ujung pagar ada beberapa pengawal ibu yang sedang duduk di pos penjagaan.

"Bang, saya dapat informasi kalau ada pemuda yang datang menginap beberapa hari di salah satu penginapan. Katanya saat ini pemuda itu menghilang, tak ada di penginapannya. Apakah mungkin penyusup yang masuk dalam gudang perkebunan, pemuda itu?" ucap salah satu penjaga.

Dari kejauhan Vira masih bisa mendengar salah satu pengawal Sinta sedang berbicara dengan Toni di pos penjagaan. Sekarang dada Vira mulai berdebar, apakah mungkin yang mereka maksud itu adalah Bagas?

"Bisa jadi, karena warga disini tidak ada yang berani masuk ke gudang itu tanpa izin dan bisa jadi orang yang menyusup ke rumah ini lewat pintu belakang kemarin adalah dia," sahut Toni.

"Apa kamu tahu siapa nama pemuda itu?" tanya Toni lagi.

Vira menelan ludah dengan jantung yang berdetak kencang.

"Kalau tidak salah namanya Rizki tetapi pemilik penginapan itu belum sempat melihat kartu indentitasnya. Bisa jadi itu nama samaran, Bang."

Vira merasa lega karena mereka tidak menyebut nama kakaknya. Kemungkinan Bagas sudah menggunakan nama samaran karena ia tidak mungkin gegabah memberikan identitas aslinya dalam keadaan yang seperti ini.

"Bisa jadi, kerahkan semua anggota untuk mencari keberadaan orang itu. Kita harus tanya maksud dan tujuan dia menginap di wilayah ini," titah Toni pada penjaga lainnya.

"Baik, Bang. Katanya sudah dua hari dia menghilang, pakaiannya masih ada tetapi pemuda itu belum juga kembali," jawab salah satu penjaga.

Tidak salah lagi yang mereka maksud itu adalah Bagas , berarti saat ini dia dalam bahaya.

"Mencurigakan, pemuda itu menghilang disaat penyusup itu terluka karena tembakan Gio, berarti jika pemuda itu yang menyusup bisa jadi saat ini dia sedang terluka parah," ucap Toni lagi.

"Aku sudah tidak sabar untuk menghajarnya, Bang. Dia sudah membuat Gio meninggal, akan kubuat dia menyesal karena sudah membunuh temanku," ujar salah satu penjaga dengan penuh dendam.

Dengan perasaan yang tak karuan Vira pun segera masuk kedalam rumah menuju kamar, mengambil ponsel yang berada di bawah bantal.

Vira melirik suaminya yang masih terlelap sembari berpikir dimana tempat yang aman agar ia bisa menghubungi Bagas.

Vira berjalan keluar, menutup pintu dengan perlahan. Tangannya bergetar, celingukan ke kiri dan ke kanan.

Dirasa aman, dengan segera Vira berjalan keluar melalui pintu belakang lalu menghubungi nomor kakaknya.

--

1
Nina Rasmawati
tepuguh /Facepalm/
Poetri Ammor
Biasa
Poetri Ammor
Buruk
Amelia
❤️❤️❤️❤️👍👍
Selfi Azna
🤬🤬🤬
Selfi Azna
anak sama ibu titipan setan semua
Selfi Azna
gila si sinta
Farel afrizal Afrizal
keren banget cerita nya
Erlina Arlena
sempat2nya nyantai makan dulu 😁
Wina Yuliani
padahal aku udh penasaran tingkat dewa thor, gk sabar nunggu pertemuan vira sama panji eh yg nongol malah flash back😅
Hidayah Hanan
makin seru
Indah Yuliani
lanjut thoir..
Wina Yuliani
akhirnya episode penyambung hadir juga 👍👍
Wina Yuliani
knp ceritanya tiba tiba vira d hadang penjahat thor
Leaa Lee: Iya maaf kak, kemaren sempet gagal review/Pray/
total 1 replies
Wina Yuliani
kerjasama yg baik, semoga saja tidak ada penghianat diantara kalian ...
Wina Yuliani
ihhhh udh mulai ke adegan yg bikin ngilu nih...
Ketut Darikini Tut Nick
kok tdk ada lanjutanya
Wina Yuliani
lagi rame ramenya malah bersambung...🤭
Wina Yuliani
gaskeunnnnn mas bagas 💪💪
Wina Yuliani
keren thor ceritanya tp kok masih sedikit yg baca ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!