Jodoh Pilihan Ibu

Nadia pun merasa sangat bosan sedari tadi hanya duduk dan bermain ponsel saja, Tidak ada kegiatan lain yang lebih mengasikkan bagi nya.

Alhasil nadia pun tertidur di atas sofa yang berharga ratusan juta itu.

Aska yang baru menyadari bahwa nadia tertidur pun segera menghampiri nya dan menggendong nya menuju ke kamar yang ada di ruangan Aska.

"Tidur yang nyenyak yah sayang!" bisik nya lirih tepat di telinga nadia, Kemudian beralih mengecup kening nadia sekilas.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Kini seorang pria tengah meminum secangkir kopi nya sembari menunggu teman nya datang.

"Brayen!" panggil Dito.

"Hey bro!" balas Brayen tersenyum.

"Udah lama ya? Sorry ya gue agak telat," ujar Dito.

"Santai aja kalau sama gue mah!" balas nya.

"Lu tadi udh gue pesenin, baik kan gue!" Ujar nya terkekeh.

"Iya deh si paling baik!" balas nya jga ikut tertawa.

"Oya gimana kafe aman? Kaya nya akhir-akhir ini rame yah?" tanya Dito sambil menyeruput koffie latte nya.

"Ya Alhamdulillah, Seperti yang lo liat sekarang," balas nya.

"Oya ini data-data keuangan bulan ini!" tambahnya.

Dito to lalu mengecek hasil pemasukan keuangan kafe nya bulan ini.

"Thanks ya lu udh Handel kafe gue," ujar Dito.

Brayen pun hanya mengangguk sambil tersenyum saja.

"Gue denger-denger lu udah putus yah, sama Fika?" tanya Dito.

"Iya gue udh putus sama dia" balas nya lesu.

"Emang bener lu selingkuh dari dia?" tanya Dito memastikan.

"Ya nggak lah to, Dia itu salah faham sama gue, sebenernya yang dia lihat waktu itu tuh ngga seperti yang ada di pikiran nya!" balas Brayen.

"Gue waktu itu kan lagi jemput adek sambung gue di sekolahan nya, itu aja gue terpaksa karena di paksa sama papa, dan kebetulan Fika lagi lewat depan sekolahan nya Siva nah terus dia liat gue bonceng siva dari situ dia langsung minta putus dari gue!" tambah nya.

"Terus lu udah jelasin ke dia?" tanya Dito.

"Boro-boro mau jelasin to,Orang dia ngelihat muka gue sekarang aja udah males" balas nya.

"Sabar yah bray, cewek emang gitu kalau lagi marah, Tapi nanti kalau rasa kesel nya udah ilang, Pasti dia mau kok dengerin semua penjelasan lu!" ujar Dito sembari menepuk pelan bahu Brayen.

"Semoga aja deh, eh iya kayanya hubungan lu sama Sisil langgeng banget yah!" ujar Brayen.

"Tapi ya kita kadang suka ribut sih, tapi cuma sebentar nanti juga baikan lagi!" Balas nya.

"Ya kita itu harus peka dan sabar ngadepin sikap cewek, Sebenarnya mereka itu cuma butuh perhatian kita aja, waktu kita aja" tambah nya.

"Weh kaya nya lu kalau soal beginian, udah pengalaman banget dah!" ujar Brayen terkekeh pelan.

"Ya dong!" balas nya bangga.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

"Nadia kamu sudah bangun?" tanya Aska.

"Udah hubby, Aku baru tau kalau ruangan hubby ini ada kamarnya," balas nya.

"Iya hubby memang sengaja mengdesain ruangan hubby biar ada kamar nya" Ujar nya tersenyum.

"Memang nya buat apa Hubby? Emang hubby kalau lagi kerja sambil tiduran gitu di ruang kamar tadi?" tanya Nadia penasaran.

"Ya nggak gitu juga konsep nya, Itu Hubby sengaja nyiapin kalau misal hubby lembur kerja, Jadi hubby bisa tidur di situ," jelas nya.

Nadia pun hanya membalas dengan ber oh ria saja.

"Eh kok tumben hubby ngomong panjang gini terus sambil senyum lagi, Biasa nya Datar kaya jalan tol," ujar nya heran.

"Ya Hubby cuek cuma sama orang yang bukan mahram hubby sayang," balas nya sembari mencium kening Nadia.

Blush!

Seketika pipi Nadia menjadi memerah seperti kepiting rebus.

"Yaudah pulang yok hubby!" ajak Nadia.

"Ya udah ayok!" balas nya tersenyum.

Mereka berdua pun berjalan bergandengan hingga sampai ke parkiran kantor.

"Hubby aku malu banyak yang liatin kita!" cicit nya.

"Kenapa harus malu sih sayang? Kita kan sudah sah di mata agama dan negara, Jadi apa yang bikin kmu malu, Hem?" tanya Aska lembut.

"Itu, Kalau misal ada yang kenal sama Nadia, Terus mereka ngomongin Nadia yang aneh-aneh karena gandengan sama dosen nya sendiri gimana?" cemas Nadia.

"Itu Nggak akan terjadi Sayang, Percaya sama hubby" balas nya meyakinkan Nadia.

Nadia pun lalu mengangguk dan tersenyum kembali lalu melanjutkan jalan nya bersama Aska hingga parkiran.

•

•

•

•

Setelah 15 menit berlaku, Akhirnya Aska dan juga Nadia telah sampai di rumah Farhan. Mereka pun segera masuk ke dalam rumah.

"Assalamu'alaikum!" salam kedua nya pada Farhan dan jga Salma.

"Waalaikumsalam," balas Farhan dan Salma bersamaan.

Setelah mengucapkan salam lalu mereka berdua pun segera mencium punggung tangan Farhan dan juga Salma secara bergantian.

"Abi, Umi.. Aska sama Nadia Pamit ke kamar dulu yah, Mau Peking baju dulu!" ujar Aska.

"Kamu jadi pindah sore ini nak?" tanya Salma.

"Iya umi, " balas Aska tersenyum.

"Kenapa nggak besok aja kalian pindah nya, Biar rumah kita malam ini nggak terlalu sepi," pinta Salma.

"Umi... Biarin Aska sama Nadia mau pindah ke apartemen, Kan sekarang mereka udh berkeluarga" ujar Farhan pada Salma.

"Iya umi bener kata abi, Aska sama Nadia sekarang udh berkeluarga," Timpal Aska.

"Umi.. Umi jangan sedih yah, nanti Nadia sama mas Aska bakalan sering main ke sini kok, " ujar Nadia sembari memeluk Salma.

"Beneran yah kalian bedua, Bakalan sering main ke sini!" tanya Salma meyakinkan.

"In sya Allah umi.. " balas Nadia lembut.

"Kalian juga jangan lupa, Abi sama umi ini sudah tua, Sudah waktunya Menimang cucu" celetuk Farhan terkekeh pelan.

Nadia yang mendengar perkataan Farhan pun menjadi malu Sendiri, Sementara aska hanya tersenyum tipis sambil memandang Nadia.

Salma pun juga ikut tertawa mendengar permintaan sang suami pada anak dan juga menantunya.

Kini Liam sedang menyuruh karyawan apartemen nya untuk membersihkan Apartemen yang akan di tempati oleh anak dan juga menantunya serta menyediakan semua kebutuhan mereka.

"Mas.. Ini kopi nya di minum dulu!" ujar wilo seraya menaruh secangkir kopi di atas meja kerja sang suami.

"Makasih sayang!" balas Liam tersenyum kemudian mengecup punggung tangan sang istri.

Wilo pun seketika terkejut melihat tingkah romantis sang suami.

Walaupun mereka telah berumah tangga hingga 23 tahun lama nya, Tetapi Liam jarang sekali bersikap romantis pada wilo bahkan sepertinya tidak pernah.

Tetapi walau seperti itu Liam sangat mencintai wilo, Cuman memang beda saja cara menyampaikan rasa cinta nya itu.

"kenapa bengong? Mikirin apa, hem?" tanya Liam lembut.

"Mas kenapa tiba-tiba sekarang jadi hangat gini, Bahkan baru kali ini lo aku di panggil sayang sama mas," Jujur nya.

"Memang nya tidak boleh bersikap manis seperti ini pada istri nya?" tanya Liam.

"Ya tentu saja boleh mas!" balas Wilo.

"Wilo, Maaf kan aku jika selama ini sifat ku terlalu kaku sama kmu dan tidak bisa menjadi suami yang romantis, Tapi asal kmu tau Wilo aku ini sangat mencintai mu lebih dari apa pun, Bahkan aku lebih sayang pada diri mu daripada diri ku sendiri" ujar nya sembari mengecup kening Wilo.

"Iya mas aku percaya sama kmu," balas nya tersenyum.

"Tadi mas lagi telponan sama siapa?" tanya Wilo.

"Sama karyawan apartemen," balas nya.

"Oya mas, hari ini Nadia dan Aska jadi pindah ke apartemen?" tanya Wilo.

"Jadi sayang," balas Liam.

"Sekarang aku merasa kesepian yah mas, Nadia udh nggak tinggal di sini lagi, Biasanya kan dia selalu cerita tentang sekolah nya sama kita," ujar Wilo sendu.

"Sayang, udah yah jangan sedih, kapan-kapan Kita main ke apartemen Nadia!" ujar Liam.

"Beneran mas?" tanya Wilo memastikan.

Liam pun hanya mengangguk dan tersenyum.

Bersambung...