Area 21+, harap bijak dalam membaca.
Kania Kamelin ...
Seorang gadis yatim piatu, yang memiliki sifat bar-bar, sukanya ceplas ceplos dan urak-urakan..
Namun pada suatu hari, Kania yang tengah mengendari motornya, dia harus mengalami kecelkaan hingga motornya menebus pembatas jalan dan jatuh ke danau.
Siapa sangka, pada waktu bersamaan terjadi gerhana matahari dan pada akhirnya, tubuhnya terseret ke zaman kuno yang tidak ada sejarahnya..
Di zaman kuno, Kania merasakan jatuh cinta pada seorang Kaisar yang selama hidupnya ia tidak pernah tau namanya jatuh cinta Namun hal itu pula yang membuat Kania kecewa.
Ia hanya jadikan pion oleh Kaisar. Setelah mengetahui akan dirinya yang hanya dimanfaatkan.
Akan kah Kania bertahan atau memilih pergi ????
ig:@riiez.kha.37
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pantai
Setelah selesai mandi dan merias diri. Xio Lin menuju meja yang di penuhi oleh hidangan..
"Yu, apa kau tau daerah pantai di sini ?" tanya Xio Lin.
"Pantai disini begitu jauh dan memakai waktu seharian.." jawab pelayan Lu..
"Baiklah, persiapkan semua keperluanku. Aku akan ke pantai.." perintah Xio Lin.
"Baik, Yang Mulia.."
Selang beberapa saat..
"Lin'er.."
Kaisar Yun langsung duduk berhadapan dengan Xio Lin, terlihat deretan gigi putih dan rapi memperlihatkan senyumannya pada Xio Lin.
"Ada apa ?" tanya Xio Lin datar.
"Aku sudah mempersiapkan semuanya dan mungkin kita akan menginap disana.." tutur Kaisar Yun mengambil sayur, menaruh di piringnya yang telah disiapkan oleh pelayan Lu.
"Hem,, kau akan mengajak Selir mu ? aku tidak ingin ketenangan ku terganggu.." ucap Xio Lin sambil menyuapi sayuran ke dalam mulutnya.
"Apa Lin'er ku cemburu, jika aku mengajaknya ?" tanya Kaisar Yun menatap Xio Lin.
"Tentu saja tidak, aku hanya menganggap mu Kakak. Tidak akan pernah cemburu.." ucap Xio Lin datar.
Deg.
Kaisar Yun mengunyah makanan di mulutnya. Seketika terasa berat, dia menatap Xio Lin.
Lin'er kapan kau akan membuka hatimu ?
"Baiklah, aku akan menunggu mu di luar." ucap Kaisar Yun, dia tidak lagi menghabiskan makanannya dan berlalu pergi.
Xio Lin menatap Kaisar Yun, entah mengapa hatinya tidak enak. Ketika mengucapkan kata itu.
Setelah selesai makan, Xio Lin keluar. Dia melihat Kaisar Yun menunggunya di luar kediaman dan memandang ke halaman.
"Ayo.." ucap Kaisar Yun datar.
Xio Lin memandang punggung Kaisar Yun, yang mulai menjauh. Xio Lin menghembuskan nafas kasarnya dan menyusul langkah Kaisar Yun.
Selama di kereta, Kaisar Yun dan Xio Lin hanya diam tanpa berbicara. Sesekali Xio Lin melirik Kaisar Yun sama hal nya dengan Kaisar Yun yang sama-sama saling melirik.
Tanpa sengaja, lirikan mereka bertemu dan membuat kecanggungan di antara keduanya.
"Yang Mulia.."
"Lin'er.."
Merekapun saling menatap.
"Kau saja dulu, apa yang kau ingin katakan ?" tanya Kaisar Yun menatap Xio Lin.
"Yang Mulia saja dulu.." ucap Xio Lin menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Hem, kau dulu.." ucap Kaisar Yun terkekeh.
"Hah, itu Yang Mulia. Kapan kita sampai, bahkan aku sudah bosan duduk di kereta.." keluh Xio Lin dengan wajah lesunya..
Kaisar Yun menggeser tubuhnya ke arah Xio Lin dan memegang kepala Xio Lin, menyandarkan kepalanya pada bahu Kaisar Yun.
Sementara Xio Lin dibuat terkejut oleh Kaisar Yun.
"Tidurlah, Lin'er ku pasti lelah. Aku akan membangunkan mu setelah sampai." ucap Kaisar Yun mengelus kepala Xio Lin.
"Baiklah, aku akan meminjam bahu mu.." ucap Xio Lin, dia pun menguap dan tertidur.
Setelah merasa Xio Lin tertidur lelap. Kaisar Yun memindahkan tubuh Xio Lin agar duduk di pahanya. Sementara tangannya sebagai sandaran tubuh Xio Lin.
Kaisar Yun mengelus pipi Xio Lin..
"Kau sungguh cantik Lin'er. Awalnya aku hanya membutuhkan keturunan ku. Setelah itu aku tidak akan memperdulikan mu. Tapi hati ku berkata lain. Ya aku telah jatuh ke pesona mu, kedinginan mu, keberanian mu dan sifat ketus mu itu.." gumam Kaisar Yun, dia mengecup kening Xio Lin.
Setelah menempuh perjalanan yang begitu jauh. Akhirnya rombongan Kaisar Yun tiba di pantai tepat pada sore hari sekitar jam 4.
Karna puas dengan tidurnya, Xio Lin mulai membuka matanya dan mengucek matanya agar penglihatannya jelas.
Xio Lin mengerutkan dahinya, melihat dada kokoh. Dia pun mendongakkan kepalanya.
"Ah, Yang Mulia.." ucap Xio Lin..
Sementara Kaisar Yun tersenyum.
"Kau sudah bangun, kita sudah sampai."
"Benarkah.."
Xio Lin turun dari keretanya, dia sadar. Selama di perjalan Kaisar Yun membuat tubuhnya menjadi tumpuan tubuhnya.
"Yang Mulia terimakasih.." ucap Xio Lin tersenyum. Xio Lin melepaskan sandalnya dan berlari di pinggir pantai, menikmati semilir angin. Rambutnya yang terurai oleh angin dan hanfunya yang berkibar. Menambah kecantikannya.
"Yang Mulia, kemarilah.." teriak Xio Lin.
Kaisar Yun melepaskan sandalnya, mengikuti apa yang dilakukan Xio Lin.
Kaisar Yun menghampiri Xio Lin. Saat mulai dekat. Dengan jahilnya Xio Lin mencipratkan air laut ke tubuh Kaisar Yun. Sementara Xio Lin tertawa lepas melihat Kaisar Yun yang mengerutkan dahinya..
Kemudian dia tersenyum dan membalas Xio Lin.
Mereka pun saling berlari dan mencipratkan air. Sesekali Kaisar Yun memeluk Xio Lin dan berputar-putar..
Para pelayan dan pengawal tersenyum bahagia. Melihat Kaisar Yun tanpa beban pikiran setelah kematian Kaisar terdahulu.
Setelah puas, Xio Lin tidur dia atas pasir. Kaisar Yun pun ikut membaringkan tubuhnya.
"Bagaimana Yang Mulia, kau sangat senang ?" tanya Xio Lin menatap Kaisar Yun menatap langit yang mulai memerah..
"Sungguh, aku sangat senang.." ucap Kaisar Yun menoleh ke arah Xio Lin.
"Terimakasih Lin'er.." ucapnya..
Sementara di Istana..
Lagi-lagi Selir Mei di buat gila oleh Xio Lin. Sepanjang hari Selir Mei menunggu kedatangan Kaisar Yun.
Setelah mendengar kabar jika Kaisar Yun menemani Xio Lin keluar istana. Dia pun menghukum pelayannya karna tidak membangunkannya hingga dia terbangun kesiangan. Semalaman Selir Mei tidak bisa tidur memikirkan Kaisar Yun dan Xio Lin. Dia memikirkan rencana apa yang akan menjatuhkan Xio Lin. Namun ketika bangun, hal yang seharusnya dia tidak ingin dengarkan. Kini terjadi.