Julius Agustus, sang pewaris perusahaan fashion terbesar di Inggris bernama Star Factory. Masa kecilnya begitu terabaikan karena perselingkuhan ayahnya dengan ibu tirinya saat ini serta hadirnya adik laki laki tiri yang tidak ia duga. Menghancurkan kehidupan bahagianya bersama ayah dan ibu. Ketika berkuliah di Paris, ia menyamar sebagai pria miskin yang hanya bermodalkan sepeda gayung untuk ke kampus. Hingga ia bertemu putri pengusaha kaya raya Inggris di bidang produksi tekstil bernama Alexandra Holanda. Julius Agustus menyamar menjadi Julius Amstrong mengikuti nama keluarga ibunya, agar tidak dikenali sebagai penerus keluarga Agustus di Inggris. Alexa yang merupakan anak kaya raya, terbiasa bersikap angkuh meskipun dirinya juga pintar, cantik, dan mempesona. Pertemuan pertama dengan Julius sungguh mengesalkan baginya. Namun, Julius malah jatuh cinta dan tertantang mendapatkan Alexa. Apakah berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kotak hitam
Minicooper pun melewati gerbang kampus entah pengemudi membawanya kemana.
Alexa fokus menyetir dan Julius menatap wanita itu entah dengan pikiran seperti apa.
"Apa aku harus minta maaf karena telah menciumnya tanp izin? Tapi dia pun membalas ciuman ku tadi sehingga itu bukan suatu kesalahan" batin Julius.
"Hmmm, ya entah dia membalas atau tidak, aku yg salah karena menciumnya duluan" lanjut Julius dalam hatinya.
"Hmm, Alexa" panggil Julius lirih.
"Hmmm" sahutan Alexa dengan dehemannya yg khas sambil tetap menatap kedepan karena dia pun sangat malu jika menoleh ke arah Julius atas responnya dalam ciuman tadi.
"Maafkan aku telah mencium mu tanpa izin di depan banyak orang. Aku sangat kesal sama mantan mu itu, benar benar tidak merasa bersalah telah berselingkuh, malah menghinamu seenaknya" ucap Julius.
Alexa pun menoleh kearah pria disampingnya.
"Tidak perlu minta maaf, aku rasa ciuman tadi bukan kesalahan. Aku tidak mengganggap itu kesalahan. Demi memberikan pelajaran pada pria bajingan itu, kita sudah berakting dengan baik" sahut Alexa dengan senyuman smirk lalu kembali fokus ke jalan.
Julius pun membalas dengan senyuman tipis dan berkata dalam hatinya "haha iyaa semua ini hanya sandiwara dan sesaat. Bermain dengan anak orang kaya juga menarik", setelah itu hening dan hanya suara musik radio saja.
Beberapa saat kemudian, Alexa berhenti di apotik.
"Kamu mau beli obat lagi? Waktu itu kan udah beli? Antar aku pulang aja, obatnya masih ada di apartemenku" ucap Julius ketika mobil berhenti di depan toko obat.
"Obatnya sudah beberapa bulan yang lalu dan aku mau ngajak kamu makan siang habis ini" sahut Alexa.
"Yaudah, langsung beli makan siang aja. Beneran, aku gak mau kamu beliin obat lagi ketika obat luka ku masih ada, pemborosan" ujar Julius berperan sebagai pria miskin.
"Seribu obat luka aku beli pun, uang di atm ku gak akan berkurang 1%. Udah deh, nurut sama aku karena mantanku yg bikin kamu babak belur begitu" ucap Alexa dengan penekanan seolah olah tak bisa dibantah.
"Mulai deh angkuh dan sombongnya. Aku tau aku tidak sekaya kamu, tapi beneran aku butuh obat luka hanya karena sudut bibirku berdarah. Dan aku tidak babak belur ya, hanya satu tonjokkan dari si Reno , tidak menbuatku kesakitan" balas Julius yang berusaha menolak kebaikan Alexa untuk membelikannya obat, membuat wanita itu menghela nafas panjang dan menyerah.
"Hmm yaudah, terserah kamu. Lain kali kamu terluka karena pria itu, aku udah gak mau peduli lagi" kesal Alexa membuat Julius tersenyum puas.
"Aku tidak akan membiarkan diriku terluka lagi karenanya. Kalau kamu tadi gak nahan aku, pasti bogemanku udah bikin dia pingsan" sombong Julius memamerkan kemampuannya yg belum ia perlihatkan kepada Alexa dan membuat wanita itu tertawa.
"Hahahahahaha, kamu udah ketularan sombang ya Jul. Mimpi aja kamu bisa membuat pria itu babak belur karena dia punya geng yg kuat. Bisa bisa kamu yang dikeroyok dan mungkin masuk rumah sakit" Alexa meremehkan.
"Oke, kita lihat saja nanti kalau dia berani berani ganggu kamu lagi dan mau mukul aku, bakal kamu lihat , aku tidak selemah itu, Alexa" ujar Julius dengan senyuman menyeringai.
"Hahahaha, ya udah , kalau gak mau aku obatin pake obat luka baru, aku obatin di apartemenmu aja sekalian makan siang ditempatmu gapapa kan? Beli online food aja" minta Alexa.
"No problem, sesuai permintaanmu tapi biarkan aku yang traktir kamu makan siang. Meskipun aku pas pasan begini, kalau buat beliin makan temen ya bisalah ya" sindir Julius.
"Oke, aku yg milih makanannya nanti. Awas aja dompetmu terkuras untuk makan siang kita" balas Alexa senggit.
Julius hanya tersenyum dan wanita itu juga membalas dengan senyuman, seolah olah mereka udah paham bagaimana caranya bercanda dengan sesuatu yang awalnya membuat mereka saling serang ketika awal bertemu.
20 menit di jalan, Alexa sudah sampai apartemen Julius. Mereka pun turun mobil dan berjalan beriringan menuju pintu apartemen.
"Eh, tetangga mu lagi keluar ya? Itu si wajah kaku, namanya Marcus kan?" tanya Alexa tiba tiba ketika menoleh ke apartemen sebelah ketika menunggu Julius membuka pintu.
"Hmmm, dia pergi ke kampung halamannya. Gak tau sampek kapan" asal jawab Julius.
"Oh, dia pria aneh. Kalau ngobrol sama kamu enak banget, santai, eh pas ketemu aku wajahnya dingin sedingin kulkas" sahut Alexa.
"Hahaha, namanya kita sama sama pria. Dia pemalu sama cewek soalnya. Udah yuk, masuk. Buruan beli makan siang yg kamu inginkan, aku juga udah lapar" ujar Julius sambil mengajak Alexa untuk masuk apartemennya yg sudah terbuka.
Wanita itu pun masuk lalu duduk di tepi ranjang dan membuka aplikas online foodnya.
"Aku mau spaghetti 🍝 sama burger 🍔 ya? Kamu mau apa?" tanya Alexa.
"Samaain aja" jawab Julius sambil melepaskan jaketnya dan ia taruh di hanget baju.
"Kamu tuh setiap makan sama aku, menunya pasti samaan. Gak ada yg pingin kamu coba selain dari pilihan makananku?" heran Alexa.
"Apapun yg kamu pilih pasti enak. Aku ikut kamu aja, pilihan anak orang kaya itu pasti enak kan" sahut Julius dengan niat menggoda membuat temannya itu cukup kesal.
"Selalu bikin kesel! Yaudah, lain kali aku gak bakal tanya kamu soal makanan" cibik wanita itu sambil check out makanan yg sudah ia pilih di aplikasi onlien lalu menaruh ponselnya diata ranjang.
Julius berada di mini dapurnya untuk membuatkan es atau minuman dingin Alexa.
"Dimana obatmu? Sini aku ambil buat obatin luka mu, aku gak mau penolakan" ucap wanita itu dengan nada serius.
"Di laci meja belajar" jawab Julius dan Alexa pun berdiri dari duduknya lalu berjalan menuju meja belajar yg tak jauh dari posisi sebelumnya. Ia buka laci yg dimaksud dan menemukan obat luka yg ia beli beberapa bulan lalu.
Pandangannya teralihkan dengan adanya kotak hitam yang mencurigakan karena memiliki kunci sensor jari.
"Kotak apa itu? Apakah pria miskin memiliki kotak seperti ini?" batin Alexa
Tanpa sadar Julius sudah berada dibelakang wanita yg sedang menatap lacinya sambil membawa obat luka.
"Kamu penasaran sama kotak hitam itu?" suara Julius mengejutkan Alexa hingga wanita itu refleks membalikkan tubuhnya dan menabrak tubuh kekar pria dibelakangnya.
Seperti maling yang tertangkap basah, Alexa pun hampir terjatuh kebelakang karena terdorong tubuh Julius padahal dia yg menabraknya.
Dengan sigap satu tangan Julius yg kosong karena satu tangannya yg lain memegang gelas yg berisi minuman milik tamunya, menangkap tubuh Alexa agar tidak jatuh.
Deg...Deg...Deg...
Jantung Alexa berdebar entah karena rasa kagetnya, atau rasa lainnya ketika menatap Julius yg berwajah dingin tak seperti biasa saat menangkap dirinya yg hampir terjatuh. Atau karena pria itu marah , Alexa melihat kotak hitam miliknya dengan pandangan curiga?
"Hati hati kalau membalikkan badanmu" lirih Julius yang sudah memasang raut wajah normal.
"Raut wajahnya sudah berbuah" batin Alexa.
"Eh,... maaf maaf, Julius. Aku tidak sengaja melihat kotak hitam mu itu" ucap gugup wanita itu sambil melepaskan diri dari tangan Julius di punggungnya.
"Hahaha, wajah takut mu begitu menggemaskan, Alexa" tawa Julius langsung pecah ketika melihat raut wajah wanita itu yg terlihat bersalah dan takut padanya.
"It's okay. Itu brankas kecilku untuk menyimpan gaji dari pekerjaan kurirku" bohon Julius namun berusaha memberikan alasan yg masuk akal dengan nada yang meyakinkan. Padahal isi sebenarnya adalah pistol miliknya.
"Selera kotak penyimpananmu begitu bagus, aku sampek curiga kalau kamu menyimpan sesuatu yg berbahaya, hahaha" ucap Alexa dengan senyuman smirk lalu tertawa.
"Hmm wanita ini sangat berbahaya ketika menemukan sesuatu yg menarik dipandangannya" batin Julius ketar ketir karena Alexa begitu mencurigai kotak hitam itu.
"Hahahaha, apa yang bisa aku simpan dengan barang berbahaya di apartemen ku ini? Mungkin kalau kamu jatuh cinta denganku, itu yg akan jadi berbahaya" balas Julius mengalihkan pembahasan tentang kotak hitam itu dengan mengalihkan pembicaraan yang pasti akan membuat Alexa membantahnya dengan cepat, untuk saat ini.
"Betul, tapi itu tidak mungkin karena cinta diantara kita akan benar benar membawa bahaya untukmu dan untukku. Lebih baik berteman dan berakting menjadi pacar palsu sampai kita lulus. Keluargaku akan melihatmu sebagai alat balas dendamku untuk Reno bajingan itu" sahut Alexa.
Julius terdiam karena menyadari sesuatu dari ucapan wanita itu, bahwa sepertinya keluarga Alexa sudah tau hubungan palsu diantara mereka.
"Hmm wait, berarti saat ini keluargamu sudah tau kalau kita cuma acting?" tanya Julius penasaran.
"Iya, kemarin waktu pulang dari acara Yuhu Factory dan mengantar mu, aku di interogasi oleh ayah dan kakakku, ibuku sepertinya nenyukaimu, tapi tidak kedua pria itu. Akhirnya aku jujur pada mereka jika kita memiliki proyek balas dendam kepada Reno dan berlangsung sampai aku lulus lalu kamu pun kembali ke Inggris. Mereka bisa memahami harga diri putrinya lebih tinggi di kampus jadi jika membiarkan aku menjadi korban dari perselingkuhan, pasti banyak orang yg mengira aku mudah diintimidasi dan disakiti, bukan? Paham kan, Julius?" jelas Alexa membuat Julius paham hubungan mereka saat ini.
"Ya, aku paham" jawab singkat Julius dan menyodorkan minum dingin ditangannya untuk Alexa.
"Ini minumlah, aku sudah membuatkanmu es soda gembira" lanjutnya.
"Thanks, tapi aku obatin dulu luka di sudut bibirmu" sahut Alexa lalu menyuruh Julius duduk di tepi ranjang setelah menaruh es soda gembira itu di atas meja belajar.
Alexa dengan lembut dan telaten mengolesi luka Julius menggunakan jarinya yang sudah ia berikan obat luka. Dengan posisinya yang sedikit membungkuk karena mensejajarkan wajahnya dengan wajah Julius, pria yang sedang ia obati itu mampu menghirup aroma dari rambutnya.
"Sungguh aroma yang wangi" batin Julius sambil melihat bibir Alexa yang telah ia cium tanpa izin tadi. Merah muda dan terlihat menggiyurkan.
Alexa yang mulai menyadari posisi wajahnya sangat dekat dengan Julius dan merasa pandangan pria itu mengarah pada bibirnya, ia pun segera memposisikan tubuhnya tegak kembali setelah menyelesaikan mengoles obat.
"Udah selesai" ucap wanita itu sambil menaruh kembali obat luka ke lacinya.
"Terima kasih. Minum dulu soda gembiranya" sahut Julius dan Alexa pun mengambil minumannya lalu menikmatinya.
