Berbagai macam peristiwa pembunuhann misterius terjadi secara beruntun, dengan bukti dan jejak yang berbeda.
Mampukah polisi dan para detektif bekerja sama untuk mengungkap motif dan siapa dalang dari pembunuhann tersebut?
Akankah mereka dapat mengungkap metode sang pelaku hanya dari bukti dan jejak yang ditinggalkan itu?
𝑐𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑖𝑛𝑖 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑔𝑎𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑖𝑚𝑎𝑗𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑢𝑡ℎ𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑚 𝑦𝑜𝑠ℎ𝑢𝑎.
𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑛𝑎𝑚𝑎 𝑡𝑜𝑘𝑜ℎ, 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡, ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑚𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑛𝑔𝑎𝑗𝑎.
terima kasih,
🍄Semoga Semua Berbahagia🍄🌾
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BURN OUT >>>13
Dengan sisa tenaga yang mereka miliki, kedua penyidik kembali berusaha mencari celah agar bisa menyelamatkan petugas Dak Ho yang masih tergantung lemah di gerigi ekskavator.
"Hyaaaaaak!!!!" seru kedua petugas penyidik kembali mengerahkan seluruh tenaga.
Pertarungan dua petugas yang hanya bermodal skill bela diri, melawan puluhan bandit berbadan besar berotot kuat. Pertarungan begitu sengit dan menegangkan. petugas in Hae beberapa kali terkena tendangan dan pukulan di punggung, di kaki dan di dada. Sekuat tenaga ia kembali fokus dengan segera.
Begitu juga dengan petugas Ahn, kecepatan gerakan beladirinya terkadang kalah dengan jumlah lawan yang terlalu banyak. Tak heran jika wajah mereka babak belur, juga sekujur tubuh kedua petugas itu.
Mereka tetap tak menyerah, dengan mata yang sesekali melirik rekan mereka yang masih diam tergantung. Rasa marah menguasai sebenarnya, namun apalah daya, ketuatan manusia selalu ada batasnya.
"Door... Dooor... Door... !! Terdengar tiga kali suara peluru dilepaskan.
Tubuh yang tergantung itu sedikit bergerak, namun darah segar mengalir hebat melalui jemari tangan lunglai yang masih tergantung.
"Dak Ho!!!!! Hyaaa!!!" teriak petugas In Hae sekeras mungkin.
"Kalian biadab!!!!" petugas Ahn semakin marah, lalu mengambil pistol dari sarung pistol yang ia pasang di dadanya.
Namun kecepatannya kalah dengan seorang penembak yang sudah mengawasi pergerakannya dari jauh.
"Door!!" satu peluru tertanam di lengan kanan petugas Ahn.
...***************...
JUMAT, PUKUL 12.47
"Ketua, semua bukti sudah diamankan, kami akan kembali ke kantor." petugas Park Yun Seo, ketua tim pengambilan barang bukti melapor.
"Ah, tolong bawa ponselku juga ke kantor. Batrenya habis, semalam lupa belum cas." sahut ketua Han.
"Ponsel ketua unik sekali. Aku tidak punya lagi cas untuk ponsel jenis ini." ujar petugas Yun Seo sedikit meledek ketuanya.
"Yang penting fungsinya. Cesnya labil di laci mejaku no 2, di sisi kiri. Jangan penasaran dengan hal lain." sahut ketua Han.
"Hahahah..... Baik ketua." petugas Yeon Seo terkekeh. "Tapi, bagaimana kami akan menghubungi ketua kalau ketua tidak membawa ponsel?"
"Di atas ada petugas Ha Yoon, bisa hubungi dia." jawab ketua Han.
"Baik ketua. Hanya untuk berjaga-jaga." ujar petugas Yun Seo lalu berpamitan.
Ketua Han kembali fokus mempelajari situasi TKP. ia kembali ke TKP utama, rumah Hong Dang Seok.
Disana, tampak petugas Ha Yoon duduk di dekat kolam renang. Menatap tajam ke arah kamar Hong Dang Seok, sambil menikmati sesapan rokok di tangan kanannya. Ekspresi serius dapat dilihat dari dahinya yang mengernyit, dan tulang rahang yang sedikit menonjol karena gertakan gigi.
"Bagaimana TKP? Ada hal yang menarik perhatian?" ketua Han berjalan mendekati petugas Ha Yoon.
"CK..." petugas Ha Yoon berdecak, lalu menghela nafas. " Banyak sekali hal yang mencurigakan. Tapi semua seperti tak bisa dihubungkan."
ketua Han mengambil sebatang rokok milik petugas Ha Yoon yang tergeletak di meja, lalu petugas Ha Yoon membantu memberikan api dari koreknya.
ketua Han menyesap lalu membuang asap dengan helaan panjang dari mulutnya.
"Aku juga menemukan tempat luas tak terduga, tepat dibawah tempat ini. Tapi rasa-rasanya belum ada celah satu saja, untuk menghubungkan rumah atas dan rumah bawah." Ketua Han juga memperhatikan lurus ke kamar Hong Dang Seok.
"Sepertinya akan sulit untuk pulang beberapa hari ini." ucap petugas Ha Yoon.
"Benar! Sebelum ada yang bisa kita kaitkan, sepertinya kita harus bekerja keras." sahut ketua Han.
"Ketua, coba perhatikan, di kamar Hong Dang Seok, aku menemukan ini." ucap petugas Ha Yoon menunjukkan gambar yang ia simpan di ponselnya."
"Apa ini?" sahut ketua Han sambil memperhatikan gambar dari petugas Ha Yoon.
"Entahlah, pola yang sepertinya sengaja digambar dengan darah itu, sangat menggangguku." jawab petugas Ha Yoon. "Coba ketua geser, pola yang sama juga aku temukan di baju yang dikenakan Nam See Myun."
"Wah,,, terima kasih, sudah memperhatikan detail ini." ucap ketua Han.
"Juga ini, ada setangkai mawar yang sengaja ditancapkan tak jauh dari tubuh Nam See Myun." petugas Ha Yoon menunjukkan satu lagi bukti.
"Serahkan mawar ini ke departemen inafis. Semoga ada sidik jari yang bisa kita pakai sebagai acuan." ujar ketua Han. "Cetak juga dua gambar yang barusan , lalu simpan di mejaku."
"Baik ketua." sahut petugas Ha Yoon lalu meninggalkan ketua Han.
Setelah menghabiskan sesapan rokoknya, ketua Han kembali ke tempat Nam See Myun terkapar, melihat situasi dan kembali mencari jika saja ada hal yang dilewatkannya.
Merasa cukup di sana, ketua Han kembali ke kamar di lantai dua. Misteri hilangnya Hong Areum yang belum terpecahkan, dan bagaimana semua pembunuhan bisa terjadi, sementara ada beberapa polisi jaga di bawah, dan di depan pintu utama.
Tiba-tiba, ketua Han mengingat ada sebuah lemari di lantai bawah, yang belum ia jamah sama sekali. Ketua Han segera Turun.
"Sudah ada yang membuka lemari ini?" tanya ketua Han pada polisi jaga yang ada di sana.
"Sepertinya belum ketua." jawab si polisi jaga.
Ketua Han mendekati lemari itu dengan sangat hati-hati. Meskipun sangat kecil kemungkinan, mengingat lemari itu sangat kecil, namun tak ada salahnya mencoba.
"Areumiya!!!" seru ketua Han saat benar menemukan Hong Areum duduk meringkuk di dalam lemari kecil itu.
Kondisi Areum sangat tidak baik-baik saja. Ketika ketua Han mengeluarkannya, Hong Areum sangat pucat, dan lemas.
Dengan Cepat, ketua Han membawa Hong Areum ke rumah sakit.
Dalam perjalanan, ketua Han melihat petugas Bae dan petugas ill Hwa masih menyisir lokasi mencari CCTV.
Dalam benaknya, ketua Han sangat merasa bersyukur , akhirnya Hong Areum ditemukan. Gadis kecil ini akhirnya selamat. Gadis cerdik ini ternyata bersembunyi di sana sejak semalam.
"Ada polisi jaga, kenapa kamu tak meminta pertolongan, Aremiya." gumam ketua Han sambil mengemudikan mobil secepat mungkin.
"Tapi bagaimana tidak ada yang melihatmu masuk kesana? Apa yang dilakukan polisi jaga itu?" gumam ketua Han lagi.
"Tunggu!!" sesuatu menyadarkan ketua Han. Namun prioritasnya saat ini adalah menyelamatkan Hong Areum, jadi ia kembali fokus membawa Aremi ke rumah sakit terlebih dahulu.
"Namanya Hong Areum, usia 9 tahun. Kehabisan oksigen, dehidrasi, dan ketakutan." sepertinya itu awalnya." ujar ketua Han sambil membaringkan Hong Areum di ranjang.
Seorang dokter dan beberapa perawat segera menangani Hong Areum. Ketua Han tampak sangat khawatir, dan menunggunya disana.
"Dehidrasi berat, ketua. Ada bekas membiru seperti cengkeraman tangan dilengan kirinya." kata dokter yang memeriksa Hong Areum.
"Maksud dokter?" sahut ketua Han.
"Jadi, dilengan kanan Hong Areum, ada jejak berbentuk seperti dicengkeram tangan orang dewasa dengan sangat kuat., sehingga hari ini meninggalkan jejak yang membiru." dokter menjelaskan.
"Amankan lengan Hong Areum,dokter. tolong panggilkan forensik untuk melihat sidik jari di lengan Hong Areum." ujar ketua Han.
"Baik ketua."
...****************...
To be continue...
masa iya nggk doyan ikan di depan mata.
kenapa tiba2 Hyuna jadi selingkuhan Ma dong Seok?
jgn2 .... ya Allah, ya rob..
ini kok rumit bgt, Thor. 🤦🤦🤦