NovelToon NovelToon
Bersaing Dengan Masa Lalu

Bersaing Dengan Masa Lalu

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Duniahiburan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Clarissa icha

Susah payah Jasmine berjuang meluluhkan hati Juna, pria yang terkena kaku dan sangat sulit di dekati wanita mana pun. 2 Tahun berjuang hingga akhirnya dia dan Juna resmi menjalin hubungan. Jasmine pikir, dia telah berhasil mendapatkan hati Juna, menjadi satu-satunya wanita yang menempati hatinya.

Namun ternyata anggapannya salah besar, sebab ada seseorang di masa lalu yang mampu bertahta di hati Juna selama bertahun-tahun lama. Jauh sebelum Jasmine mengenal Juna.

Di saat Jasmine dan Juna sudah menikah, Tiba-tiba sosok wanita di masa lalu Juna muncul kembali dan mengalihkan semua perhatian Juna. Haruskah Jasmine meneruskan pernikahannya, atau melepaskan Juna begitu saja setelah melewati perjuangan yang sulit.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Nasehat dan arahan dari David menjadi pertimbangan yang panjang bagi Juna. Untuk mengambil keputusan itu, Juna sampai mengalami perang batin hingga semalaman. Rasa takut kehilangan membuat Juna berfikir berkali-kali ketika pada akhirnya dia memilih untuk jujur secepatnya pada Jasmine dan keluarga.

Siang itu sekitar pukul 11, Juna melakukan penerbangan dari Osaka ke Jakarta di hari ke 5 berada di Jepang. Tidak genap 1 minggu menemani putranya, Juna akhirnya memutuskan pulang karna tidak sabar menemui Jasmine dan bicara empat mata dengannya.

Setelah kurang lebih 10 jam menempuh perjalanan udara dan darat, Juna tiba di rumah pukul 10 malam. Keadaan rumah cukup sepi, hanya ada security di pos depan. Juna lantas segera pergi ke kamarnya.

Pria itu tersenyum tipis saat mendapati pintu kamar belum dikunci. Yang artinya, Jasmine belum tidur.

Benar saja, saat membuka pintu dan masuk ke dalam kamar, Jasmine tampak sedang duduk di depan meja rias dan baru selesai mengaplikasikan krim wajah.

"Mas.? Kamu pulang hari ini.?" Jasmine sedikit terkejut melihat Juna sudah sampai di rumah. Tidak ada 24 jam setelah Jasmine pulang dari Jepang juga.

Juna mengangguk, dia mempercepat langkahnya untuk menghampiri Jasmine dan langsung merengkuh Jasmine dalam pelukannya.

"Aku pulang lebih awal karna merindukan kamu." Ucap Juna.

Jasmine bisa merasakan pucuk kepalanya di kecup oleh Juna berkali-kali. Pelukan Juna juga semakin erat, seperti enggan melepaskannya.

Jasmine hanya membalas pelukan Juna tanpa membalas perkataannya. Sebab perasaan Jasmine masih abu-abu setelah mengetahui kebohongan Juna. Semua perkataan dan perlakuan manis Juna terasa hambar.

"Di bawah sangat sepi. Bibi-bibi sudah tidur.?" Tanya Juna seraya melepas pelukannya dan menyodorkan paper bag pada Jasmine.

"Oleh-oleh untuk kamu." Ujarnya ketika melihat Jasmine hanya menatap paper bag itu tanpa mengambilnya.

"Makasih." Jasmine baru mengambilnya dan memaksakan senyum tipis.

"Bibi-bibi sedang aku beri cuti, besok baru kembali bekerja lagi." Tuturnya sembari mengeluarkan isi di dalam paper bag. Di dalamnya ada sebuah kotak perhiasan dengan merek ternama.

"Kita duduk di sana." Ucap Juna menatap ke arah ranjang. Dia lantas menggandeng tangan Jasmine dan mengajaknya duduk di tepi ranjang.

"Sini aku pakaikan." Juna mengambil kalung berlian dari kotak yang sudah Jasmine buka. "Hadapi ke samping sayang." Juna memutar bahu Jasmine agar memunggunginya. Kebetulan rambut panjang Jasmine sedang di ikat asal ke atas, jadi Juna tidak kesulitan ketika memasangkan kalung itu.

"Sepertinya aku akan punya banyak koleksi perhiasan." Seloroh Jasmine. Sebab beberapa bulan lalu Juna sudah memberinya perhiasan.

"Kamu ingin yang lain.?" Tanya Juna.

Selama ini Juna memang tidak tau cara menyenangkan hati wanita dengan barang-barang mahal, sebab selama menjalin hubungan dengan Jasmine, Juna sangat jarang memberikan hadiah. Terkadang Juna malah lupa hari ulang tahun Jasmine, dia baru ingat setelah Jasmine mengajaknya makan malam untuk merayakan hari ulang tahunnya. Alhasil, Juna hanya memberikan kartu kredit pada Jasmine supaya bisa membeli kado sendiri.

Kini dia sedang berusaha memperbaiki kesalahan yang lalu dengan bersikap manis pada Jasmine dan sebisa mungkin selalu memberikan hadiah-hadiah kecil di luar hari ulang tahunnya.

"Aku ingin kejujuran kamu Mas." Batin Jasmine tanpa berniat mengatakannya langsung. Dia sedang menunggu momen dimana Juna akan berkata jujur tentang masa lalunya.

"Bukan begitu, aku menerima apapun pemberian Mas Juna selagi niatnya untuk menyenangkan ku, bukan karna alasan lain." Ucapnya. Dia lantas menunduk untuk menatap dan menyentuh kalung yang sudah terpasang di lehernya.

Juna terpaku, dia merasa tersindir dengan perkataan Jasmine. Padahal niatnya memang untuk menyenangkan Jasmine, tidak ada hubungannya dengan masalah yang sedang dia sembunyikan dari Jasmine.

"Mas.?" Jasmine menyentuh sebelah wajah Juna. Suaminya itu kedapatan melamun.

Juna sedikit terperanjat, senyum di bibirnya tampak dipaksakan. Sebab perasaannya sedang berkecambuk.

"Aku ganti baju dulu." Juna beranjak dari duduknya dan masuk ke dalam walk in closet.

Jasmine menatap dengan tatapan nanar, dia sedikit kecewa karna tidak ada tanda-tanda Juna akan jujur padanya.

...*******...

Juna naik ke atas ranjang dan merebahkan diri di samping Jasmine yang entah sejak kapan sudah berbaring di sana.

"Sudah ingin tidur.?" Tanya Juna, tangannya cukup leluasa untuk membawa Jasmine dalam dekapannya.

Jasmine menggeleng. "Hanya ingin rebahan." Jawaban Jasmine membuat Juna terkekeh kecil.

"Kamu tidak cocok jadi kaum rebahan." Selorohnya. Jasmine menanggapi dengan senyum.

"Sayang.?" Panggil Juna. Entah kenapa dia menjadi lebih nyaman memanggil Jasmine dengan sebutan sayang. Kalau bukan karna sudah jatuh cinta pada sangat istri, mungkin Juna masih memanggil nama saja.

"Hemm."

"Ada yang ingin aku bicarakan pada mu." Suara Juna menjadi sangat pelan.

Jasmine reflek mengubah posisi menjadi miring ke arah Juna untuk menatap wajah suaminya.

"Mas Juna tidak pernah mengajakku membicarakan sesuatu, apa ini masalah serius.?" Tanyanya yang sudah jelas hanya pura-pura.

Wajah Juna berubah sedikit pucat. Jasmine bahkan bisa melihat pelipis suaminya mulai berkeringat. Padahal suhu di dalam kamar cukup dingin.

"Apa kamu bisa berjanji untuk tidak meninggalkan ku.?" Tanya Juna seraya menggenggam sebelah tangan Jasmine dan menatap dengan mata sendu.

"Aku bahkan tidak tau apa yang ingin Mas Juna bicarakan padaku, bagaimana aku bisa berjanji." Jasmine ikut menggenggam tangan Juna yang masih menggenggamnya.

"Sebenarnya ada apa.? Kenapa Mas Juna terlihat takut bercerita.?" Jasmine menatap lekat wajah Juna. Dia bisa melihat kekhawatiran dan ketakutan dalam sorot matanya. Mungkinkah Juna benar-benar sudah jatuh cinta padanya.?

Sepasang suami-istri itu kini duduk bersebelahan di balkon kamar. Jasmin yang mengajaknya bicara di sana sembari menatap hamparan bukit golf yang tampak remang-remang.

"Jasmine, aku punya masa lalu yang buruk." Lirihnya penuh penyesalan. Masa lalu itu mengakibatkan hadirnya seorang anak yang tidak berdosa san tidak tau apa-apa. Meski semua itu karna perbuatan Vierra, namun Juna tidak pernah berhenti menyalahkan diri sendiri.

Juna mulai menceritakan semuanya tanpa melewatkan satupun kisah masa lalunya. Dia bercerita tanpa ada kebohongan. Semuanya di buka di depan Jasmine.

"Aku tidak akan mempermasalahkan soal anak Mas Juna. Karna bagaimana pun Mas Juna berhak untuk bertanggungjawab pada anak itu." Ujar Jasmine. Soal keberadaan Joshua, dia sudah pasrah. Sebab ikatan darah antara Juna dan Joshua adalah fakta yang tidak bisa dihilangkan hanya dengan melupakan masa lalu.

"Tapi soal Ibu Joshua, aku tidak bisa menutup mata. Kalian akan terus berhubungan karna ada Joshua di antara kalian. Bagaimana aku percaya kalau Mas Juna sudah tidak lagi memiliki perasaan padanya.? Apa Mas Juna bisa menjamin hubungan kalian hanya sebatas orang tua untuk Joshua.?" Jasmine menatap dalam-dalam mata Juna. Dia tidak ingin tertipu dan terluka untuk kedua kalinya.

Juna tiba-tiba bangun dari duduknya dan berlutut di depan Jasmine.

"Dia hanya masa lalu, aku bersumpah sudah tidak memiliki perasaan apapun padanya."

"Jasmine, aku mencintaimu. Aku hanya ingin hidup bahagia bersamamu dan anak-anak kita." Ungkapnya tulus.

1
Tri Wulandari
Luar biasa
Mariaangelina Yuliana
ntahlah dengan alasan anak mereka akan memanfaatkan waktu mu dan memperdaya kamu, dan perlahan akan menciptakan kebencian di antara kalian
Mariaangelina Yuliana
intinya lelah juga berjuang sendiri dan yang di perjuangkan malah, mikirnya kapan” deh jujur nya!!! toh dia cinta mati Ama aku, dan walau aku nikah lagi pasti dia bakalan ngerti' gitukan pikiran nya si Juna
Mariaangelina Yuliana
hati" Juna orang bucin kalau sadar gak akan mudah di runtuh kan jika sudah terlanjur, membentengi diri dengan batas kesabaran dan kepercayaan' ingatlah orang yang tulus ngerawat dan Nerima ibu mu apa adanya stok terbatas' bahkan dia bisa menyesuaikan diri hidup berada seperti biasa saja dan apa adanya
Mariaangelina Yuliana
percayalah dari 1 kebohongan akan bertunas, banyak demi menutupi' kebohongan sebelumnya.
Dewi Rahmawati
wah ini bersaing dengan masalalu part 2
An'ra Pattiwael
Jasmin terlalu bodok
Ulfa Birrya
semangat jasmin💪
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
Ceritanya Seru tpi agak kecewa sbb Endnya gantung🤭🤭🤭
Krisna Mukti
Luar biasa
netizenbaikhati
Kecewa
netizenbaikhati
Buruk
Happy Kids
lah situ tau tau uda gede... ini dihadapkan yg kecil kecil pusing
Happy Kids
kan ga punya adab
Happy Kids
joshua diracuni sama emaknya
Happy Kids
tp y hrs jujur sm jasminr
Happy Kids
ah dia minta anak dr jasmine biar bisa dia manfaatkan kl kedepan busuk nya dia ketauan wkwkwk biar jd pengikat.
Happy Kids
biasa sih buat nutupi kebusukan biar ga dcurigai
Happy Kids
punya hp lain wkwk
Happy Kids
juna blm sepenuhnya terima jasmine. makanya dia kaya ga rela benihnya nyantol di jasmjne
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!