After You Go

Beberapa saat lalu ....

Setelah pulang dari rumah kedua orang tuanya seperti rencana semula jika Nana dan Darwati segera pergi ke butik untuk mencari baju yang akan dikenakan saat even pertemuan antar pengusaha besok malam .

Sebenarnya Nana sudah menolak dengan alasan gadis seperti dia tidak terbiasa dengan pesta mewah seperti itu , ia takut akan mempermalukan suaminya karena belum tahu bagaimana cara bergaul dengan kaum atas atau yang di sebut kaum jet set . Tapi Darwati meyakinkan jika dia adalah gadis yang pandai , mertuanya yakin ia bisa membawa diri walau belum pernah sekalipun ada di lingkungan yang masih sangat asing untuknya .

" Bagi seorang wanita pernikahan adalah letak kehormatannya , jika ia bisa menjaga pernikahannya maka itu berarti ia bisa menjaga kehormatannya . Wanita akan berjuang keras bertahan dalam satu pernikahan walau kadang itu menyiksanya , biasanya dia hanya akan menyerah karena satu alasan ... anak ! Suatu saat Mama akan membahas ini denganmu , tapi kau mengerti dengan apa yang Mana bicarakan bukan !? " tanya Darwati ketika mereka masih dalam perjalanan menuju butik langganannya .

" Nana mengerti Mah , apapun yang terjadi seorang wanita sebisa mungkin bertahan dengan pernikahannya " sahut Nana , ia merasa ada sesuatu di balik pembicaraan ini .

" Kau dan Dimas menikah tidak ... maksud Mama belum dilandasi dengan adanya cinta . Putraku menikah karena egonya dan kau menikah karena kelembutan hatimu , karena kau adalah wanita penyayang ! Mama hanya meminta satu hal padamu , apapun yang terjadi bertahanlah ! Tetaplah ada disisi putraku , tuntun dia agar pantas menjadi imam dalam biduk rumah tangga kalian . Dimas sedang tersesat , jadi jangan pernah melepaskan pegangannya padanya "

" Mah ??? " lirih Nana dengan wajah penuh pertanyaan , apakah mertuanya itu sudah mengetahui rahasia antara dia dan suaminya . Tapi Darwati hanya menepuk bahunya dengan sangat lembut . Kemudian pandangan wanita parubaya itu kembali lurus ke depan .

" Pasti akan Nana lakukan "

Tak berapa lama kemudian mereka sampai di butik dengan disambut langsung oleh manajer butik dan pegawainya . Darwati tampaknya sudah tidak asing dengan para pegawai butik . Nana bisa mengerti itu karena dari awal bertemu dia yakin Darwati adalah sosok yang sangat memperhatikan penampilan . Bahkan setiap detil yang dipakai wanita parubaya itu membuatnya tampil berkelas tapi tidak berlebihan , dan Nana menyukai gaya seperti itu .

" Silahkan Nyonya Darwati , ada yang bisa saya bantu !? " dengan ramah sang manajer mengikuti langkah Darwati dan gadis muda disampingnya .

" Bukan untukku ... tapi carikan sesuatu untuk putriku , Kanaya ! Besok malam dia akan menghadiri acara tahunan pengusaha . Aku ingin dia tampil cantik tapi tetap sopan dan tidak berlebihan , cari gaun yang sesuai dengan umurnya ! " ujar Darwati yang kemudian duduk di kursi tunggu , ia ingin Nana memutuskan sendiri dengan apa yang akan dikenakannya . lni adalah salah satu pelajaran untuk menantunya bagaimana harus tampil di luar sana sebagai istri dari seorang Dimas Arkatama .

" Baik Nyonya ... mari Nona Kanaya ! Ya Tuhan putri anda manis sekali " kata sang manajer memuji kecantikan dan kesederhanaan gadis yang di bawa oleh salah satu wanita terkaya di negeri ini .

Nana kagum dengan seluruh sudut butik yang dipenuhi dengan baju baju yang tentunya sangat mahal . Setiap memilih gadis itu pasti mengintip label harga yang tercantum dan semua yang ia lihat baju baju yang terpajang mempunyai harga yang terlalu mahal untuknya .

" Bagaimana dengan yang ini Nona ?? " sang manajer memperlihatkan sebuah baju berwarna coklat muda bermotif bunga kecil berlengan panjang dengan panjang sebatas lutut .

" Ehhmmm ... tapi " cicit Nana karena belum sempat mengintip label harga baju yang dipegang sang manajer toko , ia takut harga baju itu seperti baju baju yang ia lihat tadi .

" Ayo ini sangat cocok untuk anda ... coba dulu Nona ! Disana ada kamar ganti , mari saya antar "

Dengan terpaksa Nana membawa baju itu dan mencobanya di kamar ganti , setelah selesai ia ingin segera menunjukkan baju yang sudah ia coba pada mama mertuanya untuk minta pendapat . Tapi karena terlalu terburu buru menjadikan Nana tidak memperhatikan arah depannya dan ...

BRUUKKKK ...

" Awwsshhhh ... "

Kepala Nana seperti terbentur benda yang sangat keras , ketika ia mendongak matanya bertemu dengan mata berwarna biru gelap yang juga sedang menatapnya . Gadis itu seperti tidak asing dengan pria di depannya .

" Nona Kanaya ... "

" Ehhh anda tuan , maaf saya sudah menabrak anda " kata Nana mencoba tersenyum manis walau dahinya masih terasa sakit . Gadis itu berpikir jika tubuh pria itu mungkin terbuat dari beton karena rasanya keras sekali saat membenturnya .

" Anda tidak apa apa ?? Dahi anda merah ... "

" Saya baik baik saja " sahut Nana tak ingin memperpanjang urusan , ia ingin segera menunjukkan baju yang ia kenakan pada mertuanya karena ia tidak tahu baju seperti apa yang pantas dikenakan pada sebuah acara pesta formal .

" Nana apa ada masalah !? "

" Mamah ... tidak ! Nana salah karena sudah menabrak tuan ini ketika keluar dari kamar ganti "

Darwati sesaat menatap pria yang kini sedang mengangguk dengan sopan padanya , sebagai istri pengusaha ia tidak asing dengan pria berwajah bule di depannya .

" Tuan Louis , sepertinya dunia sangat sempit . Senang bisa bertemu dengan anda disini "

Pria bernama Louis itu terlihat mengerutkan dahinya karena sepertinya ia belum pernah bertemu dengan wanita parubaya didepannya .

" Maaf apa saya mengenal anda !? "

" Perusahaan kita sedang memulai kerjasama , saya Darwati ...ibu dari Dimas Arkatama . Sebuah kehormatan jika perusahaan kecil kami bisa bekerjasama dengan perusahaan Perkasa Corp milik anda !! "

Perkasa Corp adalah salah satu perusahaan terbesar yang sudah mempunyai jaringan mendunia yang dulunya di jalankan oleh pria paling berpengaruh di dunia bisnis . Karena faktor usia perusahaan itu kemudian dipercayakan pada putra bungsunya .

" Arkatama perusahaan yang sangat maju , seharusnya saya yang merasa bangga . Nona Kanaya adalah putri anda ? Dia sangat cantik , dia pernah menolong saya beberapa waktu yang lalu . Anda mempunyai putri yang baik hati " ujar Louis tanpa bisa mengalihkan pandangannya pada gadis manis yang saat ini mengenakan dress motif bunga itu .

Darwati bisa melihat ada yang salah dengan tatapan pria didepannya tapi sebelum ia mengatakan jika Nana adalah menantunya sebuah dering telepon membuat Louis pamit undur diri .

" Maaf Nyonya , tapi sepertinya saya harus pergi sekarang . Saya berharap suatu saat bisa bertemu kembali dengan anda dan putri anda yang cantik ini ! Permisi ... "

Setelah pria itu pergi Nana segera menunjukkan baju yang ia kenakan , ia merasa tidak enak memakai baju yang belum tentu akan ia beli .

" Mah yang ini gimana ?? Tapi Nana belum sempat lihat label harganya soalnya tadi terburu buru . Coba deh Mamah lihat ini labelnya ada di bagian belakang kerah bajunya " ungkap Nana jujur , dan itu membuat Darwati tersenyum dan menggelengkan kepalanya .

" Baju itu cocok sekali , ambil saja ! Pilih beberapa baju lagi yang bisa kau kenakan, siapa tahu ada Dimas ada acara lain yang mendadak "

" Tapi .... "

" Sudah Mama katakan untuk belajar mendampingi suamimu , jadilah Nyonya Arkatama yang tak bisa dipandang sebelah mata oleh orang lain . Setelah selesai Pak Yusup akan mengantarmu ke perusahaan suamimu , tadi ibumu membuat banyak sekali masakan . Bawa sebagian untuk makan siang suamimu "

" Baik Mah ... "