Gita Gayatri Kusuma diajak oleh calon suaminya ke sebuah restoran yang berada di dalam hotel berbintang lima. Tanpa sepengetahuannya Gita, calon suaminya sudah membuat perjanjian dengan seorang Presdir muda yang bernama Zevan Abraham
Zevan Abraham membutuhkan wanita yang masih suci untuk ia tiduri semalam karena sudah lima tahun Zevan ditinggal koma oleh istrinya dan dia membutuhkan seorang wanita yang masih suci untuk memuaskan hasratnya semalam saja karena Zevan ingin memiliki keturunan dan calon suaminya Gita yang bernama Yoga yang ingin memenangkan tender, menawarkan Gita ke Zevan. Zevan berjanji meloloskan tendernya Yoga karena Zevan menyukai foto Gita Gayatri yang diperlihatkan oleh Yoga.
Bagaimana nasib Gita selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diva dan Raka
"Dokter Mey Daam perjalanan ke sini" Ucap Raymond.
Zevan yang masih membopong Gita, menghentikan langkahnya dan menoleh ke Raymond, "Periksa CCTV dan jangan hukum pengawal pribadinya Gita.
"Lena, maksud Tuan? Tapi, Lena sudah......."
"Jangan hukum dia! Aku sudah janji ada Gita"
"Baik, Tuan. Saya akan keluar untuk memeriksa CCTV dan meminta salinan rekaman CCTV.
Sementara itu di rumah utama, Diva yang pura-pura tidur, melepas infus dan melangkah keluar dari dalam kamar setelah berganti baju Dia berkata ke kepala pelayan, "Kalau Suamiku pulang dan mencariku, katakan kalau aku pergi ke rumah sakit sebentar untuk melakukan CT scan. Tapi, aku usahakan akan pulang sebelum suamiku pulang"
"Baik, Nyonya Muda"
Diva kemudian berlari kecil ke garasi lalu masuk ke saah satu mobil mewah koleksi suami tampannya yang kaya raya. Diva meluncurkan mobil mewah pilihannya menuju ke rumah sakit untuk bertemu dengan Raka. Cinta pertama, kekasih sejatinya, yang telah membuka segel kesuciannya sebelum ia menikah dengan Zevan.
Berkat uang, Diva berhasil mengajak kerja sama seorang dokter lab untuk memalsukan laporan kesuciannya seminggu sebelum ia menikah dengan Zevan Abraham.
Beberapa menit kemudian, Diva sampai di kamar VVIP dan saat ia membuka pintu kamar itu, Diva tersenyum bahagia melihat Raka tengah menatapnya.
Diva kemudian berlari dan memeluk Raka, "Syukurlah kau juga sadar. Kau buka mata di waktu yang sama denganku, Ka. Apa kau sangat merindukan aku?"
Raka menyahut, "Tentu saja aku sangat merindukan kamu, Va"
Diva lalu melepaskan pelukannya untuk mengajak Raka berciuman. Raka dan Diva melepas kerinduan mereka dengan ciuman panas dan tangan Raka mulai menjelajah ke mana-mana.
"Va, ini rumah sakit" Raka menahan Diva yang ingin naik ke atas pangkuannya.
Diva menarik kain dari dalam roknya lalu ia naik ke atas tubuh Raka sambil berkata, "Aku sudah kunci pintunya. Buat aku puas, Ka! Aku sudah sangat merindukanmu"
"Apa kau sudah melakukannya dengan Suami kamu?" Raka mencubit dagu Diva.
"Belum. Karena aku ingin melakukannya denganmu" Diva lalu memagut bibir Raka dan bergerak liar di atas tubuh Raka.
"Ah!!! Diva!!!! Kau masih saja pandai bercinta seperti dulu, ah! ah, ah!" Raka melenguh frustasi.
Diva berbisik di telinga Raka, "Aku hampir sampai, Ka"
"Bersama-sama, Sayang. Kita harus sampai bersama-sama" Raka lalu merebahkan tubuh Diva dan giliran dia yang memimpin permainan. Beberapa detik kemudian keduanya memekikkan kepuasan secara bersamaan. Lalu, Raka berbaring di samping Diva, memeluk Diva, dan berkata, "Terima kasih begitu bangun dari tidur panjang kamu, kamu menemuiku dulu dan bercinta denganku dulu, Sayang"
Diva mencium bibir Raka lalu berkata, "Itu karena cinta kita berdua benar-benar gila sejak dulu"
Di sebuah kamar hotel, Zevan membiarkan Gita diperiksa dokter Mey dan pria tampan itu keluar dari dalam kamar untuk membuat perhitungan dengan orang-orang yang sudah berani mengusik dan melukai wanitanya.
Zevan masuk ke kamar yang ditunjuk oleh Bram dan di dalam sana, Zevan langsung berdiri tegak di depan pria paruh baya.
"Tu......Tuan Zevan Abraham? Kenapa Anda bisa ada di sini?" Pria paruh baya itu mengenali Zevan Abraham dan sontak ternganga panik.
"Kau lupa kalau ini hotelku?"
"I.....i ....iya benar. Tapi, maksud saya adalah......ke.....kenapa Anda bisa........"
Plak! Zevan menampar keras pipi pria paruh baya itu lalu berkata, "Kenapa kau menyuruh anak buahmu mencelakai Gita? Apa niat kamu sama Gita, Hah?!"
"Ke.....kenapa Anda bisa kenal sama Gita?" Pria paruh baya itu menyentuh pipinya dengan. wajah yang semakin panik.
"Jawab!!!!!!"
"Sa......saya bekerja sama dengan mama tirinya Gita dan sa......saya sudah mentransfer banyak uang agar saya bisa tidur dengan........"
Dhuag!!!!! Zevan menendang dada pria paruh baya itu lalu ia berteiak penuh amarah, "Aku akan pastikan perusahaan kamu bangkrut dan aku akan mengirim kamu ke IGD. Hajar dia!!!!??" Zevan kemudian melangkah keluar dari dalam kamar dan mengabaikan teriakan meminta ampun yang sangat memilukan dari pria paruh baya itu.
Zevan kemudian masuk ke ruang kerjanya untuk melihat rekaman CCTV. Zevan bertanya, "Siapa.ibu muda itu?"
Lena langsung menyahut, "Dia mengaku kalau dia adalah tantenya Yoga, Tuan. Dan dia terus menghina Non Gita di depan banyak orang. Mengatakan kalau Non Gita telah berselingkuh dari Yoga, terus mengatakan kalau Non Gita busuk, tukang menggoda laki orang"
Zevan sontak mengepalkan kedua tangannya mendengar ada orang yang berani memfitnah dan menghina Gita. "Cari dan bawa wanita brengsek itu ke sini!"
"Baik Tuan" Sahut Lena.
Zevan terkejut dan tersenyum bangga saat ia melihat Gita membanting ibu muda itu. "Wah! Wanitaku hebat sekali, Ray, Bram, kalian lihat, kan?"
"Iya, Tuan" Sahut Bram dan Rau secara bersamaan.
Lalu, Zevan melihat rekaman CCTV yang ada di dekat toilet, "Wah! Gita memang hebat. Sayangnya dia belum berpengalaman dan dia terkena pukulan tongkat baseball di kepalanya"
Zevan langsung bangkit berdiri saat Lena membawa masuk ibu muda yang sudah berani memfitnah dan menghina Gita di depan orang banyak. Pris tampan itu kemudian menoleh ke Raymond.
Raymond langsung membacakan biodata ibu muda tersebut. "Dia bernama Sri Dewi dan suaminya adalah seorang bankir. Dia sering bepergian ke luar negeri dan dia memiliki satu putra yang kuliah semester pertama di Akademi Budi Mulya, ambil jurusan Teknik Informatika, D tiga, Tuan"
"Siapa kalian semua? Kenapa saya dibawa ke sini?" Ibu muda itu menatap satu per satu pria tampan yang berdiri di depannya. Lalu, ibu muda itu menyeringai mengejek, "Oh, saya tahu. Kalian pasti laki-laki yang sudah pernah dilayani oleh Gita dan........"
Plak! Lena langsung menampar keras ibu muda itu sampai sudut bibir ibu muda itu mengeluarkan sedikit darah.
"Kenapa kau menamparku, hah?!"
"Karena kau sudah berani memfitnah dan menghina Gita Istriku. Jadi, wajar kalau anak buahku menampar mulut busuk kamu itu!" Zevan menggeram dan menatap tajam ibu muda itu.
"A......apa?! Is.......Istri........tidak mungkin! Tidak mungkin kalau Gita......."
"Terserah kau mau percaya atau tidak. Itu urusan kamu. Tapi, karena kau sudah membuatku naik darah dan sudah membuat nama baik Gita tercemar, maka aku akan berikan hukuman padamu"
"Hu........hukuman apa?"
"Kalau kau tidak ingin suami kamu kehilangan pekerjaan dan anak kamu ditendang dari akademi, maka buat rekaman permintaan maaf sekarang juga! Katakan kalau kamu sudah memfitnah Gita dan kamu sudah salah menilai Gita"
"Aku tidak pernah menjilat lagi ludahku. Aku tidak mau minta maaf sama Gita. Kau pikir aku takut dengan ancaman kamu, hah?! Mana mungkin Suamiku kehilangan pekerjaannya dan........"
"Halo? Apakah saat ini aku bicara dengan walikota Dirga Sanjaya?"
Melihat wajah Dirga Sanjaya berada di layar TV yang ada di depannya, ibu muda itu sontak ternganga.
"Ada apa Tuan Zevan Abraham mencariku?"
"Apakah kau kenal dengan Satria Buana?"
Mendengar nama suaminya disebut, ibu muda itu semakin panik.
"Iya, saya mengenalnya. Ada apa,.Tuan?"
"Kumpulkan semua pimpinan Lembaga Bank independen di kota ini besok karena aku ingin melaporkan seseorang yang korupsi dan memecat.........."
"Baik! Saya akan bikin rekaman permintaan maaf saya pada Gita Tuan! Jangan buat suami saya kehilangan pekerjaan dan jangan buat anak saya kehilangan masa depannya"
Zevan langsung menatap layar TV dan berkata, "Lupakan saja semua yang aku katakan tadi! Selamat berkerja!" Klik! Zevan lalu mematikan layar TV di depannya.
Zevan kemudian melangkah pergi sambil berkata, "Buat dia meminta maaf dengan benar dan rekam!"
"Baik, Tuan" Sahut Lena.
Zevan kembali masuk ke kamarnya dan langsung bertanya ke dokter Mey, "Bagaimana kondisinya?"
"Pukulannya tidak terlalu keras. Kepala Non Gita hanya benjol dan sedikit berdarah tapi luka itu tidak membahayakan nyawa Non Gita. Non Gita sudah tidur. Saya sudah kasih obat. Saya permisi"
"Hmm" Sahut Zevan.
Sepeninggalnya dokter Mey, Zevan naik ke ranjang, memeluk Gita, dan mencium pelipisnya Gita, lalu berkata, "Aku tidak ingin melepaskanmu, Gita. Aku ingin memilki kamu selamanya"
lbh parah mlh...
knp bisa di kadalin diva?
#dan lg mana mungkin g ada cctv di mansion??
apapun bentuknya masak pemerkosa di jadikan mc...
#
mlh kesannya kyk jalang...