NovelToon NovelToon
MATA HATI TERLUKA

MATA HATI TERLUKA

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Aliansi Pernikahan / Pelakor / Keluarga / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Masuk ke dalam novel / Tamat
Popularitas:448.2k
Nilai: 4.6
Nama Author: Napp

Hampir 2 tahun sudah pernikahan yang dilandasi perjodohan harus bubar, pernikahan nissa dan Herman harus berakhir karena orang ketiga yang tak lain adalah sepupu jauh ya sendiri, dengan kepintaran yang dimiliki nissa dia bisa membalas rasa sakit hatinya kepada suami dan sepupunya itu, tapi lebih jauh dari itu ternyata ada rahasia yang disimpan Herman rapat-rapat dari istrinya dan selingkuhannya untuk dapat melancarkan aksi Herman tersebut. Pada akhirnya apakah Nissa bisa melepaskan diri Dari suami benalu dan sepupu yang toxic itu?
Ikutin terus ceritanya dan terimakasih sudah mampir di cerita pertama saya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Napp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23 PEMBANTU GRATISAN LAGI

POV Herman.

"Tunggu dulu" ucap Ibu sambil tersenyum.

"Kenapa Bu?"

"Pokoknya selama kamu tinggal disini bersama Fina, Ibu ingin uang gajian kamu Ibu yang pegang man. Ibu yang akan mengatur keuangan kamu. Untuk makan kita sehari- harinya..... kalau si Fina kasih aja jatah 500k Buat jajan dia, Terus kamu ambil buat keperluan kamu. Gimana?"

"Boleh deh Bu gak apa-apa ibu atur aja. Sekalian kalau bisa Ibu beri pelajaran tuh si Fina biar jadi istri yang bener. Kalau sama ibunya di manja banget jadi dia gak bisa ngapa-ngapain. Kalau soal masak sih dia bisa Bu, masakannya lumayan meskipun lebih enak masakannya Nissa."

"Gaji kamu emang berapa sebulan?"

"5 juta Bu sebulan, Biasanya aku kasih Fina sebulan 2 juta Bu dan aku pegang 3 juta, buat tabunganku. Aku sudah gak punya tabungan Bu setelah tabungan ku ilang di ATM."

"Kamu punya tabungan man berapa? kok bisa ilang?"

"Sedikit sih Bu cuman 10 jutaan gak tau ilang nya kemana."

"Aneh kamu man, tabungan cuma sedikit kemana uang kamu man? Jangan bohong kamu yah, Ibu tau kamu kalau kasih Nissa nafkah cuma sejuta sebulan itu pun kadang kamu minta lagi buat bensin man, Kamu tau man ibu malu sekali sama Mamahnya Nissa apalagi setelah Nissa bilang nafkah dia cuma sedikit dan kamu malah bilang kamu kasih ibu kamu. Padahal kamu selama ini gak pernah kasih ibu kalo ibu gak minta sama kamu. Pasti uang kamu habis buat si Fina itu kan."

"Ia Bu maafin Herman sudah salah langkah sekarang aku juga menyesal Bu sudah selingkuh dari Nissa. Hidupku sulit Bu, dulu aku pikir karena Nissa juga bekerja Bu makanya aku kasih dia hanya segitu. Ternyata Herman baru tau kalo Nissa itu bakalan mewarisi kebun sawit orang tuanya yang luas itu terus dia juga punya usaha restoran yang sudah maju apalagi sekarang kerjanya jadi Direktur Bu, makin makmur aja Nissa Bu. Coba saja kalau Herman masih sama Nissa. Herman bakalan hidup dengan kemewahan dan ibu juga bisa merasakan kemewahan itu."

"Herman..... Herman otak kamu ya isinya cuma tentang harta dan uang. Ibu itu sudah tau kalau keluarga Nissa itu orang kaya man punya kebun sawit banyak ratusan hektar man, Nissa juga punya restoran dari dulu man, dari sebelum dia nikah, bisnisnya dia sudah bangun, bahkan bukan cuman restoran dia juga punya butik yang rame man. Kamu pasti bakalan nyesel seberapa besar butiknya Nissa. Ibu yakin kalau kamu bakalan pingsan man. Begok sekali kamu man! Kamu tau kenapa ibu jodohin Nissa sama kamu. Selain Nissa dari keluarga kaya dia juga punya attitude yang baik man. Punya sopan santun, gak pernah pelit mangkanya ibu sayang sama dia, Ini malah kamu sia-siain man, Cah gemblung emang."

"Ya mangkanya ibu tolong dong bantuin Herman buat bujuk Nissa biar bisa balikan sama Herman biar bisa rujuk lagi. Kalau Nissa dan Herman balikan kita berdua bakalan hidup senang Bu."

"Bocah edan kamu dasar. Apa itu doang yang ada di otak kamu yang dungu ini man?

Tanpa kamu dan Nissa pun hidup ibu sudah enak udah senang. Uang dari lahan sawah pun masih banyak sisanya, Ibu ini masih mampu walaupun tak sebanding dengan keluarga Nissa. Bukan harta yang ibu cari dari Nissa tapi kelakuannya dan tutur katanya kamu paham kan man! Gak kaya istri kamu sekarang ngakunya tamatan sarjana tapi mulut kaya lulusan SD, Ibu heran man," ucap ibuku marah sambil menggeplak kepalaku dengan tatakan piring.

"Pokoknya itu syarat ibu uang 5 juta biar ibu yang pegang kamu ambil sejuta terus kamu kasih Fina 500 biar sisanya ibu yang pegang.

Kalo Fina protes keluar dari rumah ibu. Camkan itu Herman!"

"Ia Bu!" ucapku hanya bisa mangut-mangut karena takut di keplak oleh ibuku. Aku pun segera pulang ke rumah kontrakan ku karena hari sudah sore, ternyata sudah jam lima lebih, tak terasa kalau sudah di rumah ibu, untung saja rumah kontrakan ku juga dekat dengan rumah ibu, senagaja ku pilih biar tidak terlalu jauh juga dari kantor ku. Aku pun mengeluarkan sepeda motor ku dan langsung mengendarainya pulang ke kontrakan.

Sesampainya di rumah, ternyata masih sore aku pun langsung melihat jam yang melingkar di tanganku, waktu pun masih menunjukan pukul setengah enam. Aku membuka pintu rumah kontrakan ku, dan di dalam tidak ada siapa-siapa. Aku pun langsung melangkahkan kaki ke kamar. Aku menghela nafas ku melihat Fina jam segini masih tidur di kasur dengan wajah berantakan khasnya belum mandi. Kenapa aku bisa punya istri macam gini, jorok banget, itu loh ilernya, ya tuhan.... batinku.

Segera aku mengambil air yang ada dalam gelas yang terletak di nakas lalu menyipratkan air itu ke muka Fina menggunakan tanganku. Seketika saja Fina langsung bangun dan teriak-teriak.

"Banjiir ...... Banjir....." Ucap Fina sambil mangap-mangap persis seperti ikan julung- julung.

"Mas apa apain sih kamu ekstrim banget bangunin aku pake disiram segala," ucap Fina lagi setelah mengelap wajahnya dengan tangannya, sedikit kejam memang membangunkan Fina menggunakan air tapi kesabaran ku habis melihat Fina seperti ini terus.

"Bangun kamu! Istri macam apa kamu suami pulang bukannya di sambut dan di layani, Ini gak aku berangkat atau pun pulang sama aja kerjaan kamu cuma tidur terus. Liat itu jorok banget iler kamu di mana-mana. Ganti sprei nya, kamu cuci sana! aku gak mau pake sprei ini lagi, bau. Dosa apa aku dulu bisa punya istri kaya kamu, pemalas, jorok dan gak bisa ngapa-ngapain." Setelah ngomong panjang lebar aku pun langsung keluar kamar dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diriku, setelah membersihkan diri aku langsung mengambil dompetku untuk membeli makan di luar untuk diriku sendiri karena aku capek dengan kebiasaan Fina. Apalagi saat aku melihat makanan yang di meja yang hanya sayur kangkung dan tempe ilang sudah nafsu makanku.

"Man kamu mau kemana? gak makan dulu?" ucap Mamah Mayang menghampiri ku saat aku mau keluar dari rumah.

"Aku mau keluar Mah sebentar, Mamah sama Fina makan aja duluan, jangan nungguin aku."

Aku pun langsung keluar tanpa menunggu jawaban dari mertuaku dan menyalakan motorku segera. Ku lihat jalan sudah sangat ramai dengan pedagang kaki lima, saat aku melihat ada pedagang sate, Aku pun langsung berbelok dan memparkirkan motorku dan langsung saja aku memesan sate satu porsi dan mencari tempat duduk untuk makan.

Setelah selesai makan sate yang sangat enak ini, aku pun langsung membayarnya dan melanjutkan perjalanan ku untuk ke rumah orang tua nya Nissa Mamah Arum. Karena aku tau sekarang Nissa tinggal bersama mereka dan rumah yang kami tempati dulu sudah di jual oleh orang tua Nissa. Padahal sayang sekali rumah itu harus di jual, rumah yang besar dan mewah kalau di jual pasti laku milyaran dan aku sama sekali tidak dibagi uang hasil jual beli rumah itu oleh Nissa.

Saat aku sudah sampai aku menengok ke dalam rumah di luar pagar dan aku melihat ada 3 mobil di garasinya. Seketika aku tersentak dengan mobil-mobil keren itu, Salah satunya mobil yang selalu di pake Nissa. Jadi benar itu mobil Nissa? Dia sudah membeli yang baru bahkan jauh lebih bagus dari mobil ku yang dulu, Semangatku semakin membara untuk mendekati Nissa lagi dan aku sudah tidak sabar untuk mengendarai mobil itu pasti akan terlihat keren sekali diriku, Batinku.

"Haloooo pak Joko malam nih, Ada Nissa nya gak pak?"

"Ekh pak Herman, ada sih Pak di dalam sedang ada tamu non Nissa nya, Kenapa ya Pak?"

"Ohhh... Nissa lagi ada tamu, gak aku pengen ketemu saja. Tadi di kantor aku denger Nissa sakit ya Pak jadi sekarang aku mau jenguk, Boleh aku masuk Pak?"

"Bentar dah ya, aku tanya sama orang dalam dulu, Pak Herman tunggu saja disini dulu," ucap pak Joko langsung saja kedalam tanpa membuka gerbang ini. Sial kenapa gak langsung buka dulu aja sih terus biarin aku masuk kaya biasanya pake di kunci lagi nih gerbang. Aku lihat si Joko itu sudah keluar dari rumah sendirian tanpa Nissa di belakangnya.

"Gimana Pak bolehkan aku masuk? Di buka aja dulu gerbangnya Pak."

"Maaf Pak Herman kata tuan, Bapak di minta pulang saja... Non Nissa nya juga sedang istirahat dan gak mau di ganggu katanya Pak"

"Maksudnya saya di usir gitu! Gak boleh masuk, tapi kan saya ini suaminya Pak,"

"Mantan suami Pak, sudah kelar sekarang bukan suami non Nissa lagi. Jadi pak Herman mending pulang lagian ini juga sudah malam, non Nissa nya juga lagi istirahat."

"Ia saya tau cuma mantannya jangan di ingetin juga kali Pak. Tapi itu tamu nya Nissa masih ada disitu di rumah. Kenapa gak di suruh pulang juga."

"Pak Herman itu kan Tamu nya non Nissa, ya saya gak tau, orang tuan juga mau nya gitu ya, saya juga sebagai pekerja cuma ikutin kata-katanya Bos saya doank. Pak Herman mending pulang sudah malam juga ya kalau gitu saya tinggal balik ke dalam ya pak." ucap pak Joko yang langsung meninggalkan ku dan masuk ke dalam lagi.

"Akhhhh sial! bener-bener sial! kenapa jadi gini sih? padahal kemaren-kemaren mereka masih sangat menyayangi ku dan menghargai ku, kenapa sekarang memperlakukan ku macam kaya gini," ucapku kesal.

"Akhhh...." ucapku sambil menendang gerbang rumah mertuaku ku itu.

"Aw sakit lagi" umpatku lagi. Aku pun langsung menaiki motorku dan pergi dari perumahan mertuaku yang elit ini karena disini rata-rata rumah yang di bangun adalah perumahan mewah semua, awas aja setelah aku sudah kembali dengan Nissa, aku akan minta Nissa untuk segera meminta warisannya dan akan aku kelola kebun sawit yang berhektar-hektar itu, pikirku.

"Hahahhaha, aku sudah sudah tidak sabar untuk kembali pada Nissa. Sayang tunggu abangmu, ini pasti kamu masih mencintai mas kan Nis. Aku yakin seratus persen sebenarnya Nissa masih mencintaiku tapi masih marah karena kejadian kemaren. Sebentar lagi kamu pasti luluh sayang dan kembali kepadaku Nis," ucapku dengan tertawa terbahak di jalanan saat aku masih mengendarai motor ku. Tak terasa aku pun sudah sampai rumah kontrakan yang sempit ini. Benar kata Fina aku tidak cocok tinggal di rumah sempit apalagi kumuh seperti ini, kontrakan ini bahkan berbeda jauh dengan rumah ibuku yang besar walaupun masih besar rumah ku dengan Nissa dulu.

"Finaaaa di mana kamu?"

"Ia mas ada apa? Kamu habis dari mana jam segini baru pulang. Bawa makanan gak mas?"

"Fina.... Fina pikiran mu cuma uang dan makanan saja, Kalau suami datang tuh kasih minum kek Bikinin kopi kek, malah marah- marah gak jelas kamu tuh ya..... Mamah kamu mana aku mau bicara sama kalian sekarang!"

"Ada apa mas? Ya sudah aku panggil Mamahku dulu kebelakang," ucap Fina dan tak menunggu waktu lama Fina pun datang bersama Mamahnya, lalu kami pun duduk bersama di di kursi depan.

"Kalian berdua sekarang siap-siap ya beresin barang-barang yang perlu di bawa. Pakaian atau barang lainnya, Kamu Fina beresin baju mas sama barang-barang mas dan yang lainnya, setengah jam lagi kita pindah kerumah ibu."

"Malam ini mas kita pindahnya?"

"Ia malam ini, Aku sudah minta ijin sama ibu. Dan ibu pun mengijinkan, Jadi gak usah lama- lama lah kita pindah aja malam ini. Kalian packing nya jangan lama-lama ya! Kalau udah kelar panggil aku, aku langsung pesen mobil bak terbuka buat bawa barang-barang kita.

"Kok mobil bak sih mas? gak taksi online aja biar lebih keren dikit."

"Sudah gak usah protes kamu setengah jam lagi mobil bakalan datang cepetan beres- beres. Barang kita kan dikit. Alat makan dan masak punya rumah ini jangan kalian bawa, Jangan bikin malu."

"Ia aku ke kamar dulu mas," ucap Fina yang langsung menuju ke kamar, dan Mamah Mayang pun langsung ke kamarnya juga. Aku melihat Mamah Mayang sepertinya sangat kelelahan sekali, kasian sekali pasti Fina gak pernah mau bantuin Mamah buat beberes rumah ini.

Setengah jam berlalu.....

"Sudah packingnya?" tanyaku saat melihat Mamah dan Fina keluar kamar dan membawa koper, dan setelah ku hitung ada 6 koper yang di keluarkan oleh Mamah dan Fina.

"Banyak juga koper kalian, Isinya barang kita aja kan. Aku gak mau ya besoknya tiba-tiba ibu kontrakan telepon aku mencak-mencak ada barangnya yang ilang di rumah ini."

"Ia mas pastinya gak ada, ini barang kita semua, mana mobilnya sudah datang?"

"Bentar lagi.... Nah tuh dia datang, ayo keluar kita bawa kopernya keluar." Ucapku yang langsung mengambil 2 koper milik Fina supaya kita bertiga bisa membawa koper masing-masing dua. Koper pun langsung di naikan ke mobil bak di bagian belakangnya. Setelah itu Fina dan Mamah Mayang menaiki mobil bak di depan dan aku membawa motor ku, karena gak mungkin aku meninggalkan motor ku ini. Setelah melewati jalanan yang terbilang lancar karena hari sudah cukup malam, akhirnya kami pun sampai di rumah ibuku pada pukul 10 malam. Karena ku yakin ibu sudah tidur langsung saja aku masuk ke rumah dengan menggunakan kunci cadangan yang aku punya. Barang kami pun di turunkan oleh supir bak, dan langsung di masukan oleh ku dan Fina serta di bantu oleh pak supir bak, sedangkan Mamah Mayang hanya mengikuti dari belakang dan langsung masuk ke dalam. Aku pun langsung memberikan uang sewa mobil baknya dan sopir itu langsung pergi meninggalkan rumah ibuku.

"Ibu juga pasti sudah tidur jadi lebih baik kita langsung istirahat saja malam ini, Mamah tidur di salah satu kamar tamu yang ini ya, karena sudah di bersihkan."

"Ia man..... Mamah tidur dulu ya, Mamah capek dan ngantuk banget," ucap Mamah Mayang dan aku pun hanya menganggukan kepalaku, dan Mamah pun langsung masuk ke kamarnya."

"Ayok Fin kita juga istirahat di lantai atas di kamarku."

"Ia mas hayu aku juga gak sabar, pake kasur kamu empuk banget mas kaya di rumah mba Nissa."

"Oh jelas kasur itu Nissa yang beli dan pasti kwalitas terbaik, ya sudah kita tidur sudah malam juga besok aku juga kerja." Ucapku dan kami pun segera menarik koper kami ke kamar Mamah karena ini sudah malam,  terlalu lelah untuk menarik koper ke atas malam ini dan membereskan pakaian dan barang-barang kami. Kami berdua pun tidur dengan nyamannya di kasur empuk dan dinginnya AC yang ada di kamarku. Bener- bener nyaman banget tidurku malam ini, Batinku.

"Bangun kalian berdua! sudah shubuh masih pada tidur, Herman bangun kamu!" ucap Ibuku dan aku pun kaget ibu sudah ada di depan kamar kami berdua dengan membawa gayung yang berisi air di tangannya.

Byur......

Aku makin kaget, saat ibu menyiram Fina dengan air di gayung itu. Walaupun airnya cuma sedikit tapi lumayan juga.

"Hujan...... Apa sih ini ....? Siapa sih pagi-pagi yang nyiram aku Ibu?" ucap Fina langsung bengong.... Aku pun langsung menahan ketawa karena nasib Fina yang ngenes dan ekspresi wajahnya yang mengenaskan.

"Apa hahhhh... sudah jam 6 kalian masih enak-enakan tidur! Kamu ya Fina istri macam apa kamu jam segini belum bangun, Ibu kamu aja udah bangun dan bantuin ibu di dapur sedangkan kamu malah enak-enakan tidur. Jadi begini kelakuan kamu setiap hari nya, Setelah kamu tinggal disini jangan harap ya kamu bisa bermalas-malasan lagi. Mulai besok kamu harus bangun jam 5 dan bantuin ibu dan Mamahmu membersihkan rumah dan menyiapkan sarapan untuk suami kamu," ucap ibuku dengan kesal sambil menunjuk nunjuk ke arah Fina.

"Ayok bangun! malah bengong, siapin baju suami kamu Herman, kan dia mau kerja, 10 menit kamu langsung ke bawah buat membersihkan rumah."

"Tunggu dulu Bu, membersihkan rumah? enak aja! disini kan ada pembantu Bu? kenapa harus aku yang membersihkan rumah? Ok. kalau nyiapin baju mas Herman itu tugasku, tapi kalau membersihkan rumah aku gak mau, emang gak nyuruh pembantu apa?" ucap Fina.

"Oh jadi kamu gak mau ikutin peraturan saya di rumah ini, Silahkan! terserah! tapi sekarang juga kamu angkat kaki dari rumah sekarang juga, Herman usir istri gak berguna kamu ini sekarang kalau kamu gak mau, silahkan kalian angkat kaki dari rumah ibu." Ucap ibu kesal karena kelakuan Fina.

Deg....

Aku di usir ibu... akh....si Fina ini bikin masalah aja pagi-pagi..... Batinku.

1
Ruzita Ismail
Luar biasa
Alevin
pns g da pesangon kak 🥲dan kalau pemecatan itu prosesny g secepet ini
Ria Lita
si Fina gak ada urat malu minta kerjaan make milih segala
Ria Lita
Herman edan
Jetty Eva
ini Nissa apa Fina..??
Jetty Eva
yg benar aq apa saya..???
meris dawati Sihombing
Ia atau iya.. 2 kata ini beda arti thor..
Fajar Ayu Kurniawati
.
Suhartyny Kartyny
laki2 putus urat malu
Suhartyny Kartyny
dasar Herman tidak punya moral dan Fina pelakor
Kasmin Bobihu
jadi gila benaran ha..ha..
Isabell Serinah
lanjut lagi
Myra Myra
karma akan dtg...jgn risau ..
Lee Mba Young
nunggu karma si Herman Wong kok gk berubah ttp Mata duiten
AZ & AR
maling di maling.. saling ngemalingin.. wkwk
Myra Myra
habis Ae ko Herman...tapi terus wat report polis klw ada org dtg ckp umah to dibeli terus...serat 2 ekor yg x SDR diri to trus
Lee Mba Young
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒈𝒌 𝒋𝒐𝒅𝒐𝒉 𝒔𝒎 𝒑𝒖𝒕𝒓𝒊 𝒌𝒓𝒏 𝑯𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏 𝒈𝒌 𝒂𝒌𝒏 𝒊𝒏𝒔𝒂𝒇 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒕𝒑 𝑴𝒂𝒕𝒂 𝒅𝒖𝒊𝒕𝒂𝒏, 𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒋𝒐𝒅𝒐𝒉 𝒏𝒚𝒂 𝒚𝒈 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒏𝒂𝒔𝒆𝒉𝒂𝒕𝒊 𝑯𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏 𝒋𝒅 𝒍𝒃𝒊𝒉 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒈𝒌 𝒎𝒊𝒌𝒊𝒓𝒊𝒏 𝒉𝒂𝒓𝒕𝒂 𝒂𝒓𝒌𝒂 𝒔𝒂𝒋𝒂.
Arie
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Arie
emang gilaaaaa si herman
Lee Mba Young
𝒔𝒆𝒃𝒆𝒏𝒆𝒓𝒆 𝒂𝒌𝒖 𝒌𝒐𝒌 𝒈𝒌 𝒔𝒓𝒆𝒌 𝒎𝒂 𝒌𝒂𝒓𝒂𝒌𝒕𝒆𝒓 𝒑𝒖𝒕𝒓𝒊 𝒊𝒕𝒖 𝒌𝒓𝒏 𝒌𝒆𝒔𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂 𝒅𝒖𝒍𝒖 𝒌𝒏 𝒅𝒊𝒂 𝒚𝒈 𝒏𝒚𝒐𝒔𝒐𝒓 𝑯𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏 𝒅𝒊 𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝑫𝒓 𝒊𝒕𝒖 𝒂𝒆 𝒅𝒊𝒂 𝒅𝒂𝒉 𝒈𝒌 𝒃𝒂𝒊𝒌, 𝒎𝒂𝒔𝒂𝒌 𝑯𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏 𝒏𝒊𝒌𝒂𝒉 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒉𝒃𝒊𝒔 𝒅𝒑𝒕 𝒌𝒐𝒌𝒐𝒎 𝒚𝒈 𝒔𝒊𝒇𝒂𝒕𝒆 𝒈𝒌 𝒃𝒂𝒈𝒖𝒔 𝒕𝒓𝒖𝒔 𝒅𝒑𝒕 𝒎𝒐𝒅𝒆𝒍𝒂𝒏 𝒑𝒖𝒕𝒓𝒊 𝒚𝒈 𝒈𝒎𝒑𝒂𝒏𝒈 𝒏𝒚𝒐𝒔𝒐𝒓 𝒋𝒖𝒈𝒂.
𝒔𝒆𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔𝒆 𝒅𝒑𝒕 𝒚𝒈 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒏𝒅𝒂𝒍𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒉𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏 𝒈𝒌 𝒎𝒂𝒕𝒂 𝒅𝒖𝒊𝒕𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒈𝒊. 𝒈𝒌 𝒏𝒈𝒖𝒔𝒊𝒌 𝒂𝒏𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒍𝒂𝒈𝒊.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!