Pernikahan Dadakan

Pagi telah kembali menyapa, Liora sudah keluar dari kamarnya dan hendak mengikuti kegiatan bersama tante-tante dari Raja. Pagi itu, tetap senam yang diadakan. Meski terlihat sangat tidak suka, karena kehadiran Aurel, Liora berusaha untuk bersikap biasa aja. Padahal bukan cuma Liora aja yang kesal, Ratu pun kesal dibuatnya. Karena urat malu Aurel begitu tebal sampai tidak pulang padahal sudah pernah ia usir.

Ketika istirahat pun, Liora memilih untuk duduk bersama Ratu. Sementara Aurel mencoba untuk akrab dengan keluarga Raja yang lainnya karena berada dekat dengan Tante Meri.

"Lihat, wanita kecentilan itu sedang cari muka di hadapan keluarga kita. Benar-benar tidak tahu malu!" kesal Ratu.

"Biarkan saja, kita lihat dulu sampai mana dia akan bertindak. Belum tahu aja siapa aku? Aku mau main cantik. Karena aku adalah istri sah dan dia cuma parasit yang tiba-tiba ingin masuk."

"Tapi, hati-hati loh, dia itu mukanya banyak."

"Tenang aja," ucap Liora.

Di saat semua orang kembali ke kamar masing-masing untuk membersihkan diri, Liora memilih untuk tetap berada disana. Ia masih terus mengamati segerakan dari Aurel. Ketika Tante Meri sudah pergi, Aurel pun beranjak akan pergi. Namun, ketika melihat ada Liora yang masih duduk di tempat yang sama, ia pun ingin pamer.

"Kasihan sekali, yang katanya sudah jadi bagian dari keluarga tapi malah tidak dianggap sama sekali. Kamu malah terasingkan disini daripada mengobrol dengan tante-tante dari Raja. Benar-benar istri yang tidak bisa diandalkan."

Bukannya marah dan kesal, Liora justru tertawa dibuatnya. Ia pun berdiri dari duduknya dan langsung menatap tajam ke arah Aurel.

"Memangnya kamu pernah jadi istri yang bisa diandalkan? Bukannya kamu sendiri tidak bisa apapun? Makanya diceraikan?"

Ucapan dari Liora itu membuat Aurel kesal dan ingin sekali menampar Liora. Tapi tak jadi, karena ia melihat Raja dari kejauhan.

"Awas saja kamu ya!"

"Hahah, kenapa ditahan-tahan sih? Kalau mau tampar mah tampar aja? Apa ada seseorang di belakang?" tanya Liora yang penasaran kemudian ia menoleh ke belakang.

"Pantas saja, rupanya kamu memang punya muka banyak. Ada berapa?" tanya Liora meledek.

Aurel sudah mengepalkan tangannya. Ia benar-benar geram dengan anak kecil di hadapannya ini. Benar-benar banyak bicara omong kosong. Aurel pun memilih untuk pergi.

Liora pun tersenyum kecut dan menunggu kedatangan suaminya.

"Kamu bicara apa saja dengan Aurel?" tanya Raja yang sudah ada di hadapan Liora.

"Ih, kepo. Jangan tanya, ini urusan wanita. Laki-laki dilarang tahu."

"Pelitnya."

"Biarin!"

"Kamu mau langsung ke kamar atau mau jalan-jalan lagi kaya kemarin?"

"Ke kamar aja deh, badanku pegal semua."

"Oke deh kalau begitu."

*

*

Malam harinya, diadakan makan malam bersama lagi untuk terakhir kalinya karena besok pagi mereka akan kembali pulang ke rumah masing-masing.

Acara mkn malam itu terasa sangat hangat dan terasa sekali kekeluargaannya. Liora merasa senang walaupun ia masih merasa asing berasa di keluarga Raja.

Selesai makan malam, Liora duduk di samping vila, ia menikmati udara segar nan dingin ketika malam hari disana. Tak lama kemudian, Oma Wina datang dan duduk di sebelahnya. Liora yang menyadari itu langsung mengajak Oma Wina untuk kembali ke kamar. Karena udara malam tidak bagus untuk Oma Wina.

"Oma, Rara antar ke kamar ya? Nanti Oma bisa masuk angin kalau kena angin malam."

"Nggak usah, Oma emang sengaja kok," tolak Oma Wina.

"Tapi Oma ... "

"Jangan kaya Raja yang sukanya melarang Oma ini dan itu."

"Tapi, Raja melakukan itu juga pasti untuk kebaikan Oma. Dia sangat menyayangi Oma."

"Apa kamu menyayangi Raja?" tiba-tiba Oma Wina menanyakan hal itu ke Liora.

"Tentu saja Oma. Meski awalnya tidak, tapi cinta kan bisa muncul karena terbiasa bersama-sama."

"Kamu mau berjanji dengan Oma?"

Liora tampak sedikit bingung dan berpikir tentang janji apa yang akan Oma Wina inginkan darinya.

"Janji apa Oma?"

"Berjanji untuk tetap bersama Raja. Oma bisa melihat pancaran kebahagiaan dari mata Raja ketika bersama kamu."

"Kalau itu mah, tanpa Oma minta pun akan aku lakukan. Tenang saja Oma."

"Aurel adalah mantan tunangan Raja yang mengkhianati Raja dua tahun lalu. Pengkhianatnya membuat Raja tidak mau dekat lagi dengan wanita. Tapi, satu hal yang harus kamu waspadai, Aurel bukan wanita biasa, dia bisa melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang dia mau."

Oma Wina tiba-tiba menceritakan tentang Aurel kepada Liora. Takutnya Liora tidak mengetahui apapun tentang Aurel.

"Tenang aja ya Oma. Aku akan memasang penjagaan paling ketat supaya mencegah orang lain masuk ke dalam rumahku."

Setelah mendengar jawaban itu dari mulut Liora, Oma Wina merasa tenang. Ia pun memeluk Liora kemudian kembali masuk ke dalam vila.

Liora tersenyum senang. Benar apa yang dikatakan Raja, meskipun terlihat galak dan tak peduli di luar, Oma Wina sangat lembut dan aslinya penyayang.

*

*

Liora masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan yang gembira. Bahkan senyumnya seolah tak mau hilang. Hal itu pun tak luput dari penglihatan Raja.

"Kenapa senyum-senyum sendiri?"

"Nggak papa," jawab Liora yang tak ingin Raja tahu.

"Mulai rahasia-rahasiaan terus nih!"

"Namanya juga urusan wanita. Ya laki-laki tak boleh tahu lah."

Raja mendengus sebal. Lalu menarik Liora agar jatuh ke ranjang.

"Ih, kenapa menjatuhkan ku ke ranjang sih? Aku kan mau cuci muka terus skincare-an dulu sebelum tidur," kesal Liora.

"Apa kamu tidak merasa ada yang kurang di keluarga kecil kita?" tanya Raja mencoba memancing-mancing Liora.

"Memang apa yang kurang? Aku rasa sudah lebih dari cukup semuanya. Awas ih, aku mau ke kamar mandi dulu!" kekeh Liora.

Tapi Raja tidak mengizinkan Liora. Laki-laki itu semakin mengunci tubuh Liora dengan dekapannya.

"Raja!" kesal Liora.

"Hm?"

"Kamu kenapa sih? Aku loh mau cuci muka."

"Mau berjanji sesuatu denganku?"

Liora jadi kesal sendiri. Kenapa di dalam keluarga Raja suka sekali mengajak dirinya untuk berjanji. Kali ini mau berjanji apa? Untuk jangan meninggalkan Raja seperti Ayah Tara dan Oma Wina?

"Berjanjilah setelah mencuci wajah, kamu harus melayani aku sebagai suamimu. Aku tidak bisa lagi menunggu Ra. Apalagi sekarang tak ada alasan apapun untuk kamu menundanya."

Deg!

Jantung Liora berdetak sangat kencang ketika mendengar ucapan dari Raja. Ia lupa, kalau satu hal penting itu memang tak boleh ia lewatkan. Apalagi kini ada parasit yang sedang berkeliaran untuk menghancurkan rumah tangga mereka. Jalan terbaiknya, ia harus bisa membuat Raja tidak berpaling darinya yaitu dengan hubungan ranjang. Namun seketika pipi Liora memerah, karena ia tak pernah membayangkan akan secepat itu melakukan hal-hal seperti itu.

"Ra! Hey? Gimana?" tanya Raja lagi.

Liora mencoba melepaskan pelukan Raja. Dan berhasil kemudian ia langsung bergegas ke kamar mandi tanpa memberikan jawaban apapun ke Raja.

"Ih, kok malah kabur?"

Di dalam kamar mandi, Liora menormalkan jantungnya yang tak bisa berdetak dengan normal.

"Aih! Apa ya yang harus aku lakukan? Aku juga tidak bisa teru membuatnya menunggu. Aku takut kalau lama-lama dia jadi tidak suka padaku."

Untuk menghilangkan itu semua, Liora mencuci wajahnya kemudian berkaca lagi. Yang tadinya mau skincare-an, malah tidak jadi. Di kepalanya kini terlintas adegan-adegan dewasa yang akan terjadi jika ia dan Raja berhubungan. Tapi, Liora akan memberanikan dirinya untuk tak lagi membuat Raja menunggu.

Liora membuka kaosnya dan menurunkan celana pendeknya. Kini hanya tinggal pakaian dalamnya saja. Kemudian Liora keluar dari kamar mandi. Raja yang awalnya menatap ke atap jadi menoleh ketika Liora memanggilnya. Mata Raja langsung membulat sempurna ketika melihat Liora yang sangat seksi.

*

*

TBC