Spin off Antara Dokter & Mafia....
Zoalva Smithsonian (35) adalah salah satu ketua geng Mafia dari kelompok The Blood of Silence yang menguasai wilayah timur, Amerika Utara. Sejak belasan tahun yang lalu kelompok ini sudah berdiri dibawah naungan-nya.
Tak hanya sebagai Mafia berdarah dingin Zoalva juga terlibat dalam bisnis perdagangan manusia, obat-obatan terlarang dan senjata api ilegal. Dia terjun kedalam dunia hitam itu sejak usianya belia.
Kematian kedua orangtuanya yang dibunuh dengan begitu sadis membuat jiwa api membara balas dendam terbakar didalam diri Zoalva sehingga dia tidak membiarkan orang yang sudah membunuh kedua orang tua nya hidup dengan tenang.
Hingga dia menawan seorang gadis yang tidak lain adalah putri dari orang yang telah menghabisi nyawa kedua orang tuanya. Zoalva menyiksa gadis tersebut tanpa ampun.
"Ehem, hanya segini kemampuan mu menyiksaku Tuan?" Zion Arendelle
"Kau bisa memilih ingin mati dengan cara apa?" Zoalva Smithsonian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FitrianiYuriKwon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyusup
Happy Reading 🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Zoalva melangkah dan keluar dari mobil bersama John dan Robin. Entah siapa yang berani-berani menyusup ke wilayah kekuasaan nya ini?
Langkah ketiga pria itu terdengar menggema dan lebar memasuki area pelabuhan.
"Selamat datang Tuan," sapa para pengawal menyambut kedatangan ketiga orang itu
"Di mana Tuan Darwin?" tanya Robin.
"Mereka didalam kapal Tuan, sedang menunggu anda,"
Zoalva berjalan dengan wajah merah padam. Bagaimana bisa ada penyusup memasuki area kekuasaan nya? Ini pasti pekerjaan anak buah nya tidak pernah becus dan selalu lenggah. Padahal Zoalva selalu menekankan agar mereka bekerja lebih teliti dan hati-hati.
"Selamat datang Tuan," sambil membuka pintu kapal agar ketiganya masuk.
"Tuan," Darwin, Remnick dan Norton langsung membungkuk hormat.
Zoalva duduk di kursi kebesaran nya dengan nafas memburu. Ia menatap ketiga anak buah kepercayaan nya itu dengan tatapan marah.
"Katakan," ucap nya.
"Ada penyusup yang memasuki sistem keamanan kita, Tuan. Alat pelacak saya menunjukkan pelaku nya berasal dari wilayah selatan, disebuah pulau terpencil," jelas Darwin.
"Apa kau tahu siapa orang nya?" tanya Zoalva sambil menyesap rokok disela-sela jarinya.
Darwin menggeleng. "Saya tidak tahu Tuan," sahut Darwin
"Tuan, saya mencurigai ini ada kaitannya dengan gadis yang anda bawa kemarin," jelas Remnick. Ini menurut perkiraan nya karena sebelum nya tidak pernah ada yang berani memasuki wilayah kekuasaan Zoalva.
Zoalva melayangkan tatapan tajamnya. "Maksudmu?" tanya nya terdengar tak suka. Dia tidak suka orang lain menyebut nama gadis itu selain dirinya.
"Maaf Tuan, ini hanya menurut perkiraan saya saja. Bisa salah bisa juga benar," sahut Remnick. Ia tak berani membalas tatapan menyeramkan Zoalva.
"Zo, tunggu sebentar," John tampak berpikir keras. "Apa kau pernah selidiki siapa gadis yang kau tawan itu?" sambung John.
"Untuk apa?" kali ini John yang mendapat tatapan mematikan itu.
"Ck, jangan menatapku seperti itu," protes John. Sok berani, padahal dia juga sama seperti Remnick tidak sepenuhnya berani pada Zoalva.
"Jelaskan John," hardik Zoalva tak sabar. Ada hubungan apa dengan gadis-nya? Ia memang tak sepenuhnya mencari tahu latar belakang Zion. Yang dia tahu gadis itu adalah anak dari pria yang telah membunuh kedua orang tua nya.
"Sama seperti yang Nick katakan. Aku juga curiga ini ada hubungannya dengan Zion. Apakah kau sudah menyelidiki asal usul nya?" ucap John sekali lagi. Berbicara dengan Zoalva tak hanya membuat bulu kuduk berdiri tapi juga harus hati-hati, salah sedikit lidah bisa jadi sasaran.
Zoalva terdiam. Seperti sedang memikirkan sesuatu. Pikirannya langsung kembali pada gadis itu. Zion, dari semalam bayangan Zion tak pernah benar-benar pergi dari kepalanya. Setiap sentuhan yang ia berikan pada gadis itu seperti candu untuk nya. Ia tak bisa lepas. Ia tak bisa jauh. Rasanya, ingin dan ingin memiliki Zion seutuhnya.
"Robin, apa kau bisa jelaskan," Zoalva menatap tajam assisten nya. Sebab Robin adalah kaki tangan Zoalva.
"Maaf Tuan," Robin mendekat. "Ada beberapa informasi yang sebenarnya tidak anda ketahui dan baru saya ketahui juga, Tuan. Maaf terlambat memberitahu anda," jelas Robin sambil membungkuk hormat dengan menunduk. Ia menyeka keringat dingin yang menetes di dahi nya, dekat-dekat Zoalva seperti sedang berhadapan dengan maut.
"Aku tidak suka berbelit-belit Robin. Cepat jelaskan," tegas Zoalva jenggah dengan asistennya yang suka sekali berputar-putar jika menjelaskan sesuatu.
"Ini, Tuan," Robin menunjukkan layar iPad nya. "Sebenarnya yang membunuh kedua orang tua anda bukan Tuan Juanse tapi Tuan Vincent Kaminski, ketua Winner King 2. Ia menjadikan Tuan Juanse sebagai tameng. Dan dia salah satu cucu dari Michel Park dan James Park,"
"Tuan Vincent, menitipkan Nona Zion pada Juanse untuk merawat nya. Tapi tanpa sepengetahuan Tuan Vincent, Tuan Juanse menyiksa Nona karena dianggap sebagai pembawa sial,"
Deg
Seperti sambaran petir disiang bolong, hati Zoalva terasa meledak mendengar penjelasan Robin. Apa dia salah tangkap selama ini? Zion, ya gadis itu ternyata bukan putri dari orang yang telah membunuh kedua orangtuanya.
"Lalu kenapa Vincent membunuh kedua orang tua ku?" tangannya terkepal kian kuat serta rahang yang mengeras. Urat-urat lehernya terlihat serta gigi yang saling bergemeletukkan menahan amarah.
"Tuan David termasuk orang yang terlibat atas kematian Tuan Michel Park dan Tuan James Park, Tuan," sahut Robin.
"Grandfa ku sama sekali tidak terlibat atas kematian kedua pria brengsek itu," bantah Zoalva. Tidak mungkin kakek nya terlibat dalam dunia pembunuhan.
Yang lain hanya terdiam sambil menunduk tanpa ada yang berani menatap wajah marah Zoalva termasuk sahabat nya John.
"Bawa mereka ke hadapanku," titah nya. Zoalva menggulung lengan kemejanya hingga siku.
Ia berdiri dari duduknya dan meminta kapak pada Robin.
Lalu Darwin dan Norton membawa dua orang pria yang sudah babak belur karena di pukuli. Beberapa bagian wajah keduanya sudah lembab dan biru. Bahkan darah masih mengucur dipelipisnya.
Zoalva tersenyum devil sambil memanggul kapak nya. Setelah menangkap anak buah nya ia akan menangkap Tuan-nya. Ia takkan biarkan lelaki itu hidup tenang.
"Apakah benar kalian anak buat Vincent?" tanya Zoalva.
Keduanya tak menjawab. Mengatakan yang sebenarnya juga percuma pasti akan berakhir dengan tubuh yang dipotong-potong oleh Zoalva.
Zoalva maju dengan kapak yang di bahu nya. Matanya merah seperti iblis yang siap menyiksa para pengikutnya dilahat yang menyala-nyala.
Lelaki itu berjongkok, lalu ia mengangkat dagu salah satu pria yang sudah sekarat didepannya ini.
"Kau mencari masalah dengan orang yang salah. Ya seperti nya aku perlu berterima kasih padamu karena sudah datang kesini untuk menyerahkan diri,"
Zoalva berdiri lalu melayangkan kapaknya. Keleher kedua orang itu secara bergantian. Darah langsung muncrat diwajah Zoalva. Kepala dua orang itu terputus dan menggelinding mengenai kaki John. John berteriak histeris sambil memeluk Robin ketakutan.
Tak hanya itu ia membelah tubuh kedua penyusup itu menjadi dua bagian. Lalu kembali memotongnya, memisahkan kaki dan tangan menjadi beberapa bagian. Ia mengeluarkan isi perut kedua orang itu dan mengambil hati nya dan jantung serta ginjal.
"Norton," panggil Zoalva berteriak keras.
"Ini Tuan," Norton maju sambil membawa baskom berukuran cukup besar. "Segera bawa ke laboratorium. Pastikan ini masih bisa berfungsi," Zoalva meletakkan hati, jantung dan ginjal itu kedalam baskot. Tangannya penuh dengan darah.
"Baik Tuan,"
Darwin muntah beberapa kali. Begitu juga Remnick. Anak buah yang lain mematung seketika melihat Zoalva yang masih asyik mengambil isi perut kedua penyusup yang sudah berani masuk kedalam wilayah kekuasaan nya. Ahh senang sekali dia hari ini mendapat tawanan gratis tanpa harus repot-repot mencari kesalahan demi bisa membunuh.
Bersambung...
terimakasih semangat terus untuk tetap menulis