Terjerat Cinta Balas Dendam Sang Mafia

Terjerat Cinta Balas Dendam Sang Mafia

Underground

**JANGAN LUPA LIKE KOMENTAR DAN VOTENYA GUYS..........

Happy Reading 🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡**

WARNING, ADENGAN SADIS......

Sretttttttttttttttttt

Pranggggggggg

Pranggggggggg

Sretttttttttttttttttt

Suara pedang menggema satu sama lain didalam ruangan bawah tanah itu. Bau amis dan suara percikan darah terdengar jelas.

Sretttttttttttttttttt

Pranggggggggg

Kedua orang itu tampak ketakutan. Keringat mengucur dengan deras bercampur darah akibat pukulan yang mengenai wajah.

"Ampuni kami Tuan," teriak mereka serentak

"Ampuni kami Tuan," teriak mereka lagi dengan suara nyaring.

Lelaki itu tersenyum licik ketika melihat darah yang mengalir dimana-mana. Potongan-potongan tubuh manusia berserakan dilantai.

Lalu dia melirik dua orang pria yang tengah ketakutan sambil menunduk. Keringat dingin mengalir. Wajah pucat. Badan bergetar. Aliran darah dalam tubuh seolah ingin berhenti mengalir, saat melihat adengan langsung yang menyeramkan didepan mata. Seakan sedang melihat neraka secara nyata, dengan penyiksaan para iblis yang menyiksa manusia-manusia berdosa didunia.

"Ampun, Tuan," teriakkan kedua nya menggelegar memenuhi ruangan penyiksaan.

Dia mencengkram dagu salah satu dari keduanya. "Katakan padaku kau ingin mati secara apa? Agar aku bisa menyiapkan kematian mu?" Dia tersenyum smirk menatap ketakutan di mata pria yang sedang dia cengkram dagu nya ini.

"A-ampun-i s-say-a, T-uan," suara nya tercekat dan tertahan di tenggorokan, saat tatapan mata jelmaan iblis ini beradu dengan matanya.

"Ck, aku bukan Tuhan. Jangan minta ampun padaku," cibirnya. "Ayo cepat katakan. Kau ingin mati secara apa? Aku sedang berbaik hati memberimu pilihan, sebelum aku sendiri yang menentukan kematianmu," ucapnya dengan intonasi nada pelan namun menggandung makna yang mengerikan.

"Robin," panggilnya

"Ini Tuan," Robin mendekat

Sang asisten memberikan sebotol kecil cairan berisi air bening kepadanya. Dia tersenyum licik menatap pria didepannya. Dia sangat senang sekali bisa bermain-main dengan orang-orang yang telah berani mengkhianati nya.

"Karena hari ini aku sedang baik hati, jadi aku akan memberimu kesempatan untuk mati dengan cara terhormat. Rasanya aku bahagia sekali bisa melihat wajah ketakutan mu," ledeknya. "Minumlah, jangan lupa tersenyum padaku sebagai salam perpisahan anggap saja kita sahabat lama." Dia memberikan botol kecil itu kepada orang yang ada didepan nya.

Orang itu mengambil racun ditangannya dengan badan bergetar. Inikah akhir hidupnya. Harusnya dia mati dengan cara menggenaskan seperti ini?

"Cepat minum setan," bentaknya keras.

"B-baik T-tuan,"

Racun itu bernama Botulinum toxin atau Botox. Racun ini diproduksi oleh bakteri Clostridium botulinum bacteria. Hanya dengan menggunakan beberapa nanogram saja sudah cukup untuk membunuh orang dewasa.

Bakteri ini akan mengakibatkan kelumpuhan otot dan saraf dengan cara mencegah pelepasan neurotransmitter asetilkolin. Bakteri ini ditemukan hampir di semua tempat, tetapi hanya tumbuh subur di lingkungan anaerobik atau tempat yang tidak ada oksigen.

"Ak, arghh, arghh, argh,"

Orang itu langsung tergelatak ditanah dengan badan kejang-kejang dan busa yang keluar dari mulutnya.

Dia berdiri dan merasa puas dengan permainan nya hari ini.

"Kau....." Dia menunjuk lelaki yang satunya. "Kau jatah ku untuk besok. Jadi persiapkan dirimu untuk menuju kematian," ucapnya enteng tanpa beban.

"Robin, bereskan semuanya. Kirim tubuh mereka kembali kepada keluarga mereka. Jangan lupa tinggalkan kompensasi. Dan peringatkan mereka untuk tidak lagi berani-berani denganku," tintahnya sambil melepaskan baju nya yang sudah berlumuran darah.

"Baik Tuan,"

Lelaki itu langsung keluar dari ruangan penyiksaan bawah tanah. Kebiasaan nya setiap kali selesai membunuh adalah gerah, apalagi percikkan darah yang mengenai wajah dan bagian tubuh lainnya, terasa lengket dan risih.

Zoalva Smithsonian, lelaki pembunuh berdarah dingin. Ketua Mafia yang banyak ditakuti dibagian dunia bawah. Tak hanya hobby membunuh dia juga senang mendengar jeritan kesakitan dari para tangkapannya. Zoalva juga bekerja sebagai pembunuh bayaran terkenal di wilayah tersebut. Jasa nya sudah banyak dipakai oleh para pencari kematian.

Dia memiliki usaha yang bergerak di bidang furniture dan pariwisata sebagai dalih penyamaran nya agar orang-orang bisnis tidak tahu jika dia adalah pembunuh. Di balik itu Zoalva juga menjalani bisnis berupa perdagangan organ manusia yang di impor diberbagai negara. Organ-organ manusia itu dia dapatkan dari munsuh-munsuh yang sengaja menyerang markasnya, tentu keuntungan penjualan organ manusia itu berlipat kali ganda. Selain itu dia juga menjual obat-obatan terlarang, tak hanya sebagai peredar dia juga pemakai aktif baginya obat itu seperti makanan yang jika tidak dimakan makan dia akan mati. Senjata ilegal juga merupakan bisnis yang dia jalani selama belasan tahun ini. Senjata-senjata itu diproduksi dalam jumlah banyak di pabrik yang dia dirikan sejak sepuluh tahun terakhir. Lalu dipasarkan secara ilegal tanpa melalui proses izin negara.

Percikan air dibawah shower terdengar dari luar. Gemericikkan air yang jauh dari shower memberikan tubuhnya.

Zoalva keluar dari kamar mandi dengan handuk yang terlilit dibagian pinggang nya hingga air dari rambut turun kebawah dan diserap oleh handuk tersebut. Tangannya yang satu dia gunakan untuk mengeringkan rambut nya menggunakan handuk kecil. Roti sobek beberapa kotak tercetak dibagian perutnya. Selama ini dia berolah raga keras agar menjaga postur tubuhnya biar tetap ideal.

"Ck, kau baru mandi?" seorang pria duduk disofa kamarnya.

"Ada apa kau kesini?" Dia menatap teman nya itu tak suka. Kalau sudah datang pasti ada maunya.

"Aku merindukan mu Sayang," goda nya ngakak sambil seloyoran disoffa dan berbaring nyaman disana.

Zoalva tak menanggapi dia mengambil pakaian nya didalam lemari dan mengenakannya.

"Kau habis membunuh?" tanya temannya masih berbaring sambil melirik Zoalva.

"Kenapa?" sambil menutup pintu lemari dan melepaskan handuk dipinggangnya.

"Tidak bosan. Tidak takut. Tidak merasa bersalah?" cecar lelaki itu bergidik ngeri. Meski sudah tahu Zoalva pembunuh berdarah dingin tetap saja dia selalu tak mampu melihat Zoalva saat membunuh tangkapannya.

"Tidak. Kau mau jadi yang selanjutnya?" Dia tersenyum smirk.

Lelaki itu langsung bergidik ngeri. "Cih, kau pikir aku ayam apa yang bisa kau potong sesuka hati?" gerutunya. "Kenapa kau tidak bekerja saja dipemotongan ayam?" Dia menatap Zoalva sambil geleng-geleng kepala.

"Kenapa harus memotong daging ayam? Jika memotong tubuh manusia lebih menyenangkan. Ahh aku suka sekali mendengar teriakkan mereka yang minta ampun serta rintihan-rintihan kesakitan dari wajah mereka," seru Zoalva lalu duduk disamping sahabat nya itu sambil menyalakan rokok ditangannya.

**Bersambung....

Welcome to my new novel...

Jangan lupa selalu dukung karya author ya guys....

Like. Komen. Vote. Gifts author tunggu dari kalian. Kalau ada typo kalian boleh coret-coret dibawah**.

Terpopuler

Comments

Ruk Mini

Ruk Mini

sadiszz.. itulah dunia hitam 😬😬😬😬

2023-10-13

0

Ayu Ap

Ayu Ap

sadis kak

2023-05-12

1

lovely

lovely

baru baca sadisss tapi penasaran 🥴

2023-04-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!