Asta Stanley dan Okan Putra Wardana sebelumnya hanya pemuda baik baik, adiknya yang bernama Aluna Atasya Chelia diculik hal itu mengubah kehidupan keduanya. Mereka kembali menjadi mafia untuk menyelamatkan adi mereka.
Karya ini Skuel dari Menjadi Tawanan Bos Mafia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aktivitas Panas Di Balkon
Stanley berdiri di balkon, ia melepaskan kemeja yang ia pakai, mendadak merasa panas setelah melihat pesan masuk tersebut, padahal cuaca di ibukota saat itu sangat mendung, langit gelap menumpahkan air yang tak kunjung berhenti.
Stanley masih berdiri di balkon apartemen Shopia, menatap tajam kearah jalanan kota, tangannya mengepal kuat dengan raut wajah yang tidak bersahabat. Sudah lama ia jatuh cinta pada Dita sahabat baik sang adik, bahkan sat wanita itu masih memakai seragam abu-abu, setiap kali Dita datang belajar bersama di rumah mereka dulu, ia sering mengedipkan mata padanya kode cinta darinya. Mereka berdua melakukannya diam-diam dibelakang Dorroty. Namun perasaan cinta mereka sudah di ketahui Dorroty dan Luna.
‘Kenapa harus orang lain? aku juga masih mencintaimu Dita …’ ucap Stanley dalam hati.
Menuangkan minuman itu lagi ke dalam gelas, hatinya semakin panas tak kalah Dita mengirim pesan yang isinya akan meninggalkannya dan mencari pria lain. Ia mengabaikan Shopia yang berdiri menatapnya penuh hasrat . Mata wanita seksi itu tertuju pada dada bidang Stanley, sesekali ia mengigit bibir bawahnya dengan manja.
‘Baiklah lakukan apapun aku juga bisa melupakanmu’ ucapnya dalam hati.
“Kamu kenapa terus mengabaikan ku,” ucap Shopia yang berada di depannya. Stanley meneguk minuman dalam gelasnya dalam satu tegukan.
Stanley memasukkan ponsel ke dalam saku, ia menatap Shopia dengan tatapan marah dan wajah kesal, lalu ia berkata dengan kesal;
“Apa kamu mau tidur denganku lagi?” tanya Stanley.
“Apa …? Te- tentu saja aku mau,” balas Shopia dengan wajah berseri, dari tadi itulah yang inginkan dari pria bertubuh kekar itu, ia tidak tahu kalau dirinya dijadikan pelampiasan saja.
Stanley meletakkan gelas kaca di atas meja di balkon dengan sikap agresif ia merai dagu putri dari musuhnya tersebut, ia tidak memikirkan apa-apa lagi ia hanya ingin melampiaskan kemarahannya pada seseorang dan Shopia yang jadi sasaran.
“Aku suka sekali bau tubuhmu, dari sejak kita melakukannya malam itu,”rengek Shopia dengan gerakan tubuh yang gemulai, ia meliuk-liukkan tubuh seksinya dengan gaya yang amat menggoda.
Melepaskan kancing pakaiannya sendiri lalu menghirup belakang leher Stanley, wanita itu hanya bisa bergerak manja saat Stanley menjelajahi setiap bagian tubuhnya dengan sikap agresif dan cenderung kasar. Tetapi sepertinya Shopia sangat menikmati permainan kasar yang di lakukan Stanley, ia mengeluarkan suara lenguhan panjang sebelah tangannya berpegangan balkon.
“Apa kamu suka?” tanya Stanley dengan tatapan yang mendominasi, tangannya menerobos masuk dari sela celana yang dikenakan wanita berrambut pendek itu.
“Iyaaa … aku sangat menyukainya baby … ayo lakukan lagi,” desah Shopia manja.
Stanley mendorong lebih dalam lagi tiga jemarinya ke dalam liang milik Shopia, mendorongnya keluar masuk, wanita bertubuh seksi itu, mengeluarkan suara -suara lengkuhan manja.
Billy keluar dari kamar, penasaran setelah mendengar suara ribut.
“Ais … tidak bisakah mereka melakukannya di tempat yang lebih aman. Bagaimana kalau ada musuh yang melihat dari gedung sebelah,”ucap Billy ia khawatir orang yang mengincar sang bos melihat permainan panas mereka.
Ia kembali ke kamar setelah menuangkan whisky dalam gelas.
Lelaki bertubuh tegap layaknya tentara itu, hanya bisa menahan hasrat saat sang Bos melakukan enak-enak di depan mata, sebagai lelaki normal ia juga tergoda. Tetapi sebagai seorang anak buah ia hanya bisa menahan diri.
Permainan panas di di balkon masih berlanjut. Kedua insan yang dimabuk asmara itu tidak memperdulikan apapun lagi, yang ada dalam otak mereka berdua hanya ingin menuntaskan bagian yang panas dalam tubuh keduanya, kain penutup bagian bawah Shopia sudah berserak di lantai, hanya menyisakan kain bagian atas saja, sebelah kakinya terangkat satu diatas meja tangan Stanley masih bekerja di bagian bawahnya, setelah melakukan gerakan jari keluar masuk lubang, kini gua lembab itu sudah benar- benar basah mengeluarkan lahar putih.
Stanley tersenyum sinis melihat Shopia yang begitu puas setelah mengeluarkan lahar miliknya sekali, ia memasukkan jemarinya ke mulut shopia, wanita mengercap jemarinya dengan lidahnya dengan gerakan yang nakal plus manja mengicip lahar asin itu masih dengan gerakan yang menggoda.
“Sekarang gantian,” ucapnya, tanpa aba-aba ia jongkok di bawah melepaskan celana Stanley menarik celana berbahan jeans itu sampai ke bawa, seketika benda keras itu mengembul dengan tegap tepat di depan wajahnya.
Shopia meraih benda keras itu dan memasukkannya ke dalam mulutnya, namun Stanley mendorong benda keras begitu dalam hingga menembus tenggorakan, wajah Shopia sampai merah, namun ia bisa mengendalikan permainan, ia menggenggam tongkat itu dengan erat mengendalikannya sendiri. Lalu menikmatinya dengan begitu lahap seolah-olah benda keras panjang itu makanan yang begitu lezat, ia terus menjilatinya dan mengulumnya dengan nikmat. Shopia mengeluarkan suara rengkuhan-rengkuhan kecil seperti suara anak anjing kecil yang menikmati tulang dan tidak ingin berbagi.
Stanley meram melek saat Shopia memberikan layanan servis full pada juniornya, ia juga menuangkan whisky di bawah perutnya dan Shopia meminumnya dengan cara yang berbeda, ia semakin bersemangat saat minuman memabukkan itu mengalir ke bagian pedang itu.
Merasa tidak tahan lagi, Stanley menarik rambut Shopia memintanya berdiri, menikmati bibirnya, lagi-lagi dengan cara yang amat kasar, terlihat jelas tidak ada cinta di sana hanya sebuah tempat menyalurkan sesuatu yang panas dari tubuhnya. Tetapi Shopia seolah-olah tidak perduli, ia menikmati setiap permainan kasar yang dilakukan Stanley, wanita itu menganggapnya bagian dari permainan panas mereka, ia belum menyadari kalau Stanley hanya menganggap tubuhnya hanya sebuah pelampiasan hasrat.
Mungkin kalau Stanley melakukannya dengan wanita yang ia cintai tidak ada kekerasan fisik dalam permainan ranjang mereka, tetapi untuk Shopia ia melakukan dengan cara yang terbilang kasar , karena beberapa kali Stanley mencekiknya mencengkram dada Shopia dengan kuat dan meninggalkan bekas merah di sana, tidak hanya itu ia juga menjambak rambut wanita itu dengan kuat.
Namun, anehnya Shopia tidak protes, ia justru semakin bersemangat seolah-olah wanita pemilik bongkahan besar itu sudah terbiasa melakukan aktivitas ranjang dengan cara yang tidak biasa.
“Aku ingin keluar,” ucap Stanley, menarik tubuh Shopia memintanya membelakanginya, wanita itu berpegangan pada besi pembatas balkon. Stanley mendorong tubuhnya dengan hentakan yang kuat dari gerakan yang lambat sampai tempo yang cepat.
Mereka berdua sama- sama mengeluarkan suara, bahkan memenuhi balkon apartemen, bongkahan indah milik Shopia bergoyang kanan kiri saat Stanley menggoyang tubuhnya. Tidak lama kemudian lahar panas itu tumpah. Stanley menumpahkan di bagian belakang Shopia, erangan panjang keduanya mengakhiri permainan panas. Keduanya terduduk di sofa di balkon dengan tubuh bermandikan keringat, mereka sama-sama puas dan sama menikmati.
Bersambung
Kakak bantu like, komen dan masukkan ke rak buku kalian ya,
ceritnya bags alurnya.
kalimat demi kalimat juga tersusun rapi...apa kah ada masalah?