Seorang gadis yang diam-diam suka dengan seorang tentara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hijab Art, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 23 Kecelakaan
Reyhan pulang dari sekolah dengan perasaan kecewa. Ternyata perempuan yang dia anggap selama ini baik, pintar, nyatanya hanya ular berbisa yang berbahaya.
Kerumunan orang-orang dijalan membuat Reyhan menghentikan motornya. Samar-samar Reyhan mendengar ada kecelakaan. Reyhan kemudian mendekat, dan sekilas melihat perempuan berseragam putih abu-abu dengan menggunakan hijab putih bercucuran darah dari tubuhnya.
Tak lama kemudian, orang-orang mengangkatnya ke mobil ambulans yang terpakir tidak jauh dari arah kerumunan. Reyhan tidak sempat melihat wajahnya.
"Deg..." Reyhan melihat motor si korban dengan tatapan terkejut.
"Itu.....itu motor Rahma?"
"Apa Jangan-jangan?, ah! Tidak mungkin dia" Reyhan berusaha menerobos kerumunan dan mencoba melihat wajah si korban.
"Rahma!" Reyhan tambah terkejut setelah melihat siapa si korban itu. Ternyata benar, dia adalah Rahma.
***
"Wih nak!, mana mi kasian anakku?, " Terdengar suara wanita paruh baya datang mendekat.
"Tante, dia ada didalam. Ditangani oleh dokter, tante duduk dulu!" Reyhan berusaha membantu wanita paruh baya itu duduk.
"Hiks...hiks! Kenapai bisa Rahma kecelakaan nak?" Ibunya Rahma menatap kearah Reyhan.
"Maaf tante, dia katanya ditabrak oleh mobil. Dan pengendara mobil itu sekarang sudah ditangkap sama polisi. Tante yang tenang yah!" Reyhan berusaha menenangkan ibunya Rahma.
Tak lama kemudian, dokter pun keluar dari ruangan.
"Dok! Bagaimana keadaan anak saya?" Tanya ibunya Rahma.
"Alhamdulillah! Bu, tidak terjadi luka fatal, cuman anak ibu luka dibagian lutut dan kepalanya sedikit. Sehingga dia tidak mampu untuk berdiri dulu dan perlu waktu untuk sembuh total. sekarang dia masih belum sadarkan diri. Jadi, saya sarankan agar dia izin tidak sekolah dulu dalam beberapa minggu kedepan." Terang dokter.
"Baik, dok!"
"Kalau begitu, saya permisi dulu bu!"
"Iya"
"Nanti, Reyhan bantu minta izin ke sekolah bu buat Rahma." Ucap Reyhan berusaha membantu.
"Iya nak, makasih yah!,"
Ibunya Rahma kemudian masuk ke dalam ruangan diikuti oleh Rayhan dari belakang. Terlihat Rahma masih belum sadar. Wajahnya yang pucat dengan perban di bagian kepala dan lututnya, membuat gadis itu terlihat lemah.
Ibunya Rahma kemudian mendekat dan duduk didekat Rahma sambil mengelus pelan tangan Rahma yang mungil.
"Mungkin nak Reyhan pulang dulu ke rumah, nanti dicariin sama orang tuamu. Apalagi, baju seragammu kena darah. Akan lebih baik kalau kamu pulang dulu menggantinya dan istirahat!" Ucap ibunya Rahma tidak ingin merepotkan Reyhan yang sudah membantu Rahma.
Reyhan yang tidak sadar bahwa bajunya terkena bercak darah, kemudian melirik seragamnya. Ternyata benar, ada bercak darah di baju putihnya itu. Karena tadi, dia sempat menggendong Rahma turun dari mobil ambulans.
"Baik, bu. Kalau begitu saya pamit dulu, nanti saya akan sering-sering menjenguk Rahma." Ucap Reyhan, dan dijawab oleh anggukan oleh ibunya Rahma. Reyhanpun segera berlalu pergi.
***
"Pak! Lepaskan kakak saya. Dia itu nggk bersalah pak!...pak!" Vivi berusaha meyakinkan polisi yang telah menangkap kakaknya itu. Setelah pulang dari sekolah, dia diberitahu oleh pihak polisi bahwa kakaknya itu telah ditangkap atas kasus tabrak lari.
Vivi sangat sedih, karena kakak yang sangat dia sayang, kini telah ditangkap polisi.
"Biarkanlah Vi, biarkan dia bertanggungjawab" Ucap ayahnya Vivi sambil memegang tangan Vivi erat takut menyusul kakaknya itu.
"Ayah!, kakak ditangkap...hiks!..hiks!..." Ucap Vivi berusaha memberontak.
Ayahnya Vivi tahu betul apa yang telah anak laki-lakinya itu lakukan. Dan dia tahu betul dengan sikapnya yang buruk, suka berfoya-foya dan tidak mau mendengarkan orang tuanya. Hingga akhirnya, menabrak orang dan kabur begitu saja tanpa bertanggungjawab.
***
"Mmm..." Rahma mulai tersadar. Dia merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Ditatapnya sekeliling, terlihat ada ibunya yang sedang tidur di sampingnya.
"Aku...kenapa?" Rahma mengernyitkan dahinya, mulai mengingat apa yang terjadi padanya beberapa jam yang lalu. Dia masih ingat, bahwa dia sedang mengendarai motor dari pulang sekolah, dan motornya tiba-tiba oleng dan...
"Akh!...." Sekarang dia tahu, bahwa dia telah mengalami kecelakaan.
"Eh!, Rahma sudah bangun?" Ucap Ibu merasakan adanya pergerakan, dan dia pun terbangun melihat Rahma sudah sadar.
"Assalamu'alaikum!" Ucap seseorang masuk ke dalam ruangan rawat inap itu. Terlihat beberapa wanita paruh baya datang. Membuat Rahma dan ibunya beralih kepada mereka.
"Waalaikumsalam...eh! Masuk!..masuk ibu-ibu" Ucap ibunya Rahma mempersilahkan para ibu-ibu itu masuk. Di desanya, para warganya sangat peduli satu sama lain. Ketika ada seorang warga yang sakit atau tertimpa musibah, mereka akan pergi menjenguknya.
"Bagaimana nak Rahma?, " Ucap ibunya Reyhan yang merupakan salah satu dari mereka yang datang.
"Alhamdulillah! Bu, agak mendingan." Jawab Rahma sedikit lemah.
"Maaf!, kami baru jenguk kamu. Tadi, Reyhan yang beri tahu bahwa kamu kecelakaan." Ucap ibunya Reyhan lagi.
"Eh! Iya bu, Reyhan yang bantu tadi Rahma. Saya ucapkan Terima kasih banyak bu, untung ada Reyhan tadi." Ucap ibunya Rahma.
Rahma sedikit terkejut, "Reyhan yang tolongin aku?" Batin Rahma.
"Iya, sama-sama Bu, Mereka jugakan teman." Ucap ibunya Reyhan.
"Owh iya, kenapai bisa kecelakaan?" Tanya ibu-ibu yang lain.
"Ditabrak mobil bu."
"Astaghfirullah!"
"Terus?, pengendara mobilnya kabur?"
"Iya, tapi sekarang sudah ditangkap"
Para ibu-ibu itu terus mengobrol, yah! Begitulah ibu-ibu kalau udah pada ketemu.
***
Keesokan harinya, Reyhan ke sekolah dengan titipan surat dari rumah sakit atas nama Rahma. Tapi, berita mengenai anak sekolah SMA mereka yang telah mengalami kecelakaan sudah tersebar dimana-mana. Bahkan, kepala sekolah pun tau.
"Rey!, apa benar Rahma yang kecelakaan?" Tanya Iyan yang melihat Reyhan keluar dari ruang kepala sekolah.
"Iya, dia ditabrak oleh mobil. Tapi, pengendara mobil itu udah ditangkap kok." Jelas Reyhan.
"Hah?, Rahma kecelakaan? Apa dia yang ditabrak oleh kakak?" Batin Vivi yang tak sengaja lewat dan mendengar percakapan mereka. Reyhan yang sadar dengan kehadiran Vivi hanya menatap datar kedepan.
"Tapi, kemarin aku sempat otak atik motornya Rahma" Vivi membatin. Dia mengingat-ingat kejadian kemarin, dimana setelah dia diputuskan oleh Reyhan, dia marah dan menuju parkiran motor. Melihat motor pespa pink yang sangat mencolok, dia tahu siapa pemiliknya.
Dia kemudian membuka sedikit baut yang terpasang di bagian depan motor itu dengan obeng yang dia temukan dibagian laci motornya. Tepatnya, bagian yang menghubungkan ban motor dengan tubuh motor. Sayangnya, kejadian itu tak ada yang melihatnya.
Vivi tidak menyangka, apakah itu yang menyebabkan Rahma kecelakaan, dan apakah benar kakaknyalah yang tak sengaja menabraknya karena motornya Rahma oleng. "Akh!, kalau benar begitu, berarti disini, akulah yang bersalah dan bukan kakak."
***next
Semoga secepatnya bisa update lagi.
Semangat 🌻
Gimana nih Thor?