Demi cita-citanya untuk bisa kuliah di Jakarta, Sella menumpang tinggal di rumah sang kakak. Disya sang kakak selalu sibuk dengan rutinitasnya sebagai wanita karier. Dia meminta Sella untuk mengurus kebutuhan Bagaskara sang kakak ipar, menggantikan peranan sang kakak.
Seiringnya waktu rasa cinta hadir di antara Sella dan Bagaskara. Bagaskara merasa kagum dengan sosok Sella, di tengah kemelut rumah tangga dengan Disya. Hingga akhirnya kejadian di suatu malam, mengubah segalanya. Disya marah besar dan mengusir Sella dari rumahnya membuat hubungan Kakak dan Adik terputus.
Siapakah yang akan Bagas pilih? Ikuti kisah perjalanan cinta mereka dalam karya "Terjerat Pesona Sang Kakak Ipar."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perdebatan
Bagas memilih menemui kedua orang tuanya lebih dulu. Dia meminta kedua orang tuanya untuk mendampingi dirinya untuk bertemu orang tua Disya. Bagas sudah menunjukkan bukti perselingkuhan Disya dengan Adit, dan yang patut di salahkan dalam hal ini adalah Adit. Karena sebelum kecelakaan, Disya sempat menghubungi Adit.
"Benarkan kata Mama, istri kamu itu enggak benar. Kamu saja yang terlalu baik, menuruti keinginan istri. Kalau Mama jadi kamu, sudah dari dulu Mama sudah meninggalkan istri seperti itu. Suami sudah baik banget, masih saja berselingkuh. Masih tak puas dengan punya kamu. Mama bersyukur akhirnya kamu bisa terbebas dari wanita itu. Pokoknya Mama enggak mau dengar, kamu kembali sama wanita yang bisanya menyusahkan kamu," cerocos sang Mama dan Bagas mengiyakan.
"Ma, nanti tolong bantu aku bicara sama Sella juga ya, jika nanti kita bertemu Sella," ujar Bagas.
"Iya, kamu tenang saja. Mama berharap, Sella bisa memaafkan kamu dan menerima cinta kamu," sahut sang mama.
Bagas beserta kedua orang tuanya baru saja sampai di rumah sakit. Sella pun baru saja sampai di rumah sakit, dengan diantar oleh Irwan. Sella memutuskan untuk menolak Irwan, karena dirinya butuh proses untuk menyakinkan dirinya. Dia takut, Irwan akan meninggalkan dirinya, jika dirinya sudah tak virgin. Lagi pula, Sella masih ingin sendiri dan fokus dengan kuliahnya.
"Sella? Siapa laki-laki di sebelahnya? Apa laki-laki itu kekasihnya Sella? Tidak, tidak mungkin! Sella tak pernah berhubungan dengan laki-laki mana pun," gumam Bagas dalam hati.
"Loh Gas, bukan itu si Sella? Tetapi dia kok sama laki-laki? Apa laki-laki itu, pacarnya di Sella? Lantas kamu gimana?" ujar sang mama.
"Entahlah Ma, nanti coba aku tanyakan sama Sella. Lebih baik kita sekarang segera masuk ke rumah sakit," ujar Bagas dan diiyakan oleh sang mama. Mereka bertiga bergegas untuk masuk ke dalam, segera menemui orang tua Disya.
Papanya Bagas menyarankan agar mereka tak membahasnya di rumah sakit. Pasti akan terjadi keributan. Pasti ada perasaan tak terima di hati orang tua Disya, saat Bagas memutuskan untuk tetap ingin berpisah dengan Disya.
"Akhirnya kamu datang juga. Kamu tahu tidak? Gara-gara kamu, kakak kamu kini terbaring lemah tak berdaya. Dia hampir saja kehilangan nyawanya, dan sekarang dia harus kehilangan rahim dan juga lumpuh," cerocos sang ibu.
Sella terkejut saat mendengar penuturan sang ibu tentang kakaknya. Dia merasa tak tega. Percakapan mereka harus terhenti, saat Bagas beserta kedua orang tuanya datang. Suasana tak seperti dulu, hubungan orang tua dan mantan mertuanya menjadi tak baik. Setelah mencium tangan kedua orang tua Bagas, Sella memilih untuk pergi meninggalkan mereka untuk berbicara dengan Irwan.
"Wan, makasih ya kamu sudah mengantarkan aku kesini dan memberi tumpangan di tempat kamu. Aku mohon banget, kali ini tak bisa melibatkan kamu dalam hal ini. Ini masalah pribadi keluarga aku soalnya," ujar Sella.
"Iya Sel, tenang saja. Gue tak masalah kok, yang penting lo baik-baik saja 'kan? Gue khawatir sama lo. Itu ibu lo 'kan? Mengapa dia bersikap seperti itu ke lo ya?" tanya Irwan.
"Sorry, aku tak bisa menjelaskan sekarang. Suasananya lagi tidak kondusif. Nanti aku jelaskan ya," ujar Sella dan akhirnya Irwan pamit pulang. Sejak tadi Bagas mencoba curi-curi pandang melirik ke arah Sella yang sedang mengobrol dengan Irwan.
"Bagaimana keadaan Disya, Bu? Apa Disya sudah membaik?" tanya Bagas basa-basi.
"Tadi dia sudah sadar, tetapi saat dirinya tahu tak memiliki rahim dan lumpuh. Disya jatuh pingsan lagi. Tadi dokter sudah menyuntikkan obat penenang, agar Disya bisa beristirahat," jelas sang mantan ibu mertua.
Sella terlihat diam, dirinya merasa bersalah. Jika kejadian malam itu tidak terjadi, kakaknya pasti tak akan seperti sekarang ini. Hal itu membuat Sella merasa benci dengan Bagas, bahkan Sella tak ingin melihat wajah Bagas. Bagas 'lah yang membuat dirinya berada di posisi saat ini.
"Aku yakin kalau saat ini pasti kamu sangat membenci aku, karena aku telah merenggut kehormatan kamu. Namun, aku tak akan tinggal diam, aku akan selalu berusaha untuk menaklukkan hati kamu," ucap Bagas dalam hati.Terlihat sekali kebencian di wajah Sella.
Bagas sempat menatap wajah mantan istrinya dari luar, ada perasaan tak tega di benaknya. Tetapi dirinya juga patut bahagia, dan apa yang dilakukan Disya sudah sungguh keterlaluan.
"Sebaiknya kita bicara di luar saja, banyak hal yang ingin aku sampaikan," ujar Bagas.
Bagas mengajak kedua orang tua Disya dan Sella ke tempat yang cukup nyaman untuk mengobrol. Pilihan Bagas jatuh ke sebuah saung yang menjual aneka macam makanan khas Sunda dan juga seafood. Suasana mobil terlihat hening, mereka sibuk dengan pemikirannya masing-masing. Kedua orang tua Disya ikut di mobil Bagas, Sella pun ikut bersama mereka.
"Aku kangen banget sama kamu Sel, rasanya aku ingin memeluk kamu. Maafkan aku ya yang telah membuat kamu kecewa. Semoga laki-laki itu bukan siapa-siapa kamu," ucap Bagas dalam hati.
Mereka kini sudah sampai di tempat yang mereka tuju. Bagas sengaja memesan tempat yang berada di paling pinggir. Bagas sudah memesan aneka macam makanan untuk mereka makan. Sejak tadi dia terus mencuri-curi pandang ke arah Sella. Namun, Sella selalu membuang muka.
"Dasar laki-laki, dulu tergila-gila sama Disya. Sekarang, bisa-bisanya tergoda sama si Sella," umpat kasar ibunya Disya. Dirinya merasa sangat kesal.
"Dimana tanggung jawab kamu? Apa kamu masih tega ingin menceraikan Disya, dalam kondisi seperti sekarang?" tanya Bu Yati membuka omongan. Kini menatap sinis ke arah Bagas. Tentu saja hal itu membuat sang ibu merasa tak suka.
"Iyalah, mau ngapain lagi di pertahankan wanita seperti dia. Suami sudah setia dan sempurna seperti itu, masih saja selingkuh. Lagi pula untuk apalagi, bukannya dia sendiri yang memilih selingkuh? Berarti dia sudah siap dong menanggung konsekuensinya," ujar mamanya Bagas, tentu saja dia akan membela anaknya.
"Kalian jangan menuduh gitu. Tak mungkin Disya seperti itu, saya mengenal sekali anak saya. Dia wanita baik-baik. Lagi pula dia sangat mencintai Bagas, tak mungkin dia mengkhianati Bagas. Bagas, kamu jangan asal bicara! Jangan hanya karena kamu menginginkan Sella, kamu tega mengadu domba Disya," sindir Bu Yati.
"Kami bukan hanya asal bicara, kami memiliki bukti yang membuat Disya tak bisa mengelak," sahut mamanya Bagas.
"Semua ini karena anak kurang ajar ini, yang tega merebut suami kakak sendiri. Dasar wanita penggoda! Kamu juga Bagas, cepat sekali kamu melupakan Disya," cerocos ibunya Disya dan Sella.
Sambil menunggu up, mampir yuk di karya author Chika Ssi