Meskipun Viona sudah punya tiga anak kembar dan tidak tahu siapa ayah dari anak-anaknya itu, tetapi dia juga tidak ingin menjadi kekasih gelap seseorang.
namun pekerjaannya mengharuskan viona selalu dekat dengan pria itu, sangat sulit baginya untuk menghindar.
Apalagi kejadian di masa lalu telah menjatuhkan reputasi viona sehingga dia bukan lagi nona besar dari keluarga Harris
Rintangan demi rintangan viona lalui, namun apa viona mampu melalui semua rintangan itu?
sebenarnya siapa pria yang bener-benar viona cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Oktaviani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Di Jambret
Kemudian Viona berjalan masuk ke dalam rumahnya dan mendapati ketiga anaknya itu sedang berada di ruang tamu, mungkin mereka sedang menunggunya.
Kedua putranya sedang mengerjakan PR mereka sementara gadis kecilnya sedang bermain dengan boneka barbienya, begitu melihat Viona sudah pulang Felicia langsung berlari ke arahnya.
" Mami, ke mana saja kamu semalam? Coba mami ceritakan padaku dengan jujur! "
Kedua tangan mungilnya yang di tolak kan ke pinggangnya itu membuat Viona merasa sangat gemas sekali, benar-benar sangat imut sekali.
Kemudian Viona menyentuh wajah kecil Felicia sambil berkata, " Maafkan mami sayang, kemarin mobil mami pecah ban jadi mami tidak bisa pulang semalam sehingga mami menginap di rumah teman mami. "
Felicia mencemberut kan bibirnya dengan marah,
" Teman mami itu Laki-laki atau perempuan? "
Kedua kakaknya pernah bilang bahwa perempuan dan laki-laki tidak boleh bermalam bersama, dia ingat dengan ucapan kakaknya itu jadi dia juga tidak mau maminya melakukan hal itu.
Viona berpikir sejenak kemudian berkata, " Perempuan, dia adalah seorang wanita yang sudah tua dan dia juga baik sekali. "
Mendengar bahwa itu adalah wanita tua membuat Felicia berfikir sejenak.
" Oohh.. Baiklah kalau dia perempuan, lain kali mami tidak boleh menginap lagi, Oke? "
" Baiklah, baiklah mami janji tidak akan mengulanginya lagi. "
Viona tahu kalau dia sudah berhasil melewati interogasinya, meskipun apa yang dia katakan agak sedikit melenceng namun tentang wanita tua yang dia bicarakan itu memang ada di sana.
Kemudian Viona berjalan ke kamarnya untuk mandi, setelah selesai mandi dia mengunakan pakaian rumahan yang membuatnya merasa nyaman.
Semalam dia tidak mandi sehingga benar-benar membuatnya merasa tidak nyaman.
Lalu dia mengambil ponselnya dan melihat emailnya apakah ada balasan atau notifikasi yang mengabarkan kalau dia di panggil untuk wawancara.
Jelas-jelas dia sudah mengirimkan surat lamaran yang begitu banyak sehingga tak terhitung jumlahnya, namun mengapa dia hanya menerima satu balasan saja untuk pergi wawancara kerja?
Dia merasa agak heran apalagi panggilan untuk wawancara itu dari rumah sakit hewan.
Dia benar-benar tidak mengerti, kenapa susah sekali mencari pekerjaan!
Sudahlah untuk saat ini dia akan membiarkan panggilan wawancara itu dan menunggu hingga minggu depan untuk melihat apakah ada panggilan wawancara lagi dari perusahaan lainnya.
Tiba-tiba Felicia masuk ke dalam kamar Viona dan bersandar ke tubuhnya.
" Mami, aku ingin pergi bermain ke Squerland untuk bermain di sana! aku merasa sangat bosan sekali, Ayo mami kita pergi kesana. "
Mata kecilnya yang terus menatap ke arahnya dengan penuh harapan, meskipun dia tidak banyak uang untuk saat ini namun Viona tidak ingin mengecewakan putri kecilnya ini.
" Iya, iya anak cantik mami kita pergi sekarang saja yah? Mami mau berganti pakaian dulu dan kalian juga bersiap-siaplah. Kamu juga pergi beritahukan kepada kedua kakakmu itu kalau kita mau jalan-jalan. Oke? "
Viona mengusap-usap wajah kecil Felicia lalu pergi ke lemari untuk mengambil beberapa pakaian.
" Oke mami. "
Begitu selesai menjawab Felicia langsung berlari keluar sambil berseru,
" Kak Fedric, kak Felix kita akan pergi keluar untuk bermain. Cepatlah kalian bersiap-siap! "
Mendengar suaranya yang begitu riang dan bahagia membuat Viona tak tahan untuk tersenyum, beginilah anak-anak hal-hal kecil seperti ini saja sudah bisa membuat mereka merasa sangat bahagia sekali.
Dia berharap ketiga anaknya bisa selalu bahagia seperti itu!
Bibi Rosa tidak ikut pergi bersama mereka, Viona membawa ketiga anaknya itu pergi ke City Squerland itu adalah pusat perbelanjaan.
Dulu saat Viona masih merupakan nona besar dari keluarga Hariss, dia sering datang kesini untuk berbelanja.
Di dalam mobil, Fedric bertanya dengan dingin.
" Mami, siapa yang meminjamkan mobil ini kepadamu? "
Mobil maminya itu memang sudah seharusnya diganti karena tingkat keamanannya yang terlalu rendah, keterampilan mengemudi maminya juga tidak terlalu baik dan itu yang membuat mereka khawatir.
Viona memutar matanya, dia tidak berani mengatakan yang sebenarnya kepada anak-anaknya ini.
" Nenek yang baik hati itu yang meminjamkannya padaku! "
Felicia mengangguk, " Ohh.. Dia sungguh baik sekali kepada mami. Lain kali ajak dia ke rumah untuk makan malam saja? "
" Iya, lain kali akan mami akan membawa dia Ke rumah untuk makan malam sebagian ucapan terima kasih padanya. "
Begitu sampai ke City Squerland, mereka berempat langsung naik lift dan menuju area bermain anak yang ada di lantai 5.
Viona membiarkan mereka bermain di dalam sana lalu membiarkan Fedric dan Felix untuk mengawasi adik mereka, kemudian dia pergi ke pegadaian dia lantai 7 untuk menanyakan berapa harga cincinnya itu.
Kalau bisa di gadaikan dengan harga $500 ribu dolar maka dia tidak perlu lagi meminjam uang kepada saudara Rojer.
Di sisi lain...
Evelin dan Nenek Rebecca baru saja tiba di City Squerland dan mereka sedang berada di eskalator untuk naik ke lantai 6, ketika nenek Rebecca melihat ke area bermain anak-anak dia melihat kedalamnya.
Di usia nya ini dia sangat ingin sekali menggendong seorang cicit, namun pernikahan Alex tidak pernah terjadi jadi dia hanya bisa membayangkannya saja.
Tiba-tiba matanya berbinar, bagaimana mungkin dia melihat ada dua anak laki-laki kecil yang tampak sangat persis sekali dengan Alex di waktu kecilnya?
Begitu nenek Rebecca sampai di lantai 6 lalu dia buru-buru turun lagi menggunakan lift, para pelayan fan Evelin langsung merasa panik.
" Nyonya Rebecca, anda mau pergi kemana? "
" Nenek, pelan-pelan! "
Keduanya saling mengejar sedangkan nenek Rebecca melihat sekeliling lantai 5 itu namun tidak dapat menemukan kedua anak tersebut.
Lalu dia berdiri di sana dengan rasa kecewa sehingga para pelayan dan Evelin dapat mengejarnya.
" Nyonya, jalannya pelan-pelan saja kenapa harus berlari seperti tadi? Nanti nyonya bisa jatuh. "
Salah satu pelayan buru-buru memeganginya karena takut kalau nyonya tua akan pergi lagi.
Nenek Rebecca menghela nafas pelan, dia benar-benar sudah gila karena terlalu menginginkan seorang cicit.
Ketika melihat anak yang mirip dengan Alex, dia bertanya-tanya dalam benaknya apa mungkin itu adalah anak Alex yang tidak diketahui?
Semakin di pikirkan semakin nenek Rebecca merasa aneh dan ada hal yang tidak benar dalam hal ini, rasanya terlalu konyol sekali kalau anak secerdas Alex tidak tahu bahwa dia telah menghamili anak gadis orang.
Selama bertahun-tahun dia tidak pernah memiliki hubungan dengan seorang wanita mana pun, satu-satunya wanita yang dekat dengannya hanya Viona saja tetapi sayangnya wanita itu sudah mempunyai anak.
Siapapun tidak ada yang ingin cucunya sendiri menikah dengan wanita yang sudah memiliki anak, apalagi Alex adalah pria yang sangat hebat.
Evelin tersenyum lalu berkata, " nenek, apa kamu merasa lelah? Bagaimana kalau kita pergi menikmati Greentea yang terkenal enak itu? "
Saat ini nenek Rebecca sudah tidak punya untuk pergi berbelanja, dia merasa sedikit tidak nyaman saat memikirkan pernikahan cucunya ini yang belum juga terlaksana sementara suaminya masih saja belum sadarkan diri hingga sekarang.
" Tidak usah, kita pulang saja! "
Dia berbicara dengan datar, lalu pelayan menelpon sopir untuk menjemput mereka di depan lobby.
Evelin masih tampak sedikit bingung namun dia juga tidak berani mengatakan apa-apa, dia hanya bisa mengikuti nenek Rebecca kembali pulang ke rumah keluarga Brama.
........
Viona sedang pergi ke toko pegadaian di lantai 7 kemudian dia mengeluarkan cincin itu dan bertanya,
" Berapa nilai harga untuk cincin ini? "
Dia sudah memeriksa di internet dan menemukan bahwa berlian seperti ini ternyata sangat berharga, jadi cincin itu bisa bernilai sekitar $1 juta dolar walaupun cincin ini bekas.
Pegawai pegadaian itu mengambil cincinnya dan melihatnya di bawah cahaya biru, kemudian dia berbicara kepada bos yang ada di dalam untuk seberapa saat dan bosnya keluar untuk berbicara kepada Viona.
" Nona, ini hanya seharga $300 ribu dolar saja! "
Viona menggelengkan kepalanya, " Tidak, $500 ribu dolar. "
Penjaga toko itu melirik ke cincin itu lalu berkata, '' Kalau begitu kami tidak bisa menerimanya! Anda silakan mencari toko lain saja. "
Viona memegang cincin itu di tangannya, dia sangat yakin sekali kalau harga cincin itu bisa sekitar $1 juta dolar.
Bagaimana bisa orang-orang ini hanya memberikan harga $300 dolar? Dia tidak bodoh, orang-orang ini hanya ingin menawar dengan harga yang sangat murah saja.
Jadi dia bangkit berdiri lalu meninggalkan tempat pegadaian itu dan berjalan ke arah lift, sebenarnya di saat dia berada di masa yang paling sulit pun dia sama sekali tidak berencana untuk menjual atau mengadaikan cincin ini.
Namun kali ini saat melihat Gebby dan Mimy yang begitu kasihan sehingga dia ingin sekali membantu mereka, dia merasa bahwa menyelamatkan sebuah nyama itu lebih penting daripada menunggu si bajingan itu datang mencarinya.
Dan setelah menunggu selama bertahun-tahun, pria brengsek itu tidak juga datang menemuinya, sehingga setelah melewati 6 tahun ini yang tertinggal di hati Viona hanyalah rasa benci yang teramat sangat.
Itu sebabnya dia berencana datang ke sini untuk menjual cincin ini, dia bersiap pergi ke toko pegadaian lainnya untuk mendapatkan penawaran yang lebih tinggi.
Namun ketika dia baru saja akan memasukkan cincin itu ke dalam tasnya, tiba-tiba seseorang berlari melewatinya dan merampas cincin itu dari tangannya.
Viona langsung berlari mengejarnya, namun dia memakai sepatu hak tinggi sehingga membuat kakinya terkilir dan tidak bisa mengejarnya.
Dia sangat marah sekali sehingga menangis karena itu adalah barang yang bisa menyelamatkan nyawa Mimy, penjambret itu benar-benar sangat keterlaluan sekali.
Begitu mendengar teriakkan nya yang meminta tolong karena telah di jambret, langsung banyak orang yang datang untuk mengerumuninya.
Satpam juga ikut datang dan membawanya ke ruang keamanan kemudian memeriksa rekaman CCTV untuk mengindentifikasi orang yang merampas cincin itu.
" Nona, kami sudah mengidentifikasi wajah jambret itu dan akan menyerahkannya kepada polisi, kami akan menghubungimu lagi begitu kami sudah menemukan orang ini. "
" Baik terima kasih pak, tapi saya mohon untuk segera menangkap orang itu soalnya barang yang dia ambil adalah barang saya yang sangat berharga sekali. "
" Baik, nona jangan khawatir kami akan bekerja dengan semaksimal mungkin. "
" Kalau begitu saya permisi dulu, nanti kalau ada kabar langsung segera hubungi saya yah pak! Ini nomor hp saya. "
Viona menulis nomor hpnya di kertas lalu memberikannya kepada satpam itu, semoga saja si penjambret itu belum menjual cincin itu.
Viona berjalan tertatih-tatih ketika keluar dari ruang keamanan, dia merasa sangat apes sekali.
Di pusat perbelanjaan seperti ini pun masih saja ada penjambret! Ini benar-benar sangat luar biasa sekali.
Dia benar-benar tidak habis pikir bagaimana pengamaman disini bekerja sampai-sampai ada penjambret berkeliaran di Mall ini? Sungguh buruk sekali pengamanan di Mall ini.