Novel kedua dari kisah 4 sahabat
Ciuman pertamanya direnggut paksa oleh pria arogan yang sangat menyebalkan dan sebuah jebakan membuatnya kembali terjerat dalam kungkungan pria itu.
Ciuman pertama dan mahkotanya didapat pria itu sedangkan dia terikat sumpah pada pria lain. Di belakang itu semua, seorang pencuri berinisial V membuat kekacauan besar dalam perusahaan si pria
"Pencuri sialan.Kau pembuat masalah besar, akan kutangkap dirimu segera" Marcel Raveno
"Tidak bisa, satu-satunya pria yang bisa kunikahi hanyalah Markus, karena dialah sumber sumpahku" Vika Amanda Deaner
"Kau akan hancur Marcel. Aku muak selalu jadi nomor dua, saatnya dirimu berada dibawahku" Markus Turner
"Kau semakin mempesona Marcel, menyesal dulu aku mengkhianatimu demi Markus" Silvina chader
Hanya sebuah cerita ringan buat selingan hari
Kisah sahabat pertama ada dalam novel berjudul the grudge love
ini novel keduanya dari kisah mereka masing-masing
Special story for Maulidawati dan Melisabi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farhati fara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Ternyata sebrengsek itu
Melangkah tenang memasuki sebuah restoran yang akan menjadi tempat dirinya bertemu dengan mantannya, Marcel tersenyum sinis saat melihat Vina tampak begitu senang dengan ajakan dirinya untuk bertemu
" Marcel" serunya saat melihat Marcel mendekat pada mejanya sedang yang dipanggil namanya hanya mengangkat alis mengiyakan. Sungguh, dirinya merasa begitu jijik pada wanita didepannya saat ini
" Duduklah" ujar Marcel seraya mendudukkan dirinya di kursi depan Vina yang berdiri menyambut Marcel
" Baiklah. Ada apa kamu mengajakku bertemu?" tanya Vina dengan suara dibuat semanja mungkin persis seperti saat dirinya masih menjalin hubungan dengan Marcel. Jika dulu Marcel akan selalu luluh dengan suara itu tapi tidak untuk sekarang, nada suara itu begitu dibencinya. Vina berpikir Marcel mengajaknya bertemu untuk meminta agar dirinya mau kembali pada Marcel. Pria itu tersenyum menatap sinis pada Vina
" Apa kamu punya tebakan bagus untuk alasanku?" Marcel balik mengajukan pertanyaan
" Ya, mungkin kamu ingin aku kembali padamu" Marcel ingin sekali tertawa dengan jawaban over percaya diri itu
" Maaf harus mengecewakanmu, tapi aku tidak tertarik pada barang bekas dan tujuanku disini adalah untuk ini" Marcel mengeluarkan dua buah foto sebagai perbandingan antara Vina sama pencuri V. Wanita itu menatap kedua gambar itu dimana salah satunya adalah gambar dirinya sendiri
" Apa maksudnya ini?" tanya Vina bingung, Marcel kembali menampilkan senyum muak dengan akting mantannya itu
" Tidak perlu berlagak tidak tahu didepanku Vina. Kau pasti tahu maksudku bukan"
" Aku benar-benar tidak tahu Marcel. Apa yang kamu maksud?"
" Baiklah, akan kuberitahu. Kau bukan yang mencuri barang-barang perusahaanku untuk kekasihmu Markus" Vina melongo mendengar tuduhan itu
" Apa Marcel sudah tahu?" batinnya bertanya, Vina mulai ketakutan jika benar dia ketahuan mencuri dari perusahaan Marcel.
" Itu benar kau bukan?" Marcel tersenyum sinis saat melihat ketakutan di wajah Vina yang berarti wanita itu menyembunyikan sesuatu
" A-aku...aku tidak melakukannya" Vina masih mencoba membantah hingga tatapan muak dilayangkan Marcel
" Kau bisa membantahnya sekarang tapi ingat Vina. Bangkai tidak selamanya dapat kau tutupi karena baunya pasti akan menyebar" ujar Marcel lalu meraih kembali foto-foto didepan Vina dan beranjak dari duduknya
" Selamat menikmati hari indahmu dan kusarankan agar kau sedikit berhati-hati mulai sekarang" Marcel melempar senyum dinginnya dan melangkah pergi meninggalkan Vina yang masih gemetaran ketakutan, dia akan benar-benar hancur jika Marcel sadar dengan apa yang telah di curinya dari pria itu
" Tidak, Marcel tidak boleh mengetahuinya. Aku harus segera menaklukannya, aku masih menginginkannya" lirih Vina menatap punggung lebar Marcel yang menjauh lalu menghilang masuk kedalam mobilnya
🍀🍀🍀
Rasa pegal menjalari tubuhnya, walau berat Vika tetap memaksakan tubuhnya bangkit dari tempat tidur, semua kelelahan yang dirasa oleh tubuhnya tentu saja akibat ulah suami mesumnya. Vika tidak pernah menyadari kalau pria seperti Marcel ternyata sangat hyper. Tatapan matanya jatuh kesamping ranjangnya dimana Marcel tidur semalam setelah ritual mereka dan pagi-pagi sekali pria itu sudah bangun setelah memberikan beberapa kecupan pada wajahnya dan mengusap perut ratanya dengan beberapa untaian kata yang tidak didengar jelas oleh Vika, karena dirinya terlalu lelah walau hanya untuk membuka matanya, dan kini dirinya malah bangun kesiangan
" Dasar suami maniak" desisnya saat rasa nyeri kembali menyerang pinggang bawahnya. Vika mengusap perutnya lembut, setidaknya pria itu masih memperhatikan kandungannya
" Semoga kamu tumbuh dengan baik ya nak dan jangan sampai kamu menuruni sifat papamu yang mengerikan" ujar Vika pelan sembari tersenyum mengelus perut ratanya
Suara bising dari ponselnya membuat Vika mengalihkan tatapannya ke atas nakas, dilihatnya nama si penelpon
" Markus" gumamnya pada nama yang sudah hampir dilupakannya dua minggu ini. Markus menghubungi ponselnya tapi bukan pada nomor dirinya melainkan nomor identitasnya yang lain
" Iya" jawab Vika memilih mengangkat telpon itu
" Dimana kamu? Kenapa sulit sekali untuk menghubungimu saat ini" tanya suara Markus di seberang
" Maaf, aku memilih untuk berhenti saat ini"
" Berhenti" terdengar nada terkejut Markus " Kau pasti bercandakan, padahal aku sudah mempunyai tugas baru untukmu"
" Aku serius, aku berhenti dan kamu pun tidak memenuhi bayaran yang ku minta bukan" kata Vika memukul telak Markus diseberang
" Aku hampir saja mendapatkannya tapi pria sialan itu menggagalkan semua rencanaku" jelas Markus mulai terlihat kesal
" Pria sialan! Siapa?"
" Siapa lagi. Marcel Raveno. Dia yang menjadi dasar masalahnya padahal malam itu aku hampir saja mendapatkan wanita itu" mata Vika membulat mendengar ujaran itu
" Memang apa yang kamu lakukan"
" Ya apalagi, aku mendengarkan anjuranmu untuk mendapatkannya. Aku memberinya obat malam itu tapi dia malah lompat ke apartemen bawah yang merupakan apartemen pria sialan itu" jelas Markus dengan lancar sedang Vika sudah mulai mengerti akan keadaan yang dirasanya malam itu. Pantas saja dirinya merasa aneh dengan tubuhnya saat kejadian dirinya dengan Marcel
" Hey, kau mendengarnya tidak?" ujar Markus terdengar kesal saat tidak ada tanggapan dari lawan bicaranya
" Iya aku mendengarnya tapi untuk saat ini aku benar-benar ingin berhenti jadi, tunggu saja sampai aku kembali" Vika tidak tahu harus mengatakan apalagi saat fakta bahwa Markus ternyata pria sebrengsek itu tapi dia juga terikat sumpah dengan pria itu dan membuatnya tidak bisa sembarangan mengumpati pria itu sekarang apalagi dirinya juga sudah melanggar sebagian ikrar sumpahnya dengan menikah dengan pria lain dan berhubungan dengan pria itu
" Tidak bisa seperti itu, kamu harus membantuku saat ini. Pria sialan itu ternyata diam-diam mengeluarkan produk baru. Aku akan membayar berapapun yang kamu inginkan" pinta Markus berharap
" Aku tidak bisa. Maaf" tut...Vika langsung memutuskan panggilan setelah mengucapkan kata itu, dia tidak ingin lagi mendengar suara yang belakangan ini sangat tidak disukainya
Perlahan Vika bangkit dari ranjang sembari meringis pelan memegang pinggangnya, suaminya benar-benar maniak sialan dalam hal ranjang terbukti dari tubuhnya yang pegal di semua bagian. Bagaimana dia bisa menjalankan misi yang Markus mau jika kondisi tubuhnya seperti ini apalagi dirinya lagi mengandung
Vika turun menuju dapur saat perutnya berbunyi minta di isi apalagi tenaganya sudah terkuras habis semalaman. Dia melihat para pelayan yang berbisik-bisik sembari mencuri-curi pandang padanya. Vika memandang tubuhnya dan tidak menemukan hal aneh apapun dengan penampilannya hingga beberapa detik kemudian dia baru menyadari kondisi lehernya yang penuh dengan tanda merah ulah suami mesumnya, dia lupa mengoleskan foundation tadi untuk menutupi tanda sialan itu
" Marcel sialan" gumamnya pelan dengan wajah memerah malu. Dia sudah menjadi bahan ghibahan pelayan di hari pertamanya di rumah itu
Di seberang Markus mengeram marah saat semua rencananya tidak lagi berjalan sesuai dengan keinginannya apalagi kini orang andalannya ingin berhenti yang tentu saja membuatnya semakin berang. Dia begitu terobsesi pada kemenangan dan ingin menghancurkan Marcel
.
.
.
Kritik dan saran diharapkan🙏🙏
semangat tuk lanjutkan cerita yg lain kak...
di tunggu kisah dylan sandara thor🤗🤗semngat👍💪😘