Sadiyah, seorang gadis yatim piatu, terpaksa harus menerima perjodohan dengan cucu dari sahabat kakeknya. Demi mengabulkan permintaan terakhir sahabat kakeknya itu, Sadiyah harus rela mengorbankan masa depannya dengan menikahi pria yang belum pernah ia temui sama sekali.
Kagendra, pengusaha muda yang sukses, terpaksa harus menerima perjodohan dengan cucu dari sahabat kakeknya. Disaat ia sedang menanti kekasih hatinya kembali, dengan terpaksa ia menerima gadis pilihan kakeknya untuk dinikahi.
Setelah pernikahan itu terjadi, Natasha, cinta sejati dari Kagendra kembali untuk menawarkan dan mengembalikan hari-hari bahagia untuk Kagendra.
Apakah Sadiyah harus merelakan pernikahannya dan kembali mengejar cita-citanya yang tertunda? Akankan Kagendra dan Natasha mendapatkan cinta sejati mereka?
Siapa yang akan bersama-sama menemukan cinta sejati? Apakah Sadiyah dan Kagendra? Ataukah Natasha dan Kagendra?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raira Megumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Pertemuan
“Kurang aj*r! ketuk pintu dulu kalau mau masuk. Jangan…..” kata-kata Kagendra tergantung di udara melihat wajah Sadiyah yang memerah.
“sial*n.” rutuknya.
“Maaf, kalau saya kurang sopan. Ini saya bawakan bekal makan siangnya.” Sadiyah meletakkan rantang makanan di atas meja. Beruntung ia tidak menjatuhkan rantang makanannya setelah melihat hal yang tidak senonohnya yang dipertontonkan suaminya dan seorang wanita, entahlah siapa wanita itu. Sadiyah belum pernah melihat wajah wanita dengan tubuh seksi yang dibalut dengan pakaian nan elegan.
“Permisi, Assalamu’alaikum.” Sadiyah segera berlalu setelah meletakkan rantang makanan tersebut.
Sepanjang perjalanan pulang, bibir Sadiyah tak berhenti merapalkan istighfar dan kalimat-kalimat dzikir lainnya untuk memadamkan bara api yang memanas di dalam hatinya.
“Astaghfirulloh…astaghfirulloh….apa yang tadi aku lihat itu?” Sadiyah merasa ngeri mengingat adegan yang dilihatnya tadi.
Sesampainya di unit apartemennya, Sadiyah segera mengambil wudhu dan sholat. Ia memohon diberikan kekuatan pada Yang Kuasa agar ia bisa meredakan emosinya yang menggelegak bergemuruh di dalam dadanya.
Setelah selesai sholat dzuhur, Sadiyah mengambil nasi dan lauk pauknya untuk ia makan.
“Sabar juga butuh energi.” teriak Sadiyah meluapkan emosinya. Ia habiskan nasi dan lauk pauk yang diambilnya tadi dengan cepat.
*************
Flashback.
Malam sebelumnya…..
Sayang, aku sudah ada di Indonesia. I miss you so much. I love you babe….
Kagendra menerima sebuah pesan teks lagi dari Natasha yang mengabarkan bahwa dirinya sudah kembali ke tanah air dan akan menemuinya dengan segera.
Kagendra memilih untuk mengabaikan pesan tersebut dan tidak membalasnya.
Pagi hari, ketika Kagendra baru saja sampai di kantornya. Terdengar notifikasi pesan dari ponselnya.
Sayang….kenapa kamu tidak membalas pesanku. Kamu baik-baik saja kan. Siang ini aku akan menemui kamu. Kamu ada di kantormu kan?….love you babe….
Lagi-lagi Kagendra memilih untuk mengabaikan pesan tersebut dan tidak membalasnya.
Jam menunjukkan angka sebelas, Kagendra masih asyik berkutat dengan berkas-berkas pekerjaannya.
Rudi, sekertarisnya mengetuk pintu ruangannya.
“Permisi, Pak. Ada tamu untuk anda. Apakah anda akan menerimanya?” tanya Rudi.
“Siapa, Rud?” Kagendra balik bertanya.
Sebelum Rudi sempat menjawabnya, seorang wanita dengan tubuh seksinya menyeruak masuk ke dalam ruangan Kagendra dengan tidak mengindahkan tata krama.
“Sayang…..kenapa sih kamu kejam sama aku. Pesan aku gak pernah kamu balas. Kamu marah sama aku?….” rajuk wanita itu.
“Tasha.” seru Kagendra kaget.
“I miss you, babe….” Natasha mendekat ke arah Kagendra dan langsung memeluknya dengan erat sambil mencium bibir Kagendra.
“Do you miss me, babe?” tanya Natasha manja setelah ia melepaskan ciumannya.
“Mau apa kamu kesini?” tanya Kagendra geram sambil menyusut bekas lipstik Natasha yang menempel di bibirnya.
“I miss you so much. Apa salah kalau aku datang ke sini karena merindukan kamu. Sangat merindukan kamu.” jawab Natasha dengan suara yang masih terdengar manja.
Kagendra menghela nafasnya dengan kasar. Tidak bisa ia pungkiri kalau hatinya masih untuk Natasha. Suara dinginnya hanya untuk menutupi rasa yang masih ia miliki untuk kekasih hatinya itu.
“Maafkan aku karena telah membuat kamu menunggu begitu lama.” Natasha meminta maaf.
Kagendra memalingkan wajahnya untuk menunjukkan rasa marahnya pada wanita itu.
Tangan Natasha menangkup wajah Kagendra dan mengarahkannya agar ia bisa menatap wajah pria yang sangat dirindukannya itu.
“Jangan marah sayang. Sekarang aku sudah ada di sini. Hadir seutuhnya hanya untuk kamu seorang.” Natasha menatap langsung pada manik pria yang dicintainya itu.
Hati Kagendra mulai melembut melihat tatapan Natasha yang menusuk sampai jantungnya.
Natasha memeluk Kagendra dan menempelkan wajahnya di dadaa Kagendra.
Tangan Kagendra mulai bergerak untuk membalas pelukan Natasha.
“I miss you so much, my love.” lirih Natasha sambil menciumi dadaa Kagendra yang masih terbalut kameja putihnya.
“I miss you, too” balas Kagendra sambil menciumi puncak kepala Natasha. Wangi rambutnya masih sama seperti wangi empat tahun yang lalu.
“Bagaimana studi kamu?” tanya Kagendra tiba-tiba.
“Aku sudah berhasil menggapai cita-citaku. Sekarang saatnya aku menyerahkan diriku seutuhnya hanya untuk kamu.” desah Natasha.
Kagendra duduk di kursinya dan diikuti oleh Natasha yang duduk di pangkuan Kagendra.
Natasha mengalungkan tangannya di leher Kagendra dan Kagendra memeluk pinggang Natasha dengan erat. Ia lupa bahwa sekarang ini ia adalah suami dari Sadiyah. Gairahnya telah membutakan akal dan perasaannya.
Natasha mulai menempelkan bibirnya yang berwarna merah menyala itu di atas bibir Kagendra. Diawali dengan ciuman yang ringan dan dilanjutkan dengan ciuman yang panas dan mendalam. Kedua insan itu meluapkan kerinduan mereka melalui ciuman maha dahsyat yang berlangsung cukup lama. Mereka melepas ciuman mereka hanya untuk menarik nafas sekejap. Selanjutnya mereka meneruskan ciuman panas mereka.
Natasha semakin mengeratkan pelukan tangannya pada leher Kagendra. Begitupun Kagendra yang menarik tengkuk Natasha untuk semakin memperdalam ciuman mereka.
Tanpa melepaskan ciumannya, tangan Kagendra beralih mengelus punggung Natasha yang sedikit terbuka. Tangannya menyelesup ke balik dress terusan yang dikenakan Natasha. Api gairah semakin menyala memanaskan ciuman lama dan dalam mereka.
“Astaghfirulloh….” terdengar suara Sadiyah yang terkejut menatap Kagendra dengan pandangan yang nanar.
“sial*an” geram Kagendra merasa kesenangannya terganggu dengan kedatangan yang ia anggap salah seorang staffnya.
Kagendra melepaskan ciuman panasnya dengan Natasha dan berniat untuk memarahi staf yang berani masuk ke ruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
“Kurang aj*r! ketuk pintu dulu kalau mau masuk. Jangan…..” kata-kata Kagendra tergantung di udara melihat wajah Sadiyah yang memerah.
“sial*n.” rutuknya.
Flasback end
******************
semangat